|
Assalamualaikum,
MUKADIMAH
Kali ini aku hendak bercerita. Sebuah cerita yang bisa menghiburkan. Aku juga mengajak berfikir apa ada di sebalik cerita.. Anggaplah ini sebuah tulisan yang ringan dan gembira untuk di baca, tetapi berat untuk di fikirkan apalagi untuk di amalkan segala pengajaran di dalamnya.
Kitab suci Al Qur'an mengandungi hikayat orang2 terdahulu, kisah kebangkitan mereka dan kejatuhan mereka di muka bumi ini adalah sebagai pengajaran dan pendoman bagi kita di hari ini. Telah di ceritakan dalam Al Qur'an dakwah para Nabi-Nabi, tentang ujian-ujian, tentang hujjah-hujjah mereka, hal penentangan umat terhadap diri mereka, dan mukjizat-mukjizat yang di beri Allah swt. kepada mereka untuk membuktikan kebenaran mereka kepada kaum mereka. Yang engkar terhadap para nabi dan rasul itu di musnahkan Allah dan yang patuh segala perintahNya hidup aman dan damai. Begitulah kehendak Allah swt.
Di thread ini aku mahu mengajak saudara2ku semua menghayati dan mencari pelajaran dari kisah Nabi Musa as., salah satu dari lima rasul yang mendapat darjat Tinggi di sisi Allah swt. ( 5 rasul yang mendapat gelar 'ulul azmi' itu adalah Nuh as, Ibrahim as, Musa as, Isa as dan Muhammad saaw.)
Saudara2ku yang di kasihi,
sebelum aku meneruskan kisah Nabi Musa as. ini, sedikit peringatan dariku. Dalam thread ini aku telah mengutip sumber ayat2 dari 2 versi yang berselisih pada isinya. Ayat2 tersebut adalah kitab suci Al Qur'an dan Al Kitab (Injil perjanjian lama dan baru). Perlu di ingat, penceritaanku hanya bersumberkan versi Al Qur'an sahaja bukan dari Al Kitab. Boleh juga aku bercerita dalam versi Al Kitab, itu kalau aku mahu non muslim jadi pembacanya. Tetapi di sini adalah untuk umat muslim berfikir dan mengambil pelajaran serta hikmah di dalamnya. Sengaja aku paparkan di sini ayat2 Al Kitab agar kita dapat menilainya bersama atau sekadar buat renungan, bukan untuk di perdebatkan isi kandungnya...
Wassalam. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Thaa Haa 20:9 Dan sudahkah sampai kepadamu (wahai Muhammad) perihal Nabi Musa?
Al Qashash 28:44 Dan engkau (wahai Muhammad) tidak ada di sebelah barat (tempat Nabi Musa menerima wahyu) ketika Kami sempurnakan penyerahan Kitab Taurat kepadanya dan engkau juga tidak termasuk dalam golongan yang menyaksikan peristiwa itu.
Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasihani.
Kisah Nabi Musa Semasa Kecil
Al Qashash 28:
1. Taa, Siin, Miim.
2. Inilah ayat-ayat Kitab - Al-Quran - yang memberi penjelasan.
3. Kami bacakan kepadamu (wahai Muhammad) sebahagian dari kisah Nabi Musa dan Firaun dengan keterangan yang benar bagi orang-orang yang beriman.
4. Sesungguhnya Firaun telah berlaku zalim di bumi (Mesir) dengan melampaui batas, serta ia menjadikan penduduknya berpuak-puak. Ia menindas sepuak di antaranya dengan membunuh anak-anak lelaki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya adalah ia dari golongan yang membuat kerosakan.
5. Dan Kami hendak berihsan dengan memberikan pertolongan kepada kaum yang tertindas di negeri itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin-pemimpin, serta hendak menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (apa yang dimiliki oleh Firaun dan kaumnya).
6. Dan Kami hendak memberi mereka kedudukan yang kukuh di negeri itu, serta hendak memperlihatkan kepada Firaun dan Haman bersama-sama tentera mereka apa yang mereka bimbangkan dari golongan yang bertindas itu.
7. Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa:" Susukanlah dia; dalam pada itu, jika engkau takutkan sesuatu bahaya mengenainya (dari angkara Firaun), maka (letakkanlah dia di dalam peti dan) lepaskanlah dia ke sungai; dan janganlah engkau merasa bimbang dan jangan pula berdukacita; sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan Kami akan melantiknya menjadi salah seorang dari Rasul-rasul Kami.
8. Setelah itu dia dipungut oleh orang-orang Firaun; kesudahannya dia akan menjadi musuh dan menyebabkan dukacita bagi mereka; sesungguhnya Firaun dan Haman serta orang-orangnya adalah golongan yang bersalah.
9. Dan (ketika melihat kanak-kanak itu) berkatalah isteri Firaun: "(Semoga ia menjadi) cahaya mata bagiku dan bagimu; janganlah kamu membunuhnya; mudah-mudahan ia berguna kepada kita, atau kita jadikan dia anak". Padahal mereka tidak menyedari (kesudahannya).
10. Dan (sepeninggalannya) menjadilah hati ibu Musa kosong; sesungguhnya ia nyaris-nyaris menyatakan perihal anaknya itu dengan berterus-terang jika tidaklah Kami kuatkan hatinya (dengan perasaan sabar dan tenang tenteram), supaya tetaplah ia dari orang-orang yang percaya (akan janji Allah).
11. Dan berkatalah ia kepada kakak Musa: "Pergilah cari khabar beritanya". (Maka pergilah ia) lalu dilihatnya dari jauh sedang orang ramai tidak menyedarinya.
12. Dan Kami jadikan dia dari mulanya enggan menyusu kepada perempuan-perempuan yang hendak menyusukannya; (melihatkan halnya itu), kakaknya berkata: "Mahukah, aku tunjukkan kamu kepada penduduk sebuah rumah yang dapat memeliharanya untuk kamu, serta mereka tulus ikhlas kepadanya?"
13. Maka (dengan jalan itu) Kami kembalikan dia kepada ibunya supaya tenang tenteram hatinya dan tidak berdukacita (disebabkan bercerai dengannya); dan supaya ia mengetahui bahawa janji Allah (untuk menyelamatkannya) adalah benar; akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui (yang demikian itu).
Keluaran 1:
8 Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf.
9 Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: "Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita.
10Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan--jika terjadi peperangan--jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini."
11 Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses.
12 Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu.
13 Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja,
14 dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.
15 Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya:
16 "Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup."
17 Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup.
18 Lalu raja Mesir memanggil bidan-bidan itu dan bertanya kepada mereka: "Mengapakah kamu berbuat demikian membiarkan hidup bayi-bayi itu?"
19 Jawab bidan-bidan itu kepada Firaun: "Sebab perempuan Ibrani tidak sama dengan perempuan Mesir; melainkan mereka kuat: sebelum bidan datang, mereka telah bersalin."
20 Maka Allah berbuat baik kepada bidan-bidan itu; bertambah banyaklah bangsa itu dan sangat berlipat ganda.
21 Dan karena bidan-bidan itu takut akan Allah, maka Ia membuat mereka berumah tangga.
22 Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: "Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup."
Keluaran 2:
1 Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi;
2 lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya.
3 Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil;
4 kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia.
5 Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya.
6 Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani."
7 Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?"
8 Sahut puteri Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu.
9 Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya.
10 Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air."
...
[ Last edited by saifulms at 21-8-2005 09:23 PM ] |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Setelah Nabi Yusuf as. wafat, bangsanya, Bani Isra'el terus hidup dalam rukun dan damai. Mereka semangkin bertambah ramai dan menjadi satu bangsa yang besar. Mereka hidup mewah dan senang lenang, bebas menjalankan ibadah dan kehidupan. Tidak ada yang menghalang mereka. Sehingga ke satu tahap, kesenangan hidup itu telah melalaikan sebahagian mereka dari menginggati Allah swt. Sebahagian dari mereka menjadi sombong dan mula melupakan nilai2 baik hari demi hari.
Bangsa Mesir pula, sebagai bangsa pribumi, mulalah melupakan jasa2 baik Nabi Yusuf as. sebaliknya mereka mulai bimbang kalau2 bangsa pendatang ini (Isra'el) akan merampas kekuasaan mereka di bumi Mesir.
Ketika seorang fir'aun bernama Ramses II memerintah, yang sedang mabuk kuasa yang tidak terbatas itu, bergelimpangan dalam kenikmatan dan kesenangan duniawi yang tiada taranya...
Dengan kuasa yang ada di tangannya, telah menjalankan polisi menekan dan siasah menindas terhadap Bani Israel. Mereka di paksa berkerja berat mendirikan bangunan dan di perbudakkan dengan segala pekerjaan lain lagi.
Penindasan terhadap bangsa Isra'el ini bertambah-tambah lagi apabila ada segolongan ahli nujum (tukang tenun) yang mengatakan nanti akan lahir seorang lelaki dari bangsa ini yang akan menjatuhkan pemerintahan Fir'aun itu.
Seorang Fir'aun, Mimfitah (anak Ramses II) yang kejam lagi ganas bahkan mengumumkan dirinya sebagai tuhan yang harus disembah oleh rakyatnya, merasa gementar di hatinya mendengarkan berita dari ahli nujum itu dan telah tergambar di matanya seorang lelaki gagah lagi berani dari bangsa Israel yang mahu membunuh dirinya. Lantas dia bermesyuarat dengan para menterinya tentang rencana terbaik bagi menghalang berlakunya masa yang buruk itu. Akhirnya di putuskan bunuh semua anak laki-laki dari bangsa Israel itu dan membiarkan hidup anak2 perempuan mereka. Maka berleluasalah segala askar2 Fir'aun itu mencari anak2 lelaki bani Israel di segenap pelusuk negara Mesir untuk di bunuh semuanya!
Beberapa tahun sesudah itu, timbullah di fikiran para menteri akan lumpuhlah pertumbuhan pembangunan negeri kerana kekurangan tenaga kerja buruh kalau sudah tiada lagi lelaki2 dari bangsa Israel itu. Siapa lagi hendak di jadikan hamba paksa buat menjalankan kerja berat itu? Maka bermesyuaratlah lagi Fir'aun dan para menterinya itu. Lalu di putuskan agar rencana 'membunuh anak2 lelaki' dari bangsa Israel itu selang setahun, yakni setahun di bunuh dan tahun berikutnya tidak di bunuh lalu tahun yang ke tiga di bunuh lagi, begitulah seterusnya. Rencana ini berjalan beberapa tahun lamanya
Raja Fir'aun menjadi tenang kembali dan merasa aman tentang kekebalan kerajaannya. Ia tidak mengetahui bahwa kehendak Allah tidak bisa dibendung dan bahwa takdirnya bila sudah difirman "Kun" pasti akan wujud dan menjadi kenyataan "Fayakun". Tidak sesuatu kekuasaan bagaimana pun besarnya dan kekuatan bagaimana hebatnya dapat menghalangi atau mengagalkannya.
Raja Fir'aun sesekali tidak terlintas dalam fikirannya yang kejam dan zalim itu bahwa kerajaannya yang megah, menurut apa yang telah tersirat dalam Lauhul Mahfudz, akan ditumbangkan oleh seorang bayi yang justeru diasuh dan dibesarkan di dalam istananya sendiri akan diwarisi kelak oleh umat Bani Isra'il yang dimusuhi, dihina, ditindas dan disekat kebebasannya. Bayi asuhnya itu ialah laksana bunga mawar yang tumbuh di antara duri-duri yang tajam atau laksana fajar yang timbul menyingsing dari tengah kegelapan yang mencekam.
Ada satu keluarga bani Israel, Imran bin Wahib (Qahadt) bin Lewi bin Ya'akub as. Isterinya bernama Yukabad dan anak perempuan mereka Mariam. Adik lelaki Mariam semuanya sudah di bunuh. Kemudian lahirlah Harun dalam tahun 'tidak membunuh'. Setelah itu lahir pula Musa dalam tahun 'kena bunuh'!
Yukabad sedang duduk seorang diri di salah satu sudut rumahnya menanti datangnya seorang bidan yang akan memberi pertolongan kepadanya melahirkan bayi dari dalam kandungannya itu.
Bidan datang dan lahirlah bayi yang telah dikandungnya selama sembilan bulan dalam keadaan selamat, segar dan sihat afiat. Dengan lahirnya bayi itu, maka hilanglah rasa sakit yang luar biasa dirasai oleh setiap perempuan yang melahirkan namun setelah diketahui oleh Yukabad bahwa bayinya adalah lelaki dan lahirnya pula dalam bilangan tahun 'gerakan membunuh' maka ia merasa takut kembali. Ia merasa sedih dan khuatir bahwa bayinya yang sangat disayangi itu akan dibunuh oleh orang-orang Fir'aun. Ia mengharapkan agar bidan itu merahsiakan kelahiran bayi itu dari sesiapa pun. Bidan yang merasa simpati terhadap bayi yang lucu dan bagus itu serta merasa betapa sedih hati seorang ibu yang akan kehilangan bayi yang baru dilahirkan memberi kesanggupan dan berjanji akan merahsiakan kelahiran bayi itu.
