CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

View: 7639|Reply: 19

Pekara aneh menimpa jenazah

[Copy link]
Post time 24-6-2013 11:25 AM | Show all posts |Read mode

Hiasan

Ini adalah kisah nyata, kisah proses penguburan seorang pejabat di sebuah kota di Jawa Timur. Nama dan alamat sengaja tidak disebutkan untuk menjaga nama baik jenazah dan keluarga yang ditinggalkan. Insya Allah kisah ini menjadi hikmah dan cermin bagi kita semua sebelum ajal menjemput.

Kisah ini diceritakan langsung oleh seorang Modin (pengurus jenazah) kepada saya. Dengan gaya bertutur, selengkapnya ceritanya begini:

Saya terlibat dalam pengurus jenazah lebih dari 16 tahun, berbagai pengalaman telah saya lalui, sebab dalam jangka atau kurun waktu tersebut macam-macam jenis mayat sudah saya tangani. Ada yang meninggal dunia akibat kecelakaan, sakit tua, sakit jantung, bunuh diri dan sebagainya. Bagaimanapun, pengalaman mengurus satu jenazah seorang pejabat yang kaya serta berpengaruh ini, menyebabkan saya dapat kesempatan 'istimewa' sepanjang hidup. Inilah pertama saya bertemu cukup aneh, menyedihkan, menakutkan dan sekaligus memberikan banyak hikmah.

Sebagai Modin tetap di desa, saya diminta oleh anak almarhum mengurus jenazah Bapaknya. Saya terus pergi ke rumahnya. Ketika saya tiba sampai ke rumah almarhum tercium bau jenazah itu sangat busuk. Baunya cukup memualkan perut dan menjijikan. Saya telah mengurus banyak jenazah tetapi tidak pernah saya bertemu dengan mayat yang sebusuk ini. Ketika saya lihat wajah almarhum, sekali lagi saya tersentuh. Saya tengok wajahnya seperti dirundung oleh macam-macam perasaan takut, cemas, kesal dan macam-macam. Wajahnya seperti tidak mendapat nur dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Kemudian saya pun ambil kain kafan yang dibeli oleh anak almarhum dan saya potong. Secara kebetulan pula, disitu ada dua orang yang pernah mengikuti kursus "fardu kifayah" atau pengurus jenazah yang pernah saya ajar. Saya ajak mereka mambantu saya dan mereka setuju.

Tetapi selama memandikan mayat itu, kejadian pertama pun terjadi, sekedar untuk pengetahuan pembaca, apabila memandikan jenazah, badan mayat itu perlu dibangunkan sedikit dan perutnya hendaklah diurut-urut untuk mengeluarkan kotoran yang tersisa. Maka saya pun urut-urut perut almarhum.

Tapi apa yang terjadi, pada hari itu sangat mengejutkan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berkehendak dan menunjukkan kekuasaannya karena pada hari tersebut, kotoran tidak keluar dari dubur akan tetapi melalui mulutnya. Hati saya berdebar-debar. Apa yang sedang terjadi di depan saya ini? Telah dua kali mulut mayat ini memuntahkan kotoran, saya harap hal itu tidak terulang lagi karena saya mengurut perutnya untuk kali terakhir.

Tiba-tiba ketentuan Allah Subhanahu Wa Ta'ala berlaku, ketika saya urut perutnya keluarlah dari mulut mayat itu kotoran bersama beberapa ekor ulat yang masih hidup. Ulat itu adalah seperti ulat kotoran (belatung). Padahal almarhum meninggal dunia akibat diserang jantung dan waktu kematiannya dalam tempo yang begitu singkat mayatnya sudah menjadi demikian rupa ? saya lihat wajah anak almarhum.

Mereka seperti terkejut. Mungkin malu, terperanjat dan aib dengan apa yang berlaku pada Bapaknya,kemudian saya tengok dua orang pembantu tadi, mereka juga terkejut dan panik. Saya katakan kepada mereka,"Inilah ujian Allah terhadap kita". Kemudian saya minta salah satu seorang dari pada pembantu tadi pergi memanggil semua anak almarhum.

