CARI Infonet

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

Author: dru_helle

HANYUT/ALMAYER'S FOLLY

[Copy link]
Post time 29-12-2013 10:37 PM | Show all posts
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 30-12-2013 04:51 PM | Show all posts
cantik... bile nak keluar nie..
Reply

Use magic Report

Post time 30-12-2013 09:08 PM | Show all posts
bile nk tayang nih?
Reply

Use magic Report

Post time 22-10-2014 11:30 PM | Show all posts
Tajuk awal2 dulu Kelemahan Almayer, lepas tu Hanyut la ni tukar lagi...
Reply

Use magic Report

Post time 23-10-2014 01:14 PM | Show all posts
tukar lagi tajuk...........
Reply

Use magic Report

Post time 26-10-2014 09:12 AM | Show all posts
Buat filem tahun 2010. Ni dah 2014, masih tak tayang lagi.
Belanja buat filem ni dah sampai 30 jota!.................
Pelakon-pelakonnya sampai dah kawen & beranak pinak.
Filemnya masih tak tayang-tayang, nak tunggu pelakon bercucu ke.....kahkahah!
Apa kejadah tak tayang-tayang sampai sekarang.....?????
Or dah dapat INTERNATIONAL SUCESS ke, sampai tak perlu tayang
kat Malaysia............
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 26-10-2014 10:18 PM | Show all posts
dgr2 dpt review teruk..
tp tak seteruk remake france buat tu

dan filem ni kalah ngan filem bunohan/songlap dlm bbrp kategori penting semasa asian film award 2 tahun lepas
Reply

Use magic Report

Post time 26-10-2014 10:26 PM | Show all posts
sayangnya
uweii ni satu-satunya pengarah yg berjaya menempatkan filemnya dalam cannes film festival
dan pengarah yg berjaya membuatkan pelakon filemnya meraih award penting "best actor" dlm asia pacific screen award..

pengarah filem boleh dikatakan on par ngan kejayaannya setakat ni adalah yasmin ahmad & p ramlee
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 12-11-2014 04:58 PM | Show all posts
' Gunung Emas Almayer ' : Hanyut dalam Tragedi di Malaka Abad ke-19



Shandy Gasella - detikhot

Senin, 10/11/2014 10:47 WIB



Jakarta -


Judul film ini seakan menegaskan bahwa kita bakal diajak berpetualang ala Indiana Jones mencari harta karun. Ada gontok-gontokan dengan beberapa musuh dan adegan-adegan aksi kelahi atau tembak-menembak adalah hal lumrah yang biasa kita temui dalam film-film petualangan. Namun, bukan itu yang bakal kita dapatkan dari menonton film ini. Melainkan, drama tragedi ala Shakespeare yang terjadi di Malaka pada abad ke-19.

Penggunaan judul ' Gunung Emas Almayer ' lebih terasa sebagai trik marketing untuk menggaet penonton di Indonesia. Judul tersebut memang lebih mengundang rasa penasaran ketimbang judul versi Malaysia-nya, ' Hanyut : Almayer's Folly' --diangkat dari novel klasik berjudul Almayer's Folly (Kebodohan Almayer) karangan Joseph Conrad. Keputusan untuk menggunakan judul 'Gunung Emas Almayer' memang agak " menjebak ", namun untungnya, saya terperosok masuk ke jebakan yang tak mencelakakan.

Film dibuka oleh suara teriakan pilu seorang ibu yang anak gadisnya dibawa pergi ke negeri seberang. Ibu ini bernama Mem, warga lokal Sambir di tanah pelosok Malaysia zaman dahulu. Mem dinikahi orang Belanda bernama Kasper Almayer, dan anaknya yang dibawa pergi itu adalah Nina, sengaja dikirim ke Singapura untuk mendapatkan pendidikan ala Barat sebagaimana ayahnya berasal. Mem merana untuk waktu yang lama, dan itu membuatnya begitu membenci Almayer. Almayer sendiri merupakan pedagang yang tak kaya-kaya amat, dan ia merasa terjebak tak berdaya di tanah Malaka itu.

