CARI Infonet

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

Author: timahterung

[Tempatan] Ustaz TV9 Puji Kehebatan Faraj Isteri Orang?

 Close [Copy link]
Post time 19-10-2014 08:20 PM | Show all posts
timahterung posted on 19-10-2014 08:15 PM
kalau orng biasa takde sapa kesah pun tapi sbb dia tu ustaz yg keluar bercakap kat tv, mestilah ki ...

kluar kat tv..??

ustad mana ni, kaki fitnah wooii??





Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 19-10-2014 08:27 PM | Show all posts
bila sebut pasai poen,, ostard punya peliaq pon sukar di control,

sarban ke mana tasbih ke mana...


#power0fpussy
Reply

Use magic Report

Post time 19-10-2014 08:35 PM | Show all posts
janganlah cepat sangat percaya alam siber ni..

belum ada bukti apa pun lagi..

kalau betul pun..

ambil lah yang baik..tinggalkan yang tak baik..kan senang

nabi pun dah ajar macam tu...
Reply

Use magic Report

Post time 19-10-2014 09:09 PM | Show all posts
Ramainya bahlol dalam ni.

Bahlol sama bahlol.
Reply

Use magic Report

Post time 19-10-2014 09:11 PM From the mobile phone | Show all posts
perangai cam keling....eiiii busuk keling:Q
Reply

Use magic Report

Post time 19-10-2014 09:17 PM | Show all posts
Apabila orang2 baik difitnah, ramailah bahlol2 yang bersuka ria.
Hati bahlol2 ni memang penuh dengan hasad.
Memang jenis orang yang fajir. Fasiq.

Bukankah kita perlu tabayyun?



يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu". [Al Hujurat : 6].

Dalam ayat ini, Allah melarang hamba-hambanya yang beriman berjalan mengikut desas-desus. Allah menyuruh kaum mukminin memastikan kebenaran berita yang sampai kepada mereka. Tidak semua berita yang dicuplikkan itu benar, dan juga tidak semua berita yang terucapkan itu sesuai dengan fakta. (Ingatlah, pent.), musuh-musuh kalian senantiasa mencari kesempatan untuk menguasai kalian. Maka wajib atas kalian untuk selalu waspada, hingga kalian bisa mengetahui orang yang hendak menebarkan berita yang tidak benar.
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 19-10-2014 09:18 PM From the mobile phone | Show all posts
sepatutnya kn hencap ustaz yg post kt fb tu..dia nmpk berhati busuk.nk suruh masyarakat berprasangka.

jeles agaknya dia xdpt slot tyalah ustaz tu.
Reply

Use magic Report

Post time 19-10-2014 09:22 PM | Show all posts
cupu posted on 19-10-2014 09:18 PM
sepatutnya kn hencap ustaz yg post kt fb tu..dia nmpk berhati busuk.nk suruh masyarakat berprasangka ...

lahanat tu post sekali kat fb pastu dia delete acc fb...

si tolol tt ni tarak usul periksa p bukak thread...



Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 19-10-2014 09:42 PM | Show all posts
Bahayanya penyebar berita palsu (fitnah)


Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar berita yang tidak jelas asal-usulnya. Kadang kadang isu kecil di perbesarkan dalam berita yang di edarkan atau sebaliknya. Kadang kadang berita itu berkait dengan kehormatan seseorang muslim. Bagaimanakah sikap kita terhadap berita yang belum tahu kebenarannya dan bersumber dari orang yang belum kita ketahui kejujurannya?

Dalam naskah berikut ini, penulis menjelaskan kepada kita, bagaimana seharusnya sikap seorang muslim terhadap berita-berita yang belum jelas kebenarannya itu.

Allah berfirman, maksudnya:-

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6].



Dalam ayat ini, Allah melarang hamba-hambanya yang beriman percaya kepada berita angin. Allah menyuruh kaum mukminin memastikan kebenaran berita yang sampai kepada mereka. Tidak semua berita itu benar, dan juga tidak semua berita yang disampaikan ada faktanya. Ingatlah, musuh-musuh kamu senantiasa mencari kesempatan untuk menjatuhkan kamu. Maka wajib atas kamu untuk selalu berwaspada, hingga kamu boleh kenal pasti orang yang hendak menyebarkan berita yang tidak benar.



