View: 23884|Reply: 381
|
[Tempatan]
►► Inilah Perusahaan Malaysia PEMBAKAR Lahan di Riau ◄◄
[Copy link]
|
|
Inilah Perusahaan Malaysia Pembakar Lahan di Riau dan "Ekspor" Asap ke Negaranya
PEKANBARU, GORIAU.COM - Peristiwa kebakaran yang melanda sejumlah kawasan di daratan Provinsi Riau dikabarkan sebagian berada di areal perkebunan dan hutan tanam industri milik perusahaan modal asing asal Malaysia.
Dugaana itu mencuat seiring penerbitan data hasil pantauan satelit cuaca dan pendeteksi panas bumi (NOAA) pada Selasa (18/6) yang berhasil merekam keberadaan sebanyak 148 titik panas di Riau. Sebagian diantaranya berada di areal perkebunan dan HTI milik perusahaan Malaysia.
Diantaranya yakni PT Langgam Inti Hibrida. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan milik pengusaha Malaysia, dimana pada Selasa (18/6), terdapat beberapa titik kebakaran lahan di arealnya yang berlokasi di Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan.
Kemudian, demikian Dishut, NOAA juga mendeteksi beberapa titik kebakaran lahan di kawasan perkebunan milik PT Bumi Reksa Nusa Sejati yang juga milik pengusaha Malaysia. Menurut data tersebut, sejumlah titik panas itu berda di dua lokasi areal perkebunan PT BUmi Reksa Nusa Sejati, yakni di sekitar Desa Simpang Kateman, Kecamatan Pelagiran, dan satu lagi di sekitar Desa Bente, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir.
Titik panas menurut data tersebut juga berada di kawasan perkebunan milik perusahaan Malaysia lainnya, seperti PT Tunggal Mitra Plantation, PT Udaya Loh Dinawi, PT Abdi Plantation, PT Jati Jaya Perkasa, PT Multi Gambut Industry, PT Bumi Reksa Nusa Sejati, dan PT Mustika Agro Lestari.
Kemudian kebakaran juga terjadi di kawasan hutan tanam industri milik PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang sebagian sahamnya juga dimiliki oleh pihak asing.
Menurut informasi pejabat pemerintah setempat, kebakaran di sekitar area industri milik perusahaan-perusahaan asing tersebut memang sering terjadi saat kemarau. Tak pelak, perusahaan itu kemudian 'meng-ekspor' asap sisa kebakaran lahan itu ke negera asalnya.
Masih kah Malaysia dan Singapura 'berkoar-koar' menyerahkan semua penyelesaian masalah kebakaran hutan atau lahan penyebab kemunculan kabut asap di Riau?(fzr)
Sumber: http://www.goriau.com/berita/dunia/i...negaranya.html
Google Translate
This is Malaysia burner Land Company in Riau and "Export" Smoke to the Country
Pekanbaru, GORIAU.COM - Fire incident that hit several areas in mainland Riau Province were reportedly part of forest plantations and industrial plant owned by foreign capital companies from Malaysia.
Dugaana was sticking as publishing data from satellites monitoring the Earth's weather and heat detection (NOAA) on Tuesday (18/6) were able to record the existence of as many as 148 hot spots in Riau. Most of them were in the plantation and timber companies owned by Malaysia.
Among PT Inti Hybrids Idioms. The company is a company owned by Malaysian employers, which on Tuesday (18/6), there are several fires in their area of ​​land located in the village Often, Pelalawan district, Pelalawan.
Then, according to the DFS, NOAA also detected several fires in the area of ​​plantation land owned by PT Bumi Nusa Mutual True Malaysian businessman who also owned. According to these data, a number of hot spots was arriving in two locations plantation area of ​​T Bumi Nusa straight Fund, which is around the village of Simpang Kateman, District Pelagiran, and another around the village of Bente, District Mandah, Indragiri Hilir.
