lost_angel Publish time 22-5-2007 09:58 PM

Reply #74 NickyAzrai's post

thanks nicky

aku tgh list down buku2 yg aku nak beli
nanti aku gi minerva tu aku borang sekotak buku ;P

NickyAzrai Publish time 22-5-2007 10:47 PM

Reply #75 lost_angel's post

mangaai sampai sekotak
buku ape yg ko nak beli
:lol:

lost_angel Publish time 24-5-2007 06:50 PM

Reply #76 NickyAzrai's post

aku nak cari semua buku hamka, shahnon ah,ad, dan novel creative yang lain
byk boleh save kalau beli kat minerva ;P

NickyAzrai Publish time 28-5-2007 12:22 PM

Reply #77 lost_angel's post

beli jgn tak beli
senyum lebarlah boyfriend aku
ko masuk kedai dia bawak kotak
:lol:
20% diskaun sapa nak bagi
:D

blOOpBloop Publish time 28-5-2007 04:48 PM

ayat-ayat cinta ni aku baca kena habiskan satu2 bab..
abis satu bab berenti..abis satu bab berenti..
mana tak nye..meleleh je air mata..
feeling sgt kot..
hehehe

blOOpBloop Publish time 28-5-2007 04:56 PM

ayat-ayat cinta ni aku baca kena habiskan satu2 bab..
abis satu bab berenti..abis satu bab berenti..
mana tak nye..meleleh je air mata..
feeling sgt kot..
hehehe

NickyAzrai Publish time 29-5-2007 01:01 PM

Reply #80 blOOpBloop's post

bab last sekali
sure ko banjir kan
;P

lost_angel Publish time 29-5-2007 07:11 PM

ayat2 cinta ni aku tak baca pun lagik, tapi member dah citer..
tak best pulak rasa nak baca dah tau ending :L

mardhiah12 Publish time 30-5-2007 11:25 AM

pustaka mukmin ada ke buku2 baru habiburahman? tak sabar rasanya nak cekau, kalau ada :P

angel, rugi ooo kalau tak baca buku ayat2 cinta..aku rasa mcm a samad said ckp ler, kalau tak baca, macam terlepas sesuatu tau..

mardhiah12 Publish time 30-5-2007 11:28 AM

Reply #71 limau_nipis's post

limau, hangpa bagi nama baby fahri, dah habis ke baca buku AAC tu? :lol:

lost_angel Publish time 30-5-2007 01:29 PM

Reply #83 mardhiah12's post

alamak... rugi ker kalau tak baca?
aku pinkam member puny ajer la dulu :lol:

limau_nipis Publish time 30-5-2007 04:37 PM

Reply #84 mardhiah12's post

lom agik, sibuk masuk forum cari ;P ;P ;P

lost_angel Publish time 30-5-2007 11:33 PM

baru beli Pudarnya Pesona Cleopatra\.. nipis jer bukunya
nak baca esok :D

A380 Publish time 31-5-2007 09:18 PM

Aku baru beli AAC ni + pudarnya pesona cleopatra.

Tapi entah bila akan baca. Mood malas membaca melanda, tapi membeli buku tiap2 bulan tu wajib ;P

A380 Publish time 1-6-2007 06:28 PM

Sudah khatam Pudarnya Pesona Cleopatra.

Touching & superbly written. Org rumah aku sedu sedan membaca.

Two thumbs up.

Looking forward to AAC, mungkin weekend ni akan mula baca.

Terima kasih atas review anda semua, kalau tak mmg tak tau wujudnya buku2 el shirazy ni. Such a young but seasoned writer.

lost_angel Publish time 5-6-2007 10:17 PM

aku pun dah khatam pudarnya pesona cleopatra
aku suker 2nd cerpen, kisah niyala dgn faiq...

mengalir jugak airmata aku baca buku nih... tulisannya mmg menyentuh jiwa

mardhiah12 Publish time 8-6-2007 02:43 PM

baru khatam buku pudarnya pesona cleopatra. 2 mini novel, sekejap je habiskan.
mengalir air mata baca cerita pertama - betapa utuhnya cinta raihana pada suaminya. ending dia yg buat aku nangis...