Allah berfirman, maksudnya:-

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti”



Maksudnya, janganlah kamu menerima (begitu saja) berita dari orang fasik, sebelum kamu periksa, teliti dan mendapatkan bukti kebenaran nya.

(Dalam ayat ini) Allah memberitahu, bahwa orang-orang fasik itu pada dasarnya (jika berbicara) dia dusta, akan tetapi kadang kala ia juga benar. Karena, berita yang disampaikan tidak boleh diterima dan juga tidak ditolak begitu saja, kecuali setelah diteliti. Jika benar sesuai dengan bukti, maka diterima dan jika tidak, maka ditolak.

Kemudian Allah menyebutkan illat (sebab) perintah untuk meneliti dan larangan untuk mempercayai berita-berita tersebut. Allah berfirman.

“Agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya”.

Kemudian nampak bagi kamu kesalahanmu dan kebersihan mereka.

“Yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu” [Al Hujurat : 6]

Terutama jika berita tersebut boleh menyebabkan punggungmu kena rotan. Maksudnya isu yang kamu bicarakan boleh mengkibatkan kamu kena hukum had, seperti qadzaf (menuduh) dan yang sejenisnya.

Sesungguhnya semua kaum muslimin perlu menghayati ayat ini, untuk di baca dan renungi, lalu beradab dengan adab yang ada padanya. Betapa banyak fitnah yang terjadi akibat berita bohong yang disebarkan orang fasiq yang jahat! Betapa banyak darah yang tertumpah, jiwa yang terbunuh, harta yang terampas, kehormatan yang terkoyak, akibat berita yang tidak benar! Berita yang dibuat oleh para musuh Islam. Dengan berita itu, mereka hendak menghancurkan persatuan umat Islam , dengan menyemarakkan dan mengobarkan api permusuhan diantara umat Islam.

Betapa banyak dua saudara, berpisah disebabkan berita bohong! Betapa banyak suami-isteri berpisah karena berita yang tidak benar! Betapa banyak bangsa bangsa, dan kumpulan kumpulan, parti parti,jemaah jemaah dan negara negara saling memerangi, karena tertipu dengan berita bohong!

Allah Azza wa Jalla Yang Maha Lembut dan Maha Mengetahui, telah meletakkan satu kaedah bagi umat ini untuk memelihara mereka dari perpecahan, dan membentengi mereka dari pertikaian, juga untuk memelihara mereka dari api fitnah.

Tetapi sayang tidak ada satu pun masyarakat muslim yang bebas dari orang-orang munafiq yang memendam kedengkian. Mereka tidak senang melihat kaum muslimin berbaik baik menjadi masyarakat yang bersatu dan bersaudara.

Wajib atas kaum muslimin untuk berhati hati dan berwaspada dengan musuh-musuh mereka. Dan hendaklah kaum muslimin mengetahui, bahwa para musuh mereka tidak pernah tidur (tidak pernah berhenti) merancang tipu daya terhadap kaum muslimin. Maka wajiblah atas mereka untuk senantiasa waspada, sehingga boleh mengetahui sumber kebencian, dan bagaimana rasa saling permusuhan dikobarkan oleh para musuh.

Sesungguhnya keberadaan orang-orang munafiq di tengah kaum muslimin dapat menimbulkan bahaya yang sangat besar. Akan tetapi yang lebih berbahaya, ialah keberadaan orang-orang mukmin berhati baik yang selalu menerima berita yang dibawakan orang-orang munafiq. Mereka membuka telinga lebar-lebar mendengarkan semua ucapan orang munafiq, lalu mereka berkata dan bertindak sesuai dengan berita itu. Mereka tidak peduli dengan bencana yang bakal menimpa kaum muslimin akibat percaya kepada orang munafiq.

Al Qur’an telah mencatatkan buat kita satu bencana yang pernah menimpa kaum muslimin, akibat dari sebagian kaum muslimin yang mengikuti orang-orang munafiq yang dengki, sehingga boleh mengambil pelajaran dari pengalaman orang-orang sebelum kita.