Hot spots in the data is also in the other Malaysian plantation companies, such as PT Tunggal Mitra Plantation, PT Udaya Loh Dinawi, PT Abdi Plantation, PT Jati Jaya Perkasa, PT Multi Peat Industry, PT Bumi Nusa Mutual straight, and PT Mustika Agro Lestari.
Then fires also occurred in the area of ​​industrial plant forest owned by PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) whose shares are also owned by foreigners.
According to information from local government officials, industry fire around the area of ​​foreign-owned firms are indeed often occurs when dry. Inevitably, the company was then 'to export' land fire smoke the rest of it to the country of origin.
Still kah Malaysia and Singapore 'bragging' to hand over all problem solving or land fires cause haze in Riau appearance? (Fzr)
Last edited by wongedandotcom2 on 20-6-2013 07:13 PM
|
|
|
|
|
|
|
|
Asap Singapura Ulah Perusahaan Malaysia dan Singapura
BN--Peristiwa: SINGAPURA kini sedang dirundung kabut asap. Pemerintah Singapura dan rakyat negeri itu menuding telah terjadi pembakaran lahan hutan di daratan Riau, Indonesia. Indonesia memang selalu menjadi kambing hitam jika terjadi kebakaran dan asap.
Celakanya, kebakaran itu akibat dari ulah para pengusaha Malaysia dan Singapura yang menggarap perkebunan di Indonesia. Di negeri orang mereka semena-mena, tidak mentaati undang-undang atau peraturan tentang pengelolaan hutan dan perkebunan.
"Indikasi itu muncul setelah satelit pemantau cuaca dan pendeteksi panas bumi (NOAA) pada Selasa (18/6) merekam keberadaan sebanyak 148 titik panas di Riau," kata Kasi Penanggulangan Kebakaran Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Riau Rahidi di Pekanbaru, Kamis (20/6).
Menurut data Satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) yang diterbitkan pihak Dinas Kehutanan Provinsi Riau, sebagian titik panas yang diduga sebagai peristiwa kebakaran lahan tersebut berada di kawasan hutan tanaman industri (HTI) dan perkebunan milik pemodal asing, di antaranya yakni PT Langgam Inti Hibrida.
Perusahaan tersebut merupakan milik pengusaha Malaysia. Pada Selasa di areal yang berlokasi di Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, itu terdapat beberapa titik kebakaran.
Satelit NOAA juga mendeteksi beberapa titik kebakaran lahan di perkebunan milik PT Bumi Reksa Nusa Sejati yang juga milik pengusaha Malaysia. Menurut data tersebut, sejumlah titik panas itu berda di dua lokasi areal perkebunan PT Bumi Reksa Nusa Sejati, yakni di sekitar Desa Simpang Kateman, Kecamatan Pelagiran, dan satu lagi di sekitar Desa Bente, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir.
Titik panas menurut data tersebut juga berada di kawasan perkebunan milik perusahaan Malaysia lainnya, seperti PT Tunggal Mitra Plantation, PT Udaya Loh Dinawi, PT Abdi Plantation, PT Jati Jaya Perkasa, PT Multi Gambut Industry, PT Bumi Reksa Nusa Sejati, dan PT Mustika Agro Lestari.
Kemudian kebakaran juga terjadi di kawasan HTI milik PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang sebagian sahamnya juga dimiliki oleh pihak asing.