Almarhum pada dasarnya seorang yang beruntung karena mempunyai tujuh orang anak, kesemuanya laki-laki. Seorang berada di luar negeri dan enam lagi berada di rumah. Ketika semua anak almarhum masuk, saya nasehati mereka. Saya mengingatkan mereka bahwasanya tanggung jawab saya adalah membantu menguruskan jenazah Bapak mereka, bukan menguruskan semuanya, tanggung jawab ada pada ahli warisnya.

Sepatutnya sebagai anak, mereka yang lebih afdal menguruskan jenazah Bapak mereka itu, bukan hanya iman, hanya bilal, atau guru. Saya kemudian meminta ijin serta bantuan mereka untuk menunggingkan mayat itu. Takdir Allah ketika ditunggingkan mayat tersebut, tiba-tiba keluarlah ulat-ulat yang masih hidup, hampir sebaskom banyaknya. Baskom itu kira-kira besar sedikit dari penutup saji meja makan. Subhanallah suasana menjadi makin panik. Benar-benar kejadian yang luar biasa sulit diterima akal pikiran manusia biasa. Saya terus berdoa dan berharap tidak terjadi lagi kejadian yang lebih ganjil. Selepas itu saya memandikan kembali mayat tersebut dan saya ambilkan wudhu. Saya meminta anak-anaknya kain kafan.

Saya bawa mayat ke dalam kamarnya dan tidak diijinkan seorang pun melihat upacara itu terkecuali waris yang terdekat sebab saya takut kejadian yang lebih aib akan terjadi. Peristiwa apa pula yang terjadi setelah jenazah diangkat ke kamar dan hendak dikafani, takdir Allah jua yang menentukan, ketika mayat ini diletakkan di atas kain kafan, saya dapati kain kafan itu hanya cukup menutupi ujung kepala dan kaki tidak ada lebih, maka saya tak dapat mengikat kepala dan kaki.

Tidak keterlaluan kalau saya katakan ia seperti kain kafan itu tidak mau menerima mayat tadi. Tidak apalah, mungkin saya yang khilaf dikala memotongnya. Lalu saya ambil pula kain, saya potong dan tampung di tempat-tempat yang kurang. Memang kain kafan jenazah itu jadi sambung-menyambung, tapi apa mau dikata, itulah yang dapat saya lakukan. Dalam waktu yang sama saya berdoa kepada Allah "Ya Allah, jangan kau hinakan jenazah ini ya Allah, cukuplah sekedar peringatan kepada hamba-Mu ini."

Selepas itu saya beri taklimat tentang sholat jenazah tadi, satu lagi masalah timbul, jenazah tidak dapat dihantar ke tanah pekuburan karena tidak ada mobil jenazah/mobil ambulance. Saya hubungi kelurahan, pusat Islam, masjid, dan sebagainya, tapi susah. Semua sedang terpakai, beberapa tempat tersebut juga tidak punya kereta jenazah lebih dari satu karena kereta yang ada sedang digunakan pula.

Suatu hal yang saya pikir bukan sekedar kebetulan. Dalam keadaan itu seorang hamba Allah muncul menawarkan bantuan. Lelaki itu meminta saya menunggu sebentar untuk mengeluarkan van/sejenis mobil pick-up dari garasi rumahnya. Kemudian muncullah sebuah van. Tapi ketika dia sedang mencari tempat untuk meletakkan vannya itu dirumah almarhum, tiba-tiba istrinya keluar. Dengan suara yang tegas dia berkata dikhalayak ramai: "Mas, saya tidak perbolehkan mobil kita ini digunakan untuk angkat jenazah itu, sebab semasa hayatnya dia tidak pernah mengijinkan kita naik mobilnya." Renungkanlah kalau tidak ada apa-apanya, tidak mungkin seorang wanita yang lembut hatinya akan berkata demikian. Jadi saya suruh tuan yg punya van itu membawa kembali vannya.