NickyAzrai Publish time 9-6-2007 05:01 PM

Reply #91 mardhiah12's post

ending yg bagus sekali bg org yg tak de hati cam suami Raihana tu
hati dia rasa bersalah sgt lepas baca surat Raihana
bila dah sedar & nak minta maaf
dah terlambat...

mardhiah12 Publish time 11-6-2007 11:29 AM

Interview dengan Habiburrahman El Shirazy

Minggu, 19 Maret 2006
Habiburrahman El Shirazy
Obat Rindu untuk Kairo
                                                               
Ketikaitu 23 Mei 2003. Saat pulang dari Semarang untuk kembali mengajar diMAN I Yogyakarta, Habiburrahman El Shirazy mengalami musibah kecelakaandi Sleman hingga mengalami patah tulang kaki kanan. Setelah sempatdirawat selama sembilan hari di RS Panti Rapih, Yogyakarta, akhirnyadia dibawa pulang ke Bangetayu Wetan, Semarang, untuk berobat jalan.

Selamapemulihan di Semarang ini, hari-hari pria kelahiran Semarang, 30September 1976 yang akrab dengan sapaan Kang Abik ini dilalui layaknyadalam `penjara rumah', terkungkung. Praktis dia tidak bisa ke mana-mana dalam kondisi sakit.

''Alhamdulillah,buku-buku yang saya bawa dari Kairo semua sudah ada di rumah diSemarang. Buku-buku itulah yang menjadi teman saya. Dalam kondisiseperti itu, saya merasakan kerinduan kepada Kairo,'' ujarnya.

Ketikakerinduan itu tak terbendung lagi, dia pun teringat pada sebuah cerpenyang pernah ditulisnya saat musim panas di Kairo. Cerpen berjudul`Suatu Hari Di Musim Panas' itu sebenarnya belum selesai.

Untukmengobati kerinduan itu, akhirnya muncul keinginan merampungkan cerpentersebut. ''Tak terasa saya sudah melanjutkan sampai 23 halaman.Sayangnya, semua itu belum masuk pada konflik. Akhirnya, muncul gagasanuntuk menggabungkan cerpen dengan novel yang belum terselesaikan diKairo,'' ujarnya.

Rupanya, sengsara membawa nikmat. Berawal dari kisah sengsara kecelakaan, pria ini pun meluncurkan novel laris berjudul Ayat Ayat Cinta.

Tidakhanya laris manis, novel yang terus dicetak ulang ini berhasil meraihpenghargaan sebagai karya novel terbaik dalam Islamic Book Fair (IBF)2006. Bahkan, kabarnya novel ini akan tampil di layar kaca. Namun, Abiktetap lebih suka berada jauh dari ingar-bingar itu. Dia, bersama istridan anaknya yang baru lahir, lebih suka tinggal di sebuah dusun kecildi pinggiran Kota Salatiga, Jawa Tengah, bernama Dusun Bugel.
Pada wartawan Bowo Pribadi,suami Muyasaratun Sa'idah yang kini sedang merintis pesantren KaryaBasmala di Ngaliyan, Semarang, ini menuturkan banyak hal tentang noveldan keinginannya.
   
Bagaimana Anda mendapat inspirasi untuk menulis novel ini?

Untuk judul, Ayat Ayat Cinta ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 2001. Saat saya masih belajar di Kairo, Mesir. Berangkat dari tadabur pada surat Az-zuhruf:67. Dalam tadabursaya, ayat ini sangat penting. Karena memaktubkan kode etik bercintadan bagaimana harus menyayangi, `Orang-orang yang saling mencintaitidak akan selamat di akhirat kelak, kalau mereka tidak bertakwa'.Inilah yang memotivasi saya untuk menulis Ayat Ayat Cinta dalam bentuk novel.

   Bagaimana prosesnya saat itu?

