CARI Infonet

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

12Next
Return to list New
View: 8273|Reply: 39

MELAKA KURUN KE-13 Pencipta & Pengeksport Cermin Mata

[Copy link]
Post time 14-4-2013 12:21 AM | Show all posts |Read mode
Petikan di bawah ini adalah terjemahan oleh Joseph Needham dan Ling Wang berkenaan cermin mata dari Melaka yang tercatat dalam karya Chao Hsi Ku (1225-1264).
Ai-tai resemble large coins, and their colour is like mica. When old people are dizzy and their sight tired, so that they cannot read fine print, they put ai-tai over their eyes. Then they are once more able to concentrate, and the strokes of characters appear doubly clear. Ai-tai come from Malacca in the western regions.

Kaitan Melaka dengan kaca mata bukanlah sesuatu yang luar biasa. Sepertimana telah diketahui sultan Melaka pernah menghadiahkan 10 pasang cermin mata kepada maharaja Cina sekitar tahun 1410.

Selain menimbulkan kesangsian terhadap tarikh penubuhan negara Melaka yang telah sekian lama diterima kebanyakan pihak, ulasan oleh Chao Hsi Ku ini juga secara tidak langsung mengangkatMelaka sebagai negara pencipta kaca mata berbingkai.

Last edited by BotakChinPeng on 12-7-2013 06:31 PM

Rate

1

View Rating Log

Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 14-4-2013 12:35 AM | Show all posts
Lutfallah Gari, seorang peneliti sejarah sains dan teknologi Islam dari Arab Saudi mencoba menelusuri rahasia penemuan kacamata secara mendalam.
Ia mencoba membedah sejumlah sumber asli dan meneliti literatur tambahan.
Investigasi yang dilakukannya itu membuahkan sebuah titik terang.
Ia menemukan fakta bahwa peradaban Muslim di era keemasan memiliki peran penting dalam menemukan alat bantu baca dan lihat itu.

Lewat tulisannya bertajuk The Invention of Spectacles between the East and the West, Lutfallah mengungkapkan, peradaban Barat kerap mengklaim sebegai penemu kacamata.
Padahal, jauh sebelum masyarakat Barat mengenal kacamata, peradaban Islam telah menemukannya.
Menurut dia, dunia Barat telah membuat sejarah penemuan kacamata yang kenyataannya hanyalah sebuah mitos dan kebohongan belaka.

”Mereka sengaja membuat sejarah bahwa kacamata itu muncul saat Etnosentrisme,” papar Lutfallah.
Menurut dia, sebelum peradaban manusia mengenal kacamata, para ilmuwan tdari berbagai peradaban telah menemukan lensa.
Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya kaca.

Lensa juga dikenal pada beberapa peradaban seperti Romawi, Yunani, Hellenistik dan Islam.
Berdasarkan bukti yang ada, lensa-lensa pada saat itu tidak digunakan untuk magnification (perbesaran), tapi untuk pembakaran.
Caranya dengan memusatkan cahaya matahari pada fokus lensa/titik api lensa.

Oleh karena itu, mereka menyebutnya dengan nama umum “pembakaran kaca/burning mirrors”.
”Hal ini juga tercantum dalam beberapa literatur yang dikarang sarjana Muslim pada era peradaban Islam,” tutur Lutfallah.
Menurut dia, fisikawan Muslim legendaris, Ibnu al-Haitham (965 M-1039 M), dalam karyanya bertajuk Kitab al-Manazir (tentang optik) telah mempelajarai masalah perbesaran benda dan pembiasan cahaya.

Ibnu al-Haitam mempelajari pembiasan cahaya melewati sebuah permukaan tanpa warna seperti kaca, udara dan air.
“Bentuk-bentuk benda yang terlihat tampak menyimpang ketika terus melihat benda tanpa warna”.
Ini merupakan bentuk permukaan seharusnya benda tanpa warna,” tutur al-Haitham seperti dikutip Lutfallah.

Inilah salah satu fakta yang menunjukkan betapa ilmuwan Muslim Arab pada abadke-11 itu telah mengenali kekayaan perbesaran gambar melalui permukaan tanpa warna.
Namun, al-Haitham belum mengetahui aplikasi yang penting dalam fenomena ini.
Buah pikir yang dicetuskan Ibnu al-Haitham itu merupakan hal yang paling pertama dalam bidang lensa.