Selepas itu muncul pula seorang lelaki menawarkan bantuannya. Lelaki itu mengaku dia anak murid saya. Dia meminta ijin saya dalam 10-15 menit membersihkan mobilnya itu. Dalam jangka waktu yang ditetapkan itu,muncul mobil tersebut, tapi dalam keadaan basah kuyup. Mobil yang dimaksudkan itu sebenarnya lori. Dan lori itu digunakan oleh lelaki tadi untuk menjual ayam ke pasar, dalam perjalanan menuju kawasan pekuburan, saya berpesan kepada dua pembantu tadi supaya masyarakat tidak usah membantu kami menguburkan jenazah, cukup tinggal di camping saja akan lebih baik. Saya tidak mau mereka melihat lagi peristiwa ganjil. Rupanya apa yang saya takutkan itu berlaku sekali lagi, takdir Allah yang terakhir amat memilukan.

Sesampainya Jenazah tiba di tanah pekuburan, saya perintahkan tiga orang anaknya turun ke dalam liang dan tiga lagi menurunkan jenazah. Allah berkehendak semua atas makhluk ciptaan-Nya berlaku, saat jenazah itu menyentuh ke tanah tiba-tiba air hitam yang busuk baunya keluar dari celah tanah yang pada asal mulanya kering.

Hari itu tidak ada hujan, tapi dari mana datang air itu? sukar untuk saya menjawabnya. Lalu saya arahkan anak almarhum, supaya jenazah bapak mereka dikemas dalam peti dengan hati-hati. Saya takut nanti ia terlentang atau telungkup na'udzubillah. Kalau mayat terlungkup, tak ada harapan untuk mendapat safa'at Nabi. Papan keranda diturunkan dan kami segera timbun kubur tersebut. Selepas itu kami injak-injak tanah supaya mampat dan bila hujan ia tidak mendap/ambrol. Tapi sungguh mengherankan, saya perhatikan tanah yang diinjak itu menjadi becek. Saya tahu, jenazah yang ada di dalam telah tenggelam oleh air hitam yang busuk itu.

Melihat keadaan tersebut, saya arahkan anak-anak almarhum supaya berhenti menginjak tanah itu. Tinggalkan lobang kubur 1/4 meter. Artinya kubur itu tidak ditimbun hingga ke permukaan lubangnya, tapi ia seperti kubur berlobang. Tidak cukup dengan itu, apabila saya hendak bacakan talqin, saya lihat tanah yang diinjak itu ada kesan serapan air.

Masya Allah, dalam sejarah peristiwa seperti itu terjadi. Melihat keadaan itu, saya ambil keputusan untuk selesaikan penguburan secepat mungkin.

Sejak lama terlibat dalam penguburan jenazah, inilah mayat yang saya tidak talqimkan. Saya bacakan tahlil dan doa yang paling ringkas. Setelah saya pulang ke rumah almarhum dan mengumpulkan keluarganya. Saya bertanya kepada istri almarhum, apakah yang telah dilakukan oleh almarhum semasa hayatnya.

1. Apakah dia pernah menzalimi orang alim ?

2. Mendapat harta secara merampas, menipu dan mengambil yang bukan haknya?

3. Memakan harta masjid dan anak yatim ?

4. Menyalahkan jabatan untuk kepentingan sendiri ?

5. Tidak pernah mengeluarkan zakat, shodaqoh atau infaq ?

Istri almarhum tidak dapat memberikan jawabannya. Memikirkan mungkin dia malu Untuk memberi tahu, saya tinggalkan nomor telepon rumah. Tapi sedihnya hingga sekarang, tidak seorang pun anak almarhum menghubungi saya. Untuk pengetahuan umum, anak almarhum merupakan orang yang berpendidikan tinggi hingga ada seorang yg beristrikan orang Amerika, seorang dapat istri orang Australia dan seorang lagi istrinya orang Jepang.