Ketika itu, saya sudah menemukan judulnya Ayat Ayat Cinta,yang secara kebahasaan berarti tanda-tanda cinta atau sinyal-sinyalcinta. Awalnya, saya sudah membuat alur cerita. Setelah sempat menulissampai satu bab harus terputus hingga kembali ke Tanah Air pada Oktober2002. Persiapan khusus bahkan tidak ada. Semua ini merupakanpengkristalan ide yang telah mengendap sejak saat itu. Boleh dibilangproses berawal dari ide yang sebelumnya sudah ada. Sedangkan ide gres-nya, dari kerinduan saya terhadap Kairo, kota tempat saya pernah menghabiskan waktu dalam perjalanan hidup.

   Kapan novel tersebut Anda rampungkan?
Satu bulan berikutnya, novel ini selesai saya kerjakan. Tepatnya, Rabu8 Oktober 2003, pukul 01.03 dini hari. Tulisan asli tersebut akhirnyasaya kopi tujuh untuk saya persembahkan kepada orang-orang yang sayaanggap berkenan untuk membacanya.

   Bagi Anda sendiri, apa makna Ayat Ayat Cinta?
Bagi saya, Ayat Ayat Cintaitu luas. Karena dalam novel ini menyuguhkan cinta yang tak sekadarantara laki-laki dan perempuan. Namun, juga cinta murid kepada gurunya,yakni Fahri dengan Syaikh Utsman Abdul Fatah, cinta anak kepadabapaknya, cinta sesama teman di perantauan, bahkan hingga cinta kepadaTanah Air.

   Apakah Anda menyangka jika novel Ayat Ayat Cinta ini bakal laris manis?
Saya tidak menyangka sejauh itu. Sebab, dari awal yang terpikir adalahsaya hendak merampungkan cerpen sebagai obat rindu. Apalagi di duniasastra Indonesia ini saya belum ada apa-apanya. Ketika Mas Ahmadun YosiHerfanda (redaktur budaya Republika-red) mengontak saya agar tulisan ini dimuat secara berseri di harian Republika,saya pun belum menyangka, kecuali (berpikir) cerpen saya tersebut bakaltambah pembaca. Ya itu tadi, begitu selesai saya sempat mengopi untuksaya persembahkan kepada tokoh atau orang yang berkenan membaca tulisansaya seperti Helvy Tiana Rosa, Joni Ariadinata, serta Ahmad Tohari.Hanya sebuah komentar yang saya minta untuk memperbaiki kekurangan yangada pada diri saya.

   Kerinduanterhadap Kairo adalah motivasi utama Abik menuntaskan novelnya. Untukmengembalikan suasana Kairo, dia pun berstrategi. Agar detail suasanaasli kota Kairo dapat tertangkap, dipasangnya peta Kairo di ataskomputer butut yang ada di kamarnya.

Tak cukup, lagu-lagu nasyidyang selalu didengar di Kairo pun selalu diputarnya kembali. Bahkan,suasana kamar rumahnya saat itu dibuat persis seperti suasana kamarflat yang pernah dihuninya di Kairo.

Suasana seperti ini memang sengaja diciptakannya. Dia benar-benar ingin merasa sedang berada di Mesir.

Suatu saat, kegembiraan yang pernah dirasakan di kota seribu menaratersebut bisa didapatkannya. Begitu pula saat suasana sedihmenghampiri. ''Tanpa sadar, air mata ini kadang mengalir tanpa dapatdicegah.''

Semua menyatu dan membuatnya larut dalam lubuk batin.Baginya, hal ini sangat membantu untuk masuk dalam suasana yang akandituangkannya dalam novel. Bahkan, begitu semangatnya menulis dalamsuasana ini, sang adik sempat mengatakan dirinya sedang `edan'. Semuaini demi sebuah novel.

   Bagaimana Anda bisa menggambarkan penjara di Mesir sangat detail?
Bisa dong,namanya juga orang yang sedang rindu. Dalam keadaan seperti ini kitabisa membongkar semua ingatan. Itulah yang terjadi, ketika saya rinduterhadap Kairo.

