CARI Infonet

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

12Next
Return to list New
View: 6053|Reply: 26

DRUPADI ~ Dian Sastro & Nicholas are back!

[Copy link]
Post time 11-9-2008 12:50 PM | Show all posts |Read mode
Aku bersumpah
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 11-9-2008 12:52 PM | Show all posts


Reply

Use magic Report

 Author| Post time 11-9-2008 12:56 PM | Show all posts


Reply

Use magic Report

 Author| Post time 11-9-2008 01:14 PM | Show all posts


Reply

Use magic Report

 Author| Post time 11-9-2008 01:18 PM | Show all posts


Reply

Use magic Report

Post time 11-9-2008 01:47 PM | Show all posts
Hah dasar Indonesia payah!! Padahal di indo sendiri banyak sekali cerita lagenda masyarakat seperti kisah percintaan Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso yang melatarbelakangi pembuatan candi Prambanan. Atau kisah tragis perang Bubat (perang antara sunda dan jawa/kerajaan sunda vs kerajaan majapahit) yang kahirnya mengorbankan putri cantik kerajaan Sunda (dyah pitaloka citraresmi).

Kenapa kisah Mahabarata??
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 11-9-2008 01:58 PM | Show all posts
Perang Bubat adalah perang yang kemungkinan pernah terjadi pada masa pemerintahan raja Majapahit, Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada. Persitiwa ini melibatkan Mahapatih Gajah Mada dengan Prabu Maharaja Linggabuana dari Kerajaan Sunda di Pesanggrahan Bubat pada abad ke-14 di sekitar tahun 1360 M. Sumber-sumber tertua yang bisa dijadikan rujukan mengenai adanya perang ini terutama adalah Kidung Sunda dan Kidung Sundayana yang berasal dari Bali.

Daftar isi

    * 1 Rencana pernikahan
    * 2 Kesalah-pahaman
    * 3 Gugurnya rombongan Sunda
    * 4 Sumber
    * 5 Lihat pula

Rencana pernikahan

Peristiwa Perang Bubat diawali dari niat Prabu Hayam Wuruk yang ingin memperistri putri Dyah Pitaloka Citraresmi dari Negeri Sunda. Konon ketertarikan Hayam Wuruk terhadap putri tersebut karena beredarnya lukisan sang putri di Majapahit; yang dilukis secara diam-diam oleh seorang seniman pada masa itu, bernama Sungging Prabangkara.[rujukan?]

Namun catatan sejarah Pajajaran yang ditulis Saleh Danasasmita dan Naskah Perang Bubat yang ditulis Yoseph Iskandar menyebutkan bahwa niat pernikahan itu adalah untuk mempererat tali persaudaraan yang telah lama putus antara Majapahit dan Sunda. Raden Wijaya yang menjadi pendiri kerajaan Majapahit, dianggap keturunan Sunda dari Dyah Lembu Tal dan suaminya yaitu Rakeyan Jayadarma, raja kerajaan Sunda. Hal ini juga tercatat dalam Pustaka Rajyatajya i Bhumi Nusantara parwa II sarga 3. Dalam Babad Tanah Jawi, Raden Wijaya disebut pula dengan nama Jaka Susuruh dari Pajajaran. Meskipun demikian, catatan sejarah Pajajaran tersebut dianggap lemah kebenarannya, terutama karena nama Dyah Lembu Tal adalah nama laki-laki.

Hayam Wuruk memutuskan untuk memperistri Dyah Pitaloka. Atas restu dari keluarga kerajaan, Hayam Wuruk mengirimkan surat kehormatan kepada Maharaja Linggabuana untuk melamarnya. Upacara pernikahan dilangsungkan di Majapahit. Pihak dewan kerajaan Negeri Sunda sendiri sebenarnya keberatan, terutama Mangkubuminya yaitu Hyang Bunisora Suradipati. Ini karena menurut adat yang berlaku di Nusantara pada saat itu, tidak lazim pihak pengantin perempuan datang kepada pihak pengantin lelaki. Selain itu ada dugaan bahwa hal tersebut adalah jebakan diplomatik Majapahit yang saat itu sedang melebarkan kekuasaannya, diantaranya dengan cara menguasai Kerajaan Dompu di Nusa Tenggara.