Setelah bayi mencapai tiga bulan, Yukabad tidak merasa tenang dan selalu berada dalam keadaan cemas dan khuatir terhadap keselamatan bayinya. Allah memberi ilham kepadanya agar menyembunyikan bayinya di dalam sebuah peti yang tertutup rapat, kemudian membiarkan peti yang berisi bayinya itu terapung di atas sungai Nil. Yukabad tidak boleh bersedih dan cemas ke atas keselamatan bayinya karena Allah menjamin akan mengembalikan bayi itu kepadanya bahkan akan mengutuskannya sebagai salah seorang rasul.
Dengan bertawakkal kepada Allah dan kepercayaan penuh terhadap jaminan Illahi, maka dilepaskannya peti bayi oleh Yukabad, setelah ditutup rapat dan dicat dengan warna hitam, terapung dipermukaan air sungai Nil. Kakak Musa yang bernama Mariam diperintahkan oleh ibunya untuk mengawasi dan mengikuti peti rahsia itu agar diketahui di mana ia berlabuh dan ditangan siapa akan jatuh peti yang mengandungi erti yang sangat besar bagi perjalanan sejarah umat manusia.
Alangkah cemasnya hati Mariam, ketika melihat dari jauh bahwa peti yang diawasi itu, dijumpai oleh puteri raja yang kebetulan berada di tepi sungai Nil bersantai bersama beberapa dayangnya dan dibawanya masuk ke dalam istana dan diserahkan kepada Asiah, ibunya, isteri Fir'aun. Yukabad yang segera diberitahu oleh anak perempuannya tentang nasib peti itu, menjadi kosonglah hatinya karena sedih dan cepat serta hampir saja membuka rahsia peti itu, andai kata Allah tidak meneguhkan hatinya dan menguatkan hanya kepada jaminan Allah yang telah dinerikan kepadanya.
Raja Fir'aun ketika diberitahu oleh Asiah, isterinya, tentang bayi laki-laki yang ditemui di dalam peti yang terapung di atas permukaan sungai Nil, segera memerintahkan membunuh bayi itu seraya berkata kepada isterinya: "Aku khuatir bahwa inilah bayi yang diramalkan, yang akan menjadi musuh dan penyebab kesedihan kami dan akan membinasakan kerajaan kami y besar ini." Akan tetapi isteri Fir'aun yang sudah terlanjur menaruh simpati dan sayang terhadap bayi yang lucu dan manis itu, berkata kepada suaminya: "Janganlah bayi yang tidak berdosa ini dibunuh. Aku sayang kepadanya dan lebih baik kami ambil dia sebagai anak, kalau-kalau kelak ia akan berguna dan bermanfaat bagi kami. Hatiku sgt tertarik kepadanya dan ia akan menjadi kesayanganku dan kesayangmu". Demikianlah jika Allah Yang Maha Kuasa menghendaki sesuatu maka dilincinkanlah jalan bagi terlaksananya takdir itu. Dan selamatlah nyawa putera Yukabad yang telah ditakdirkan oleh Allah untuk menjadi rasul-Nya, menyampaikan amanat wahyu-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang sudah sesat.
Nama Musa yang telah diberikan kepada bayi itu oleh keluarga Fir'aun, bererti air dan pohon {Mu=air , Sa=pohon} sesuai dengan tempat ditemukannya peti bayi itu. Didatangkanlah kemudian ke istana beberapa wanita2 untuk menjadi ibu susuan Musa. Akan tetapi setiap wanita2 yang mencuba dan memberi air susunya ditolak oleh bayi yang enggan menyedut dari setiap tetek yang diletakkan ke bibirnya. Dalam keadaan isteri Fir'aun lagi bingung memikirkan bayi pungutnya yang enggan menetek dari sekian banyak wanita2 yang didatangkan ke istana, datanglah Mariam menawarkan seorang wanita lain yang mungkin diterima oleh bayi itu.
Atas pertanyaan keluarga Fir'aun, kalau-kalau ia mengenal keluarga bayi itu, berkatalah Mariam: "Aku tidak mengenal siapakah keluarga dan ibu bayi ini. Hanya aku ingin menunjukkan satu keluarga yang baik dan selalu rajin mengasuh anak, kalau-kalau bayi itu bisa menerima air susu ibu keluarga itu" .
Anjuran Mariam diterima oleh isteri Fir'aun dan seketika itu jugalah dijemput ibu kandung Musa sebagai wanita bayaran. Maka begitu bibir sang bayi menyentuh tetek ibunya, disedutlah air susu ibu kandungnya itu dengan sangat lahapnya. Kemudian diserahkan Musa kepada Yukabad ibunya, untuk diasuh selama masa menetek dengan imbalan upah yang besar. Maka dengan demikian terlaksanalah janji Allah kepada Yukabad bahwa ia akan menerima kembali puteranya itu.
Setelah selesai masa meneteknya, dikembalikan Musa oleh ibunya ke istana, di mana ia di asuh, dibesar dan dididik sebagaimana anak-anak raja yang lain. Ia mengenderai kenderaan Fir'aun dan berpakaian sesuai dengan cara-cara Fir'aun berpakaian sehingga ia dikenal orang sebagai Musa bin Fir'aun. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Assalamu'alaikum,
saudara2ku,
Ada di antara kalian sudah berkali-kali mendengar atau membaca kisah Nabi Musa as. Aku menulisnya adalah atas maksud mengajak sama-sama berfikir hikmah dan keajaiban yang terdapat di dalamnya. Sebelum di teruskan, aku dengan rendah diri ingin memberikan sedikit ulasan apa-apa yang tersirat dari kisah 'Nabi Musa ketika kecil' yang telah aku tuliskan di atas. Begitulah setiap kali selesai satu babak maka aku akan memberikan ulasan sekadar yang aku mampu, jika terdapat apa2 kemusykilan, dipersilakan bertanya dan kiranya terdapat sebarang kesalahan, aku mohon di betulkan.
Al Qur'an menegaskan bahawa kedatangan para nabi dan rasul itu adalah untuk mengajak manusia kembali menyembah Allah swt. Penguasa sekalian alam dan menolak segala yang batil serta memberi ingat tentang Hari Kebangkitan semula di alam yang kekal abadi. Manusia itu mudah di sesatkan syaitan dan syaitan itu tidak pernah lalai barang sesaatpun. Sedangkan nabi itu akan wafat juga akhirnya tetapi syaitan itu tetap terus hidup hingga hari kiamat! Maka tidak hairanlah setelah Nabi Yusuf as. wafat bangsa Israel ada yang sudah mulai melupakan segala ajaran dan nasihat darinya. Lagipun mereka dalam kehidupan yang serba senang dan mewah, tiada yang mengganggu atau menghalang apa saja pekerjaan mereka. Dan mereka berjalan dengan sombongnya di muka bumi. Dalam keadaan inilah, azab Allah swt. turun atas mereka yakni bangkitnya seorang raja yang zalim dan kejam ke atas mereka yang telah melenyapkan atau memusnahkan segala kesenangan dan kebebasan hidup mereka.
Abu Darda ra. telah berkata, Rasulullah saaw. telah bersabda, Allah swt. telah berfirman, "Akulah Allah! Tiada Tuhan melainkan Aku! Aku Penguasa segala kerajaan dan Raja dari segala Raja. Hati sekalian raja dalam genggamanKu. Dan sesungguhnya sekalian hamba, jika mereka menta'atiKu, niscaya Aku akan menjadikan hati raja-raja mereka berbelas kasihan kepada mereka. Dan sesungguhnya jika sekalian hamba2Ku itu menderhakaiKu, niscaya Aku menjadikan hati raja-raja mereka keras dan zalim, lalu menimpakan atas mereka pelbagai-bagai seksa. Maka jangan bersusah payah hendak mendoakan ke atas raja2 itu (lantaran kejahatan mereka) tetapi kerahkan dirimu untuk memperbanyakkan zikir dan taqarrub (ibadat) kepadaKu, niscaya Aku akan melindungi kamu dari kejahatan raja-raja kamu" (H.R. Thabarani)
Ibnu Mas'ud telah berkata, Rasulullah saaw. telah bersabda, "asal kejatuhan bani Israel bermula begini : Apabila orang2 sholeh di kalangan mereka melihat kemungkaran, mereka menegahnya, tetapi apabila pemungkar itu tidak insaf dan mereka masih bersahabat dengannya, maka Allah swt menyatukan hati mereka itu dengan orang seumpama itu. Kemudian Rasulullah saaw. membaca ayat, 'yang tidak patuh dan melanggar perintah Allah di kalangan Bani Israel adalah di kutuk Allah.' Kemudian Rasulullah saaw. memerintahkan, kamu hendaklah menyeru orang2 supaya membuat kebaktian dan menegah mereka dari melakukan maksiat. Kamu hendaklah menahan setiap orang yang zalim dan mengajaknya ke jalan yang benar lagi adil." (Hadis Riwayat Abu Daud dan Tarmizi)
Bukankah ini juga yang telah terjadi atas umat Islam hari ini? Mengapakah umat Islam di hina, di tindas, di zalimi dan di perangi di setiap belahan dunia? Kita lihat jawabannya; 1) Kerna umat Islam hari ini sudah mulai melupakan 'banyak' ajaran nabinya Muhammad saaw. 2) kerna umat islam hari ini hidup bermewah2, berfoya2 dan berjalan dengan sombongnya di muka bumi.... Apakah akan di utuskan juga seorang nabi atau rasul buat memperbaiki umat Islam hari ini seperti Musa as. di utuskan buat memperbaiki bangsa Israel?????
Persoalan di atas, insyaallah, akan aku lanjutkan dalam tulisan yang lain. .......................................................
Allah swt. itu Maha Pemurah dan Penyayang, tidak di biarkan bangsa Israel itu berterusan di hina dan di zalimi kerna asalnya 'Israel' itu adalah Nabi Ya'akub anak Nabi Ishak anak Nabi Ibrahim as. dari bangsa yang baik-baik dan tunduk patuh kepada Allah swt. Maka kepada Yukabad. Allah swt. berjanji akan menjadikan Musa, anaknya seorang nabi dan rasul untuk bangsanya, Israel. Dan khabar ini juga Allah swt. sampaikan kepada Fir'aun yang memerintah ketika itu. Tindak balas Yukabad setelah menerima janji Allah swt. adalah dia mengucapkan syukur dan memuji-muji Allah swt, sedangkan Fir'aun merasa gementar. takut dan bimbang. Ia hanya memikirkan kekuasaannya di masa depan, apakah masih bisa di pertahankan atau akan di hancurkan Nabi Musa as. Seorang yang memiliki kekuasaan yang besar dan hebat malahan telah mengaku dirinya Tuhan, kini telah menjadi takut dan bimbang hanya kerna seorang laki2 dari bangsa yang di hinanya. Dia tidak mudah gentar kalau ancaman itu datangnya dari manusia di sekitarnya tetapi ini adalah ancaman dari Allah swt. yang menguasai jiwa-jiwa manusia...... Begitulah Allah swt. dengan rencanaNya. Apakah manusia bisa merubah rencana Allah swt?
Sekali-kali tidak!
Bukankah Musa as. telah di lahirkan dalam tahun 'gerakan membunuh'nya?
Sedangkan mereka tidak berupaya hendak membunuhnya. Begitulah hebatnya Allah swt. dengan kekuasaanNya!
Lantas apakah yang telah menghalang-halangi Fir'aun dari membunuh Musa as. sedangkan dia mengetahui?
Dalam satu peristiwa, ketika Fir'aun terasa ingin bermain-main dengan Musa tetapi dia tidak menyukainya lantas di tariknya janggut Fir'aun dengan kasarnya sehingga Fir'aun menjerit kesakitan dan berteriak, "cis! Inilah orangnya yang beta cari-carikan selama ini! Ayoh! Tukang sembelih beta, bunuhlah budak ini sekarang juga!!"
Asiah, isteri Fir'aun gementar dan sangat bimbangkan keselamatan anak angkatnya itu. Dia mencari-cari helah untuk menyelamatkan nyawa Musa. Allah swt. memberikan ilham kepada Asiah, "wahai suamiku, lihatlah budak ini, sesungguhnya dia masih belum berakal kerna dia belum lagi mengenal mana yang baik dan mana yang buruk. Marilah kita uji dia dengan meletakkan di mukanya sebutir permata dan sedikit bara api. Kita akan lihat dia akan memilih yang mana. Kiranya dia memilih batu permata, bunuhlah dia. Tetapi kalau dia memilih bara api, bebaskanlah dia...."
Musa telah memilih bara api lalu di masukkan ke mulutnya, meskipun pada mulanya dia lebih hendak memilih batu permata. Allah lah yang telah memelihara dia dan menyelamatkan dia dari di hukum bunuh!