Paling tidak, peradaban Islam telah mengenal dan menemukan lensa lebih awal tiga ratus tahun dibandingkan Masyarakat Eropa.
Menurut Lutfallah, penemuan kacamata dalam peradaban Islam terungkap dalam puisi-puisi karya Ibnu al-Hamdis (1055 M- 1133 M).
Dia menulis sebuah syair yang menggambarkan tentang kacamata.
Syair itu ditulis sekitar200 tahun, sebelum masyarakat Barat menemukan kacamata.
Ibnu al-Hamdis menggambarkan kacamata lewat syairnya antara lain sebagai berikut:

”Benda bening menunjukkan tulisan dalam sebuah buku untuk mata, benda bening seperti air, tapi benda ini merupakan batu. Benda itu meninggalkan bekas kebasahan di pipi, basah seperti sebuah gambar sungai yang terbentuk dari keringatnya,” tutur al-Hamdis.

Al-Hamdis melanjutkan, ”Ini seperti seorang yang manusia yang pintar, yang menerjemahkan sebuah sandi-sandi kamera yang sulit diterjemahkan.
Ini juga sebuah pengobatan yang baik bagi orang tua yang lemah penglihatannya, dan orang tua menulis kecil dalam mata mereka.”

Syair al-Hamids itu telah mematahkan klaim peradaban Barat sebagai penemu kacamata pertama.
Pada puisi ketiga, penyair Muslim legendaris itu mengatakan, “Benda ini tembus cahaya (kaca) untuk mata dan menunjukkan tulisan dalam buku, tapi ini batang tubuhnya terbuat dari batu (rock)”.

Selanjutnya dalam dua puisi, al-Hamids menyebutkan bahwa kacamata merupakan alat pengobatan yang terbaik bagi orang tua yang menderita cacat/memiliki penglihatan yang lemah. Dengan menggunakan kacamata, papar al-Hamdis, seseorang akan melihat garis pembesaran.

Dalam puisi keempatnya, al-Hamdis mencoba menjelaskan dan menggambarkan kacamata sebagai berikut: “Ini akan meninggalkan tanda di pipi, seperti sebuah sungai”.
Menurut penelitian Lutfallah, penggunaan kacamata mulai meluas di dunia Islam pada abad ke-13 M.
Fakta itu terungkap dalam lukisan, buku sejarah, kaligrafi dan syair.

Dalam salah satu syairnya, Ahmad al-Attar al-Masri telah menyebutkan kacamata. “Usia tua datang setelah muda, saya pernah mempunyai penglihatan yang kuat, dan sekarang mata saya terbuat dari kaca.”
Sementara itu, Sejarawan al-Sakhawi, mengungkapkan, tentang seorang kaligrafer Sharaf Ibnu Amir al-Mardini (wafat tahun 1447 M).
“Dia meninggal pada usia melewati 100 tahun; dia pernah memiliki pikiran sehat dan dia melanjutkan menulis tanpa cermin/kaca.
“Sebuah cermin disini rupanya seperti lensa,” papar al-Sakhawi.

Fakta lain yang mampu membuktikan bahwa peradaban Islam telah lebih dulu menemukan kacamata adalah pencapaian dokter Muslim dalam ophtalmologi, ilmu tentang mata.
Dalam karanya tentang ophtalmologi, Julius Hirschberg , menyebutkan, dokter spesialis mata Muslim tak menyebutkan kacamata.
”Namun itu tak berarti bahwa peradaban Islam tak mengenal kacamata,” tegas Lutfallah. desy susilawati

Eropa dan Penemuan Kacamata
Pada abad ke-13 M, sarjana Inggris, Roger Bacon (1214 M – 1294 M), menulis tentang kaca pembesar dan menjelaskan bagaimana membesarkan benda menggunakan sepotong kaca.
“Untuk alasan ini, alat-alat ini sangat bermanfaat untuk orang-orang tua dan orang-orang yang memiliki kelamahan pada penglihatan, alat ini disediakan untuk mereka agar bisa melihat benda yang kecil, jika itu cukup diperbesar,” jelas Roger Bacon.

Beberapa sejarawan ilmu pengetahuan menyebutkan Bacon telah mengadopsi ilmu pengetahuannya dari ilmuwan Muslim, Ibnu al-Haitam. Bacon terpengaruh dengan kitab yang ditulis al-Haitham berjudul Kitab al-Manazir Kitab tentang Optik.
Kitab karya al-Haitham itu ternyata telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin.

Ide pembesaran dengan bentuk kaca telah dicetuskan jauh sebelumnya oleh al-Haitham.
Namun, sayangnya dari beberapa bukti yang ada, penggunaan kaca pembesar untuk membaca pertama disebutkan dalam bukunya Bacon.