Bacalah Surat An Nur dan renungilah ayat-ayat penuh barakah yang Allah ucapkan tentang kebersihan Ummul Mukminin ‘Aisyah x dari tuduhan kaum munafiq. Kemudian sebagian kaum muslimin yang jujur terikut ikut menuduh tanpa meneliti bukti-buktinya. Allah berfirman.

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa ifki adalah dari golongan kamu juga.Janganlah kamu kira berita bohong itu buruk bagi kamu, bahkan ia adalah baik bagi kamu.Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya, dan barangsiapa diantara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu, baginya adzab yang besar”. [An Nur : 11].

Ifki maksudnya ialah berita bohong. Dan ini merupakan kebohongan yang paling jelek.

“Janganlah kamu kira berita bohong itu buruk bagi kamu, bahkan ia adalah baik bagi kamu”. [An Nur : 11].

Tidak semua perkara-perkara itu boleh dinilai hanya melalui zahirnya saja. Karena terkadang kebaikan atau nikmat itu datang dalam satu bentuk yang kelihatannya menyusahkan. Diantara kebaikan (yang dijanjikan Allah buat keluarga Abu Bakar), ialah Allah menyebut mereka di malail a’la. Dan Allah menurunkan beberapa ayat yang boleh dibaca mengenai keadaan (keluarga Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu).

Dengan turunnya ayat ini, maka hilanglah mendung dan tersingkaplah kegelapan itu. Lenyap sudah gunung kepedihan yang berlegar dalam kalbu Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, suaminya, yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ayahandanya. Sebagaimana juga hilangnya kepedihan si penuduh, iaitu seorang shahabat yang jujur Shafwan bin Mu’atthil.

Kemudian ayat selanjutnya mengajarkan kepada kaum mukminin, bagaimana menyikapi berita. Allah berfirman.

“Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu, orang-orang mu’minin dan mu’minat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata:”Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.” [An Nur : 12].

Wahai kaum msulimin, inilah langkah pertama yang harus engkau lakukan, jika ada berita buruk tentang saudaramu, yaitu berhusnuhan (berperasangka baik) kepada dirimu. Jika engkau sudah husnuzhan kepada dirimu, maka selanjutnya kamu wajib husnuzhan kepada saudaramu dan (menyakini) kebersihannya dari cela yang disampaikan. Dan engkau katakan,

“Maha Suci Engkau (Allah) , ini merupakan kedustaan yang besar”. [An Nur : 16].

Inilah yang dilakukan oleh sebagian shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika sampai berita kepada mereka tentang Ummul Mukminin.

Diceritakan dari Abu Ayyub, bahwa istrinya berkata,”Wahai Abu Ayyub, tidakkah engkau dengar apa yang dikatakan banyak orang tentang Aisyah?” Abu Ayyub menjawab,”Ya. Itu adalah berita bohong. Apakah engkau melakukan perbuatan itu (zina), hai Ummu Ayyub? Ummu Ayyub menjawab,”Tidak. Demi Allah, saya tidak melakukan perbuatan itu.” Abu Ayyub berkata,”Demi Allah, A’isyah itu lebih baik dibanding kamu.”

Kemudian Allah berfirman.

“Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu. Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi, maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta”. [An Nur : 13].

Inilah langkah yang kedua, jika ada berita tentang saudaranya. Langkah pertama, mencari dalil yang bersifat batin, maksudnya berhusnuzhan kepada saudaranya.

Langkah kedua mencari bukti nyata.

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti”. [Al Hujurat : 6].

Maksudnya mintalah bukti kebenaran suatu berita dari si pembawa berita. Jika ia boleh mendatangkan buktinya, maka terimalah. Jika ia tidak boleh membuktikan, maka tolaklah berita itu di depannya; karena ia seorang pendusta. Dan cegahlah masyarakat agar tidak menyampaikan berita bohong yang tidak ada dasarnya sama sekali. Dengan demikian, berita itu akan mati dan terkubur di dalam dada pembawanya ketika kehilangan orang-orang yang mau mengambil dan menerimanya.

Seperti inilah Al Qur’an mendidik umatnya. Namun sayang sekali , banyak kaum muslimin yang tidak konsisten dengan pendidikan ini. Sehingga jika ada seorang munafik yang menyebarkan berita bohong, maka berita itu akan segera disebarkan di masyarakat samada melalui percakapan atau melalui media termasuk melalui internet tanpa periksa dan meniliti kebenarannya. Dalam hal ini Allah berfirman.