Linggabuana memutuskan untuk tetap berangkat ke Majapahit, karena rasa persaudaraan yang sudah ada dari garis leluhur dua negara tersebut. Berangkatlah Linggabuana bersama rombongan Sunda ke Majapahit, dan diterima serta ditempatkan di Pesanggrahan Bubat.

Kesalah-pahaman

Melihat Raja Sunda datang ke Bubat beserta permaisuri dan putri Dyah Pitaloka dengan diiringi sedikit prajurit, maka timbul niat lain dari Mahapatih Gajah Mada yaitu untuk menguasai Kerajaan Sunda, sebab untuk memenuhi Sumpah Palapa yang dibuatnya tersebut, maka dari seluruh kerajaan di Nusantara yang sudah ditaklukkan hanya kerajaan sundalah yang belum dikuasai Majapahit. Dengan makksud tersebut dibuatlah alasan oleh Gajah Mada yang menganggap bahwa kedatangan rombongan Sunda di Pesanggrahan Bubat sebagai bentuk penyerahan diri Kerajaan Sunda kepada Majapahit, sesuai dengan Sumpah Palapa yang pernah ia ucapkan pada masa sebelum Hayam Wuruk naik tahta. Ia mendesak Hayam Wuruk untuk menerima Dyah Pitaloka bukan sebagai pengantin, tetapi sebagai tanda takluk Negeri Sunda dan mengakui superioritas Majapahit atas Sunda di Nusantara. Hayam Wuruk sendiri menurut Kidung Sundayana disebutkan bimbang atas permasalah tersebut, karena Gajah Mada adalah Mahapatih yang diandalkan Majapahit pada saat itu.

Gugurnya rombongan Sunda

Kemudian terjadi insiden perselisihan antara utusan Linggabuana dengan Gajah Mada. Perselisihan ini diakhiri dengan dimaki-makinya Gajah Mada oleh utusan Negeri Sunda yang terkejut bahwa kedatangan mereka hanya untuk memberikan tanda takluk dan mengakui superioritas Majapahit, bukan karena undangan sebelumnya. Namun Gajah Mada tetap dalam posisi semula.

Belum lagi Hayam Wuruk memberikan putusannya, Gajah Mada sudah mengerahkan pasukannya (Bhayangkara) ke Pesanggrahan Bubat dan mengancam Linggabuana untuk mengakui superioritas Majapahit. Demi mempertahankan kehormatan sebagai ksatria Sunda, Linggabuana menolak tekanan itu. Terjadilah peperangan yang tidak seimbang antara Gajah Mada dengan pasukannya yang berjumlah besar, melawan Linggabuana dengan pasukan pengawal kerajaan (Balamati) yang berjumlah kecil serta para pejabat dan menteri kerajaan yang ikut dalam kunjungan itu. Peristiwa itu berakhir dengan gugurnya Linggabuana, para menteri dan pejabat kerajaan Sunda, serta putri Dyah Pitaloka.

Hayam Wuruk menyesalkan tindakan ini dan mengirimkan utusan (darmadyaksa) dari Bali - yang saat itu berada di Majapahit untuk menyaksikan pernikahan antara Hayam Wuruk dan Dyah Pitaloka - untuk menyampaikan permohonan maaf kepada Mangkubumi Hyang Bunisora Suradipati yang menjadi pejabat sementara raja Negeri Sunda, serta menyampaikan bahwa semua peristiwa ini akan dimuat dalam Kidung Sunda atau Kidung Sundayana (di Bali dikenal sebagai Geguritan Sunda) agar diambil hikmahnya.