"Kebakaran di sekitar area industri milik perusahaan-perusahaan tersebut memang sering terjadi. Khususnya untuk pantauan NOAA, di area sejumlah perusahaan itu selalu terdeteksi titik panas ketika kemarau," kata Rahidi. (mtv/*)
Sumber: http://www.borneonews.co.id/head/377...-dan-singapura
Last edited by wongedandotcom2 on 20-6-2013 06:48 PM
|
|
|
|
|
|
|
|
The solution is very simple .. tutup dan ambil alih operasi perusahaan tersebut .... kemudian pulangkan mereka ke Malaysia ....
|
|
|
|
|
|
|
|
Aik. Sejak bila pemilikan syarikat di Indon boleh 100% dimiliki Malaysia dan Singapura? Bukan ker Maybank dulu pun terpaksa jual kepentingan mereka kerana takleh pegang saham majoriti kekdahnya? |
|
|
|
|
|
|
|
mdalipunte posted on 20-6-2013 06:40 PM
The solution is very simple .. tutup dan ambil alih operasi perusahaan tersebut .... kemudian pulan ...
seperti tak tahu akal licik cukong2 china-malaysia / china-singapore jer......
|
|
|
|
|
|
|
|
Kalo perusahaan malaysia..kerajaa malaysia sdiri akan amik tindakkan x?? Sbb smlm tgk tv5 sgapore..menteri tu ckp..pantau syarikat kat sana skrg.kalo ada syarikat2 milik singaporean yg menyebabkan dan menyumbang pada pkara ni..satu tindakkan tegas akan diambil.
Lg satu indon sdiri seolah2 nak menafikan jerebu teruk kat malaysia ngn sgapore ni dtgnya dr indonesia sdiri. |
|
|
|
|
|
|
|
Kamis, 20/06/2013 12:33 WIB
Menko Kesra Soal Asap:
Punya Banyak Perusahaan Sawit di Sumatera,
Singapura Harus Introspeksi
Andrew Thel Aviv Arkadia - detikNews
Jakarta - Polusi asap di Singapura akibat kebakaran lahan di Sumatera mengganggu aktivitas di negara tersebut. Singapura menyampaikan kritikannya kepada pemerintah Indonesia melalui sejumlah media. Namun semestinya Singapura introspeksi diri, sebab lahan yang terbakar di Sumatera sebagian besar justru milik perusahaan asal 'negeri Singa' itu.
"Dan banyak perusahaan-perusahaan sawit yaitu pemiliknya Singapura dan Malaysia. Jangan marah kepada kita. Seharusnya mereka introspeksi juga," ujar Menko Kesra Agung Laksono usai pembukaan 'Sosialisasi BBM dan P4S (Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial) di Hotel Marlynn Park, Jalan KH Hasyim Asy'ari, Jakarta Pusat, Kamis (20/6/2013).
Agung mengatakan, jika pembakaran lahan dilakukan secara sengaja, pihak pemilik lahan baik individu ataupun korporasi dapat dipidana dan dipenjara. Agung mengaku pihaknya telah memperoleh data dari Kementerian Lingkungan Hidup terkait perusahaan-perusahaan kelapa sawit yang diduga melakukan pelanggaran pembukaan lahan dengan melakukan pembakaran lahan. Beberapa perusahaan itu diduga milik Singapura dan Malaysia.
"Kita belum mau sebut nama, karena belum pasti," tutur Agung.
Sebelumnya, sejumlah perusahaan yang memiliki perkebunan kelapa sawit di Indonesia dan tercatat di bursa Singapura membantah menggunakan metode pembakaran hutan untuk membersihkan lahannya.
Teknik pembersihan lahan dengan menebang dan membakar perkebunan merupakan penyebab utama dari krisis asap yang kini melanda Singapura dan Malaysia. Banyak perusahaan yang sahamnya terdaftar di Singapura memiliki lahan perkebunan di wilayah Indonesia, terutama di Sumatera dan Kalimantan.
Seperti dilansir Straits Times, Kamis (20/6/2013), perusahaan-perusahaan tersebut kompak membantah. Mereka menyatakan bahwa pihaknya memilih opsi pendekatan mekanis, yakni dengan menggunakan ekskavator dan buldoser dalam membersihkan lahan sebelum ditanami kembali.
Sejumlah perusahaan bahkan menegaskan, pihaknya selalu mengawasi dan memantau para kontraktor dan sub-kontraktor mereka di Indonesia demi memastikan bahwa kebijakan tanpa pembakaran (no-burn) memang diterapkan.
