kisah semalam,
mencoret luka dihati ini,
mungkin ditakdirkan,
ia memang begitu,
dilukai, disakiti,
bersabarlah wahai hati,
biar ku pujuk sendiri rajuk di hati ini,
kisah semalam,
mengundang seribu pilu,
tidak tercapai di fikiran,
aku adalah pesalah,
walau ku tahu,
aku di gelanggang itu,
yang membawa seribu kesakitan pada diri sendiri,
sabarlah wahai hati,
kisah semalam itu,
akan luput satu per satu.....
kau bukanlah
bidadari yang sempurna
dan dapat dicintai
ramai kaum adam
juga tak dapat
membalas cinta mereka
tapi kau hanyalah
manusia biasa
yang mempunyai kesalahan
dan hanya dpt mencintai
satu orang saja
bila tiba waktunya.......
Originally posted by seroja23 at 19-1-2009 03:04 AM
disakiti,
bukan sahaja oleh org yg dicintai,
sahabat, orang tak dikenali,
adalah pembunuh hati ini.
aku bukan seorang pendamba cinta lelaki,
aku cuma mahu teman...
oh begitu rupanya
ambil lah diri ku
buat ler teman
nk buat bantal peluk pun bole.........
kutahu perih derita yang kualami
memendam rindu hati yang takpernah bertepi
laksana duri dalam genggaman
laksana api dalam pelukan
sakit terasa jiwaku
mememdam hasrat yang tak bisa terungkap
menggigil seluruh ragaku
menyimpan cinta yang tak pernah tercipta
seakan nyawa tak lagi di tubuhku
serasa nadi tersayat sembilu
tapi kucoba selalu tuk tersenyum
menyembunyikan luka dari mereka
walau batinku selalu menjerit jerit
bibir selalu tertawa namun batin meronta ronta
kucoba hadirkan bayangmu dalam kegelisahan
untuk nikmati kebahagiaan dalam khayalan
namun hati ini tertinggal
terasing dalam imajinasi
tertegun... meronta...
di antara harapan dan perpisahan
ingin kuucap rasa ini padamu
meski kau tak harus mendengarnya
meski diwarnai kemilau cahaya
untuk kujelang perpisahan
Menumpang berteduh di teratak puisi seroja, sambil mendendangkan rangkap2 lagu seroja...
Ku untai keluhan seorang teman...
Aku berharap hujan kembali datang
Memberikan sejuta warna kedamaian
Dan mengakhirinya dengan bentangan indah jambatan pelangi senja
Yang pastinya akan membuat diriku
Tak lagi merasa menjadi raja
Pada satu kerajaan besar kepandiran.
Aku mendambanya dalam hari-hariku
Tapi tau apa aku tentang cinta?
Ku mendambanya dalam setiap hirup nafasku
Tapi tau apa aku tentang kasih ?
Kebutaan semata yang selalu meraja dan meraja tanpa pernah henti.
Emosi ini tak lagi bisa keluar
Airmata ini kering sudah
Oh, andaikan hariku seindah gemilangnya sore ini.
Dan aku berdoa untuk temanku
Oh, Tuhan... sejahteralah temanku ini
Dunia dan akhiratnya.
Sore yang nyaman ini
Angin yang membelah sunyi
Mengulit daun membelai dahan
Sungguh terlalu cantik hai alam
Pantaskah manusia melukaimu
Memperkosa tanahmu dan hutan-hutanmu
Menodai sungaimu dan danaumu
Melukai binatang-binatang kesayanganmu
Mencalar hati manusia yang baik dan jujur.
Maaf temanku aku tak dapat berbuat apapun
Aku hanya saksi bisu dalam sunyi
Hidupku hanya setitik noda tanpa makna
Hanya menodai sebuah kertas tanpa cela
Namun ku harap suatu saat nanti
Noda yang ku ukir itu kan menjadi sebuah kata
Lalu menjadi sebuah kalimat indah
Hingga saat ku akan pergi kembali
Telah ku buat rangkaian karya terindah untukmu
Hai sayangku temanku yang baik.
Aku terluka
Bosan hati berlari
Entah untuk berapa juta kali
Ku dengar lagu yang sama hari ini
Mungkin aku dimamah pilu
Tapi tidak buat sebuah lagu dan harmoni.
air mata yg diiringi hujan
jatuh berderai diatas pangkuan
terkikis belai segenap harapan..
pada bintang yg tak berpijar
alam-pun sunyi
hanya terdengar semilir angin
daku dakap kerinduan ini
yang tercipta pada panah yg patah
ku rentang kedua tangan pada hujan
merentang menambah kepasrahan
merengkuh rindu pada hati yang sunyi
pada cinta yg telah mati....