Detail gambaran penjara di Mesir saya dapatkandari para mahasiswa asli sana (Mesir). Mereka kadang-kadang ikut aksidan harus berurusan dengan pihak berwajib bahkan ditangkap.
Selainitu, saya juga banyak dibantu oleh karya penulis Nadjib Khailani,sastrawan Mesir yang beberapa karya novelnya banyak bercerita tentangpenjara di Mesir. Jadi, saya banyak terbantu oleh faktor ini.

   Anda lama tinggal di Mesir. Setelah pulang, apakah merasa kecewa dengan keadaan di Tanah Air?
Dalam banyak hal pasti ada. Saya gambarkan, pada tahun 1996-1997 saatsaya masih tingkat dua di Al Azhar. Indonesia sangat terkenal waktuitu. Pada suatu kesempatan BJ Habibie diundang ke Kairo oleh PresidenHusni Mubarak untuk bertemu dengan beberapa tokoh dunia.

Di sanadipresentasikan negara kita salah satu di antara negara Asia yangsedang berkembang pesat. Swasembada beras, perekonomian stabil, sudahbisa membuat pesawat terbang, dan setumpuk cerita sukses lainnya.Namun, satu tahun kemudian, keadaan berubah saat krisis melanda dunia.Banyak teman dari negara lain di Al Azhar terpaksa harus pulang akibatkesulitan biaya. Kita bersyukur, mahasiswa asal Indonesia bisa tetapbertahan. Namun, sempat malu juga. Karena dalam setiap kesempatankhotbah Jumat, selalu diumumkan imbauan untuk membantu mahasiswa asalIndonesia.

   Anda menemukan benturan nilai?
Ketika kembali, saya melihat nilai kesadaran untuk menunjukkan jatidiri bangsa ini sangat tipis. Mengapa mereka lebih bangga denganmendatangkan wacana-wacana asing tanpa ada usaha untuk menggali potensibudaya sendiri.

   Ini pula salah satu pesan yang ingin disampaikan melalui Ayat Ayat Cinta?
Boleh dibilang demikian. Saya ingin `bersaham' dalam membangun karakter negeri ini. Sehingga, kenapa saya mencantumkan Sebuah Novel Pembangun Jiwa dalam Ayat Ayat Cinta.

Fahri berusaha menjaga identitas dan menjunjung tinggi etika. Ketika diajak berdansa untuk menghormati Maria, dia berprinsip penghormatantidak harus dengan berdansa. Berperilaku yang baik baginya lebih utamadaripada ikut-ikutan berdansa. Yang penting dia mampu mendialogkanprinsip ini dengan bijak.

[ Last edited bymardhiah12 at 11-6-2007 11:31 AM ]

mardhiah12 Publish time 11-6-2007 11:31 AM

Selama di Mesir, apa yang paling berkesan bagi Anda?
Adalah keberhasilan saya naik ke tingkat dua di jurusan hadis, Fakultas Ushuluddin Universitas Al Azhar. Sebab tahun pertama ini harus ditempuh dengan sistem sekali ujian tanpa ada pengulangan. Artinya, jika gagal satu mata kuliah saja harus mengulang lagi satu tahun. Ini sempat membuat saya tegang menjelang pengumuman kelulusan. Maklum, saat itu tahun pertama saya belajar di Mesir. Bahkan, sempat terlintas pikiran jika tidak lulus, berarti saya tidak layak berada di situ.


Alhamdulillah, setelah pengumuman tiba, hasilnya semua mata kuliah lulus. Saya merasakan hari itu sangat indah. Ini pula yang terus meyakinkan bahwa saya layak belajar di universitas tertua di dunia ini.


Mengawali menulis sejak masih duduk di bangku Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Surakarta, pria sederhana ini tekun mengembangkan kemampuan. Hasilnya, sederet prestasi dan pengalaman banyak didapatkannya. Mulai dari juara II lomba menulis artikel se- MAN I Surakarta (1994) hingga mendapatkan kepercayaan Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia untuk membacakan puisinya keliling negeri jiran dalam Kuala Lumpur World Poetry Reading ke-9 pada 2002.