“(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut”.[An Nur : 15].

Pada dasarnya ucapan itu diterima dengan telinga, bukan dengan lisan. Akan tetapi Allah ungkapkan tentang cepatnya berita itu tersebar di tengah masyarakat. Seakan-akan kata-kata itu keluar dari mulut ke mulut tanpa melalui telinga, dilanjutkan ke hati yang memikirkan apa yang didengar, selanjutnya memutuskan boleh atau tidak berita itu disebar luaskan.

“Kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja.Padahal dia pada sisi Allah adalah besar”. [An Nur : 15].

Allah mendidik kaum mukminin dengan adab ini. Mengajarkan kepada mereka cara menghadapi berita serta cara membanterasnya, sehingga tidak tersebar di masyarakat. Setelah itu Allah mengingatkan kaum mukminin, agar tidak membicarakan sesuatu yang tidak mereka ketahui. Allah juga mengingatkan mereka, agar tidak menyertai bantu para pendusta penyebar berita bohong. Allah berfirman.

“Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman”. [An Nur : 17].

Kemudian Allah menjelaskan, membantu para pendusta bererti mengikuti langkah-langkah syaitan. Allah berfirman.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syetan, maka sesungguhnya syetan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar”. [An Nur : 21].

Dalam ayat selanjutnya Allah menerangkan, lisan dan semua anggota badan lainnya akan memberikan kesaksian atas seorang hamba pada hari kiamat. Allah berfirman.

“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la’nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka adzab yang besar, pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. Pada hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka, bahwa Allah-lah Yang Benar, lagi Yang menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya)”. [An Nur 23-25].

Wahai para penyebar berita palsu (fitnah)! Wahai para pendusta! Hai orang yang tidak senang melihat orang mukmin saling berbaik baik sehingga dipisahkan! Hai orang yang tidak suka melihat kaum mukmin aman! Hai para pencari aib orang yang baik! Tahanlah lidahmu, karena sesungguhnya kamu akan diminta pertanggungjawaban kata-kata yang engkau ucapkan. Allah berfirman.

“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan, melainkan ada di dekatnya Malaikat pengawas yang selalu hadir”. [Qaf : 18].

Tahanlah lidahmu! Jauhilah perbuatan bohong dan janganlah menyebar fitnah! Janganlah menuduh kaum muslimin tanpa bukti, dan janganlah berburuk sangka kepada mereka! Seakan-akan aku dengan engkau, wahai saudaraku, berada pada hari kiamat; hari kerugian dan hari penyesalan. Sementara para seterumu merebutmu. Yang ini mengatakan “engkau telah menzalimiku”, yang lain mengatakan “engkau telah menfitnahku”, yang lain lagi mengatakan, “engkau telah mengaibkanku”. Sementara engkau tidak mampu menghadapi mereka. Engkau mengharap kepada Rabb-mu agar menyelamatkanmu dari mereka, namun tiba-tiba engkau mendengar.

“Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya”. [Al Mukmin : 17].

Lalu engkaupun menjadi yakin dengan neraka. Engkau ingat firman Allah.

“Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang dzalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak” [Ibrahim : 42].

Kita berlindung kepada Allah dari kehinaan. Dan semoga Allah memberikan taufik dan hidayahNya.



Oleh
DR Abdul Azhim Al Badawi
[Diterjemahkan dari majalah Al Ashalah, edisi 34 tahun ke VI]

Reply

Use magic Report

Post time 19-10-2014 09:49 PM | Show all posts
Muhasabah diri hindari sifat fajir

0  0 Google +0  0  0 Cetak
RASULULLAH SAW mendedahkan, dalam hakikat perjuangan Islam, wujudnya golongan manusia yang bergelumang dengan maksiat, melakukan kemungkaran, berjiwa munafik serta memang tidak beriman, tetapi turut serta berjuang menegakkan syiar Islam.

Riwayat Al-Bukhari menyatakan bahawasanya Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah menguatkan agama dengan lelaki yang fajir (jahat).” Menyentuh mengenai maksud fajir ini, sebahagian ulama Islam berpendapat yang dimaksudkan itu adalah orang berilmu dan berakal tetapi tidak beramal dengan ilmunya itu sedangkan orang lain pula yang mendapat faedah daripada ilmu yang diajar olehnya.


