CARI Infonet

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

Author: MS.WONG

SEKOLAH MAAHAD TAHFIZ ATAU SEKOLAH AGAMA

[Copy link]
Post time 7-1-2010 04:27 PM | Show all posts
Desa Baiduri, Ada asrama
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 8-1-2010 09:10 AM | Show all posts
kak suria, ada no phone tak?? sy try google tp x dapat lakkk...
Reply

Use magic Report

Post time 8-1-2010 05:11 PM | Show all posts
122# zamnie I dh P
I dh pm no handfon ank sy. Sy dh buang semua brochure n business card
Reply

Use magic Report

Post time 9-1-2010 12:58 PM | Show all posts
ok jumpa business card pengetua dia
hj helmi azhar
p
hp: 0193692534
office: 03-91015722

web: http://assyakirin.com

semalam anak saya balik bg tau dia nak dok asrama???? wah asrama?? sblm ni nak hantar pegi camping pun dgr aja word asrama, macam nak pengsan dia menolak..paksa gak...she is very very particular about toilet..tak ada selipar tak nak masuk, berkarat sikit tak nak...
hari2 saya tanya lunch sek bg makan apa? dia komen gak hari2 lauk ikan, hari pertama tu je lauk ayam...dia hari2 tak ada lauk ayam tak mau makan...mcm mana blh nak dok asrama ni..
saya bg tau rumah kita tak sampai 2km pun, dia blh ckp kawan dia tu yg dok bkt anggerik tu dekat gak, tapi mak dia hantar dia asrama supaya dia boleh BERDIKARI....ni kira new term yg saya pun tak pasti dia tau apa maksud sebenarnya..
anak bongsu ni kira spoilt brat in the family, sbb ayah dia manjakan sgt he he..not me..anak bongsu perempuan biasalah kan..jarak jauh pulak dgn kakak dan abang2..sampai sekarang pun tak reti iron baju, basuh kasut pun payah..nak dok asrama...apa yg best sangat ni..ckp kat ayah dia...no way jgn bagi dok asrama lagi kecik lagi tunggu sek men baru blh...
Reply

Use magic Report

Post time 9-1-2010 01:03 PM | Show all posts
p la sek agama.al irshad pokok sena.sek lama aku dulu..hihih
Reply

Use magic Report

Post time 9-1-2010 01:51 PM | Show all posts
ramai kaum kerabat saya lepasan irshad ni....anak2 sedara pun ramai..sorang study kat UK now medic, sorang study bio tech kat edalaide..

sorang hakim kat JAWI ( wife dia kawan saya) dari irsyad gak...

pokoknya lepasan sek agama insyallah...menjadi...
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 16-1-2010 07:27 PM | Show all posts
Sekolah agama Irsyad tu dah jadi sekolah kluster.
x lama lg jd SBP.
Reply

Use magic Report

Post time 23-1-2010 11:41 AM | Show all posts
assalamualaikum,

sekadar nak berkongsi pendapat,
kalau nak antar belajar agama, pada pendapat saya apa kata kalau dihantar ke sekolah pondok yang mengamalkan sistem tradisional. memang lah takder sijil.... tapi kena ingat.... golongan mana yang memperkenalkan sistem sijil ni..... terpulanglah kalau nak ikut sistem sijil ni saya tak leh nak cakap apa apa le...
tapi kalau berminat kat sekolah pondok... saya cadangkan beberapa tempat le contohnyer di jenderam (selangor), sungai bakap (ppinang), lubuk tapah di kelantan(yg baru2 ni terbakar), dan pengkalan hulu (grik, perak).
Sama-samalah kita menghidupkan kembali pengajian pondok yang telah melahirkan banyak ulamak besar melayu yang begitu berpengaruh satu masa dulu di nusantara hatta sampai di mekah sekalipun.

wassalam
azan5869@yahoo.com.my
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 27-1-2010 12:56 PM | Show all posts
generasi skung nak tgk bukti sijil... tu yg sukar nak penohkan anak² di pondok²... Namun amat benarlah firman Allah "Siapa² yang Allah nak jadikan hambaNYA elok, diberi kefahaman yang mendalam dalam agama"
Reply