Peristiwa ini akan tetap saya ingat. Dan kisah ini benar-benar nyata bukan rekaan atau isapan jempol. Semua kebenaran saya kembalikan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala pencipta jagad raya ini.

Kepada semua pembaca setia DI, tanyalah diri kita akankah kita menginginkan peristiwa itu terjadi pada diri kita sendiri, ibu, bapak kita, anak kita atau kaum keluarga kita ?

Wallahu’alam bishshawab, ..Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...




Last edited by cef_gango on 25-6-2013 04:42 PM

Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 24-6-2013 12:07 PM | Show all posts
cerita indon ya pak..
Reply

Use magic Report

Post time 24-6-2013 12:10 PM | Show all posts
feninnn....siap ade coding2....
Reply

Use magic Report

Post time 24-6-2013 01:03 PM | Show all posts
macam pernah dibaca yaa...tapi dimana yaa...

di mustika...sinar harian...usop sontorion or transformer : back of grave yard...
Reply

Use magic Report

Post time 24-6-2013 01:24 PM From the mobile phone | Show all posts
Cm dh bc..rasanya bc ms skolah dulu..
Reply

Use magic Report

Post time 24-6-2013 02:16 PM | Show all posts
"Saya hubungi kelurahan, pusat Islam,.....

ape itu kelurahan??????
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 24-6-2013 02:50 PM | Show all posts
Artikel nih better lagi dari sorang forummer yg asyik tepek artikel indon..lagi sepatah haram tak faham..yg nih leh lagi la nak agak2
Reply

Use magic Report

Post time 24-6-2013 02:51 PM | Show all posts
serius beb.. aku x leh baca.....
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 24-6-2013 03:32 PM | Show all posts
kalau beginilah cara menilai samada manusia itu ke longkang atau ke bulan... tentu kita akan dapati banyak cerita2 ganjil daripada pengkebumian non-muslim... lebih2 lagi zionis kat bumi palestin tu.

sedangkan... umat sekarang ini adalah umat Nabi Muhammad SAW yang Allah SWT anugerahkan keistimewaan iaitu tidak akan diaibkan sehingga hari pembalasan nanti atau balasan perbuatan ditangguhkan dengan diberi peluang bertaubat hingga datang kematian pada mereka.
Reply

Use magic Report

Post time 24-6-2013 10:30 PM | Show all posts
Pernah baca cerita ni tapi dalam bahasa melayu dan lokasinya mcm diMsia. Tak taulah yg mana betul ie samada berlaku di indonesia or msia.
Reply

Use magic Report

Post time 24-6-2013 11:42 PM | Show all posts
nicuya posted on 24-6-2013 02:16 PM
"Saya hubungi kelurahan, pusat Islam,.....

ape itu kelurahan??????

kelurahan...pak lurah kut..ketua kampung
Reply

Use magic Report

Post time 25-6-2013 05:09 AM | Show all posts
Aku seriously nyampah kalau article copy and paste neh
Reply

Use magic Report

Post time 25-6-2013 05:03 PM | Show all posts
Dah pernah baca banyak kali... tapi di website yang berbeza, majalah yang berbeza. Tapi yang ni, versi bhsa indon. Lain skit...
Reply

Use magic Report

Post time 25-6-2013 11:27 PM | Show all posts

cite ni kt indon ke?aku rase penag kua mastika,tapi berlaku kt gombak kalo tak salah aku
Reply

Use magic Report

Post time 26-6-2013 10:55 AM | Show all posts
pening aku memahamkan bahasa Indon nie... tolong translate dulu sebelum posting...