Salah satu perusahaan tersebut ialah First Resources yang terdaftar di Singapura memiliki 158 ribu hektare perkebunan kelapa sawit. Sebagian besar perkebunan milik First Resources memang berada di wilayah Riau, sedangkan sisanya di wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.
"Kami didukung oleh kontraktor yang terikat kontrak untuk mematuhi kebijakan zero-burning," ucap juru bicara First Resources.
Menteri Lingkungan Hidup Singapura Vivian Balakrishnan juga mengkritik pemerintah Indonesia terkait kebakaran hutan di Sumatera.
"Selama sekian lama, kepentingan komersil di Indonesia telah dibiarkan mengesampingkan keprihatinan lingkungan hidup," cetus pejabat tinggi Singapura itu seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (19/6/2013).
Menurut Badan Lingkungan Hidup Nasional Singapura, NEA, setidaknya 138 titik api terdeteksi di wilayah Sumatera. Kondisi kabut asap ini diperkirakan akan terus berlangsung selama beberapa hari ke depan. Kebakaran hutan di Sumatera ini biasanya terjadi tiap kali musim kemarau.
Last edited by wongedandotcom2 on 20-6-2013 06:55 PM
|
|
|
|
|
|
|
|
Muntz posted on 20-6-2013 06:41 PM
Aik. Sejak bila pemilikan syarikat di Indon boleh 100% dimiliki Malaysia dan Singapura? Bukan ker Ma ...
Pasti ada yg enggak beres tu. Ada kongkalikong barangkali. KPK (=SPRM) harus turun tangan ni.
|
|
|
|
|
|
|
|
fire_place posted on 20-6-2013 06:49 PM
Kalo perusahaan malaysia..kerajaa malaysia sdiri akan amik tindakkan x?? Sbb smlm tgk tv5 sgapore.. ... Perusahaan Malaysia Diduga Pelaku Pembakaran Hutan Akan Dipanggil
Kamis, 20 Juni 2013, 16:52 WIB
Singapura tertutup polusi asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan di Sumatera (17/6). Menurut laporan media setempat, pengukur kualitas udara Singapura 'Pollutant Standards Index (PSI)' menunjukkan angka 111 pada jam empat sore (waktu Singapura).
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Kehutanan (Kemenhut) bersama Kementerian Lingkungan Hidup tengah menyelidiki perusahaan yang diduga menyebabkan kebakaran hutan di Sumatra.
Jika pelanggaran ini terbukti, perusahaan tersebut bisa dicabut izinnya. Sanksi yang juga bisa diberikan yaitu denda Rp 5 miliar atau kurungan penjara selama 10 tahun bagi pemilik perusahaan.
"Mereka pasti akan dipanggil. Dan kalau terbukti di pengadilan bersalah, akan dicabut izinnya," ujar Sekertaris Jenderal Kemenhut Hadi Daryanto, Kamis (20/6).
Hasil pantauan satelit NOAA sebagian besar titik api berasal dari lahan kebun dan Hutan Tanaman Industri milik perusahaan Malaysia. Dari sekitar 100 titik api, sebanyak 80 persen terdapat di areal dan perkebunan. Sisa 20 persen titik api berasal dari hutan.
Salah satu perusahaan yang dipantau satelit NOAA yaitu PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Direktur PT. RAPP, Mulia Nauli mengatakan bahwa perusahaan yang dipimpinnya selalu berkoordinasi dengan instansi terkait perihal pencegahan dan pemadaman kebakaran termasuk peninjauan ke lapangan.
Ia pun tidak memberikan jawaban jelas ketika Republika bertanya apakah bersedia bekerjasama dengan pemerintah apabila perusahaannya dimintai keterangan.
"RAPP telah berinvestasi lebih dari 1,5 juta dollar untuk peralatan pengelolaan hutan tanpa bahan bakar termasuk melakukan pelatihan-pelatihan," ujarnya saat dihubungi Republika, Kamis (20/6).