Kepulangan Nina yang kini beranjak dewasa mengubah ritme hidup Almayer. Ia jadi memiliki tujuan pasti untuk segera meninggalkan tanah Malaka dan bertolak ke Belanda, negeri leluhurnya yang selama hidupnya hanya bisa ia bayangkan dalam benaknya saja. Ia ingin mengajak Nina yang baginya adalah seorang kulit putih untuk pulang ke tanah leluhurnya itu. Almayer tak punya uang untung ongkos pulang kampungnya, namun ia punya rencana untuk pergi ke gunung emas. Berdasarkan mitos yang ia dengar, di sana terdapat harta karun yang melimpah ruah.

Datanglah pangeran Dain Maroola yang sesumbar kepada Almayer bahwa ia mengetahui persis letak gunung emas tersebut. Sebagai imbalan bantuan yang hendak ia berikan, Dain Maroola meminta agar Almayer mau menjual senjata api berikut bubuk mesiu kepadanya. Yang tak diketahui Almayer, senjata itu digunakan Dain untuk menyerang serdadu Inggris. Dain kemudian jadi buronan, pun Almayer sebagai bule pedagang senjata dianggap perlu untuk disingkirkan oleh beberapa pihak. Celakanya lagi, Nina sang putri semata wayangnya rupanya kepincut oleh pesona Dain.

Sutradara U-Wei bin Haji Saari ('Perempuan, Isteri dan Jalang', 'Jogho') dianggap melakukan terobosan dalam mengadaptasi cerita klasik tulisan Joseph Conrad yang tak begitu populer ini. Sebab, tak seperti yang pernah digarap oleh sineas lain semisal film versi kongsi Belgia-Prancis berjudul 'La folie Almayer' (Chantal Akerman, 2011) yang sama-sama mengangkat cerita ini, atau bahkan tak seperti versi novelnya sendiri, U-Wei bin Haji Saari memberi porsi penceritaan lebih terhadap tokoh-tokoh seperti Mem, Dain, Raja Sambir, hingga tokoh pedagang Arab yang dalam novelnya sendiri diceritakan sebagai tokoh-tokoh pendukung saja. Di tangan U-Wei, keberadaan orang-orang Melayu jadi terasa begitu penting menentukan plot cerita film ini bergulir.

Menarik menyaksikan permainan lakon beberapa aktor dalam film ini. Ada tiga pelakon asal negeri kita yang ikut bermain, yakni El Manik ('Menumpas Teroris', 'Berbagi Suami') sebagai Raja Ibrahim yang begitu mencuri perhatian. Ia amat luwes memainkan perannya dan memberi gravitas yang sulit untuk ditepis. Sementara itu, Alex Komang ('Pacar Ketinggalan Kereta ', ' 9 Summers 10 Autumns ' ) terasa kurang maksimal dalam perannya sebagai Abdullah sang saudagar Arab. Kehadiran Rahayu Saraswati ( 'Hati Merdeka ' ) sebagai si penjual kue yang dibakar api cemburu, walau keberadaannya terasa kecil dan tak begitu penting, jadi pemantik yang efektif untuk masuk ke babak akhir paling dramatis cerita film ini.


Aktris Malaysia Sofia Jane ( ' Perempuan, Isteri dan Jalang ' ) berperan cukup mengesankan sebagai Mem, pun Diana Danielle ( ' Hantu Gangster ', ' Magika ' ) sebagai Nina sama-sama bermain cantik. Pesonanya sebagai gadis desa peranakan Melayu-bule yang menarik hati mampu memberi kesan meyakinkan bahwa ia memang pantas diperjuangkan hatinya oleh pangeran Dain Maroola. Adi Putra ('Don 2') sebagai Dain Maroola memiliki kualitas keaktoran yang tak main-main, khususnya sebagai aktor Melayu, paras dan bakatnya semacam hal langka yang jarang sekali kita temui di perfilman negeri sendiri.