Julius Hirschberg, sejarawan ophthalmologi (ilmu pengobatan mata), menyebutkan dalam bukunya, bahwa perbesaran batu diawali dengan penemuan kaca pembesar dan barulah kacamata tahun 1300 atau abad ke-13 M.
“Ibnu al-Haitham hanya melakukan penelitian mengenai pembesaran pada abad ke – 11 M,” cetusnya Hirschberg.

Kacamata pertama disebutkan dalam buku pengobatan di Eropa pada abad ke-14 M.
Bernard Gordon, Profesor pengobatan di Universitas Montpellier di selatan Perancis, mengatakan di tahun 1305 M tentang tetes mata (obat mata) sebagai alternatif bagi orang-orang tua yang tidak menggunakan kacamata.

Tahun 1353 M, Guy de Chauliac menyebutkan jenis obat mata lain untuk menyembuhkan mata, dia mengatakan lebih baik menggunakan kacamata jika obat mata tidak berfungsi.

Selain para ilmuwan di atas, adapula tiga cerita yang berbeda disebutkan oleh sarjana Italia, Redi (wafat tahun 1697).
Cerita pertama, disebutkan dalam manuskrip Redi tahun 1299 M.
Disebutkan dalam pembukaan bahwa pengarang adalah orang yang sudah tua dan tidak bisa membaca tanpa kacamata, yang ditemukan pada zamannya.

Cerita kedua, juga diceritakan oleh Redi, menunjukkan bahwa kacamata disebutkan dalam sebuah pidato yang jelas tahun 1305 M, dimana pembicara mengatakan bahwa perlatan ini ditemukan tidak lebih cepat dari 20 tahun sebelum pidato tersebut diungkapkan.

Cerita ketiga, menyebutkan bahwa biarawan (the monk) Alexander dari Spina (sebelah timur Itali) belajar bagaimana menggunakan kacamata. Dia wafat tahun 1313 M.

Akhirnya tiga versi cerita berbeda tersebut menyebarluas, karena banyak buku lain yang mengadopsi cerita-cerita yang disebutkan Redi setelah dia wafat.
Namun, beberapa sejarahwan ilmu pengetahuan mengatakan bahwa Redi telah membuat cerita bohong dan mereka tidak percaya.

Bahkan, dalam buku Julius Hirschberg, juga disebutkan tentang cerita Redi itu, ditulis antara tahun 1899 dan 1918 di Jerman dan banyak informasi yang sudah tua dan banyak yang diperbaharui.
Buku tersebut kemudian diterjemahkan (tanpa revisi) ke dalam bahasa Inggris dan dipublikasikan tahun 1985.
Hasilnya, cerita Redi menyebar di Inggris, artikel penelitian itu ditolak kebenaran ceritanya dan ini ditolak Julius Hirschberg.

Beberapa cerita bohong lain juga ditulis oleh seorang jurnalis di pertengahan abad ke 19 M.
Dia mengklaim Roger Bacon merupakan penemu kacamata seperti.
Bahkan ia juga menyebutkan bahwa biarawan (the Monk) Alexander juga telah diajarkan Roger Bacon bagaimana menggunakan kacamata.
Kabar ini tentu saja dengan cepat menyebar.

Kebohongan lain juga terlihat pada sebuah nisan.
Seorang pengarang menunjukkan bahwa sebuah nisan di kuburan Nasrani yang berada di gereja, tertulis sebuah kalimat,
“disini beristirahat Florence, penemu kacamata, Tuhan mengampuni dosanya, tahun 1317″.
Masih banyak cerita atau mitos lainnya tentang penemu dan pembuatan kacamata di Eropa.
Semua mengklaim sebagai penemu pertama alat bantu baca dan melihat itu.

Rate

1

View Rating Log

Reply

Use magic Report

Post time 14-4-2013 09:31 AM | Show all posts
thanks 4 sharing....
Reply

Use magic Report

Post time 14-4-2013 10:04 AM | Show all posts
Skang ni dah terbalik...Cina eksport cermin mata untuk Melayu
Reply

Use magic Report

Post time 14-4-2013 10:05 AM | Show all posts
Skang ni dah terbalik...Cina eksport cermin mata untuk Melayu
Reply

Use magic Report

Post time 14-4-2013 12:36 PM | Show all posts
nobito posted on 14-4-2013 10:05 AM
Skang ni dah terbalik...Cina eksport cermin mata untuk Melayu

sume orang tau mende tu..bugis je yg xtau..bugis kan lembap..kahkahkah..
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 14-4-2013 03:51 PM | Show all posts
rosemary70 posted on 14-4-2013 09:31 AM
thanks 4 sharing....

