Pemerintah-pemerintah & Pahlawan Wanita sepanjang sejarah peradaban manusia.

magneta · Post time 30-4-2009 10:39 AM

Di antaranya yang wujud di Alam Melayu Nusantara adalah:

Nama Keumalahayati atau Malahayati mudah ditemukan di Catatan-catatan sejarah barat mahupun China. Di Indonesia, dia memang tidak sepopuler Cut Nyak Dien, namun oleh peneliti barat, Laksamana Puteri Keumalahayati sebaris dengan keagungan Semiramis Permaisuri Raja Babilon,Roxanna Shahbanu Dinasti Archaemenid,Parsi,Artemis LaksamanaDinasti Sassanid Parsi dan Katherina II, Kaisar Rusia.

Wanita Aceh yang satu ini bukanlah pendekar komik dari negeri antah berantah.Ia benar-benar ada. Keumalahayati namanya. Ia seorang Laksamana(Panglima Perang) Kerajaan Aceh. Malahayati adalah figura yang banyak muncul dalam cacatan penulis asing dan bangsa Aceh sendiri.

Malahayati menjadi Panglima Angkatan Perang kerajaan Aceh pada masa pemerintahan Sultan Al Mukammil (1589-1604). Ia mendapat kepercayaan menjadi orang nombor satu dalam militeri dari Sultan kerana usaha dan cetusan memimpin pasukan hulubalang wanita, Inong Bale.

Ia berasal dari keturunan Sultan. Ayahnya, Mahmud Syah, seorang laksamana. Datukya dari nasab bapa, juga seorang laksamana bernama Muhammad Said Syah putra Sultan Salahuddin Syah yang memerintah tahun 1530-1539. Sultan Salahhuddin sendiri putera Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530), Perintis kerajaan Aceh Darussalam. Dilihat dari asal keturunannya, darah kepahlawanan berasal dari datuknya.

Pembentukan pasukan hulubalang wanita yang semuanya janda yang disebut Armada Inong Bale itu merupakan cetusan idea Puteri Keumalahayati. Maksud dari pembentukan pasukan wanita tersebut adalah agar para janda tersebut dapat menuntut balas kematian suaminya. Pasukan tersebut mempunyai benteng dan perisai pertahahanan. Bekas pangkalan Bale Inong masih ada di Teluk Kreung Raya.

John Davis, seorang berkebangsaan Inggeris, nahkoda di sebuah kapal Belanda yang melawat Kerajaan Aceh pada masa Puteri Keumalahayati menjadi laksamana, melaporkan,Kerajaan Aceh pada masa itu mempunyai perlengkapan armada laut terdiri dari 100 buah kapal perang, diantaranya ada yang berkapasitas 400-500penumpang. Masa itu Kerajaan Aceh memiliki angkatan perang yang kuat.Selain memiliki armada laut, di darat ada pasukan calvary bergajah. Kapal-kapal tersebut bahkan juga ditempatkan di daerah-daerah kekuasaan Aceh dipelbagai tempat.

Kekuatan Keumalahayati mendapat ujian pertamakalinya ketika terjadi pertembungan senjata antara Aceh dengan pihak Belanda. Pada tanggal 21 Juni 1599, dua kapal Belanda yang dipimpin dua bersaudara Coernelis de Houtman dan Federick de Houtman berlabuh dengan tenang di Aceh. Laksamana keumalahayati menyerang kedua kapal tersebut.Dalam penyerangan itu, Cornelis de Houtman dan beberapa anak buahnya terbunuh. Sedangkan Federick de Houtman ditawan dan dipenjarakan di pusat tawanan Kerajaan Aceh.

Sesuatu yang menggegarkan bangsa Eropah dan terutama Belanda sekaligus menunjukkan kewibawaan Laksamana Keumalahayati ketika Mahkamah Amsterdam menjatuhkan hukuman denda kepada van Caerden sebesar 50.000 gulden yang harus dibayarkan kepada Aceh. Wang sejumlah itu benar-benar dibayarkan kepada yang berhak.Denda tersebut adalah berikutan tindakan Paulus van Caerden ketika datang ke Aceh menggunakan dua kapal, menenggelamkan kapal dagang Aceh serta merampas muatannya berupa lada, lalu pergi meninggalkan Aceh.