memang insaf tapi feeling membace terganggu...
Reply

Use magic Report

Post time 26-6-2013 05:01 PM From the mobile phone | Show all posts
dh penah baca ni,dlm mustika..
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 27-6-2013 10:29 AM | Show all posts
Ferr_Remy posted on 25-6-2013 05:09 AM
Aku seriously nyampah kalau article copy and paste neh

sama la
Reply

Use magic Report

Post time 27-6-2013 10:56 AM | Show all posts
mari kita baca pula dalam versi Bahasa Malaysia;


http://www.kisahemasputih.com/20 ... i-gombak-mayat.html

Surau saya pernah menjemput Al-Fadhil Ustaz Abu bakar Abdul Aziz untuk menyampaikan ceramah Maulidur Rasul. Saya berkesempatan untuk berborak dengan beliau ketika kami sama-sama makan setelah selesai ceramah. Antara topik yang dibincangkan ialah pengalaman beliau ketika menguruskan jenazah.


Di bawah ini saya perturunkan kisah beliau untuk renungan bersama.Pengalaman seorang Jurumandi Mayat Daerah Gombak, Selangor. Kisah benar ini diceritakan oleh Ustaz Abu Bakar Abdul Aziz.


Ia berlaku di kawasan daerah Gombak di mana jurumandi memandikan jenazah yang agak kaya orangnya dan berpengaruh. Begini ceritanya :-


Saya telah terlibat dalam pengurusan jenazah lebih daripada 20 tahun. Pelbagai pengalaman telah saya lalui kerana dalam tempoh itu bermacam-macam jenis mayat yang telah saya uruskan. Ada yang meninggal dunia akibat kemalangan, sakit tua, sakit jantung, bunuh diri dan sebagainya.


Bagaimanapun, pengalaman menguruskan satu jenazah di sebuah tempat di sempadan Selangor dan Wilayah Persekutuan beberapa tahun yang lalu, telah mendedahkan saya kepada satu kes yang cukup ‘istimewa’ sepanjang pengalaman saya menguruskan jenazah. Inilah kali pertama saya bertemu dengan satu jenazah yang cukup aneh, menyedihkan, menakutkan dan sekali gus menberikan banyak iktibar.


Peristiwa tersebut berlaku dua hari lagi sebelum pilihanraya di Serkam, Melaka. Nama tempat dan nama orang yang meninggal itu tidaklah dapat saya nyatakan di sini. Ia terjadi secara kebetulan ketika saya diminta oleh anak Allahyarham menguruskan jenazah bapanya.


Pada hari itu, saya pergi ke rumah seorang sahabat untuk mengubatkan mata ibunya bagi kali yang terakhir. Niat saya ialah supaya mata ibu tadi sembuh dan boleh membaca Al-Quran. Tetapi apabila saya hendak pulang, anak Allahyarham datang menemui sahabat saya tadi dan bertanya sama ada saya mengurus jenazah atau tidak.


Kawan saya kata, “Cubalah tanya dia sendiri.” Kawan saya ada memberitahu saya dua bulan yang lepas bahawa saya sahaja yang mengadakan kursus dalam hal menguruskan jenazah. Anak Allahyarham menemui saya. Saya beritahu dia bahawa jenazah tidak elok dibiarkan lama-lama.


Saya terus pergi ke rumahnya. Tapi bila saya hampir sampai ke rumah Allahyarham, saya bau jenazah itu sangat busuk. Baunya cukup pelik dan busuk. Saya telah menguruskan banyak jenazah tetapi tidak pernah saya bertemu dengan mayat yang sebusuk ini.Bila saya tengok wajah Allahyarham, sekali lagi hati saya tersentuh. Saya tengok wajahnya seperti sedang dirundung oleh bermacam-macam perasaaan…takut, cemas, kesal dan bermacam-macam lagi. Wajahnya seperti tidak mendapat nur daripada Allah SWT.
Kemudian saya pun ambil kain kafan yang dibeli oleh anak Allahyarham dan saya potong-potongkan. Secara kebetulan pula, di situ ada dua orang yang mengikuti kursus pengurusan jenazah yang pernah saya jalankan. Saya ajak mereka membantu saya dan mereka bersetuju.