Ingatlah, Allah swt adalah menguasai jiwa-jiwa manusia. Jiwa aku, jiwa anda sekalian, jiwa Yukabad, jiwa Asiah, dan jiwa Fir'aun semuanya dalam genggaman Allah swt. Dialah yang meneguhkan jiwa Yukabad. Dialah yang memasukkan rasa cinta kasih dalam jiwa Asiah. Dialah yang menundukkan jiwa Fir'aun agar menuruti segala pujuk rayu Asiah, isterinya. Musuh di depan mata, namun tiada kemampuan untuk bertindak! Malahan musuhnya itu hidup dengan bebasnya di dalam istananya sendiri! Itulah kehendak Allah swt.. Sesungguhnya manusia itu hanya mampu merancang sedangkan Allah swt.lah yang menentukan jaya atau gagalnya rencana itu.
Peristiwa yang seumpama itu tidak hanya terjadi di zaman Musa sahaja tetapi ia harus terjadi sampai ke hari ini. Mungkin ada kejadiannya di dalam lingkungan kita atau di mana2 saja di bulatan bumi ini.... Ianya bukanlah suatu yang mustahil.....
[ Last edited by saifulms at 22-8-2005 03:57 PM ] |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Nabi Musa Keluar dari Mesir
Thaa Haa 20:9 Dan sudahkah sampai kepadamu (wahai Muhammad) perihal Nabi Musa?
Al Qashash 28 :
14. Dan ketika Musa sampai ke peringkat umurnya yang cukup kekuatannya dan sempurna, Kami beri kepadanya kebijaksanaan serta ilmu pengetahuan; dan demikian Kami membalas orang-orang yang berusaha memperbaiki amalannya.
15. Dan masuklah ia ke bandar (Mesir) dalam masa penduduknya tidak menyedarinya, lalu didapatinya di situ dua orang lelaki sedang berkelahi, - seorang dari golongannya sendiri dan yang seorang lagi dari pihak musuhnya. Maka orang yang dari golongannya meminta tolong kepadanya melawan orang yang dari pihak musuhnya; Musa pun menumbuknya lalu menyebabkan orang itu mati. (pada saat itu) Musa berkata: "Ini adalah dari kerja Syaitan, sesungguhnya Syaitan itu musuh yang menyesatkan, yang nyata (angkaranya) ".
16. Ia merayu (dengan sesalnya): "Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diri sendiri; oleh itu ampunkanlah - apalah jua kiranya - akan dosaku". (Maka Allah Taala menerima taubatnya) lalu mengampunkan dosanya; sesungguhnya Allah jualah Yang Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.
17. Ia merayu lagi: "Wahai Tuhanku, demi nikmat-nikmat yang Engkau kurniakan kepadaku, (peliharalah daku) supaya aku tidak akan menjadi penyokong kepada golongan yang bersalah".
18. Semenjak itu, tinggalah ia di bandar (Mesir) dalam keadaan cemas sambil memerhatikan (berita mengenai dirinya), maka tiba-tiba orang yang meminta pertolongan kepadanya semalam, memanggil meminta pertolongannya lagi. Musa berkata kepadanya: "Sesungguhnya engkau ini orang yang nyata sesatnya!"
19. Maka ketika ia bersedia hendak menumbuk orang yang menjadi musuh bagi mereka berdua berkatalah orang itu: "Wahai Musa, adakah engkau hendak membunuhku sebagaimana engkau membunuh satu jiwa semalam? Sebenarnya engkau hanyalah hendak menjadi seorang yang kejam di bumi, dan tidaklah engkau hendak menjadi seorang pendamai".
20. Dan datanglah seorang lelaki dari hujung bandar itu dengan berlari, (lalu menyampaikan berita) dengan berkata: "Wahai Musa, sesungguhnya pegawai-pegawai Firaun sedang mengadakan pakatan terhadapmu, mereka hendak membunuhmu; oleh itu pergilah dari sini, sesungguhnya aku adalah pemberi nasihat secara ikhlas kepadamu".
21. Musa pun keluarlah dari negeri itu dalam keadaan cemas sambil memerhatikan (berita mengenai dirinya) serta berdoa dengan berkata: Wahai Tuhanku, selamatkanlah daku dari kaum yang zalim.
22. Dan setelah dia (meninggalkan Mesir dalam perjalanan) menuju ke negeri Madyan, berdoalah dia dengan berkata: Mudah-mudahan Tuhanku menunjukkan jalan yang benar kepadaku,.
Keluaran 2 :
11 Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu.
12 Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.
13 Ketika keesokan harinya ia keluar lagi, didapatinya dua orang Ibrani tengah berkelahi. Ia bertanya kepada yang bersalah itu: "Mengapa engkau pukul temanmu?"
14 Tetapi jawabnya: "Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?" Musa menjadi takut, sebab pikirnya: "Tentulah perkara itu telah ketahuan."
15 Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Nabi Musa as.keluar dari Mesir
Sejak ia dikembali ke istana oleh ibunya setelah disusui, Musa hidup sebagai salah seorang daripada golongan istana hingga mencapai usia dewasanya, dimana ia memperolehi asuhan dan pendidikan sesuai dengan tradisi istana. Allah mengurniakannya hikmah dan pengetahuan sebagai persiapan tugas kenabian dan risalah yang diwahyukan kepadanya. Di samping kesempurnaan dan kekuatan rohani, ia dikurniai oleh Allah kesempurnaan tubuh dan kekuatan jasmani.
Musa mengetahui dan sedar bahwa ia hanya seorang anak pungut di istana dan tidak setitik darah Fir'aun pun mengalir di dalam tubuhnya dan bahwa ia adalah keturunan Bani Israel yang ditindas dan diperlakukan sewenang-wenangnya oleh orang Mesir. Karenanya ia berjanji kepada dirinya akan menjadi pembela kepada kaumnya yang tertindas dan menjadi pelindung bagi golongan yang lemah yang menjadi sasaran kezaliman dan keganasan para penguasa. Demikianlah maka terdorong oleh rasa setia kawannya kepada orang-orang yang teraniaya, terjadilah suatu peristiwa yang menyebabkan ia terpaksa meninggalkan istana dan keluar dari Mesir.
Peristiwa itu terjadi ketika Musa sedang berjalan-jalan di sebuah lorong di waktu tengahari di mana keadaan kota sunyi sepi ketika penduduknya sedang tidur siang, Ia melihat kedua berkelahi seorang dari golongan Bani Isra'il bernama Samiri dan seorang lagi dari kaum Fir'aun bernama Fa'tun. Musa yang mendengar teriakan Samiri mengharapkan akan pertolongannya terhadap musuhnya yang lebih kuat dan lebih besar itu, segera melontarkan pukulan dan tumbukannya kepada Fatun yang seketika itu jatuh rebah an menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Musa terkejut melihat Fatun, orang Fir'aun itu mati karena tumbukannya yang tidak disengajakan dan tidak akan mengharapkan membunuhnya. Ia merasa berdosa dan beristighfar kepada Allah memohon ampun diatas perbuatannya yang tidak sengaja, telah melayang nyawa salah seorang dari hamba-hamba-Nya.
Peristiwa matinya Fatun menjadi perbualan ramai dan menarik para penguasa kerajaan yang menduga bahwa pasti orang-orang Isra'ellah yang melakukan perbunuhan itu. Mereka menuntut agar pelakunya diberi hukuman yang berat , bila ia tertangkap.
Anggota dan pasukan keamanan negara di hantarkan ke seluruh pelusuk kota mencari jejak orang yang telah membunuh Fatun, yang sebenarnya hanya diketahui oleh Samiri dan Musa sahaja. akan tetapi, walaupun tidak orang ketiga yang menyaksikan peristiwa itu, Musa merasa cemas dan takut dan berada dalam keadaan bersedia menghadapi akibat perbuatannya itu bila sampai tercium oleh pihak penguasa.
Alangkah malangnya nasib Musa yang sudah cukup berhati-hati menghindari kemungkinan terbongkarnya rahsia pembunuhan yang ia lakukan tatkala ia terjebat lagi tanpa disengajakan dalam suatu perbuatan yang menyebabkan namanya disebut-sebut sebagai pembunuh yang dicari. Musa bertemu lagi dengan Samiri yang telah ditolongnya melawan Fatun, juga dalam keadaan berkelahi untuk kali keduanya dengan salah seorang dari kaum Fir'aun. Melihat Musa berteriaklah Samiri meminta pertolongannya. Musa menghampiri mereka yang sedang berkelahi seraya berkata menegur Samiri: " Sesungguhnya engkau adalah seorang yang telah sesat." Samiri menyangkal bahwa Musa akan membunuhnya ketika ia mendekatinya, lalu berteriaklah Samiri berkata: "Apakah engkau hendak membunuhku sebagaimana engkau telah membunuh seorang kelmarin? Rupanya engkau hendak menjadi seorang yang sewenang-wenang di negeri ini dan bukan orang yang mengadilkan kedamaian".
Kata-kata Samiri itu segera tertangkap orang-orang Fir'aun, yang dengan cepat memberitahukannya kepada para penguasa yang memang sedang mencari jejaknya. Maka berundinglah para pembesar dan penguasa Mesir, yang akhirnya memutuskan untuk menangkap Musa dan membunuhnya sebagai balasan terhadap matinya seorang dari kalangan kaum Fir'aun.
Selagi orang-orang Fir'aun mengatur rancangan penangkapan Musa, seorang lelaki salah satu daripada sahabatnya datang dari hujung kota memberitahukan kepadanya dan menasihatkan agar segera meninggalkan Mesir, karena para penguasa Mesir telah memutuskan untuk membunuhnya apabila ia ditangkap. lalu keluarlah Musa terburu-buru meninggalkan Mesir, sebelum para petugas sempat menutup serta menyekat pintu-pintu kota.
Al Qashash 28:44 Dan engkau (wahai Muhammad) tidak ada di sebelah barat (tempat Nabi Musa menerima wahyu) ketika Kami sempurnakan penyerahan Kitab Taurat kepadanya dan engkau juga tidak termasuk dalam golongan yang menyaksikan peristiwa itu. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Assalamu'alaikum,
Saudara2ku yang dikasihi,
Dalam kisah di atas (kisah Nabi Musa as. keluar dari Mesir), Allah swt hendak mengajar kita bahawa faham Assabiah atau faham perkauman (mencintai bangsa sendiri) itu adalah tidak di sukai Allah swt. Nabi Musa mahu membela bangsanya dan membenci bangsa Fir'aun kerna mata kasarnya melihat betapa terhinanya bangsanya di perbudakkan oleh bangsa Fir'aun (bangsa Mesir).
Ketika dia bertemu dengan dua orang yang berkelahi, seorang dari bangsanya sendiri dan yang seorang lagi dari bangsa Mesir. Lantas tanpa memeriksa kasusnya, dia meninju bangsa Mesir itu dengan niat mahu menolong bangsanya sendiri. Orang yang di tinjunya itu mati membuatkan Musa dalam ketakutan.
Pada pertemuan ke dua, Musa telah mengerti bahawa bangsanya sendirilah yang bersalah dalam hal itu .
Allah swt. telah mengajarkan Musa bahawa bukanlah pembelaan atas suatu bangsa itu adalah merupakan kebaikan dan membenci suatu bangsa itu jelas pula keburukannya. Allah swt. telah mengajar Musa bahawa segala bangsa atau kaum di dunia ini adalah sama sahaja darjatnya di sisiNya, hanya yang membezakan adalah keimanan dan kepatuhan mereka terhadap segala perintah Allah swt. Dalam kisah ini, Allah swt. telah membuang pemikiran assabiah atau kecintaan bangsa dari jiwa Musa as.
Perhatikanlah doa Nabi Musa ini,
".. tiadalah aku ini menjadi penolong orang2 yang berdosa!"
Boleh jadi orang2 yang berdosa itu adalah dari kalangan bangsanya sendiri!
Begitulah Allah swt. membimbing jiwa Musa as.
Hari ini kita yang mengaku-ngaku Islam seharusnya meninggalkan kecintaan kita terhadap bangsa kita. Dalam Islam, tiada tempat buat memperjuangkan bangsa atau tanah air... tetapi kita diajar memperjuangkan hanya kalimah LA ILAHA ILLALLAH !!! Ingatlah, Allah swt. tidak akan bertanya, apakah bangsamu? tetapi akan bertanya, apakah yang kamu kerjakan buat memelihara agamamu.... Islam.
Dan kini, setelah kecintaan terhadap bangsanya sendiri di bersihkan dari jiwanya, apa pula yang seharusnya ada dalam pemikiran beliau demi menyelamatkan bangsanya itu dari kekejaman Fir'aun itu? Tindakan yang sebagaimana yang harus di kerjakan?
Insya Allah, akan terjawab dalam kisah yang selanjutnya......