Selain itu, golongan pemerintah yang zalim juga turut tergolong dalam kumpulan manusia fajir.

Di dalam sejarah perjuangan Islam dari zaman dulu hingga sekarang terdapat banyak contoh yang menunjukkan manusia yang bersifat ‘fajir’ ini dapat mengabui pandangan orang Islam dengan perjuangan mereka yang gigih untuk menegakkan Islam. Mereka ini sering melaungkan kata-kata berbentuk perjuangan tetapi sebaliknya lain pula tindakan yang dilakukan yakni langsung tidak bersamaan dengan pandangan atau ilmu yang dilontarkan.


Hadis riwayat Muslim menyatakan bahawa Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Kebanyakan para syahid umatku adalah orang yang mencari nama. Dan betapa ramai yang terbunuh antara dua barisan, Allah sahajalah yang mengetahui dengan niat masing-masing.” Oleh itu, ramai antara umat Islam yang hanya ‘berjihad’ untuk kepentingan diri saja dengan alasan menyebarkan ilmu serta dakwah Islam tetapi pada masa yang sama, tidak mempraktikkannya dalam kehidupan mereka.


Sebagai umat Islam, kita sebenarnya perlu bermuhasabah diri dan melihat kembali perbuatan yang kita lakukan sehari-hari.

Ini sebagaimana hadis tadi yang menyatakan bahawa kebanyakan orang berilmu hanya menurunkan ilmunya tetapi gagal mengamalkan ilmunya itu.


Kebanyakan berasakan sempurna dengan ilmu yang diamalkan tanpa pernah melakukan muhasabah diri dan melihat kesilapan yang dilakukan seperti meninggalkan perkara kecil yang sebenarnya adalah tanggungjawab mereka.

Di dalam Islam, kita dituntut untuk melakukan muhasabah diri dengan menilai, memeriksa serta menghitung kesilapan yang dilakukan sebagaimana Rasulullah yang menyatakan ia cara terbaik mendekatkan diri kepada Allah SWT.


Sebahagian ulama salaf mengatakan: “Seseorang daripada kamu yang bermuhasabah dirinya sendiri adalah lebih hebat daripada muhasabah seorang teman terhadap temannya.” Ini menunjukkan amalan bermuhasabah terhadap diri sendiri adalah sangat penting dan diiktiraf oleh ulama kerana individu yang bermuhasabah dirinya tentu mengakui kesilapan diri sendiri. Oleh itu, sebagai makhluk yang lemah dan sentiasa terdorong untuk tunduk kepada bisikan syaitan, kita cenderung untuk lebih mengambil berat mengenai kesihatan, kekuatan dan keindahan fizikal, hingga melupakan tanggungjawab untuk sentiasa menyuburkan hati dengan mengingati Allah, mengingati mati dan memperbaiki diri. Disebabkan terlalu sibuk dengan urusan dunia yang tidak habis-habis, kita mengabaikan hati dan keperluan rohani. Kita sibuk mengumpul harta bagi mengisi keperluan hidup di dunia dan ada kalanya, harta itu tidak pula mendatangkan manfaat kepada kita, malah melalaikan kita daripada mengingati Allah. Jadi, seharusnya, sebagai seorang yang mengakui beriman dan berilmu, hendaklah kita berhati-hati daripada sifat ‘fajir’ dan juga bersifat ‘riya’ yang membolehkan segala amalan terhapus dan terlepas daripada ciuman bau syurga kerana setiap sekecil-kecil perbuatan sekalipun tetap akan dihitung dan diazab Allah SWT kelak.