Tetapi semasa memandikan mayat itu, peristiwa pertama berlaku. Untuk makluman pembaca, apabila memandikan jenazah, badan mayat itu perlu dibangunkan sedikit dan perutnya hendaklah diurut urut untuk membolehkan najis keluar. Maka saya pun urut urutkan perut Allahyarham.


Tapi apa yang berlaku pada hari itu amatlah mengejutkan. Allah itu Maha Berkuasa kerana pada hari tersebut, najis tidak keluar daripada dubur mayat tadi tetapi melalui mulutnya. “Lain macam saja ni”, fikir saya. Lalu saya ubah sedikit teknik dan posisi mayat itu dan saya urut-urutkan lagi perutnya.


Tapi najis itu tetap keluar dari mulutnya. Hati saya berdebar-debar. Apa yang sedang berlaku di depan saya ini? Telah dua kali mulut mayat ini memuntahkan najis. Saya harap ia tidak akan berulang lagi kerana saya mahu mengurut perutnya bagi kali yang terakhir. Tiba-tiba ketentuan Allah berlaku. Bila saya urut perutnya, keluarlah daripada mulut mayat itu najis bersama beberapa ekor ulat yang masih hidup. Ulat itu adalah seperti ulat najis. Warnanya putih. Dari mana datangnya ulat itu, jangan tanya saya.


Allahyarham meninggal dunia akibat diserang sakit jantung dan waktu kematiannya dengan waktu saya menguruskan mayatnya cuma lima jam setengah sahaja jaraknya. Aneh, bagaimana dalam tempoh yang sebegitu singkat mayatnya boleh menjadi sedemikian rupa? Saya lihat wajah anak Allahyarham. Mereka seperti terkejut. Mungkin malu, terperanjat dan aib dengan apa yang berlaku pada bapa mereka.


Saya tengok dua orang pembantu tadi, mereka juga terkejutdan panik. Lalu saya bacakan doa untuk mengelakkan badi mayat dan sapukan ke muka mereka. Saya kata kepada mereka, “Inilah ujian Allah kepada kita”. Kemudian saya minta salah seorang daripada pembantu tadi memanggil kesemua anak Allahyarham.
Allahyarham pada dasarnya seorang yang beruntung kerana mempunyai tujuh orang anak, dan semuanya lelaki. Seorang berada di luar negeri dan enam lagi berada di sini. Bila semua anak Allahyarham masuk, saya marahi mereka. Saya mengingatkan mereka bahawa tanggungjawab saya hanyalah membantu menguruskan jenazah bapa mereka, bukan menguruskan sepenuhnya tanggungjawab tersebut.


Sepatutnya sebagai anak, merekalah yang lebih afdal menguruskan jenazah bapa mereka itu, bukannya tok imam, tok bilal, tok siak. Saya kata, mungkin satu masa dahulu ibu mereka sibuk maka Allahyarham pernah memandikan mereka. Itulah jasa dan pengorbanan seorang bapa.


Tetapi saya kesal kerana dalam saat-saat begini anak-anak Allahyarham tidak langsung hendak membalas jasa bapa mereka itu.


Saya kemudiannya meminta izin serta bantuan mereka untuk menonggengkan mayat itu. Takdir Allah, apabila ditonggengkan sahaja mayat tersebut, tiba-tiba keluarlah ulat-ulat yang masih hidup. Hampir sebesen banyaknya.


Besen itu boleh dianggarkan besar sedikit daripada penutup bilah kipas meja. Subhanallah….suasana menjadi semakin panik. Saya terus bertenang dan berharap tidak berlaku lagi kejadian-kejadian yang lebih ganjil. Selepas itu saya mandikan semula mayat tersebut dan saya ambilkan wuduk.


Saya minta anak-anaknya mengambil kain kafan. Saya bawa mayat tersebut ke dalam biliknya dan tidak diizinkan seorang pun melihat upacara itu kecuali waris yang terdekat, sebab saya takut perkara-perkara yang lebih aib akan berlaku.