Wassalam. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Nabi Musa Bertemu Jodoh Di Kota Madyan
Al Qhasash 28 :
21. Musa pun keluarlah dari negeri itu dalam keadaan cemas sambil memerhatikan (berita mengenai dirinya) serta berdoa dengan berkata: "Wahai Tuhanku, selamatkanlah daku dari kaum yang zalim ".
22. Dan setelah ia (meninggalkan Mesir dalam perjalanan) menuju ke negeri Madyan, berdoalah ia dengan berkata: "Mudah-mudahan Tuhanku menunjukkan jalan yang benar kepadaku,".
23. Dan ketika dia sampai di telaga air negeri Madyan, ia dapati di situ sekumpulan orang-orang lelaki sedang memberi minum (binatang ternak masing-masing), dan ia juga dapati di sebelah mereka dua perempuan yang sedang menahan kambing-kambingnya. dia bertanya: "Apa hal kamu berdua?" Mereka menjawab: "Kami tidak memberi minum (kambing-kambing kami) sehingga pengembala-pengembala itu membawa balik binatang ternak masing-masing; dan bapa kami seorang yang terlalu tua umurnya ".
24. Maka Musa pun memberi minum kepada binatang-binatang ternak mereka, kemudian ia pergi ke tempat teduh lalu berdoa dengan berkata: "Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku sangat berhajat kepada sebarang rezeki pemberian yang Engkau berikan".
25. Kemudian salah seorang dari perempuan dua beradik itu datang mendapatkannya dengan berjalan dalam keadaan tersipu-sipu sambil berkata:" Sebenarnya bapaku menjemputmu untuk membalas budimu memberi minum binatang ternak kami". Maka ketika Musa datang mendapatkannya dan menceritakan kepadanya kisah-kisah kejadian yang berlaku (mengenai dirinya) berkatalah orang tua itu kepadanya: "Janganlah engkau bimbang, engkau telah selamat dari kaum yang zalim itu ".
26. Salah seorang di antara perempuan yang berdua itu berkata: "Wahai ayah, ambilah dia memjadi orang upahan (mengembala kambing kita), sesungguhnya sebaik-baik orang yang ayah ambil bekerja ialah orang yang kuat, lagi amanah".
27. Bapa perempuan itu berkata (kepada Musa): "Aku hendak mengahwinkanmu dengan salah seorang dari dua anak perempuanku ini, dengan syarat bahawa engkau bekerja denganku selama delapan tahun; dalam pada itu, jika engkau genapkan menjadi sepuluh tahun, maka yang demikian itu adalah dari kerelaanmu sendiri. Dan (ingatlah) aku tidak bertujuan hendak menyusahkanmu; engkau akan dapati aku Insya Allah, dari orang-orang yang baik layanannya".
28. Musa menjawab: "Perjanjian itu adalah antaraku denganmu (tetap dihormati bersama); yang mana sahaja dari dua tempoh itu yang aku tunaikan, maka janganlah hendaknya aku disalahkan. Dan Allah jualah menjadi Pengawas terhadap apa yang kita katakan itu".
29. Setelah Musa menyempurnakan tempoh kerjanya itu dan (mendapat izin) berjalan dengan isterinya (kembali ke Mesir), ia melihat (dalam perjalanannya itu) api dari sebelah Gunung Tursina. (Ketika itu) berkatalah ia kepada isterinya: "Berhentilah; sesungguhnya aku ada melihat api, semoga aku dapat membawa kepada kamu sesuatu berita dari situ, atau sepuntung dari api itu, supaya kamu dapat memanaskan diri".
Keluaran 2 :
16 Adapun imam di Midian itu mempunyai tujuh anak perempuan. Mereka datang menimba air dan mengisi palungan-palungan untuk memberi minum kambing domba ayahnya.
17 Maka datanglah gembala-gembala yang mengusir mereka, lalu Musa bangkit menolong mereka dan memberi minum kambing domba mereka.
18 Ketika mereka sampai kepada Rehuel, ayah mereka, berkatalah ia: "Mengapa selekas itu kamu pulang hari ini?"
19 Jawab mereka: "Seorang Mesir menolong kami terhadap gembala-gembala, bahkan ia menimba air banyak-banyak untuk kami dan memberi minum kambing domba."
20 Ia berkata kepada anak-anaknya: "Di manakah ia? Mengapakah kamu tinggalkan orang itu? Panggillah dia makan."
21 Musa bersedia tinggal di rumah itu, lalu diberikan Rehuellah Zipora, anaknya, kepada Musa.
22 Perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, maka Musa menamainya Gersom, sebab katanya: "Aku telah menjadi seorang pendatang di negeri asing."
23 Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah.
24 Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub.
25 Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka.
Keluaran 3 :
1 Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
2 Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
3 Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?" |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Nabi Musa as. bertemu jodoh di kota Madyan.
Dengan bersembunyi Musa lalu keluar meninggalkan kota itu, kerana merbahaya buat keselamatan dirinya. Dia menghadapkan mukanya ke hadrat Allah memohon perlindungan dari segala bencana yang diniatkan orang atas dirinya.
Lapan hari delapan malam lamanya dia berjalan terus menerus menuju ke Madyan (perbatasan Hijaz dan Syam) dengan seorang diri, tidak ada teman, selain perlindungan Allah semata, tidak ada perbekalan selain takwa kepada Allah. Berjalan tanpa sepatu pula, sehingga pecah kakinya dengan di timpa kelaparan. Sekalipun begitu, namun perjalanan diteruskan, bukan mencari keuntungan wang dan lainnya, tetapi semata mata untuk menjauhkan diri dari bahaya Firaun dan kaumnya, menghindarkan dirinya dari orang orang yang berniat buruk dan selalu mencari dia.
Akhirnya tibalah dia di Madyan. Dilihatnya banyak manusia berkumpul dan berkerumun. Setelah didekatinya, tahulah dia bahawa di sana ada sumur. Mereka adalah orang orang gembala yang sedang berebutan dahulu mendahului untuk mengambil air dari dalam sumur itu, untuk minum mereka atau kambing kambingnya. Agak tersisih dari orang banyak itu, Musa melihat pula dua orang anak perempuan sedang menjaga kambing kambingnya yang sangat kurus, jauh berbeza dengan kambing kambing orang banyak yang gemuk gemuk semuanya itu. Kedua anak perempuan itu terpaksa menyisihkan diri untuk menjaga kehormatan dirinya, tidak mahu berasak asak berebut mengambil air. Dengan sabar dia menunggu orang banyak itu selesai semuanya baru dia mengambil pula air untuk kambing kambingnya. Kadang kadang dia temui sumur itu telah kosong, dari itulah maka kambing kedua perempuan itu kurus kurus, sedang kambing orang banyak itu gemuk gemuk. Dan ini pulalah yang menyebabkan kedua anak perempuan itu selalu terlambat pulang ke rumahnya, kerana menunggu orang banyak selesai lebih dahulu.
Melihat keadaan yang demikian, bergolak pulalah dalam jiwa Musa perasaan untuk melindungi orang yang teraniaya. Musa mendekati kedua anak perempuan itu lalu bertanya: Kamu berdua sedang apa di sini?
Kedua anak perempuan itupun menerangkan kepada Musa, bahawa dia menunggu selesainya orang banyak, untuk mengambil air pula dari sumur itu. Kami tidak mahu berdesak-desakan dengan lelaki sebanyak itu. Kami terpaksa datang mengambil air ke mari, karena bapak kami sudah tua, tidak mungkin untuk datang sendiri ke mari.
Mendengar cerita kedua anak perempuan itu, Musa timbul rasa kasihannya. Dia bangkit berdiri mengambil air dari sumur itu, berasakkan dengan orang banyak, lalu diminumkan kepada kambing kambing kedua anak perempuan itu. Kemudian Musa menuju ke tempat yang agak teduh, ia duduk di situ melepaskan lelahnya. Dirasakannya benar benar penat, letih dan lapar, dia memohon kepada Tuhan untuk dikasihi atas kemiskinan dirinya itu.
Kedua anak perempuan itu dengan pertolongan Musa dapat pulang ke rumahnya agak segera dari yang sudah sudah, sehingga bapanya merasa hairan, lalu bertanya apa sebab mereka agak lekas pulang kali ini.
Mendengar cerita anak anaknya, timbul dalam hati orang tua itu (menurut ahli sejarah, orang tua ini ialah Nabi Syuaib) ingin berkenalan dengan Musa, sehingga diutuskannya salah seorang dari anak perempuannya itu untuk memanggil Musa datang kepadanya.
Setelah sampai anak perempuan itu ke dekat Musa, dengan malu malu ia berkata: Saya diutus bapa untuk memanggilmu agar sudi datang ke rumahku, kerana bapa telah berhutang budi atas kebaikanmu yang telah menolong kami.
Musa mengabulkan undangan anak perempuan yang diperintahkan bapanya itu. Keduanya sekarang berjalan beriring iringan menuju rumah anak perempuan itu. Anak perempuan di belakang, sedang Musa di muka, untuk menjaga kehormatan kedua belah pihak. Setiba di rumah, dia disambut oleh Syuaib (bapa perempuan itu) dengan dada yang lapang dan rasa terima kasih atas kebaikan dan pertolongan Musa. Anak muda itu diminta menceritakan hal ehwal dirinya; maka diceritakannya dari awal sampai akhirnya, sehingga tahulah orang tua itu akan sebab dan rahsia perjalanannya yang jauh itu.
Orang tua itu mendengarkannya dengan tenang. Tampaklah olehnya sifat sifat baik yang ada pada Musa. Orang tua itu menenangkan jiwa Musa dengan berkata: Jangan khuatir, di sini engkau akan bebas dari pengejaran kaum yang zalim itu.
Tinggallah Musa di rumah orang tua itu dengan perasaan yang lega dan tenang. Begitu pula bagi orang tua serta anak-anak-nya itu. Cahaya keimanan sama sama berkilauan di hati Musa dan orang tua itu, demikian pula perasaan keikhlasan dan ramah tamah. Pergaulan mereka semakin rapat dan mendalam juga.
Kemudian sifat dan tabiat pemuda Musa berpengaruh besar ke hati orang tua itu dan terhadap anak anaknya pula, sehingga kedudukan Musa dalam pergaulan rumah tangga itu semakin tinggi dan mulia. Terlebih berpengaruh lagi terhadap kalbu anak perempuannya. Sifat yang ramah tamah, kekuatan badan dan kesucian hatinya, semakin mendalam masuk dalam rasa hormat dari anak perempuan itu. Perasaan hormatnya ini disampaikannya kepada bapanya dengan berkata: Ya bapaku, pekerjakanlah anak muda itu pada kita, karena bukankah sebaik baik orang yang akan dipekerjakan itu, ialah orang yang kuat dan berhati tulus ikhlas? Dan bukankah anak muda itu telah banyak menolong kita, serta dapat mengangkat tutup sumur yang begitu berat seorang diri? Bukankah dia berhati bersih dan suci sekali, sehingga ketika kita mengundang-nya, dia hanya menganggukkan kepalanya? Begitu pula ketika kami berjalan berdua, dia berjalan di hadapan untuk menjaga kehormatan perempuan yang mengiringkannya.
Tiap patah kata yang keluar dari mulut anak perempuannya itu, didengarkan oleh orang tua itu seolah olah acuh tak acuh, tetapi sebenarnya diperhatikannya dengan sungguh sungguh, kerana perasaan yang demikian itu lebih dahulu sudah tumbuh serta berurat dalam kalbunya sendiri, sebelum anaknya berkata. Kini dia mengerti sedalam-dalamnya, mengapa anaknya berkata demikian, memecahkan pendiamnya selama ini?
Pada suatu pagi, di kala sang surya mulai bersinar, udara penuh dengan cuaca terang dan angin sepoi sepoi, duduklah orang tua itu seorang diri di tempat yang sudah disediakan. Musa dipanggilnya, lalu berkata: Hai Musa, saya mempunyai cita cita akan mengahwinkan engkau dengan salah seorang anakku, dengan harapan engkau dapat menjadi teman hidupnya serta dapat menolongku. Bekerjalah engkau di sini mengembala kambing lapan tahun lamanya, sebagai maskawin bagi perkahwinanmu. Tetapi kalau engkau suka menambah, tambahlah dua tahun lagi, jadi sepuluh tahun lamanya, itupun terserah kepada kesanggupanmu, saya sendiri tidak akan memberatkan dirimu dan engkau akan mengetahui nanti, bahawa aku adalah orang baik baik, insya Allah.
Mendengar perkataan orang tua itu, terbentanglah di hadapannya jalan ke arah bahagia yang dicita-citakannya selama ini terasa dalam hatinya, bahawa doanya kepada Tuhan ketika dia termenung melepaskan lelahnya tempohari itu, telah dikabulkan Tuhan. Dengan tak terasa, lidahnya bergerak menjawab perkataan Syuaib, bakal mertuanya itu: Saya terima segala anjuran bapak. Perjanjian antara saya dengan bapa, apabila saya turut yang manapun salah satu antara kedua perjanjian itu (8 tahun atau 10 tahun), kiranya saya tidak bersalah. Allah menjadi saksi atas perjanjian kita ini.