Peristiwa penting lainnya selama Keumalahayati menjadi Laksama adalah ketika ia mengirim tiga duta utusan ke Belanda, yaitu Abdulhamid, Sri Muhammad danMir Hasan ke Belanda. Ketiganya merupakan duta-duta pertama dari sebuah kerajaan di Asia yang melawat negeri Belanda.

Banyak cacatan orang asing tentang Laksamana Puteri Keumalahayati. Kehebatannya memimpin sebuah angkatan perang ketiga itu diakui oleh negara Eropah, Arab, China dan India. Namanya sekarang diabadikan pada kapal perang RI, KRI Malahayati, nama kampus, nama pelabuhan, nama jalan, nama hospital dan sebagainya.

Siapa2 yg tahu figura sejarah yang lain sudi-sudilah kongsi disini.

batuk · Post time 30-4-2009 12:04 PM

nice thread ni..

batuk · Post time 30-4-2009 12:11 PM

pemerintah wanita yang aku tau

cleopatra - pemerintah egypt (aku rase dia nih femes giller)

Siti Wan Kembang - Raja Kelantan (yang ni femes kat Tanah Melayu. Tak tau pulak kalo orang luar pon tau pasal Cik Siti nih)

magneta · Post time 30-4-2009 12:30 PM

magneta · Post time 30-4-2009 12:43 PM

Tq visit thread nih.
Cleopatra yup famous dengan kecantikan dan jugak skandalnya dengan leader roman,Marc Anthony.Tapi dari segi perluasan kuasa kureng sikit kot, rasanya di takde memimpin armada tentera rasanya. anyhow nama dia memang famous lah

magneta · Post time 30-4-2009 12:46 PM

Ketika menginjak usia remaja, Laksamana Keumalahayati mendapatkan kebebasan untuk memilih pendidikan yang diinginkannya. Ketika itu Kesultanan Aceh Darussalam memiliki Akademi Militer yang bernama Mahad Baitul Makdis, yang terdiri dari jurusan Angkatan Darat dan Angkatan Laut. Setelah menempuh pendidikan agamanya di Meunasah, Rangkang, dan Dayah, oleh karena ia ingin mengikuti kareer ayahnya sebagai laksamana, maka ia mendaftarkan diri dalam penerimaan penuntut di Akademi Militeri Mahad Baitul Makdis. Ia diterima di akademi ini dan dapat menempuh pendidikan militerinya dengan sangat baik. Bahkan, prestasinya yang sangat memuaskan.

Sebagai siswa yang berprestasi, Laksamana Keumalahayati berhak memiliki jurusan yang diinginkannya. Ia memilih jurusan Angkatan Laut. Ketika menempuh pendidikan di akademi ini ia pernah berkenalan dengan seorang calon perwira laut yang lebih senior (data tentang namanya belum diketahui). Perkenalan tersebut berlanjut hingga benih-benih kasih sayang tercetus di antara mereka. Mereka berdua akhirnya bersepakat untuk saling memadu kasih dan menyatukan diri ke dalam cinta. Setelah tamat dari Akademi Militer Mahad Baitul Makdis, keduanya melangsungkan pernikahan.

Setelah menamatkan pendidikannya di Akademi Militeri Mahad Baitul Makdis, Laksamana Keumalahayati berkonsentrasi pada dunia pergerakan dan perjuangan. Ia diangkat oleh Sultan Alauddin Riayat Syah al-Mukammil (1589-1604 M) sebagai Komandan Protokol Istana Darud-Dunia di Kesultanan Aceh Darussalam. Jabatan tersebut merupakan kepercayaan sultan terhadap dirinya, sehingga ia perlu menguasai banyak pengetahuan tentang etika dan keprotokolan.

magneta · Post time 30-4-2009 01:43 PM

Armada Inong Balee (Armada Perajurit Wanita).

Pada zaman Sultan Alaiddin Ali Riayat Syah IV Saidil Mukammil yang memerintah tahun 997-1011 H (1589-1604), dibentuk sebuah armada yang sebagian prajurit-prajuritnya terdiri dari balu-balu yang disebut Armada Inong Balee. Armada ini dipimpin Laksamana Malahayati, seorang wanita yang ditinggal mati suaminya dalam suatu pertempuran laut.