Aktor asal Australia Peter O'Brien ( pemeran John Howlett dalam ' X-Men Origins: Wolverine ' ) bermain gemilang sebagai Kasper Almayer. Karakternya berkembang penuh dimensi sepanjang film dari mulai sebagai seorang menyebalkan yang layak dibenci menjadi patut dikasihani di pengujung film. Peter O'Brien memberikan performa seni peran terbaiknya di film ini.

Film yang disebut-sebut sebagai produksi termahal yang pernah dibuat oleh sineas Malaysia ini dipenuhi adegan-adegan dalam bingkai cantik, dialog-dialog menawan khas Melayu kuno ala roman tempo dulu yang barang tentu sulit kita jumpai dalam keseharian modern kini, dan drama tragedi ala Shakespeare seperti yang telah saya singgung sebelumnya. Adegan di akhir film akan membuat Anda mengerti mengapa tokoh utama kita ini, Almayer, adalah orang paling bodoh yang amat malang.


Shandy Gasella pengamat perfilman Indonesia



Rate

1

View Rating Log

Reply

Use magic Report

Post time 19-11-2014 02:43 PM | Show all posts
HangPC2 posted on 12-11-2014 04:58 PM
' Gunung Emas Almayer ' : Hanyut dalam Tragedi di Malaka Abad ke-19

bila nak main kat mesia ni??


Reply

Use magic Report

Post time 19-11-2014 02:44 PM | Show all posts

JAKARTA 4 Nov. - Filem Hanyut arahan sutradara tersohor Malaysia, U-Wei Saari menjadi filem Malaysia pertama yang ditayangkan di 150 buah pawagam di seluruh Indonesia bermula 6 November ini.

Hanyut yang diubah tajuk menjadi Gunung Emas - Almayer (untuk pasaran Indonesia) tidak sekadar mencatat rekod tersebut, sebaliknya, ia juga bertentangan dengan trend tayangan apabila menemui peminat filem di negara jiran itu terlebih dahulu berbanding di pawagam Malaysia.
Filem yang menelan kos pembikinan sebanyak RM18 juta itu difahamkan belum dipastikan bila akan ditayangkan di tanah air memandangkan syarikat produksi Tanah Licin Sdn. Bhd., masih dibelenggu masalah kos promosi yang mencecah angka RM2 juta.
Pengedar filem Hanyut atau Gunung Emas - Almayer untuk pasaran Indonesia, Rahayu Saraswati berkata, kesediaan beliau memasarkan filem itu didorong oleh keyakinannya terhadap kehebatan naskhah yang digarap oleh U-Wei.
Rahayu yang juga pengasas syarikat pengedaran filem, Media Desa berkata, Gunung Emas-Alma-yer yang dihasilkan setanding filem antarabangsa berpeluang menjadi karya yang akan membuka mata pencinta filem dunia terhadap kemampuan penggiat filem Asia.
Katanya, Gunung Emas - Almayer yang diterbitkan secara kerjasama antara pelbagai negara seperti Jepun, Amerika Syarikat (AS), Kanada, Australia, Indonesia dan Malaysia harus menjadi tontonan seluruh masyarakat dunia kerana menggabungkan bakat-bakat seni luar biasa dari pelbagai negara.
Rahayu berkata, kesungguhannya membawa filem itu ke pasaran Indonesia juga adalah kerana kekaguman beliau terhadap pembikin filem Asia khususnya U-Wei yang mampu menggarap sebuah naskhah yang luar biasa.
“Atas keyakinan itu saya bersetuju untuk membawa Gunung Emas-Almayer ke Indonesia. Filem arahan U-Wei ini memecah tembok kehebatan filem dunia yang selama ini didominasi oleh orang asing.
“U-Wei membawa satu perspektif baharu ke dalam filem Melayu melalui Gunung Emas - Almayer dan saya secara peribadi berpendapat amat rugi seandainya ia tidak ditayangkan di Indonesia,” kata Rahayu kepada Utusan Malaysia selepas majlis tayangan perdana Gunung Emas - Almayer di sini semalam.
Rahayu berkata, selain sudah ditayangkan di AS dan Kanada, beliau juga akan memasarkan Gunung Emas - Almayer ke 50 negara lain di seluruh dunia.
Gunung Emas - Almayer atau Hanyut dibintangi Peter O’Brien dari Australia, Sofia Jane, Adi Putra, Diana Danielle, Khalid Salleh dan Bront Palare (Malaysia) serta Alex Komang dan Rahayu (Indonesia). – UTUSAN
Filem yang memulakan penggambaran sekitar tahun 2010, siap sepenuhnya 2012 diangkat ke layar perak oleh U-Wei berdasarkan novel pertama Joseph Conrad berjudul Almayer’s Folly.
Ia mengisahkan Almayer, pedagang dari Belanda yang berjuang untuk hidup di Malaya pada akhir abad ke-19 yang menyimpan keinginan mencari mitos gunung emas yang ditentang isterinya, Mem.
Sementara itu, U-Wei memberitahu, naskhah Gunung Emas - Almayer atau Hanyut memerlukan sokongan seluruh peminat filem tidak hanya di Malaysia atau Indonesia, semata-mata.
Sehubungan itu, U-Wei berkata, sekalipun Gunung Emas - Almayer ditayangkan di Indonesia terlebih dahulu berbanding Malaysia, namun beliau secara peribadi berharap filem terbaharu arahannya itu juga akan ditayangkan di pawagam di tanah air. – UTUSAN