Dengan perkahwinan ini, Musa hidup bahagia sekali dalam perasaannya, karena mendapat isteri yang cantik serta mertua yang baik. Keadaan rumahtangganya cukup dan pekerjaannya pun baik. Dia bekerja dengan sebaik-baiknya dalam mengurus urusan orang tua itu, untuk memenuhi janji yang telah ditetapkan.
Menjelang sampai di batas waktu yang telah .ditetapkan, keinginan Musa untuk kembali ke tanah airnya mulai timbul, sekalipun dia berbahagia dan senang di negeri orang; namun ingatan ke kampung halaman sendiri pasti timbul jua. Pernah disebut orang dalam pepatah: Setinggi tinggi terbang bangau akhirnya kembali ke belakang kerbau hinggapnya.
Waktu yang ditetapkan dalam perjanjian itupun sampailah. Dia bebas sekarang untuk memilih, akan menetap di situ atau pulang kembali ke negerinya. Niatnya untuk kembali ke kampungnya bersama isterinya sudah tetap dan tidak dapat digagalkan lagi.
Dia mulai bersiap siap menyediakan bekal dan membungkusi harta bendanya, untuk segera berangkat ke Mesir bersama isterinya. Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada mertuanya yang sudah tua, serta mendoakan agar yang ditinggal selamat, begitu pula yang pergi jangan sampai kurang suatu apa. Kedua suami isteri yang bahagia itupun bertolaklah menuju ke utara, meninggalkan negeri Madyan.
Setelah semakin lamanya berjalan menempuh padang pasir yang luas, akhirnya Musa dan isterinya tiba di Tur Sina (Gunung Sinai). Selain penat dan lelah, kedua musafir suami isteri itu kini kehilangan jalan, mereka merasa ragu, arah manakah yang harus ditempuhnya untuk meneruskan penjalanan ke Mesir.
Dalam keragu-raguan itu malam pun datang, satu malam yang sangat bersih, dengan bintang bintang yang gemerlapan di langit. Bertambah ragulah kedua musafir itu tentang jalan yang harus ditempuhnya. Tiba tiba, jauh di sana, di sebelah kanan jurang yang dalam, Musa melihat ada api berkelip kelip. Musa ingin mendekati api yang tampak itu seraya berkata kepada isterinya:
Tinggallah engkau sendirian di sini sementara, saya ingin melihat, api apa yang tampak itu. Segera saya akan kembali ke sini membawa khabar, sambil membawa api yang tampak itu, mudah mudahan dapat kita jadikan diang untuk memanaskan badan. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Assalamu'alaikum,
Saudara2ku,
Setiap Para Nabi dan Rasul mempunyai kisah Penghijrahan mereka masing2.
Penghijrahan itu sendiri merupakan kewajiban buat penyeru agama Allah dan juga buat diri orang2 yang beriman. Penghijrahan itu bermaksud merubah kehidupan dan jiwa kita dari hal2 yang buruk kepada hal2 yang baik. Perbuatan, pemikiran dan amal2 yang tidak di sukai Allah kepada yang di redhoiNya.
Hijrahnya Nabi Musa as. adalah; Dari kehidupan yang senang dan bermewah2 kepada kehidupan yang susah dan penuh cabaran. Dari hidup dalam lingkungan orang2 yang tunduk patuh pada sesama makhluk kepada hidup dalam lingkungan orang2 yang tunduk patuh pada Allah swt. semata-mata. Dari kehidupan yang terhormat kepada kehidupan orang awam.
Begitulah kehendak Allah swt. Yang Maha Bijaksana.
Hari ini, umat Islam, samada mahu atau tidak mahu, wajib atas diri masing2 berhijrah dari mencintai kehidupan dunia yang fana ini kepada mencintai kehidupan Alam Akhirat yang kekal abadi. Dari tunduk patuh pada undang-undang ciptaan manusia kepada tunduk patuh pada undang-undang Allah swt. Dari mencintai adat budaya bangsa sendiri atau bangsa2 yang dia sukai kepada mencintai sunnah Rasulullah saaw.
Kewajiban ini tertanggung atas setiap mereka yang mengaku beriman! Jika tidak mahu menyesal di alam akhirat. Siapa yang tidak mahu berhijrah, tidak akan mendapat syafa'at dari Rasulullah saaw. di hari 'Penghisaban' yang tiada penolong selain pertolongan yang Allah izinkan atas kekasihnya Muhammad saaw.
Wassalam. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Nabi Musa as. menerima Wahyu.
Thaa Haa 20 :
9. Dan sudahkah sampai kepadamu (wahai Muhammad) perihal Nabi Musa?
10. Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada isterinya: "Berhentilah! Sesungguhnya aku ada melihat api semoga aku dapat membawa kepada kamu satu cucuhan daripadanya, atau aku dapat di tempat api itu: penunjuk jalan.
11. Maka apabila ia sampai ke tempat api itu (kedengaran) ia diseru: "Wahai Musa! " -
12. "Sesungguhnya Aku Tuhanmu! Maka bukalah kasutmu, kerana engkau sekarang berada di Wadi Tuwa yang suci.
13. "Dan Aku telah memilihmu menjadi Rasul maka dengarlah apa yang akan diwahyukan kepadamu.
14. "Sesungguhnya Akulah Allah; tiada tuhan melainkan Aku; oleh itu, sembahlah akan Daku, dan dirikanlah sembahyang untuk mengingati Daku.
15. "Sesungguhnya hari kiamat itu tetap akan datang - yang Aku sengaja sembunyikan masa datangnya - supaya tiap-tiap diri dibalas akan apa yang ia usahakan.
16. "Maka janganlah engkau dihalangi daripada mempercayainya oleh orang yang tidak beriman kepadanya serta ia menurut hawa nafsunya; kerana dengan itu engkau akan binasa.
17. "Dan apa (bendanya) yang di tangan kananmu itu wahai Musa?"
18. Nabi Musa menjawab: "Ini ialah tongkatku; aku bertekan atasnya semasa, berjalan, dan aku memukul dengannya daun-daun kayu supaya gugur kepada kambing-kambingku, dan ada lagi lain-lain keperluanku pada tongkat itu".
19. Allah Taala berfirman: "Campakkanlah tongkatmu itu wahai Musa!"
20. Lalu ia mencampakkannya, maka tiba-tiba tongkatnya itu menjadi seekor ular yang bergerak menjalar.
21. Allah berfirman: "Tangkaplah akan dia, dan janganlah engkau takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya yang asal.
22. "Dan kepitlah tanganmu di celah lambungmu; nescaya keluarlah ia putih bersinar-sinar dengan tidak ada cacat; sebagai satu mukjizat yang lain.
23. "(Berlakunya yang demikian itu) kerana Kami hendak memperlihatkan kepadamu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang besar.
24. "Pergilah kepada Firaun, sesungguhnya ia telah melampaui batas".
25. Nabi Musa berdoa dengan berkata: "Wahai Tuhanku, lapangkanlah bagiku, dadaku;
26. "Dan mudahkanlah bagiku, tugasku;
27. "Dan lepaskanlah simpulan dari lidahku,
28. "Supaya mereka faham perkataanku;
29. "Dan jadikanlah bagiku, seorang penyokong dari keluargaku.
30. "Iaitu Harun saudaraku;
31. "Kuatkanlah dengan sokongannya, pendirianku,
32. "Dan jadikanlah dia turut campur bertanggungjawab dalam urusanku,
33. "Supaya kami sentiasa beribadat dan memujiMu,
34. "Dan (supaya) kami sentiasa menyebut dan mengingatiMu;
35. "Sesungguhnya Engkau adalah sedia melihat dan mengetahui hal ehwal kami".
36. Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diberikan kepadamu apa yang engkau pohonkan itu, wahai Musa!"
37. "Dan demi sesungguhnya! Kami telahpun mengurniakan kepadamu berbagai nikmat pada satu masa yang lain sebelum ini.
38. "Ketika Kami ilhamkan kepada ibumu, dengan memberitahu kepadanya:
39. "Letakkanlah anakmu di dalam peti, kemudian lepaskanlah peti itu ke laut, maka biarlah laut itu membawanya terdampar ke pantai, supaya dipungut oleh musuhKu dan musuhnya; dan Aku telah tanamkan dari kemurahanKu perasaan kasih sayang orang terhadapmu; dan supaya engkau dibela dan dipelihara dengan pengawasanKu.
40. "Ketika saudara perempuanmu pergi mencarimu lalu berkata kepada orang-orang yang memungutmu:" Mahukah, aku tunjukkan kamu kepada orang yang boleh memeliharanya?" Maka dengan jalan itu Kami mengembalikanmu kepada ibumu supaya tenang hatinya dan supaya ia tidak berdukacita kerana bercerai denganmu; dan semasa engkau membunuh seorang lelaki, lalu Kami selamatkan engkau dari kesusahan pembunuhan itu; dan Kami telah melepaskan engkau berkali-kali dari berbagai-bagai cubaan; kemudian engkau tinggal dengan selamat beberapa tahun dalam kalangan penduduk negeri Madyan; setelah itu engkau sekarang datang dari sana pada masa yang telah ditentukan, wahai Musa!
41. "Dan Aku telah memilihmu untuk menjadi RasulKu.
42. "Pergilah, engkau dan saudaramu, membawa mukjizat-mukjizat pengurniaanKu dan janganlah kamu berdua lemah dan cuai dalam menyebut serta mengingati Daku.
43. "Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya ia telah melampaui batas dalam kekufurannya.
44. "Kemudian hendaklah kamu berkata kepadanya, dengan kata-kata yang lemah-lembut, semoga ia beringat atau takut".
45. Mereka berdua berkata: "Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya kami takut bahawa ia akan segera menyeksa kami, atau ia akan melampau batas".
46. Allah berfirman: "Janganlah kamu takut, sesungguhnya Aku ada bersama-sama kamu; Aku mendengar dan melihat segala-galanya.
47. "Oleh itu, pergilah kamu berdua kepadanya, kemudian katakanlah: "Bahawa sesungguhnya kami ini Rasul-rasul dari Tuhanmu, maka bebaskanlah kaum Bani lsrail mengikut kami, dan janganlah engkau menyeksakan mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu membawa satu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu! Dan selamat sejahtera itu adalah untuk orang-orang yang menurut petunjuk ugama Allah.
48. "Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami bahawa azab seksa di dunia dan di akhirat ditimpakan kepada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya". |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Keluaran 3 :
1 Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
2 Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
3 Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
4 Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."
5 Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."
6 Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.
7 Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.
8 Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.
9 Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka.
10 Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."
11 Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?"
12 Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini."
13 Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? --apakah yang harus kujawab kepada mereka?"
14 Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."
15 Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.
16 Pergilah, kumpulkanlah para tua-tua Israel dan katakanlah kepada mereka: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub, telah menampakkan diri kepadaku, serta berfirman: Aku sudah mengindahkan kamu, juga apa yang dilakukan kepadamu di Mesir.
17 Jadi Aku telah berfirman: Aku akan menuntun kamu keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
18 Dan bilamana mereka mendengarkan perkataanmu, maka engkau harus beserta para tua-tua Israel pergi kepada raja Mesir, dan kamu harus berkata kepadanya: TUHAN, Allah orang Ibrani, telah menemui kami; oleh sebab itu, izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami.
19 Tetapi Aku tahu, bahwa raja Mesir tidak akan membiarkan kamu pergi, kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat.
20 Tetapi Aku akan mengacungkan tangan-Ku dan memukul Mesir dengan segala perbuatan yang ajaib, yang akan Kulakukan di tengah-tengahnya; sesudah itu ia akan membiarkan kamu pergi.
21 Dan Aku akan membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa ini, sehingga, apabila kamu pergi, kamu tidak pergi dengan tangan hampa,
22 tetapi tiap-tiap perempuan harus meminta dari tetangganya dan dari perempuan yang tinggal di rumahnya, barang-barang perak dan emas dan kain-kain, yang akan kamu kenakan kepada anak-anakmu lelaki dan perempuan; demikianlah kamu akan merampasi orang Mesir itu."
Keluaran 4 :
1 Lalu sahut Musa: "Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?"
2 TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat."
3 Firman TUHAN: "Lemparkanlah itu ke tanah." Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga Musa lari meninggalkannya.
4 Tetapi firman TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu dan peganglah ekornya" --Musa mengulurkan tangannya, ditangkapnya ular itu, lalu menjadi tongkat di tangannya
5 -"supaya mereka percaya, bahwa TUHAN, Allah nenek moyang mereka, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub telah menampakkan diri kepadamu."
6 Lagi firman TUHAN kepadanya: "Masukkanlah tanganmu ke dalam bajumu." Dimasukkannya tangannya ke dalam bajunya, dan setelah ditariknya ke luar, maka tangannya kena kusta, putih seperti salju.