Armada Inong Balee berulangkali terlibat dalam pertempuran di Selat Malaka, daerah pantai timur Sumatera, dan Malaya. Seorang wanita penulis asal Belanda, Marie van Zuchyelen dalam bukunya 揤rouwolijke Admiral Malahayati

magneta · Post time 30-4-2009 01:51 PM

Seorang lagi grand dames (wanita agung) kelahiran bumi Aceh Darussalam.

Menurut catatan pada Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Banda Aceh, adalah seorang pahlawan yang juga ulama puteri yang terkenal di Aceh. Ia lahir pada tahun 1856.
ibubapanya Teungku Datuk dan Cut Mah dari Kampung Lam Beunot (Lam Taleuk), Mukim Lam Krak VII, Sagi XXII Mukim, Aceh Besar. Sejak kecil, Teungku Fakinah diajarkan mengaji oleh kedua orang tuanya. Di samping itu, Teungku Fakinah juga diajarkan kemahiran seperti menjahit, membuat kerawang sutera dan kasab. Dari ketekunan dan kegigihannya belajar ilmu Agama Islam, maka setelah dewasa ia digelar Tengku Faki.

Pada usia 16 tahun, Tengku Faki menikah dengan Tengku Ahmad, yang setahun kemudian syahid bersama Panglima Besar Rama Setia dan Imam Lam Krak, dalam mempertahankan Pantai Cermin, Ulee Lheu, dari serangan Belanda. Setelah pernikahannya dengan Teungku Ahmad, Teungku Fakinah membuka sebuah pesantren yang dibiayai Teungku Asahan, yang tidak lain adalah mertuanya.

Dalam bukunya "59 Tahun Aceh Merdeka", A. Hasjmi menyebutkan, pesantren tersebut bernama Dayah Lam Diran, yang akhirnya berkembang dan banyak dikunjungi pemuda-pemudi dari daerah lain di sekitar Aceh Besar, dan bahkan dari Cumbok, Pidie. Sejak menjadi janda diusianya yang masih remaja, Teungku Fakinah bersama para balu dan kaum wanita lain membentuk sebuah badan amal yang mendapat dukungan dari seluruh muslimat di Aceh Besar dan sekitarnya.

Badan amal ini kemudian berkembang sampai ke Pidie, dengan kegiatannya meliputi pengumpulan sumbangan berupa beras maupun uang yang digunakan untuk membantu pejuang Aceh melawan Belanda. Atas mufakat masyarakat, Teungku Faki kemudian menikah dengan seorang alim ulama yakni Teungku Nyak Badai, bekas murid Tanoh Abee yang berasal dari Kampung Langa, Pidie.

Dalam perjalanan hidupnya, Teungku Fakinah pernah mengungsi ke Lammeulo, Cumbok, Pidie, akibat serangan Belanda. Di tempat ini, Teungku Fakinah mendirikan sebuah pesantren untuk wanita. Namun, sekitar Tahun 1899 tempat itu diserbu dan dibumihanguskan oleh Belanda. Teungku Fakinah berhasil meloloskan diri dan ikut bergerilya bersama suaminya. Pada tahun 1910, Panglima Polem atas nama masyarakat meminta Teungku Fakinah pulang ke kampung halamannya di Lam Krak untuk membantu pesantren di sana. Dalam perkembangan selanjutnya, setelah Teungku Fakinah wafat pada tahun 1938, masjid yang telah dibangun semasa hidupnya, masih difungsikan oleh masyarakat sebagai tempat ibadah

magneta · Post time 30-4-2009 01:55 PM

Sultanah Safiatuddin bergelar Paduka Sri Sultana Ratu Safiatuddin Tajul-扐lam Shah Johan Berdaulat Zillu抣lahi fi抣-扐lam binti al-Marhum Sri Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam Shah. Putri dari Sultan Iskandar Muda dan dilahirkan dengan nama Putri Sri Alam. Safiatud-din Tajul-扐lam memiliki arti 搆emurnian iman, mahkota dunia.

magneta · Post time 30-4-2009 02:13 PM

Al-Sahibul Hikayat Cik Siti Wan Kembang dilantik menjadi Raja Perempuan Kelantan pada tahun 1610 M / 1018 H dan bersemayam di Gunung Chinta Wangsa, di Ulu Kelantan. Ayahandanya ialah Sultan Ahmad (1548-1580) dan bondanya ialah Che' Banun. Sultan Ahmad meninggal tatkala Cik Wan Kembang berusia empat tahun. Oleh kerana Cik Wan Kembang masih kanak-kanak, pemerintahan diserahkan kepada Raja Husain, sepupu Che Banun (berasal dari Johor) dengan gelaran Sultan Husain Pemangku Raja (1580-1610). Cik Siti Wan Kembang memerintah Kelantan mulai 1610-1677.