Akibat peristiwa Bubat ini, dikatakan dalam catatan tersebut bahwa hubungan Hayam Wuruk dengan Gajah Mada menjadi renggang. Gajah Mada sendiri tetap menjabat Mahapatih sampai wafatnya (1364). Akibat peristiwa ini pula, di kalangan kerabat Negeri Sunda diberlakukan peraturan esti larangan ti kaluaran, yang isinya diantaranya tidak boleh menikah dari luar lingkungan kerabat Sunda, atau sebagian lagi mengatakan tidak boleh menikah dengan pihak timur negeri Sunda (Majapahit).

http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Bubat

***
Pada umumnya orang Sunda kebanyakan jarang yang menikah dengan orang Jawa karena peristiwa perang bubad ini. Sepertinya orang Sunda masih tak bisa melupakan goresan sejarah memilukan.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kidung_Sunda


[ Last edited by  malon at 11-9-2008 02:07 PM ]
Reply

Use magic Report

Post time 11-9-2008 02:01 PM | Show all posts
Kidung Sunda

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Kidung Sunda adalah sebuah karya sastra dalam bahasa Jawa Pertengahan berbentuk tembang (syair) dan kemungkinan besar berasal dari Bali. Dalam kidung ini dikisahkan prabu Hayam Wuruk dari Majapahit yang ingin mencari seorang permaisuri, kemudian beliau menginginkan putri Sunda yang dalam cerita ini tak memiliki nama. Namun patih Gajah Mada tidak suka karena orang Sunda dianggapnya harus tunduk kepada orang Majapahit (baca orang Jawa). Kemudian terjadi perang besar-besaran di Bubat, pelabuhan tempat berlabuhnya rombongan Sunda. Dalam peristiwa ini orang Sunda kalah dan putri Sunda yang merasa pilu akhirnya bunuh diri.
Daftar isi


    * 1 Versi kidung Sunda
    * 2 Ringkasan
          o 2.1 Pupuh I
          o 2.2 Pupuh II (Durma)
          o 2.3 Pupuh III (Sinom)
    * 3 Analisis
    * 4 Penulisan
    * 5 Beberapa cuplikan teks
          o 5.1 Gajah Mada yang dimaki-maki oleh utusan Sunda (bait 1. 66b
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 11-9-2008 02:06 PM | Show all posts
Pupuh III (Sinom)

Prabu Hayam Wuruk merasa cemas setelah menyaksikan peperangan ini. Beliau kemudian menuju ke pesanggaran putri Sunda. Tetapi putri Sunda sudah tewas. Maka prabu Hayam Wurukpun meratapinya ingin dipersatukan dengan wanita idamannya ini.

Setelah itu, upacara untuk menyembahyangkan dan mendoakan para arwah dilaksanakan. Tidak selang lama, maka mangkatlah pula prabu Hayam Wuruk yang merana.

Setelah beliau diperabukan dan semua upacara keagamaan selesai, maka berundinglah kedua pamannya. Mereka menyalahkan Gajah Mada atas malapetaka ini. Maka mereka ingin menangkapnya dan membunuhnya. Kemudian bergegaslah mereka datang ke kepatihan. Saat itu patih Gajah Mada sadar bahwa waktunya telah tiba. Maka beliau mengenakan segala upakara (perlengkapan) upacara dan melakukan yoga samadi. Setelah itu beliau menghilang (moksa) tak terlihat menuju ketiadaan (niskala).

Maka raja Kahuripan dan raja Daha, yang mirip "Siwa dan Buddha" berpulang ke negara mereka karena Majapahit mengingatkan mereka akan peristiwa memilukan yang terjadi.

Kidung Sunda harus dianggap sebagai karya sastra, dan bukan sebuah kronik sejarah yang akurat, meski kemungkinan besar tentunya bisa berdasarkan kejadian faktual.