Takdir Allah jua yang menentukan. Apabila mayat ini diletakkan di atas kain kafan, saya dapati kain kafan itu cukup-cukup memarasi hujung kepala dan kakinya, tidak ada lebih. Maka saya tak boleh nak ikat kepala dan kakinya. Tidak keterlaluan kalau saya katakan bahawa kain kafan itu seperti tidak mahu menerima mayat tadi.


Tidak apalah, mungkin saya yang silap semasa memotongnya. Lalu saya ambil baki kain, saya potongkan dan tampungkan di tempat-tempat yang kurang. Memang kain kafan jenazah itu jadi tidak berapa elok, tetapi apa nak buat Itu sahaja yang boleh saya lakukan.


Pada masa yang sama saya berdoa kepada Allah, “Ya Allah, jangan Kau hinakan jenazah ini ya Allah, cukuplah sekadar peringatan kepada hambamu ini”. Selepas itu saya berikan taklimat tentang sembayang jenazah. Tiga kali taklimat diberikan. Yang hadir cuma 13 orang saja.


Selepas menyembahyangkan jenazah tadi, satu lagi masalah timbul. Jenazah itu tidak dapat dihantarkan ke tanah perkuburan kerana tidak ada kereta jenazah. Saya hubungi JAWI, JAIS, Pusat Islam, DBKL, Polis dan sebagainya, tetapi yang peliknya, mereka juga tidak mempunyai kereta jenazah kerana kereta yang ada sedang digunakan.


Dalam keadaan itu, seorang hamba Allah muncul menawarkan bantuan. Lelaki itu meminta saya menunggu sebentar untuk membolehkan dia mengeluarkan van dari garaj rumahnya. Kemudian muncullah sebuah van. Tapi ketika dia sedang mencari tempat untuk meletakkan vannya itu di kawasan rumah Allahyarham, tiba-tiba isterinya keluar.


Dengan suara yang tegas dia berkata di khalayak ramai, “Abang, saya tak benarkan kereta saya ini digunakan untuk mengangkat jenazah itu sebab semasa hayatnya dia tidak pernah benarkan kita naik keretanya”. Renungkanlah, kalau tidak ada apa-apa sebab, tidak mungkin seorang wanita yang lembut hatinya akan berkata demikian.


Jadi saya suruh tuan punya van itu membawa vannya balik. Selepas itu muncul pula seorang lelaki menawarkan bantuannya. Lelaki itu mendakwa dia adalah anak murid saya. Dia meminta izin daripada saya dalam 10-15 minit untuk membersihkan keretanya itu. Dalam jangka waktu yang ditetapkan itu, muncul kereta tersebut. Tetapi dalam keadaan yang basah kuyup.


Kereta yang dimaksudkan itu sebenarnya adalah sebuah lori, dan lori itu digunakan oleh lelaki tadi untuk menjual ayam. Renungkanlah, pernahkan kita melihat satu jenazah dibawa ke kubur dengan lori ayam? Dalam perjalanan menuju ke kawasan perkuburan, saya berpesan kepada dua pembantu tadi supaya ahli masyarakat tidak payah membantu kami menguburkan jenazah tadi.


Saya suruh mereka pergi kubur saudara mara dan sahabat mereka, itu lebih baik. Saya tidak mahu mereka melihat apa-apa lagi peristiwa ganjil. Rupanya apa yang saya takutkan itu berlaku sekali lagi – takdir Allah yang terakhir amat memilukan. Bila sampai sahaja jenazah tersebut ke kuburnya, saya perintahkan tiga orang anaknya turun ke dalam liang lahad dan tiga lagi turunkan jenazah.


Takdir Allah, apabila jasad jenazah itu mencecah sahaja ke bumi, tiba tiba air hitam yang busuk baunya keluar dari celah-celah bumi yang pada asalnya kering. Hari itu tidak hujan, tetapi dari mana datangnya air itu? Sukar untuk saya menjawabnya.