Termasuk juga yang menjual dan membuatnya ...
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 14-4-2013 10:35 PM | Show all posts
nobito posted on 14-4-2013 10:04 AM
Skang ni dah terbalik...Cina eksport cermin mata untuk Melayu

Ye ke ?
Jenama apa yang malaysia import dari cina ?

Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 14-4-2013 10:43 PM | Show all posts
Dulu cermin mata boleh dianggap canggih. Pengeluarnya perlu kuasai teknologi membuat kaca jernih serta teknologi membentuk kanta dan menggilap.

Sekarang pembuat cermin mata hanya perlu beli kaca atau plastik khas dari syarikat jepun, amerika atu eropah. Mesin untuk membentuk dan menggilap juga diimport dari eropah atau jepun.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 14-4-2013 11:11 PM | Show all posts
oncom posted on 14-4-2013 12:35 AM
Lutfallah Gari, seorang peneliti sejarah sains dan teknologi Islam dari Arab Saudi mencoba menelusur ...

Kacamata tanpa bingkai mungkin dicipta peradaban Islam Arab.

Tapi cermin mata yang dibincangkan penciptaannya di sini adalah kanta yang dilengkapi dengan bingkai. Pemakaiannya melibatkan hidung dan cuping telinga.

Reply

Use magic Report

 Author| Post time 14-4-2013 11:13 PM | Show all posts
Marco Polo (1271) dikatakan telah nampak orang tua di negara cina pakai spek
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 14-4-2013 11:15 PM | Show all posts
rosemary70 posted on 14-4-2013 09:31 AM
thanks 4 sharing....

You're welcome

Reply

Use magic Report

 Author| Post time 14-4-2013 11:38 PM | Show all posts
Di kurun ke-6 dan 7 pihak Cina mencatatkan Funan serta dua negara Melayu iaitu Tan-tan(Kelantan) dan Lochha(Raksaksa) sebagai pengeluar ketulan kaca bulat yang digunakan untuk menyalakan api .
Reply

Use magic Report

Post time 15-4-2013 07:55 AM | Show all posts
BotakChinPeng posted on 14-4-2013 11:38 PM
Di kurun ke-6 dan 7 pihak Cina mencatatkan Funan serta dua negara Melayu iaitu Tan-tan(Kelantan) dan ...

Hanya dongeng .... pengeluar lensa pertama bukan dari asia tenggara ...

Reply

Use magic Report

 Author| Post time 15-4-2013 04:17 PM | Show all posts
mdalipunte posted on 15-4-2013 07:55 AM
Hanya dongeng .... pengeluar lensa pertama bukan dari asia tenggara ...

Hahaa. Kalo catatan majapahit boleh la dianggap dongeng.

Rekod kerajaan cina cuma memaklumkan kewujudan industri kaca penyala api di funan dan semenanjung tanah melayu ; serta pembeliannya oleh pelawat dari china .

Ko tak payah gelupur nak sibuk pasal isu penciptaan kanta pulak.

Reply

Use magic Report

Post time 15-4-2013 04:24 PM | Show all posts
Ray-Ban adelah seorang Melayu dulu2.. name dia Riben
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 15-4-2013 04:35 PM | Show all posts
unekspekted_XII posted on 15-4-2013 04:24 PM
Ray-Ban adelah seorang Melayu dulu2.. name dia Riben

Aku tap paham

Reply

Use magic Report

Post time 15-4-2013 05:40 PM | Show all posts
Mesti mahal spek mata Made in Malacca tu....
Reply

Use magic Report

Post time 15-4-2013 05:47 PM | Show all posts
mdalipunte posted on 15-4-2013 07:55 AM
Hanya dongeng .... pengeluar lensa pertama bukan dari asia tenggara ...

spek nye x da lens..kucing pon boleh pakai


Reply

Use magic Report

 Author| Post time 15-4-2013 07:34 PM | Show all posts
nobito posted on 15-4-2013 05:40 PM
Mesti mahal spek mata Made in Malacca tu....

Barang canggih masa tu mesti la mahal.

Sultan melaka pun jadikan hadiah untuk maharaja cina

Reply

Use magic Report

12Next
Return to list New
You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CARI Infonet

28-3-2024 07:34 PM GMT+8 , Processed in 0.078376 second(s), 55 queries .

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list