Secara garis besar bisa dikatakan bahwa cerita yang dikisahkan di sini, gaya bahasanya lugas dan lancar. Tidak berbelit-belit seperti karya sastra sejenis. Kisahnya memadukan unsur-unsur romantis dan dramatis yang memikat. Dengan penggunaan gaya bahasa yang hidup, para protagonis cerita ini bisa hidup. Misalkan adegan orang-orang Sunda yang memaki-maki patih Gajah Mada bisa dilukiskan secara hidup, meski kasar. Lalu Prabu Hayam Wuruk yang meratapi Putri Sunda bisa dilukiskan secara indah yang membuat para pembaca terharu.

Kemudian cerita yang dikisahkan dalam Kidung Sunda juga bisa dikatakan logis dan masuk akal. Semuanya bisa saja terjadi, kecuali mungkin moksanya patih Gajah Mada. Hal ini juga bertentangan dengan sumber-sumber lainnya, seperti kakawin Nagarakretagama, lihat pula bawah ini.

Perlu dikemukakan bahwa sang penulis cerita ini lebih berpihak pada orang Sunda dan seperti sudah dikemukakan, seringkali bertentangan dengan sumber-sumber lainnya. Seperti tentang wafat prabu Hayam Wuruk dan patih Gajah Mada, penulisannya berbeda dengan kakawin Nagarakretagama.

Kemudian ada sebuah hal yang menarik, nampaknya dalam kidung Sunda, nama raja, ratu dan putri Sunda tidak disebut. Putri Sunda dalam sumber lain sering disebut bernamakan Dyah Pitaloka.

Satu hal yang menarik lagi ialah bahwa dalam teks dibedakan pengertian antara Nusantara dan tanah Sunda. Orang-orang Sunda dianggap bukan orang Nusantara, kecuali oleh patih Gajah Mada. Sedangkan yang disebut sebagai orang-orang Nusantara adalah: orang Palembang, orang Tumasik (Singapura), Madura, Bali, Koci (?), Wandan (Maluku), Tanjungpura (Banjarmasin) dan Sawakung (?) (contoh bait 1. 54 b.) . Hal ini juga sesuai dengan kakawin Nagarakretagama di mana tanah Sunda tak disebut sebagai wilayah Majapahit di mana mereka harus membayar upeti. Tapi di Nagarakretagama, Madura juga tak disebut.

Semua naskah kidung Sunda yang dibicarakan di artikel ini, berasal dari Bali. Tetapi tidak jelas apakah teks ini ditulis di Jawa atau di Bali.
Kemudian nama penulis tidaklah diketahui pula. Masa penulisan juga tidak diketahui dengan pasti. Di dalam teks disebut-sebut tentang senjata api, tetapi ini tidak bisa digunakan untuk menetapkan usia teks. Sebab orang Indonesia sudah mengenal senjata api minimal sejak datangnya bangsa Portugis di Nusantara, yaitu pada tahun 1511. Kemungkinan besar orang Indonesia sudah mengenalnya lebih awal, dari bangsa Tionghoa. Sebab sewaktu orang Portugis mendarat di Maluku, mereka disambut dengan tembakan kehormatan.
Reply

Use magic Report

Post time 11-9-2008 03:03 PM | Show all posts
actor kesukaan ku
Reply

Use magic Report

Post time 11-9-2008 04:07 PM | Show all posts
Originally posted by limau at 11-9-2008 03:03 PM
actor kesukaan ku

limau, in december 2008 nico + dian will act together in another movie, tajuknye '3 Doa 3 Cinta'. Nico berlakon sebagai santri pesantren, dan Dian sebagai penyanyi dangdut kampong. This movie will be release in Pusan Korea.