Lalu saya arahkan anak Allahyarham supaya sendaikan jenazah bapa mereka dengan kemas. Saya takut nanti ia akan terlangkup….na’uzubillah. Kalau mayat terlangkup, tidak ada harapan untuk mendapat syafaat Nabi saw.


Papan keranda diturunkan dan kami segera kambus kubur tersebut. Selepas itu kami injak-injakkan tanah supaya mampat dan bila hujan ia tidak mendap. Tapi sungguh menyayukan, saya perhatikan tanah yang diinjak itu menjadi becak. Saya tahu, jenazah berkenaan ditenggelamkan oleh air hitam yang busuk itu. Melihatkan keadaan tersebut, saya arahkan anak-anak Allahyarham supaya berhenti menginjakkan tanah itu. Tinggalkan dalam suku meter, timbus dan bataskan.


Ertinya kubur itu tidak dikambus hingga ke permukaan lubangnya, tetapi ia seperti kubur berlubang. Tidak cukup dengan itu, apabila saya hendak membacakan talkin, saya tengok tanah yang diinjak itu ada kesan serapan air. Masya-Allah, dalam sejarah hidup saya, inilah julung-julung kalinya peristiwa seperti itu terjadi. Melihatkan keadaan itu, saya mengambil keputusan untuk menyelesaikan pengebumian secepat mungkin. Sejak sekian lama terlibat dalam pengurusan jenazah, inilah mayat yang saya tidak talkinkan.


Saya cuma bacakan tahlil dan doa yang paling ringkas. Setelah itu saya pulang ke rumah Allahyarham dan himpunkan keluarganya. Saya bertanya kepada isteri Allahyarham, apakah yang telah dilakukan oleh Allahyarham semasa hayatnya.


Adakah dia pernah menzalimi orang alim, mendapat harta secara merampas, menipu rasuah, memakan harta masjid dan anak yatim? Isteri allahyarham tidak dapat memberikan jawapan. Memikirkan mungkin dia malu untuk memberitahu, saya tinggalkan nombor telefon rumah saya. Tetapi sedihnya, sehingga sekarang tidak seorang pun anak-anak Allahyarham menghubungi saya.


Untuk pengetahuan umum, anak-anak Allahyarham merupakan orang-orang yang berpendidikan tinggi sehingga ada seorang yang beristerikan orang Amerika, seorang dapat isteri orang Australia dan seorang lagi isterinya orang Jepun. Saya bertambah sedih apabila dua orang yang membantu saya menguruskan jenazah tadi menelefon saya.


Mereka kata mereka menyesal membantu saya menguruskan jenazah Allahyarham kerana anak-anak Allahyarham telah menjadikan mereka sebagai musuh. Saya bertanya, adakah mereka menceritakan kisah itu kepada masyarakat? Mereka kata ‘TIDAK’. Peristiwa ini akan tetap saya ingat sampai bila-bila. Kepada masyarakat, tanyalah diri kita adakah kita mahu peristiwa itu terjadi pada diri kita sendiri, ibu bapa kita, anak kita atau kaum keluarga kita? Adakah kita mahu peristiwa ini berlaku berulang-ulang kali sehingga sampai satu masa nanti di mana masyarakat menganggap peristiwa ini sebagai perkara biasa?




Reply

Use magic Report

Post time 27-6-2013 04:37 PM | Show all posts
Na'uzubillah....... semoga kita mendapat ikhtibar daripada kisah diatas........
Reply

Use magic Report

Post time 27-6-2013 05:57 PM | Show all posts
wooo...apa pon versi, samada betul atau cereka, mmg sepatotnya kita ambik iktibar.
semoga Allah SWT ampuni dosa2 kita...
kalau betul, aku sgt2 bersimpati dgn keluarga arwah, kalau cerekarama, pon aku amik sbg ingatan..
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

1-2-2025 08:34 AM GMT+8 , Processed in 0.687246 second(s), 33 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list