Sebelumnya Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan tidak mudah mematikan api di lahan gambut. Menhut juga mempersilakan negara lain untuk membantu memadamkan api lebih cepat. "Tapi tentu tanggung jawab paling depan adalah pemilik perkebunan," ujar Menhut ditemui kemarin.
tak nak kirim lawyer ke riau??
Last edited by wongedandotcom2 on 20-6-2013 07:15 PM
|
|
|
|
|
|
|
|
Apa ni wei.xfaham la.translate boleh tak...ni forum cari Malaysia..bukan forum cari indon |
|
|
|
|
|
|
|
wongedandotcom2 posted on 20-6-2013 06:59 PM
tak nak kirim lawyer ke riau??
Jd sbnarnya kerajaan malaysia sdiri boleh amik tindakkan kan kalo nak keatas syarikat2 tu.sbb jerebu ni boleh mendatangkan bahaya gak..skrg aktiviti luar dah tjejas pasal sifat pentingkan diri manusia.
|
|
|
|
|
|
|
|
@Babai
@Peterpan17
Last edited by wongedandotcom2 on 20-6-2013 07:28 PM
|
|
|
|
|
|
|
|
Dah negara Indon, Indon la yg menguat kuasakan undang2 dalam negara korang.
Org yg buat salah diberi hukuman. Ni main taichi aje. Nak duit caka la nak duit.
Aku dah sesak nafas kt JB ni. Indek nik sampai 300 lebih. |
|
|
|
|
|
|
|
kan dalam negara korang tu..ambiklah tindakan.. |
|
|
|
|
|
|
|
Kan Singapore suruh listkan plantation yg buat open burning?? Sekatan ekonomi ke atas kompeni ni dan associate mereka wajar dilaksanakan... Tapi Indon bersifat melindungi sama jam mcm kebanjiran TKI tanpa izin...kalau disebat, marah...tapi masih degil nak datang jugak. |
|
|
|
|
|
|
|
wongedandotcom2 posted on 20-6-2013 06:53 PM
Kamis, 20/06/2013 12:33 WIB
Menko Kesra Soal Asap:
Punya Banyak Perusahaan Sawit ...
Gue mau tanya ama elo..
Kalo di johor indeks pencemaran aja udah 300..
Singapore udah kayak Switzerland. .
Kayak apa sih keadaannya di riau ?
Apa elo semua pake tabung oksigen ama goggle sambil buat2 bodoh ?
Apa nggak ada peraturan yg bisa tilang perusahaan2 itu ?
Apa emang udah pada korupsi semuanya?
Masa sih udah 10 tahun tetap gitu juga yg terjadi.
Memang (kalau bener) itu perusahaan luar..
Tapi itukan negara elo..
Kok urusan negara elo aja masih nuding ke orang lain..
Kalau ditempat kami..yaa 10 tahun yg lalu pasti udah beres lahh..
Ya iya lah...masa iya dong
Prrrrfffftttt
|
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
C.K posted on 20-6-2013 07:53 PM
2 3 hari ini panas nak mampus....pasir pantai rasa macam dipijak kaca pecah....ibarat berada ... Kebakaran Hutan Riau Terjadi di Lahan Milik Malaysia
oleh Arry Anggadha
Posted: 20/06/2013 10:55
Liputan6.com, Pekanbaru : Kebakaran yang melanda sejumlah kawasan di daratan Provinsi Riau, mengakibatkan asap tebal di Malaysia dan Singapura. Kebakaran di Riau itu sebagian besar terjadi di areal perkebunan dan hutan tanam industri milik perusahaan Malaysia.
siapa yang tak bertamadun?? datang2 kat negara worang main bakar sana sini...?? pulang bawak dollar... tinggalkan asap dan jerebu....
|
|
|
|
|
|
|
| |
|