7 Sesudah itu firman-Nya: "Masukkanlah tanganmu kembali ke dalam bajumu." Musa memasukkan tangannya kembali ke dalam bajunya dan setelah ditariknya ke luar, maka tangan itu pulih kembali seperti seluruh badannya.
8 "Jika mereka tidak percaya kepadamu dan tidak mengindahkan tanda mujizat yang pertama, maka mereka akan percaya kepada tanda mujizat yang kedua.
9 Dan jika mereka tidak juga percaya kepada kedua tanda mujizat ini dan tidak mendengarkan perkataanmu, maka engkau harus mengambil air dari sungai Nil dan harus kaucurahkan di tanah yang kering, lalu air yang kauambil itu akan menjadi darah di tanah yang kering itu."
10 Lalu kata Musa kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah."
11 Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: "Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN?
12 Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan."
13 Tetapi Musa berkata: "Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus."
14 Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Musa dan Ia berfirman: "Bukankah di situ Harun, orang Lewi itu, kakakmu? Aku tahu, bahwa ia pandai bicara; lagipula ia telah berangkat menjumpai engkau, dan apabila ia melihat engkau, ia akan bersukacita dalam hatinya.
15 Maka engkau harus berbicara kepadanya dan menaruh perkataan itu ke dalam mulutnya; Aku akan menyertai lidahmu dan lidahnya dan mengajarkan kepada kamu apa yang harus kamu lakukan.
16 Ia harus berbicara bagimu kepada bangsa itu, dengan demikian ia akan menjadi penyambung lidahmu dan engkau akan menjadi seperti Allah baginya.
17 Dan bawalah tongkat ini di tanganmu, yang harus kaupakai untuk membuat tanda-tanda mujizat."
18 Lalu Musa kembali kepada mertuanya Yitro serta berkata kepadanya: "Izinkanlah kiranya aku kembali kepada saudara-saudaraku, yang ada di Mesir, untuk melihat apakah mereka masih hidup." Yitro berkata kepada Musa: "Pergilah dengan selamat."
19 Adapun TUHAN sudah berfirman kepada Musa di Midian: "Kembalilah ke Mesir, sebab semua orang yang ingin mencabut nyawamu telah mati."
20 Kemudian Musa mengajak isteri dan anak-anaknya lelaki, lalu menaikkan mereka ke atas keledai dan ia kembali ke tanah Mesir; dan tongkat Allah itu dipegangnya di tangannya.
21 Firman TUHAN kepada Musa: "Pada waktu engkau hendak kembali ini ke Mesir, ingatlah, supaya segala mujizat yang telah Kuserahkan ke dalam tanganmu, kauperbuat di depan Firaun. Tetapi Aku akan mengeraskan hatinya, sehingga ia tidak membiarkan bangsa itu pergi.
22 Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung;
23 sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung."
24 Tetapi di tengah jalan, di suatu tempat bermalam, TUHAN bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya.
25 Lalu Zipora mengambil pisau batu, dipotongnya kulit khatan anaknya, kemudian disentuhnya dengan kulit itu kaki Musa sambil berkata: "Sesungguhnya engkau pengantin darah bagiku."
26 Lalu TUHAN membiarkan Musa. "Pengantin darah," kata Zipora waktu itu, karena mengingat sunat itu.
27 Berfirmanlah TUHAN kepada Harun: "Pergilah ke padang gurun menjumpai Musa." Ia pergi dan bertemu dengan dia di gunung Allah, lalu menciumnya.
28 Kemudian Musa memberitahukan kepada Harun segala firman TUHAN yang disuruhkan-Nya kepadanya untuk disampaikan dan segala tanda mujizat yang diperintahkan-Nya kepadanya untuk dibuat.
29 Lalu pergilah Musa beserta Harun dan mereka mengumpulkan semua tua-tua Israel.
30 Harun mengucapkan segala firman yang telah diucapkan TUHAN kepada Musa, serta membuat di depan bangsa itu tanda-tanda mujizat itu.
31 Lalu percayalah bangsa itu, dan ketika mereka mendengar, bahwa TUHAN telah mengindahkan orang Israel dan telah melihat kesengsaraan mereka, maka berlututlah mereka dan sujud menyembah. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Nabi Musa as. menerima Wahyu
Sepuluh tahun lebih Musa meninggalkan Mesir tanah airnya, sejak ia melarikan diri dari buruan kaum Fir'aun. Suatu waktu yang cukup lama bagi seseorang bisa bertahan menyimpan rasa rindunya kepada keluarganya. Apa lagi seorang seperti Musa yang mempunyai kenang-kenangan hidup yang seronok dan indah selama ia berada di tanah airnya sendiri selaku seorang dari keluarga kerajaan yang megah dan mewah, maka wajarlah bila ia merindukan Mesir tanah tumpah darahnya dan ingin pulang kembali setelah ia beristerikan Shafura, puteri Syu'aib.
Bergegas-gegaslah Musa berserta isterinya mengemaskan barang dan menyediakan kenderaan lalu meminta diri dari orang tuanya dan bertolaklah menuju ke selatan menghindari jalan umum supaya tidak diketahui oleh orang-orang Mesir yang masih mencarinya.
Setibanya di "Thur Sina" tersesatlah Musa kehilangan pedoman dan bingung manakah yang harus ia tempuh. Dalam keadaan demikian terlihatlah oleh dia sinar api yang nyala-nyala di atas lereng sebuah bukit. Ia berhenti lalu lari ke jurusan api itu seraya berkata kepada isterinya: "Tinggallah kamu disini menantiku. Aku pergi melihat api yang menyala di atas bukit itu dan segera aku kembali. Mudah-mudahan aku dapat membawa satu berita kepadamu dari tempat api itu atau setidak-tidaknya membawa sesuluh api bagi menghangatkan badanmu yang sedang menggigil kesejukan."
Tatkala Musa sampai ke tempat api itu terdengar oleh dia suara seruan kepadanya datang dari sebatang pohon kayu di pinggir lembah yang sebelah kanannya pada tempat yang diberkahi Allah. Suara seruan yang didengar oleh Musa itu ialah: "Wahai Musa! Aku ini adalah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua kasutmu. Sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci Thuwa'. Dan aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya aku ini adalah Allah tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah solat untuk mengingat akan Aku."
Itulah wahyu yang pertama yang diterima langsung oleh Nabi Musa sebagai tanda kenabiannya, di mana ia telah dinyatakan oleh Allah sebagai rasul dan nabi-Nya yang dipilih. Nabi Musa dalam kesempatan bercakap langsung dengan Allah di atas bukit Thur Sina itu telah diberi bekal oleh Allah yang Maha Kuasa dua jenis mukjizat sebagai persiapan untuk menghadap kaum Fir'aun yang sombong dan zalim itu.
Bertanyalah Allah kepada Musa: "Apakah itu yang engkau pegang dengan tangan kananmu hai Musa!" Suatu pertanyaan yang mengadungi erti yang lebih dalam dari apa yang sepintas lalu dapat ditangkap oleh Nabi Musa dengan jawapannya. "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya dan aku pukul daun dengannya untuk makanan kambingku. Selain itu aku dapat pula menggunakan tongkatku untuk keperluan-keperluan lain yang penting bagiku."
Maksud dan erti dari pertanyaan Allah yang nampak sederhana itu baru dimegertikan dan diselami oleh Musa setelah Allah memerintahkan kepadanya agar meletakkan tongkat itu di atas tanah, lalu menjelmalah menjadi seekor ular besar yang merayap dengan cepat sehingga menjadikan Musa lari ketakutan. Allah berseru kepadanya:
"Peganglah ular itu dan jangan takut. Kami akan mengembalikannya kepada keadaan asal." Maka begitu ular yang sedang merayap itu ditangkap dan dipegang oleh Musa, ia segera kembali menjadi tongkat yang ia terima dari Syu'aib, mertuanya ketika ia bertolak dari Madyan.
Sebagai mukjizat yang kedua, Allah memerintahkan kepada Musa agar mengepitkan tangannya ke ketiaknya yang nyata setelah dilakukannya perintah itu, tangannya menjadi putih cemerlang tanpa cacat atau penyakit.
Fir'aun yang telah berkuasa di Mesir telah lama menjalankan pemerintahan yang zalim, kejam dan ganas. Rakyatnya yang terdiri dari bangsa Egypt yang merupakan penduduk peribumi dan bangsa Israel yang merupakan golongan pendatang, hidup dalam suasana penindasan, tidak merasa aman bagi nyawa dan harta bendanya.
Tindakan sewenang-wenang dan pihak penguasa pemerintahan terutamanya ditujukan kepada Bani Israel yang tidak diberinya kesempatan hidup tenang dan tenteram. Mereka dikenakan kerja paksa dan diharuskan membayar berbagai pungutan yang tidak dikenakan terhadap penduduk bangsa Egypt, bangsa Fir'aun sendiri.
Selain kezaliman, kekejaman, penindasan dan pemerasan yang ditimpakan oleh Fir'aun atas rakyatnya, terutama kaum Bani Israel. ia menyatakan dirinya sebagai tuhan yang harus disembah dan dipuja. Dan dengan demikian ia makin jauh membawa rakyatnya ke jalan yang sesat tanpa pendoman tauhid dan iman, sehingga makin dalamlah mereka terjerumus ke lembah kemaksiatan dan kerusakan moral dan akhlak.
Maka dalam kesempatan bercakap-cakap langsung di bukit Thur Sina itu, Allah telah memerintahkan Musa untuk pergi kepada Fir'aun sebagai Rasul-Nya, mengajakkan beriman kepada Allah, menyedarkan dirinya bahwa ia adalah makhluk Allah sebagaimana lain-lain rakyatnya, yang tidak sepatutnya menuntut orang menyembahnya sebagi tuhan dan bahawa Tuhan yang wajib disembah olehnya dan oleh semua manusia adalah Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan alam semesta ini.
Nabi Musa dalam perjalanannya menuju kota Mesir setelah meninggalkan Madyan, selalu dibayang oleh ketakutan kalau-kalau peristiwa pembunuhan yang telah dilakukan sepuluh tahun yang lalu itu, belum terlupakan dan masih belum hilang dari ingatan para pembesar kerajaan Fir'aun. Ia tidak mengabaikan kemungkinan bahwa mereka akan melakukan pembalasan terhadap perbuatan yang ia tidak sengaja itu dengan hukuman pembunuhan atas dirinya bila ia sudah berada di tengah-tengah mereka. Ia hanya terdorong rasa rindunya yang sangat kepada tanah tumpah darahnya dengan memberanikan diri kembali ke Mesir tanpa memperdulikan akibat yang mungkin akan dihadapi.
Jika pada waktu bertolak dari Madyan dan selama perjalannya ke Thur Sina. Nabi Musa dibayangi dengan rasa takut akan pembalasan Fir'aun, Maka dengan perintah Allah yang berfirman maksudnya :
"Pergilah engkau ke Fir'aun, sesungguhnya ia telah melampaui batas, segala bayangan itu dilempar jauh-jauh dari fikirannya dan bertekad akan melaksanakan perintah Allah menghadapi Fir'aun apa pun akan terjadi pada dirinya. Hanya untuk menenterankan hatinya berucaplah Musa kepada Allah: "Aku telah membunuh seorang daripada mereka , maka aku khuatir mereka akan membalas membunuhku, berikanlah seorang pembantu dari keluargaku sendiri, yaitu saudaraku Harun untuk menyertaiku dalam melakukan tugasku meneguhkan hatiku dan menguatkan tekadku menghadapi orang-orang kafir itu apalagi Harun saudaraku itu lebih petah {lancar} lidahnya dan lebih cekap daripada diriku untuk berdebat dan bermujadalah."
Allah berkenan mengabulkan permohonan Musa, maka digerakkanlah hati Harun yang ketika itu masih berada di Mesir untuk pergi menemui Musa mendampinginya dan bersama-sama pergilah mereka ke istana Fir'aun dengan diiringi firman Allah: "Janganlah kamu berdua takut dan khuatir akan disiksa oleh Fir'aun. Aku menyertai kamu berdua dan Aku mendengar serta melihat dan mengetahui apa yang akan terjadi antara kamu dan Fir'aun. Berdakwahlah kamu kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut sedarkanlah ia dengan kesesatannya dan ajaklah ia beriman dan bertauhid, meninggalkan kezalimannya dan kecongkakannya kalau-kalau dengan sikap yang lemah lembut daripada kamu berdua ia akan ingat pada kesesatan dirinya dan takut akan akibat kesombongan dan kecongkakannya." |
|
|
|
|
|
|
|
Assalamu醠aikum,
Saudara2ku yang dikasihi, di bawah ini adalah sebuah kisah yang begitu popular di kalangan Jemaah Tabligh suatu ketika dulu dan di sampaikan dalam Bayan Magrib. Tetapi maafkan aku kerana tidak tahu dari mana sumbernya penceritaan seperti ini... Mari kita nikmati bersama...
