View: 1983|Reply: 8
|
ERTI KEMERDEKAAN ORANG MUKMIN
[Copy link]
|
|
Makna kemerdekaan yang sejati dan hakiki ialah makna kemerdekaan seperti yang telah ditunjukkan oleh Allah SWT dan dipimpin pelaksanaannya oleh para Rasul-Nya as.
Dan pemimpin kemerdekaan yang paling sempurna adalah Nabi Muhammad SAW, Bapak kemerdekaan sejati, Bapak kemerdekaan universal. Kemerdekaan yang dibawa oleh Rasulullah SAW adalah kemerdekaan fikiran dan kemerdekaan jiwa, yang terbebas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.
Juga kemerdekaan yang tidak terpaut dan tidak terpesona oleh materi dan kebendaan. Kemerdekaan sejati juga berarti bahwa hati kita tidak rusak oleh maksiat yang dilakukan oleh manusia-manusia disekeliling kita.
Demikianlah kemerdekaan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang fikirannya hanya terpaut kepada Allah yang Maha Pencipta.
Kemerdekaan seperti yang diperjuangkan oleh Rasulullah SAW inilah kemerdekaan hakiki yang sepatutnya kita ikuti dan kita perjuangkan dengan segala kesungguhan.
Dengan kata lain, kemerdekaan sejati berarti mampu melepaskan diri secara lahir batin dari diperhambakan oleh hawa nafsu dan syaitan. Berarti pula dapat melepaskan diri dari diperbudak oleh kecantikan yang palsu, serta tidak dapat dipesonakan oleh nikmat dunia yang menipu. Manusia seperti inilah yang mampumerasakan kemerdekaan yang sejati. Jiwanya tidak tergugat oleh kejadian-kejadian dan perkara-perkara yang menakutkan dan mengerikan, serta hatinya tidak rusak oleh suasana maksiat yang banyak terjadi disekelilingnya.
Manusia yang benar-benar merdeka mempunyai fikiran yang apabila ia memikirkan sesuatu, maka akan terasa olehnya kewujudan Allah SWT, kesempurnaan dan kemahakuasaan-Nya. Hati yang senantiasa mengingat Allah setiap waktu ini akan mencintai Allah sepanjang waktu. Dan hati yang seperti inilah yang selalu merasa aman karena selalu merasa dalam pemeliharaan Allah, selalu merasa berharap atas Pemurahnya Allah, merasa kuat dalam naungan-Nya, dan merasa hina dalam Kebesaran-Nya.
Inilah jenis kemerdekaan hakiki yang dimiliki oleh para Nabi dan Rasul, para Sahabat, para auliya |
|
|
|
|
|
|
|
Rasulullah SAW walau pernah hidup kaya raya dari harta benda yang diberikan oleh istri beliau Sayidatina Khadijah, namun karena hatinya tidak terpaut dengan kemewahan itu, beliau tidur dengan beralaskan tikar anyaman dari daun kurma hingga kelihatan berbekas pada punggung beliau. Begitulah Rasulullah SAW menunjukkan kepada kita bagaimana beliau samasekali tidak terpaut dengan kemewahan hidup. Para Sahabat pun menangis terharu menyaksikan kondisi Rasulullah yang demikian itu. Dalam riwayat lain diceritakan bahwa kalau Rasulullah memiliki kelebihan makanan di siang hari, beliau tak pernah menyimpannya hingga ke malam hari dan kalau ada kelebihan makanan di malam hari, beliau tak pernah menyimpannya hingga ke pagi hari. Kelebihan makanan itu pasti beliau berikan kepada orang lain yang memerlukannya. Demikianlah kemerdekaan jiwa dan fikiran Rasulullah SAW sepanjang hidupnya.
Sayidina 慤mar bin Khaththab, ketika merasakan hubungannya dengan Allah telah mulai cacat karena beliau ketinggalan shalat 慉shar berjemaah karena terlalu asyik bekerja di kebunnya, lantas beliau segera mewakafkan kebunnya itu. Artinya beliau telah memerdekakan jiwa dan fikirannya dari hartanya itu. Beliau tidak sudi diperbudak oleh hartanya. Baginya kebun itu telah mengganggu kemerdekaan jiwa dan fikirannya.
Kita mendengar pula ketika dalam pemerintahan Sayidina 慤mar Romawi dan Persia telah jatuh di bawah kekuasaannya, dalam kekayaan dan kemewahan yang begitu melimpah, pakaian beliau masih bertambal dua belas dan tempat tinggalnya hanya berupa sebuah gubuk yang buruk. Nyata bahwa jiwanya bebas dan merdeka dari tipuan berupa kenikmatan dunia dan penjajahan hawa nafsu.
Kita telah mendengar pula bagimana Sayidina Bilal bin Rabah di awal keislamannya, ketika beliau disiksa tuannya Umayyah bin Khalaf, dengan kedua kaki dan tangannya diikat di tengah-tengah padang pasir yang panas dengan sebuah batu besar menindih tubuhnya. Namun dengan derita fisik yang demikian hebat, kemerdekaan jiwanya tetap tidak tergadaikan. Kalimah Ahad |
|
|
|
|
|
|
|
oohh... rasa merdeka setelah selesai solat waktu dikerjakan.... |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by rainbows at 22-8-2007 09:58 PM
Makna kemerdekaan yang sejati dan hakiki ialah makna kemerdekaan seperti yang telah ditunjukkan oleh Allah SWT dan dipimpin pelaksanaannya oleh para Rasul-Nya as.
serta hatinya tidak rusak oleh suasana maksiat yang banyak terjadi disekelilingnya.
...
Benar....tapi belum dapat dicapai lagi...tengah usaha.. .:kant: |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by indah1285 at 22-8-2007 10:42 PM
oohh... rasa merdeka setelah selesai solat waktu dikerjakan....
Selepas solat adalah waktu yg lebih kritikal sepatutnya kita rasa berbanding dgn sebelum solat....
Bayangkan kita memberi hadiah kepada seseorg yg sgt2 kita hormat dan muliakan, sebelum memberi tentu kita berharapan akan mengembirakannya tetapi apabila sampai kepd penerima dan kita rasa pemberian kita itu tidak mencapai standard yg perlu ada, tentulah kita rasa sangat sedih, rasa bersalah, rasa berdosa lebih dari rasa puas hati, rasa bersenang hati dan rasa sudah berjaya....
hati kita tidak akan merdeka kerana kita sendiri tidak tahu apakah pemberian ini akan mndtgkan kesukaan atau kemarahan dariNya,,...sedangkan kita tahu, tujuh malaikat yg menanti di langit tujuh membawa segala amal yg kita lakukan...adakah sempat amalan itu sampai kepadaNya? |
|
|
|
|
|
|
|
beryukur berada di negara yg boleh solat dgn sempurna tanpa takut2 disebabkan peperangan @ diskriminasi
bersyukur sangat sbb kerja company melayu solat cukup, dulu company jepun susah betul nak diberi peluang solat |
|
|
|
|
|
|
|
beryukur berada di negara yg boleh solat dgn sempurna tanpa takut2 disebabkan peperangan @ diskriminasi spt negara lain
bersyukur sangat sbb kerja dgn company melayu solat cukup, dulu keja company jepun susah nak diberi peluang solat kalu solat pun tergesa2
tapi jiwa belum merdeka krn hutang MARA / keta belum habis bayar |
|
|
|
|
|
|
|
Reply #3 indah1285's post
|
|
|
|
|
|
| |
|