Use magic Report

Post time 28-1-2010 09:41 AM | Show all posts
kalau tak ada sijil nanti tak boleh berdakwah tak boleh menyampaikan ilmu...dilarang berceramah kerana tak ada bukti background agama...takkan nak usung kitab jadi bukti saya boleh berceramah agama...

just look on the positive side...

belajar agama tak semestinya di pondok sahaja...satu pemikiran yang mesti dikikis...terpulang pd individu tu cara mana dia nak meraih ilmu agama..

anak saya pernah saya masukkan ke sek tahfiz pondok selama sebulan lebih lps hbs pmr dulu...dia balik bg tau ingat ke budak2 tahfiz tu baik2 belaka tapi ramai kuat mencarut perangai hodoh...sorry ye bukan buat generalisasi umum semua sek tahfiz pondok mcm ni..one of the case

saya pernah ada 2 students bekas sek pondok, sorang dari pondok mana tah kat perak, sorang lagi dari kelantan..kira mereka masuk setahun form two masuk sek biasa...again small case aja..tapi dua ni lah hantu samseng kat sekolah tu...beberapa kali tegur buat malu je lepasan sek pondok perangai macam ni...dia buat do no je..ilmu yg dia belajar setahun tu tak meresap langsung dlm hati nya..sorang tu mak dia berpurdah bila dipanggil jumpa cikgu bincang hal anak dah melampau..dia menangis di balik purdahnya..kesian saya tengok...
Reply

Use magic Report

Post time 28-1-2010 09:44 AM | Show all posts
apa salahnya kita lahirkan tahfiz yang juga ariff dlm ilmu fardu kifayah? kerana tak ramai orang islam yg pakar dlm bidang ni dan kita akan sentiasa bergantung kpd orang bukan islam jika kita tiada kemahiran dlm ilmu2 ni..nak beli kapal terbang import dari org kafir..nak beli ubat pun import dari negara barat...
mereka gigih merebut dunia bukan karena gila harta dan takut mati, tetapi karena ingin menjadikan setiap detik kehidupannya untuk menolong agama Allah  ‘Azza wa Jalla dengan mengambil fardhu kifayah yang belum banyak tertangani. Gigih bekerja karena mengharap setiap tetes keringatnya dapat menjadi pembuka jalan ke surga.
Reply

Use magic Report

Post time 28-1-2010 09:49 AM | Show all posts
anak-anak kita bertebaran di muka bumi. Meninggikan kalimat Allah, menyeru kepada kebenaran dengan cara yang baik¸ saling mengingatkan untuk menjauhi kemunkaran, dan mengimani Allah dengan benar. Tangannya mengendalikan kehidupan, tetapi hatinya merindukan kematian. Bukan karena jenuh dan berputus asa terhadap dunia, tetapi karena kuatnya keinginan untuk pulang ke kampung akhirat dan mengharap pertemuan dengan Allah dan rasul-Nya.

Mereka inilah anak-anak yang hidup jiwanya. Bukan sekadar cerdas otaknya. Kuat imannya, kuat ibadahnya, kuat ilmunya, kuat himmah-nya, kuat ikhtiarnya, kuat pula sujudnya. Dan itu semua tak akan pernah terwujud jika kita tidak mempersiapkannya, hari ini!
Reply

Use magic Report

Post time 28-1-2010 09:50 AM | Show all posts
50 tahun yang akan datang…

Anak-anak kita mungkin sedang mengendalikan dunia dan memenuhi hatinya dengan zikir kepada Allah. Mereka mungkin sedang mengendalikan jaringan bisnis besar, supermarket–hypermarket hingga perusahaan-perusaha an manufaktur berteknologi tinggi di seluruh dunia.