KISAH MUSA AS. DENGAN TONGKATNYA
Suatu ketika Allah swt. bertanya kepada Musa as, "wahai Musa, apakah di tangan kananmu itu?"
Musa as. menjawab, "Ini ialah tongkatku,"
dan menyambung lagi, "aku bertekan atasnya semasa berjalan, dan aku memukul dengannya daun-daun kayu supaya gugur kepada kambing-kambingku dan ada lagi lain-lain keperluanku pada tongkat itu."
Allah swt berfirman, "wahai Musa, campakkanlah tongkatmu itu!"
Tanpa banyak soal lantas Musa as. mencampakkan tongkatnya itu, maka tiba-tiba tongkatnya itu menjadi seekor ular yang bergerak menjalar.
Gementarlah hati Musa as melihatkan itu.
Kemudian Allah swt. berfirman lagi, "wahai Musa, tangkaplah ular itu dan janganlah kamu takut.."
Musa pun dengan masih ada ketakutan mahu menangkap ular itu di ekornya. Tetapi Allah swt memerintahkan menangkap kepala ular itu, " Wahai Musa, datanglah kemari dan janganlah engkau takut. Sesungguhnya engkau dari orang-orang yang beroleh aman."
Sebagai seorang yang telah di latih patuh kepada segala perintah dari Allah swt, Musa as. menangkap ular itu di kedua rahangnya. Setelah ia berada di tangan kanannya, kembalilah ia menjadi tongkat seperti semula......
Di kala yang lain Allah swt. bertanya lagi, "wahai Musa, apakah di tangan kananmu itu?"
Di jawab Musa, "wallahu a'lam, HANYA ENGKAULAH YANG MAHA MENGETAHUI..."
Al Qashash 28:44 Dan engkau (wahai Muhammad) tidak ada di sebelah barat (tempat Nabi Musa menerima wahyu) ketika Kami sempurnakan penyerahan Kitab Taurat kepadanya dan engkau juga tidak termasuk dalam golongan yang menyaksikan peristiwa itu.
Saudara2ku, ini bukan sekadar cerita, ada beberapa pelajaran yang bisa di ambil darinya. Bakal kita renunginya di bawah ini ;
Kita sebenarnya tidak bisa mempercayai apa2 yang jadi milik kita itu dapat memberikan manafa'at atau mudharat. Ada kalanya sesuatu yang kita sangkakan bermanafa'at buat kita rupa2nya itu adalah memudharatkan.
Kita lihat kembali dialog Nabi Musa dengan Allah swt. Dia menjawab pertanyaan Allah swt (yang sebenarnya Maha Mengetahui) dengan memberikan beberapa kelebihan (manafa'at) yang di perolehnya dari tongkat yang ada di tangannya. Katanya, tongkatnya itu bisa membantunya dalam beberapa hal seperti mengait daun2, tempat dia bertelekan, menghalau musuh2 gembalaannya dan sebagainya.
Bila saja dia mengatakan itu kepada Allah swt, lantas Allah swt memerintahkan dia mencampakkan tongkatnya itu. Lantas tongkat itu bertukar menjadi ular besar yang hidup.
Setelah tongkat itu bertukar menjadi ular yang kelihatan ganas dan berbisa itu, Nabi Musa as. menjadi takut. Hilanglah di hatinya segala manafa'at yang di harapkannya dari tongkat yang tadi di tangannya kini telah bertukar menjadi ular berbisa yang nampak padanya hanya kemudharatan buat dirinya.
Tongkat kita hari ini adalah, isteri dan anak2 yang sangat kita sayangi, harta benda yang sangat kita tamakkan, pangkat darjat, rumah, kedai yang sangat kita dambakan LEBIH dari mencintai Allah dan Rasulnya, kita sebenarnya sedang memudharatkan diri kita meskipun kelihatannya sedang memberikan banyak manafa'at buat diri kita. Berhatri-hatilah!
Allah swt sudahpun memerintahkan kita mencampakkan tongkat kita itu dalam firmannya yang amat tajam buat kita renungkan;
At Taubah 9:
23 : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan bapa-bapa kamu dan saudara-saudara kamu sebagai orang-orang yang didampingi jika mereka memilih kufur dengan meninggalkan iman dan sesiapa di antara kamu yang menjadikan mereka orang-orang yang didampingi, maka merekalah orang-orang yang zalim.
24 : Katakanlah (wahai Muhammad): Jika bapa-bapa kamu dan anak-anak kamu dan saudara-saudara kamu dan isteri-isteri (atau suami-suami) kamu dan kaum keluarga kamu dan harta benda yang kamu usahakan dan perniagaan yang kamu bimbang akan merosot, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, (jika semuanya itu) menjadi perkara-perkara yang kamu cintai lebih daripada Allah dan RasulNya dan (daripada) berjihad untuk agamaNya, maka tunggulah sehingga Allah mendatangkan keputusanNya (azab seksaNya); kerana Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik (derhaka).
Dan tidak semua yang kita sangkakan itu memberikan mudharat buat kita sebenarnya ada banyak pula manafa'atnya. Nabi Musa as. gementar dan hanya mahu menghadapi bahagian ekor ular tesebut kerna di fikirannya di situ adalah lebih selamat buat dirinya tetapi Allah swt. memerintahkan dia agar menghadapi bahagian kepala ular tesebut yang bagi Musa as. di situ lebih merbahaya lagi...
Kita sering mengelak dari menghadapi kesusahan di dunia ini. Kita lebih mudah menerima yang senang-senang sahaja. Tetapi Allah swt. mahu menguji kita dengan hal yang nampaknya begitu sukar buat kita menghadapinya. Itulah ketentuan Allah swt. Hidup ini perlukan pengorbanan seperti firmanNya;
Al Imran 3:142 Adakah kamu menyangka bahawa kamu akan masuk Syurga padahal belum lagi nyata kepada Allah (wujudnya) orang-orang yang berjihad (yang berjuang dengan bersungguh-sungguh) di antara kamu dan (belum lagi) nyata (wujudnya) orang-orang yang sabar (tabah dan cekal hati dalam perjuangan)?
dan Firman Allah swt;
Al Baqarah 2:155 Demi sesungguhnya! Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut (kepada musuh) dan (dengan merasai) kelaparan dan (dengan berlakunya) kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar.
Agama berkembang dengan pengorbanan. Mereka yang bersama2 dengan Rasulullah saaw dahulu telah mengorbankan seluruh hidup mereka demi agama. Ada di antara mereka mulanya hidup senang lenang bertukar menjadi hidup susah atau miskin, ada yang telah menjandakan isteri2 mereka dan me yatimkan anak2 mereka, semuanya ini mereka lakukan kerna hendak menegakkan kalimah Allah di atas muka bumi ini kerna hanya di sinilah adanya manafa'at yang besar buat diri mereka dan diri seluruh umat manusia.
Maka kita di hari ini kalau mahu lihat agama maju dan berkembang biak, hendaklah sanggup menghadapi semua kesusahan ini. Hidup ini adalah perjuangan yang tiada hentinya. Siapa yang sanggup menghadapi kesusahan ini, dialah orangnya yang mendapat kejayaan di sisi Allah swt. seperti Musa as. yang sanggup menghadapi kepala ular yang besar dan ganas yang telah membikin jiwanya gentar, akhirnya apa yang pada mulanya tadi dia melihat bahaya (mudharat) buat dirinya, kini menampakkan pula kebaikan (manafa'at) setelah ular itu bertukar semula menjadi tongkat!
Sebenarnya segala kesusahan yang kita hadapi itu, yang Allah swt. memerintahkan kita mencampakkan apa yang menurut kita bermanafa'at, hanyalah perintah sementara sahaja, buat ujian, setelah itu di perintahkan pula mengambilnya semula. Ketika inilah baru kita menyedari hakikat sebenarnya penghidupan ini. Tongkat itu akan jadi lebih berguna buat diri kita. Isteri dan anak2 kita itu dan segala apa yang telah di sebutkan tadi akan menjadi benar-benar bermanafa'at atas diri kita, kerna kita sudah bisa menilai dengan sesungguhnya mana yang manafa'at dan mana pula yang memudharatkan. Begitulah tongkat ajaib Nabi Musa as.
Pengajaran lain adalah, siapa yang kepatuhannya tanpa ragu-ragu sedikitpun terhadap perintah Allah swt. nescaya Dia tidak akan mengsia-siakan kamu, seperti Musa as. yang mendapat pengajaran langsung dari Allah swt menjadikan jiwanya lebih dekat dengan Allah swt. dengan perkataannya, "wallahu a'lam, hanya Engkau yang lebih mengetahui"
Kita hari ini kalau sanggup mengorbankan harta dam masa yang kita ada ini demi menegakkan kalimah Allah swt (tentunya ke dalam diri terlebih dahulu) insyaallah, Dia tidak akan membiarkan kita tenggelam lemas dalam lautan dunia yang tidak bertepi ini....
Wassalam. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Assalamu醠aikum,
Saudara2ku,
Aku mohon maaf di atas segala kesilapan dan kekasaran dalam posting2ku selama ini. Aku tidak akan online dalam masa beberapa minggu ini.. Berkenaan dengan kisah Nabi Musa as. ini, insyaAllah, aku akan sambung lagi apabila aku kembali lagi di sini....
Semoga Allah SWT. meredhoi usaha kita semua di sini, insyaAllah.
Sekian. Wassalam. |
|
|
|
|
|
|
|
Assalamu'alaikum,
Saudara2ku, tulisanku di bawah masih lagi berkisar tentang penafsiran 'tongkat Nabi Musa as'. Penafsiran yang sering diperkatakan dalam bayan magrib suatu ketika dulu, tetapi sekarang agak kurang diperdengarkan lagi...
Lemparkanlah Tongkatmu, Ya Musa!
Bismillahir rahmanir rahiem
Adalah Nabi Musa as berkerja sebagai peternak semenjak tinggal di Madyan. Dengan pengalamannya yang lama hanya dalam urusan ternak, dia tentu termasuk seorang pakar dalam bidangnya. Dan kita tahu bahwa alat utama bagi perkerjaannya adalah tongkat.
Dengan tongkatnya, Musa as menangani dan mengatur ternak. Karena itu, tongkat adalah sesuatu yang sangat diperlukan dalam 'mengurusi' bisnisnya. Bisa kita bayangkan betapa pentingnya arti tongkat tersebut bagi Musa as. Bahkan, boleh dikatakan bahwa hampir tidak mungkin Musa as hidup tanpa tongkat tersebut.
Barangkali Allah SWT menghendaki kita faham bahwa tongkat Nabi Musa as adalah suatu simbol bagi suatu ikatan tugas yang selalu relevan dengan kekinian. Karena itulah, ketika kita menyedari tugas kita yang tertentu, maka alat terpentingnya atau tugas itu sendiri adalah se-olah2 seperti tongkat di sisi Musa as.
Kita juga sadar bahwa kita terikat dengan pekerjaan2 kita sedemikian rupa sehingga se-akan2 hampir tidak mungkin bagi kita untuk keluar dari ikatan2 tersebut agar dapat masuk ke dalam 'segolongan' umat yang dikehendaki Allah SWT. Mereka tinggalkan sementara pekerjaan2 dunia mereka lalu membentuk rombongan2 dakwah agar mereka dapat menunaikan kehendak Allah untuk menyeru manusia kepada apa saja yang disukai-Nya.
Adalah Allah SWT berfirman, "Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS 3:104)
Sebenarnya hal itu mudah dan sederhana saja. Masalah timbul karena kita tidak tahu caranya. Dalam kaitannya dengan kesibukan kita hari ini, sudah barang tentu tongkat Musa as adalah satu pelajaran yang sangat2 berharga. Iktibar tersebut begitu sederhana, sehingga sudah selayaknya kita (para da'i) mau memahami maksud yang dikandungnya agar kita dapat membentuk rombongan2 dakwah tersebut. Mari kita lihat bagaimana Allah SWT mengarahkan nabi Musa as dan mentarbiyahnya kemudian.
Allah SWT berfirman, "Hai Musa, sesungguhnya Akulah Allah, yang maha perkasa lagi maha bijaksana, dan lemparkanlah tongkatmu." Maka tatkala Musa melihat (tongkat yang dilemparkannya tersebut) bergerak-gerak seperti seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. "Hai Musa, janganlah kamu takut. Sesungguhnya orang yang dijadikan rasul, tidak takut di hadapan-Ku." (QS 27:9-10)
Demikianlah Allah mengkhabari kita dengan kisah yang penuh hikmah. Dingatkan-Nya Musa as untuk tidak takut kepada selain-Nya hingga dia kembali memegang dan mengambil tongkatnya. Dan diingatkan-Nya pula kita dengan kisah ini agar kita tidak takut kehilangan alat2 bantu tugas kita. Sebenarnya Allah hendak menjelaskan bahwa Dia maha berkuasa atas segala sesuatu.