Jika di Eropah terkenal dengan Elizabeth I Ratu Perawan England namun baginda bukan satu-satunya pemerintah wanita yang tidak berkahwin sepanjang hayatnya.Mari kita bermula dengan kemangkatan Elizabeth pada tahun 1603. Tujuh tahun selepas baginda mangkat, seorang puteri
Melayu menaiki takhta Kelantan dan akhirnya memerintah lebih lama daripada Elizabeth. Baginda ialah Puteri Wan Kembang. Sewaktu kelahiran Wan Kembang, Kelantan dikatakan begitu makmur sehingga pedagang asing sengaja memusnahkan kapal sendiri setelah berlabuh agar mereka ada alasan untuk menetap di sana. Pak cik Wan Kembang menyerahkan takhta hanya pada waktu kemangkatannya, ketika itu Wan Kembang sudah berusia tiga puluhan. Wan Kembang nyata diasuh dengan sempurna bagi menjalankan tugasnya: Kelantan terus makmur di bawah pemerintahannnya. Pedagang Arab menggelar baginda " Paduka Cik Siti". Siti bermaksud perempuan mulia. Sejak itu Ratu Kelantan dikenali sebagai Cik Siti Wan Kembang. Seperti Elizabeth I, Wan Kembang menolak banyak peminangan. Baginda rela membujang demi kesejahteraan takhtanya.

Teman setianya ialah seekor kijang manja yang diabadikan dengan menerap gambar
kijang tersebut pada wang emasnya. Nama Cik Siti Wan Kembang bersama kijang
kesayangannya disinonimkan dengan Kelantan hingga ke hari ini.Wan Kembang mungkin bersara semasa berusia sembilan puluhan dan digantikan oleh anak angkatnya, Puteri Sa'adong.Selepas itu, Wan Kembang menjadi lagenda kerana tidak ada sesiapa yang tahu di mana dan bila baginda mangkat. Orang percaya bahawa bonda Wan Kembang merupakan seorang puteri Patani.Inilah sedikit sebanyak sejarah baginda.

magneta · Post time 30-4-2009 02:20 PM

Seorang wanita lebih tua yang hidup sezaman dengan Wan Kembang, juga memerintah Patani sebagai ratu yang tidak berkahwin. Baginda ialah Raja Hijau.Raja Hijau dipilih sebagai pemerintah dalam keadaan penuh kesedihan selepas kesemua waris lelaki dalam keluarganya mati akibat perebutan kuasa. Rakyat jelata lebih suka akan Raja Hijau perbanding dengan pemerintah terdahulu. Mereka memuji baginda kerana menurunkan harga barangan makanan. Tidak seperti sebuah filem Queen of Langkasuka yang
menggambarkan Raja Hijau berebut meriam yang tenggelam di dasar laut dengan orang
lain, Raja Hijau sejarah sebenarnya menjadikan Patani sebuah pusat perdagangan pesat di mana salah satu barang jualan hangatnya ialah - senjata api. Pergaduhan antara pedagang Jepun dan Belanda mungkin mencabar kemahiran diplomatik baginda.Namun, pedagang-pedagang tersebut membantu mempertahankan Patani daripada ancaman Siam yang menggerunkan. Raja Hijau diganti oleh adindanya Raja Biru yang juga tidak berkahwin. Raja Biru mangkat setelah memerintah selama lapan tahun sahaja. Baginda diganti oleh adindanya yang satu lagi, Raja Ungu. Raja Ungu pula mewariskan takhta kepada
anakandanya, Raja Kuning. Saya memberi jaminan kepada anda bahawa ini bukan cerita
dongeng. Ini merupakan puncak kegemilangan Patani di bawah pemerintahan empat ratu pelangi iaitu: Raja Hijau, Raja Biru, Raja Ungu dan Raja Kuning. Wanita-wanita tersebut memerintah Patani hampir satu abad. Andai kata Ratu Elizabeth I dapat berhubung
dengan dunia Melayu, baginda akan mendapati beberapa orang wanita yang senasib dengannya.