Sebagian lainnya mungkin sedang memimpin ma’had putri yang setiap alumninya menjadi penentu sejarah dunia. Bukankah al-ummuh madrasah al-ula (ibu adalah madrasah pertama) yang membentuk karakter dan cara berpikir satu generasi di belakangnya? Maka mempersiapkan visi dan kecakapan seorang ibu sama pentingnya dengan mempersiapkan peradaban umat ini lima tahun ke depan. Membiarkan anak-anak perempuan menyibukkan diri dengan hasrat untuk memperoleh perhatian lawan jenis, seperti mengizinkan masa depan agama dan umat ini hancur.

Anak-anak itu harus dibekali agar kelak mampu menjadi perempuan untuk agama ini; yang setiap tutur katanya akan meninggikan kalimat Allah. Sementara rahimnya, tidaklah akan tumbuh benih di dalamnya kecuali generasi yang sejak awal pertemuan sudah bertabur kalimat suci. Bukankah kepribadian itu terbentuk sejak benih bapak-ibunya bertemu? Bagaimana kedua orangtua mereka mempertemukan benih, sangat mempengaruhi bagaimana benih itu kelak akan tumbuh dan berkembang.

Persiapkan pula anak laki-laki kita agar menjadi pemberani bagi agama ini. Mereka menghiasi hidupnya dengan tangis di malam hari, dan usaha yang gigih di siang hari. Mereka mampu menegakkan kepala dengan ‘izzah (harga diri) yang tinggi di hadapan manusia karena kehormatannya, kemuliaannya, keimanannya, dan kekuatannya. Tetapi terhadap istrinya, sikapnya lembut penuh cinta. Bukankah untuk melahirkan anak-anak yang hebat dan shalih, pintu pertamanya adalah mencintai ibu mereka dengan sepenuh hati?

Ketulusan cinta mampu menggerakkan hati para bunda untuk tak henti-hentinya memberi perhatian. Ia tetap mampu tersenyum di saat anak bangun tengah malam, tepat ketika ia baru saja terlelap, meski ada suami yang mencintainya sepenuh hati sepenuh jiwa. Seorang suami yang bukan hanya memberikan harta, lebih dari itu memberikan perhatian dan kesediaannya berbagi.
‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha menangis kagum kepada suaminya, Rasulullah  Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena perhatiannya yang lembut? Sebagaimana dinukil Ibnu Katsir, ‘Aisyah menangis seraya berucap, “Kaana kullu amrihi ‘ajaba (Ah, semuanya menakjubkan bagiku),” tatkala ditanya tentang apa yang paling berkesan baginya dari Rasulullah. Ia kemudian bertutur tentang bagaimana Rasulullah meminta izin kepadanya untuk qiyamul-lail. Hanya itu. Tetapi perkara yang kecil itu tak akan hadir jika tak ada perhatian yang besar.
Reply

Use magic Report

Post time 28-1-2010 09:52 AM | Show all posts
Iman tidak kita wariskan, kecuali kalau hari ini kita didik mereka dengan sungguh-sungguh untuk mencintai Tuhannya. Keyakinan, cara pandang, dan idealisme juga tidak bisa kita wariskan ke dalam dada mereka kalau hari ini kita hanya sibuk memikirkan dunianya. Bukan akhiratnya. Atau kita persiapkan mereka menuju akhirat, tetapi kita bekali dengan kekuatan, keterampilan, dan ilmu untuk memenangi hidup di dunia dan menggenggamnya. Betapa banyak anak yang dulu rajin puasa Senin-Kamis, tetapi ketika harus bertarung melawan kesulitan hidup, yang kemudian Senin-Kamis adalah imannya. Kadang ada, kadang nyaris tak tersisa. Na’udzubillahi min dzaalik.

Teringatlah saya dengan perkataan Nabi Ya’qub ‘alaihis-salaam saat menghadapi sakaratul maut. Allah mengabadikannya dalam Surat Al-Baqarah ayat 133:

“Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya, ‘Apa yang kamu sembah sepeninggalku?’ Mereka menjawab, ‘Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail, dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.’”

Ya, “Maa ta’buduuna min ba’diy?(Apakah yang akan kalian sembah sepeninggalku? )” Bukan, “Maa ta’kuluuna min ba’diy? (Apakah yang akan kalian makan sesudah aku tiada?)”