Ketika Allah SWT menyuruh Musa as melempar tongkat, Allah berkehendak agar Musa as memiliki keyakinan yang benar bahwa tongkat tersebut ada dalam genggaman Allah. Tongkat (atau alat penting apapun bagi tugas kita) tidak pernah dapat memberikan manfaat sedikitpun tanpa seizin Allah. Bahkan, dengan melemparkan tongkat tersebut, kita akan dapat melihat mudharat yang mungkin terkandung di dalamnya.
Dan ketika kita sadar bahwa bahasa Allah swt begitu indah dan agung, maka tongkat nabi Musa as itu adalah sebentuk simbol agar kita (atau siapapun yang beriman kepada Allah) dapat memiliki yakin yang benar. 揫b]Dan lemparkalah tongkatmu. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Kisah Nabi Musa Dengan Fir'aun.
Kitab Keluararan:
7:1Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu.
7:2 Engkau harus mengatakan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan Harun, abangmu, harus berbicara kepada Firaun, supaya dibiarkannya orang Israel itu pergi dari negerinya.
7:3 Tetapi Aku akan mengeraskan hati Firaun, dan Aku akan memperbanyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang Kubuat di tanah Mesir.
7:4 Bilamana Firaun tidak mendengarkan kamu, maka Aku akan mendatangkan tangan-Ku kepada Mesir dan mengeluarkan pasukan-Ku, umat-Ku, orang Israel, dari tanah Mesir dengan hukuman-hukuman yang berat.
7:5 Dan orang Mesir itu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku mengacungkan tangan-Ku terhadap Mesir dan membawa orang Israel keluar dari tengah-tengah mereka."
7:6 Demikianlah diperbuat Musa dan Harun; seperti yang diperintahkan TUHAN kepada mereka, demikianlah diperbuat mereka.
7:7 Adapun Musa delapan puluh tahun umurnya dan Harun delapan puluh tiga tahun, ketika mereka berbicara kepada Firaun.
7:8 Dan TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun:
7:9 "Apabila Firaun berkata kepada kamu: Tunjukkanlah suatu mujizat, maka haruslah kaukatakan kepada Harun: Ambillah tongkatmu dan lemparkanlah itu di depan Firaun. Maka tongkat itu akan menjadi ular."
7:10 Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu mereka berbuat seperti yang diperintahkan TUHAN; Harun melemparkan tongkatnya di depan Firaun dan para pegawainya, maka tongkat itu menjadi ular.
7:11 Kemudian Firaunpun memanggil orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir; dan merekapun, ahli-ahli Mesir itu, membuat yang demikian juga dengan ilmu mantera mereka.
7:12 Masing-masing mereka melemparkan tongkatnya, dan tongkat-tongkat itu menjadi ular; tetapi tongkat Harun menelan tongkat-tongkat mereka.
7:13 Tetapi hati Firaun berkeras, sehingga tidak mau mendengarkan mereka keduanya--seperti yang telah difirmankan TUHAN.
7:14 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Firaun berkeras hati, ia menolak membiarkan bangsa itu pergi. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Di bawah ini ada sedikit tambahan dari Al Kitab ............
Kitab Keluaran 7 :
7:15 Pergilah kepada Firaun pada waktu pagi, pada waktu biasanya ia keluar ke sungai; nantikanlah dia di tepi sungai Nil dengan memegang di tanganmu tongkat yang tadinya berubah menjadi ular.
7:16 Dan katakanlah kepadanya: TUHAN, Allah orang Ibrani, telah mengutus aku kepadamu untuk mengatakan: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku di padang gurun; meskipun begitu sampai sekarang engkau tidak mau mendengarkan.
7:17 Sebab itu beginilah firman TUHAN: Dari hal yang berikut akan kauketahui, bahwa Akulah TUHAN. Lihat, dengan tongkat yang di tanganku ini akan kupukul air yang di sungai Nil dan air itu akan berubah menjadi darah,
7:18 dan ikan yang dalam sungai Nil akan mati, sehingga sungai Nil akan berbau busuk; maka orang Mesir akan segan meminum air dari sungai Nil ini."
7:19 TUHAN berfirman kepada Musa: "Katakanlah kepada Harun: Ambillah tongkatmu, ulurkanlah tanganmu ke atas segala air orang Mesir, ke atas sungai, selokan, kolam dan ke atas segala kumpulan air yang ada pada mereka, supaya semuanya menjadi darah, dan akan ada darah di seluruh tanah Mesir, bahkan dalam wadah kayu dan wadah batu."
7:20 Demikianlah Musa dan Harun berbuat seperti yang difirmankan TUHAN; diangkatnya tongkat itu dan dipukulkannya kepada air yang di sungai Nil, di depan mata Firaun dan pegawai-pegawainya, maka seluruh air yang di sungai Nil berubah menjadi darah;
7:21 matilah ikan di sungai Nil, sehingga sungai Nil itu berbau busuk dan orang Mesir tidak dapat meminum air dari sungai Nil; dan di seluruh tanah Mesir ada darah.
7:22 Tetapi para ahli Mesir membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga hati Firaun berkeras dan ia tidak mau mendengarkan mereka keduanya seperti yang telah difirmankan TUHAN.
7:23 Firaun berpaling, lalu masuk ke istananya dan tidak mau memperhatikan hal itu juga.
7:24 Tetapi semua orang Mesir menggali-gali di sekitar sungai Nil mencari air untuk diminum, sebab mereka tidak dapat meminum air sungai Nil.
7:25 Demikianlah genap tujuh hari berlalu setelah TUHAN menulahi sungai Nil. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Di bawah ini pula ayat2 dari kitab suci Al Qur醤 untuk renungan :
Asy Syu醨aa'
[10] Dan (ingatkanlah peristiwa) ketika Tuhanmu menyeru Nabi Musa: Hendaklah engkau mendatangi kaum yang zalim.
[11] Iaitu kaum Firaun; tidakkah mereka mahu mengawal diri dari kemurkaanKu?
[12] Nabi Musa merayu dengan berkata: Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku takut bahawa mereka akan mendustakan daku.
[13] Dan akan sempit pula dadaku serta tidak lancar lidahku; oleh itu utuskanlah perintahMu kepada Harun.
[14] Dan lagi mereka ada mengemukakan satu tuduhan jenayah terhadapku; oleh itu aku takut mereka akan membunuhku.
[15] Allah berfirman: Jangan! Jangan fikirkan! Oleh itu pergilah kamu berdua membawa mukjizat-mukjizat Kami ; sesungguhnya Kami ada bersama-sama kamu mendengar.
[16] Maka pergilah kamu kepada Firaun, kemudian katakanlah kepadanya: Sesungguhnya kami adalah utusan Tuhan sekalian alam.
[17] Menyuruhmu membebaskan kaum Bani Israil mengikut kami.
[18] Firaun menjawab: Bukankah kami telah memeliharamu dalam kalangan kami semasa engkau kanak-kanak yang baru lahir, serta engkau telah tinggal dalam kalangan kami beberapa tahun dari umurmu?
[19] Dan (bukankah) engkau telah melakukan satu perbuatan (jenayah) yang telah engkau lakukan dan (dengan itu) engkau dari orang-orang yang tidak mengenang budi?
[20] Nabi Musa berkata: Aku melakukan perbuatan yang demikian sedang aku ketika itu dari orang-orang yang belum mendapat petunjuk.
[21] Lalu aku melarikan diri dari kamu, ketika aku merasa takut kepada kamu; kemudian Tuhanku mengurniakan daku ilmu pengetahuan agama dan menjadikan daku seorang RasulNya.
[22] Dan budimu memeliharaku yang engkau bangkit-bangkitkan itu adalah kerana engkau telah bertindak memperhambakan kaum Bani Israil.
[23] Firaun berkata : Dan apa dia Tuhan sekalian alam itu?
[24] Nabi Musa menjawab. Dialah yang memiliki dan mentadbirkan langit dan bumi serta segala yang ada di antara keduanya, kalaulah kamu mahu mendapat keyakinan dengan berdalil maka inilah jalannya.
[25] Firaun berkata kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya: Tidakkah kamu dengar (apa yang dikatakan olehnya)?
[26] Nabi Musa menegaskan lagi: Dialah Tuhan yang memiliki dan memelihara kamu dan Tuhan datuk nenek kamu yang telah lalu.
[27] Firaun berkata (kepada orang-orangnya): Sebenarnya Rasul yang diutuskan kepada kamu ini, sungguh gila?
[28] Nabi Musa berkata: Dialah yang memiliki dan menguasai timur dan barat serta segala yang ada di antara keduanya; kalau kamu orang-orang yang berakal tentulah memahaminya.
[29] Firaun berkata: Demi sesungguhnya! Jika engkau menyembah Tuhan yang lain daripadaku, sudah tentu aku akan menjadikan engkau dari orang-orang yang dipenjarakan.
[30] Nabi Musa menjawab: Adakah (engkau akan memenjarakan daku juga) walau pun aku membawa kepadamu sesuatu bukti yang jelas nyata?
[31] Firaun berkata: Kalau demikian, bawalah bukti itu jika betul engkau dari orang-orang yang benar.
[32] Nabi Musa pun mencampakkan tongkatnya, maka tiba-tiba tongkatnya itu menjadi seekor ular yang jelas nyata.
[33] Dan dia mengeluarkan tangannya, maka tiba-tiba tangannya menjadi putih (bersinar-sinar) bagi orang-orang yang melihatnya.
[34] Firaun berkata kepada ketua-ketua kaum yang ada dikelilingnya: Sesungguhnya orang ini (Musa) ialah seorang ahli sihir yang mahir.
[35] Dia bertujuan hendak mengeluarkan kamu dari negeri kamu dengan sihirnya, maka apa yang kamu syorkan?
[36] Mereka berkata: Tangguhkanlah dahulu (sebarang tindakan) terhadapnya dan terhadap saudaranya, serta hantarkanlah ke bandar-bandar (negeri Mesir) orang-orang yang mengumpulkan (ahli-ahli sihir),
[37] Supaya mereka membawa kepadamu segala ahli sihir yang mahir.
[38] Lalu dikumpulkanlah ahli-ahli sihir itu pada satu masa yang ditentukan, pada hari (perayaan) yang termaklum.
[39] Dan dikatakan kepada orang ramai: Berkumpulah kamu semuanya.
[40] Semoga kita (tetap) mengikut ahli-ahli sihir itu kiranya merekalah orang-orang yang menang.
[41] Maka ketika ahli-ahli sihir itu datang, berkatalah mereka kepada Firaun: Benarkah kami akan beroleh upah, kiranya kamilah orang-orang yang menang?
[42] Firaun menjawab: Benar, dan sesungguhnya kamu dengan itu akan menjadi dari orang-orang yang dekat kepadaku.
[43] Nabi Musa berkata kepada mereka: Campakkanlah dahulu apa yang kamu hendak campakkan.
[44] Lalu mereka mencampakkan tali-tali dan tongkat-tongkat mereka sambil berkata: Demi kekuasaan Firaun, sesungguhnya sudah tetap kamilah orang-orang yang akan menang.
[45] Kemudian Nabi Musa pula mencampakkan tongkatnya, tiba-tiba tongkatnya itu menelan apa yang mereka pura-pura adakan (dengan sihir mereka).
[46] Maka (kemenangan Nabi Musa menjadikan) ahli-ahli sihir itu segera merebahkan diri: Sujud,
[47] Sambil berkata: Kami beriman kepada Tuhan sekalian alam,
[48] Tuhan Nabi Musa dan Nabi Harun.
[49] Firaun berkata: Patutkah kamu beriman kepadanya sebelum aku izinkan kamu? Sesungguhnya dialah (Musa) ketua kamu yang mengajar kamu ilmu sihir; oleh itu kamu akan mengetahui kelak (akibatnya). Demi sesungguhnya, aku akan memotong tangan dan kaki kamu dengan bersilang kemudian aku akan memalang kamu semuanya.
[50] Mereka menjawab: (Ugutanmu itu) tidaklah menjadi hal! Sesungguhnya kami (tidak gentar), kerana kepada Tuhan kamilah kembalinya kami.
[51] Sesungguhnya kami amat berharap supaya Tuhan Kami mengampunkan dosa-dosa kami, kerana kamilah orang-orang yang mula-mula beriman (dalam peristiwa ini). |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Memang menarik cerita-cerita yang tuan paparkan ini dan kalau bagi bayan subuh pun takkan ngantuk. Ada thrill dan suspen dalam kisah-kisah nabi Musa ini.
Namun di dalam kisah nabi Musa ini terselit seorang watak yang selalu juga disebut iaitu Nabi Allah Khidir. Ada tak maklumat-maklumat atau cerita tentang Nabi Allah Khidir ini sebab sehingga timbul kepercayan-kepercayaan (karut?) yang mengatakan Nabi Allah Khidir ini masih hidup sehingga hari ini. Ada kepercayaan nelayan-nelayan di Kuala Kedah ini jika hendak turun ke laut pasti mereka memohon pertolongan dari Nabi Khidir ini. |
|
|
|
|
|
|
| |
|