Rate

1

View Rating Log

Reply

Use magic Report

Post time 19-11-2014 11:32 PM | Show all posts
box office tak kat indon?
Reply

Use magic Report

Post time 20-11-2014 12:53 PM | Show all posts
Bila la cite ni nak kuar...x sbr ..sebab adik iols berlakon jadi pak pacakkk..
lm gile..dr adik iols skolah la ni dh kije..xkuar2 lg
Reply

Use magic Report

Post time 20-11-2014 06:02 PM | Show all posts
x  laku d indo
Reply

Use magic Report

Post time 2-12-2014 07:09 PM | Show all posts
bila hanyut nak release ni
Reply

Use magic Report

Post time 25-10-2016 03:53 AM | Show all posts
Release Date24 Nov 2016LanguageMalaySubtitle-GenreDrama / HistoricalRunning Time-DirectorU-Wei Haji ShaariCastDiana Danielle, Sofea Jane, Ady Putra,Bront Palarae, Sabri Yunus, Alex Komang, Khalid Salleh, Peter O'BrienDistributorTANAH LICIN SDN BHD

    Synopsis :
Based on Joseph Conrad`s 1895 novel Almayer`s Folly, this epic film tells the story of Kaspar Almayer ("X-Men Origins: Wolverine" actor Peter O`Brien), a English trader struggling to survive in Malaysia at the turn of the 19th Century. His dream of finding a mythical gold mountain is challenged by his scheming wife, the colonial authorities, the political machinations of the local chief and Arab traders, and his daughter`s (Diana Danielle) love for a freedom-fighting Malay prince, Dain Maroola (Adi Putra).



Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 25-10-2016 08:11 AM | Show all posts
hari tu kt fb ada kuar trailer baru
Reply

Use magic Report

Post time 26-10-2016 01:10 PM | Show all posts
trailer baru yg tak berapa nak baru..


Reply

Use magic Report

Post time 26-10-2016 07:43 PM | Show all posts
sape yg dah baca novelnya ?



https://en.wikipedia.org/wiki/Almayer%27s_Folly

Ghupanya org French dah buat filemnya...



Reply

Use magic Report

Post time 26-10-2016 07:47 PM | Show all posts

Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CARI Infonet

27-4-2024 10:23 PM GMT+8 , Processed in 0.094538 second(s), 42 queries .

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list