Reply

Use magic Report

Post time 11-9-2008 04:15 PM | Show all posts
buat malon .... mungkin karena tujuannya (yang mungkin) mau go international ... or mengikuti festival2 film diluar ... nih cerita di angkat .... cerita mahabaratha khan lebih international ......lebih mendunia, sehingga akan lebih muda diterima oleh dunia ....

kayanya film dahyah yah ....
Reply

Use magic Report

Post time 11-9-2008 05:37 PM | Show all posts
Nicholas Saputra nih islam ek? aku igtkan die bukan muslim
Reply

Use magic Report

Post time 11-9-2008 07:33 PM | Show all posts
Originally posted by donk3 at 11-9-2008 04:15 PM
buat malon .... mungkin karena tujuannya (yang mungkin) mau go international ... or mengikuti festival2 film diluar ... nih cerita di angkat .... cerita mahabaratha khan lebih international ..... ...

Capedeh... Inilah saatnya mengenalkan Indonesia di dunia melalui media film.
Reply

Use magic Report

Post time 11-9-2008 09:18 PM | Show all posts
aku berminat nak tengok 3 Doa 3 Cinta tuh... ehehe

dgr kata cite ni kat Indo byk yg kritik pasal isu Hindu nye... aku pon x sure..lebey kurang pasal Hindu tak setuju beberapa fakta cite ni x btol. ye ke?
Reply

Use magic Report

Post time 12-9-2008 08:53 AM | Show all posts

Reply #13 shanew3stgalz's post

nicholas saputra BUKAN ISLAM...Berlakon jer...
Dian plak xtian...tapi convert islam...tp x sure la plak status skrg
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 12-9-2008 09:17 AM | Show all posts
Originally posted by fa_stellar at 11-9-2008 09:18 PM
dgr kata cite ni kat Indo byk yg kritik pasal isu Hindu nye... aku ponx sure..lebey kurang pasal Hindu tak setuju beberapa fakta cite ni xbtol. ye ke?

from http://ceknricek.wordpress.com/

Drupadi Kena Kritik WHYO

'Drupadi', film yang diproduseri Dian Sastro, belum diputar secara umum. Namun film itu sudah menuai kritik dari organisasi Hindu. Drupadi dianggap mencederai sejumlah ajaran suci umat Hindu.

Adalah World Hindu Youth Organization (WHYO) yang menyatakan kalau film yang juga dibintangi oleh Nicholas Saputra itu tidak sesuai dengan ajaran-ajaran yang terdapat di kitab suci Weda. Sebelumnya organisasi tersebut juga pernah mengkritik film 'Sinta Obong Opera Jawa', karya Garin Nugroho.

"Kami bukan menolak, justru kami mendukung, kami bangga di tengah mayoritas penduduk Islam, Indonesia masih menerapkan demokrasi dan mengangkat film yang bermisikan kemanusiaan serta kesetaraan gender." ujarnya.

Hayoo jangan menyerah Dian Sastro!
Reply

Use magic Report

Post time 12-9-2008 11:19 AM | Show all posts
Originally posted by shanew3stgalz at 11-9-2008 05:37 PM
Nicholas Saputra nih islam ek? aku igtkan die bukan muslim


aku pon br tahu, diorg ni mmg mengelirukan org lah..hehehe
Reply

Use magic Report

Post time 12-9-2008 11:20 AM | Show all posts
Originally posted by aisyah_putri at 11-9-2008 04:07 PM

limau, in december 2008 nico + dian will act together in another movie, tajuknye '3 Doa 3 Cinta'. Nico berlakon sebagai santri pesantren, dan Dian sebagai penyanyi dangdut kampong. This movie w ...


ooo. .. thanks f information
Reply

Use magic Report

Post time 12-9-2008 11:26 AM | Show all posts
[quote]Originally posted by LimaWira at 11-9-2008 12:50 PM
Aku bersumpah
Reply

Use magic Report

12Next
Return to list New
You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

20-5-2024 08:19 PM GMT+8 , Processed in 0.077059 second(s), 46 queries .

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list