- See more at: http://www2.hmetro.com.my/articl ... thash.UFpODUTW.dpuf
Reply

Use magic Report

Post time 19-10-2014 09:52 PM | Show all posts
finesse posted on 19-10-2014 04:29 PM
jgn jd mcm lava la encik oi.. habis org dikutuknya

tau takpe minah tu dah kenapa?? dia lak yang emo
Reply

Use magic Report

Post time 19-10-2014 09:59 PM | Show all posts
Kan ke kat mesej tu ada nama SHA ....so korang speku la sapa SHA kt tanyalah ustaz.  
Reply

Use magic Report

Post time 19-10-2014 10:02 PM | Show all posts
ostad shia ni konfem
Reply

Use magic Report

Post time 19-10-2014 10:04 PM From the mobile phone | Show all posts
Zaman nabi ade ustaz ke?
Reply

Use magic Report

Post time 19-10-2014 10:12 PM From the mobile phone | Show all posts
Paste pepanjang buat gapo.explain lah apa yang fitnah xfitnahnya
Reply

Use magic Report

Post time 19-10-2014 10:14 PM | Show all posts
apam posted on 19-10-2014 10:04 PM
Zaman nabi ade ustaz ke?

Soalan yang bahlol dari si bahlol
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 19-10-2014 10:17 PM From the mobile phone | Show all posts
Icahn posted on 19-10-2014 09:42 PM
Bahayanya penyebar berita palsu (fitnah)



Aku rase most people kt sini reserve komen..xde sape brani sebut nama..takut jadi fitnah....

Tp ko kan..time ustad kene gossip camni..bukan main ko kuar segala ayat quran hadith bagai... ke benang lain ko diam je kan...

Pembelaan terpilih gitu... haha
Reply

Use magic Report

Post time 19-10-2014 10:19 PM From the mobile phone | Show all posts
misspokoyo posted on 19-10-2014 07:42 PM
Tak kenal pon ustaz ni... Pernh kuar tv9 ke... Ke iols yg jarang tgk

Aku pon xpernah tengok..yg penting bukan ustaz2 feveret kesayangan ku.
Reply

Use magic Report

Post time 19-10-2014 10:24 PM From the mobile phone | Show all posts
myvios posted on 19-10-2014 07:54 PM
wahh.. report polis dah mcm cerpen...


Doktor yang buat laporan sis..bukannya seorang yg hina dan jelek di mata ummah yg menerima laporan tu...seharusnya polis Meleis lebih rajin supaya x dihencap sbg lepasan SPM n SRP.
Reply

Use magic Report

Post time 19-10-2014 10:28 PM | Show all posts
True-X posted on 19-10-2014 10:17 PM
Aku rase most people kt sini reserve komen..xde sape brani sebut nama..takut jadi fitnah....

Tp ...

Gosip ni amalan kaum Muslimin ke? Bukankah ini amalan fasiq yang diceduk dari kafir Barat? Masa Ummul Mukminin Aisyah R.A kena gosip dulu, kita tahu kan apa pengakhiran kepada penyebar fitnah tu? Dikenakan hukuman had qazaf 80 kali sebat.

Dalam satu hadith berkenaan hadith al-ifki dalam riwayat yang lain, ada disebutkan bahawa Rasulullah menjatuhkan hukuman had qazaf kepada orang yang menuduh Saidatina Aishah berzina, berbunyi :

عن عائشة رضى الله عنها قالت : لما نزل عذري قام رسول الله صلى الله عليه وسلم على المنبر، فذكر ذلك وتلا القرآن، فلما نزل أمر برجلين وامرأة فضربوا الحد
.

Maksudnya:Daripada Aishah r.a. berkata: “Apabila turun ayat tentang kebebasanku, Rasulullah berdiri di atas mimbar, dan menyebut perkara itu dan membaca ayat Al-Quran (yang turun kerana peristiwa itu) .Apabila baginda turun, baginda menyuruh ( membawa ) dua orang lelaki dan seorang perempuan , lalu dijatuhkan hukuman had (qazaf).

Apabila turunnya ayat, Rasulullah telah menyuruh agar dibawa dua orang lelaki ,iaitu Hasan bin Thabit dan Mastoh bin Uthathah, dan seorang wanita , iaitu Hamnah binti Jahsy dan mereka dihukum dengan had qazaf iaitu disebat sebanyak 80 sebatan.


Maaf kalau aku x post macam ni kat thread lain. Aku bukannya selalu online, tapi apabila tengok ramai2 bahlol2 yg bersuka ria dengan tuduhan tanpa tabayyun ni, aku jadi naik darah...
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CARI Infonet

9-5-2024 08:44 AM GMT+8 , Processed in 0.350208 second(s), 40 queries .

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list