Lalu, seberapa gelisah kita hari ini? Apakah kita sibuk memperbanyak tabungan agar kelak mereka tidak kebingungan cari makan sesudah kita tiada? Ataukah kita bekali jiwanya dengan tujuan hidup, visi besar, semangat menyala-nyala, budaya belajar yang tinggi, iman yang kuat dan kesediaan untuk berbagi karena Allah?
Reply

Use magic Report

Post time 28-1-2010 09:54 AM | Show all posts
Kita hidupkan jiwanya dengan memberi bacaan yang bergizi, nasihat yang menyejukkan hati, dorongan yang melecut semangat, tantangan yang menggugah, dan dukungan di saat gagal sehingga ia merasa kita perhatikan. Kita nyalakan tujuan hidupnya dengan mengajarkan mereka untuk mengenal Tuhannya. Kita bangun visi besar mereka dengan menghadirkan kisah orang-orang besar sepanjang sejarah; orang-orang shalih yang telah memberi warna kehidupan, sehingga mereka menemukan figur untuk dipelajari, dikagumi, dan dicontoh.

50 tahun mendatang anak-anak kita, hari inilah menentukannya. Semoga warisan terbaik kita untuk mereka adalah pendidikan yang kita berikan dengan berbekal ilmu dan kesungguhan. Kita antarkan pesan-pesan itu dengan cara yang terbaik. Sementara doa-doa yang kita panjatkan dengan tangis dan airmata, semoga menggenapkan yang kurang, meluruskan yang keliru, menyempurnakan yang sudah baik dan di atas semuanya, kepada siapa lagi kita meminta selain kepada-Nya?

Ya Allah, ampunilah aku yang lebih sering lalai daripada ingat, yang lebih sering zhalim daripada adil, yang lebih sering bakhil daripada berbagi karena mengharap ridha-Mu, yang lebih banyak jahil daripada mengilmui setiap tindakan, yang lebih banyak berbuat dosa daripada melakukan kebajikan... .

Ya Allah Yang Menggenggam langit dan bumi.... Kalau sewaktu-waktu Engkau cabut nyawaku, jadikanlah ia sebagai penutup keburukan dan pembuka kebaikan. Kalau sewaktu-waktu Engkau cabut nyawaku, jadikan ia sebagai jalan perjumpaan dengan-Mu dan bukan permulaan musibah yang tak ada ujungnya. Jadikan ia sebagai penggenap kebaikan agar anak-anak kami mampu berbuat yang lebih baik untuk agamamu.

Ya Allah, jangan jadikan kami penghalang kebaikan dan kemuliaan anak-anak kami hanya karena kami tak mengerti mereka. Amin
Reply

Use magic Report

Post time 28-1-2010 10:22 AM | Show all posts
AAMINNN...
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 28-1-2010 11:56 AM | Show all posts
amik kau... kalau kak sun dah menaip... huhuhuhu..

apa pun, terpulang kepada individu terbabit nak bawa diri berbekalkan iman didada.

*penah ada pengalaman jumpa budak tahfiz yang tukar jantina. Nauzubillah
Reply

Use magic Report

Post time 28-1-2010 09:46 PM | Show all posts
ni bukan i tulis ada teman dari seberang yg send to my email...and i suka baca...yg penting didik anak dgn pendidikan agama yg secukupnya paling bagus ke sek agama...tak kiralah pondok ke sek agama modern ke..kalau semua org nak jadi ust aja sape nak jadi doktor, scientist? engineer....
Reply

Use magic Report

Post time 28-1-2010 09:47 PM | Show all posts
hari tu keluar paper budak tahfiz alor star kena cekup berkhalwat dgn girl friend kat motel mlm new year...tak malu betul dgn kain pelekat aja kena cekup..entah apa dah terjadi sblm tu...dah hafal beberapa juz tu...auzubilllah...
Reply

Use magic Report

Post time 28-1-2010 10:09 PM | Show all posts
nasib baik ada kain pelikat
kalo kain pelikat dh takde
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CARI Infonet

6-5-2024 08:34 AM GMT+8 , Processed in 0.072482 second(s), 42 queries .

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list