Namun, lantaran sempat nyantri di Pondok Pesantren Futuhiyah, Mranggen, Kabupaten Demak menghadirkan nuansa yang berbeda untuk dia. Baginya, dampak pendidikan di pesantren sangat berperan dalam perjalanannya terutama dalam mengenal kitab- kitab klasik, dasar-dasar tata bahasa (qowaid), gramatika bahasa Arab, dan sebagainya.


Dari pondok pesantren pula, dia bisa mendapatkan dan mengenal sikap- sikap moderat berupa sikap ber-Islam dengan warna moderat. Inilah yang sangat berperan dalam mengantarkan karier intelektual serta apa yang kini telah dilakukannya .



Sebagai tokoh sentral, banyak orang bilang Fahri adalah figur yang sempurna. Bagaimana menurut Anda?
Benar, saya akui kritikan itu memang banyak saya dengar langsung. Tak hanya dari pembaca, namun juga para satrawan. Bahkan, di kalangan mereka persoalan ini pun sempat jadi perdebatan seru.


Jujur saja, Fahri sebenarnya tidak sesempurna itu. Karena saya juga banyak mendapatkan masukan kalau Fahri kok cengeng, Fahri kok terlalu lembek, dan lain-lain. Ini memang saya bikin demikian, karena saya punya tujuan.


Orang-orang dari kampung seperti saya, melalui novel ini, saya harapkan bisa lebih percaya diri, atau yang bahasa sekarangnya pede. Terutama ketika harus tampil di mana saja, termasuk di dunia internasional sekalipun. Saya juga ingin menegaskan bahwa martabat seseorang dapat diangkat melalui ilmu. Fahri, pemuda penjual tape, ketika serius belajar dan menuntut ilmu martabatnya akan terangkat.


Bisa kumpul dengan dan akrab dengan syaikh, bisa jadi profesor, bisa mendapatkan teman Alicia yang seorang wartawan dari Amerika, dan masih banyak hal lain yang juga saya gambarkan dalam novel ini.


Setelah Ayat Ayat Cinta, apa sudah ada rencana membuat novel lagi?
Wah, itu pasti. Karena saya sudah banyak ditagih para pembaca. Dari judul yang sudah saya persiapkan, di antaranya adalah Langit Makkah Berwarna Merah yang kini telah rampung sekitar 75 persen, Dalam Mihrab Cinta, serta Bidadari Bermata Bening.


Insya Allah, yang bakal segera saya luncurkan adalah Ketika Cinta Bertasbih. Bahkan, saat ini saya sedang memikirkan matang-matang permintaan pembaca yang menginginkan novel Ayat Ayat Cinta dibuat sekuel.


Anda baru saja mendapat anugerah seorang putra. Selain kebahagiaan, apa maknanya bagi Anda?
Alhamdulillah, saya diberikan nikmat yang agung dengan kehadiran putra pertama, Muhammad Neil Author. Saya sangat merasakan, janji Allah benar 'Jika mereka fakir maka Allah akan mengayakan'.


Setelah anak pertama lahir pada 18 Februari 2006 lalu, alhamdulillah saya mendapatkan penghargaan dari Islamic Book Fair (IBF) 2006. Ini rezeki bagi kami. Setelah hak cipta Ayat Ayat Cinta ini sudah dipatenkan, saat ini juga sudah ada tawaran novel ini untuk segera difilmkan. Bahkan, versi bahasa Inggrisnya juga sedang dipersiapkan oleh kawan-kawan yang ada di Kanada. Sebuah nikmat dari Allah yang sukar saya lukiskan.


Draf asli Ayat Ayat Cinta saya abadikan sebagai mahar dalam perkawinan di Salatiga pada 3 September 2004. ( romantiknya...:loveliness::loveliness:)

http://www.republika.co.id/koran ... 40170&kat_id=85

[ Last edited bymardhiah12 at 11-6-2007 11:32 AM ]
Pages: 1 2 3 4 [5] 6 7 8 9 10 11 12 13 14
View full version: Habiburrahman El-Shirazy (merged with bloop)


ADVERTISEMENT