|
~Selamat menyambut bulan Ramadhan dan mengejar Lailatul Qadar~
[Copy link]
|
|
marilah kita bersama2 menyemarakkan lagi ramdahn ini dgn amal ibadat.... amin... |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
[size=130%]Do'a dan Zikir di Bulan Ramadhan
Allah berfirman, yang artinya :
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo'a apabila ia berdo'a kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) –Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran". (QS> Al Baqarah 186)
Menghadapi bulan yang penuh barakah Allah Ta'ala, hendaklah kita memanfaatkannya untuk memperbanyak amalan-amalan ibadah, yang mana jika seseorang yang tidak mengisi waktu-waktunya terutama disaat Ramadhan niscaya dia akan menyesal, Sedangkan penyesalan itu tidak akan berguna. Di antara bentuk ibadah yang besar adalah zikir dan berdo'a, disini saya ambil zikir dan do'a bulan Ramadhan karya Syeikh Bakr bin Abu Zaid hafizhahullah seorang ulama anggota Darul Ifta' Saudi. Semoga bermanfaat untuk kita semua.
1. Do'a apabila datang bulan Ramadhan, dengan mengucapkan :
الْلَّهُمَّ سَلَّمْنِي رَمَضَانَ وَسلَّمْ رَمَضَانَ لِي وَتَسَلَّمْهُ مِنَّي
Ya Allah hantarkanlah diriku kepada bulan Ramadhan dan hantarkanlah bulan Ramadhan kepada diriku dan terimalah (amalan-amalan) Ramadhan dariku.
2. Kabar gembira dengan masuknya bulan Ramadhan, sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah RA.:
كَانَ رَسُوْاللَّه يُبَشَّرُ أَصْحَابَهُ بِقُدُوْمِ رمَضاَنَ يَقُوْلَ:
قَدْ جَاعَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهرٌمُبَارَكٌ
Rasulullah SAW biasa memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya dengan datangnya bulan Ramadhan, Beliau bersabda: "Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah…" (HR. Ahmad dan An-Nasa'i).
3. Do'a dari orang berpuasa secara mutlak di bulan Ramadhan, karena kemuliaan waktu dan keadaan orang-orang yang berpuasa, lebih lagi dengan memperbanyak zikir. Yang paling utama adalah membaca Al-qur'an.
4. Menyengaja berdo'a dengan penuh semangat pada malam-malam sepuluh yang terakhir dengan harapan bertepatan dengan malam Lailatul Qadar, sebagaimana telah dishahih dari Nabi SAW bahwa Beliau mengajarkan do'a kepada Aisyah RA :
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌ تُحِبُّ العَفْوَفَاعْفُ عنَّي
Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan menyukai maaf, maka maafkanlah aku".
Tidak shahih dalam hadits ini. "عَفُوٌ Setelah lafazh " " كَرِيْمٌ " kata Adapun tambahan
5. Do'a ketika berbuka:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَشَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَاللََّهُ
Telah sirna rasa haus, telah basah tenggorokan dan telah pasti pahala,jika Allah kehendaki.
Tentang do'a berbuka puasa ini telah diriwayatkan ada lima (5) macam yang tidak shahih, di antaranya dengan lafazh :
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَىرزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Ya Allah, untukMu aku berpuasa dan dengan rizkiMu aku berbuka (Sanad hadits ini dhaif).
Begitu pula dengan lafazh lainya merupakan Sanad hadits yang dhaif (tidak shahih).
Ada riwayat dari Ibnu Umar RA secara marfu':
كَانَ النَّبِي إِذَا لَقَمَ أَوَّلَ لُقْمَةِ قَالَ: يَا وَاسِعَ الْمَغْفِرَةِ اغَفِرْ لِي.
Adalah Nabi SAW apabila menelan makanan untuk kali pertama beliau membaca : "wahai Dzat yang Maha luas mahfirahnya, ampunilah aku".
Kemudian hadits ini mutlaq (umum), tidak ada pengkhususan untuk puasa dan tidak pula untuk yang lain.
6. Do'a ketika berbuka puasa pada suatu kaum, dengan do'a yang artinya :
"Telah berbuka orang-orang yang puasa disisi kalian, telah memakan makanan kalian orang-orang yang baik dan para malaikat bershalawat atas kalian".
7. Do'a Tatkala sahur
Tetapi tidak ada do'a khusus untuk hal ini, namun karena keumuman firman Allah:
وَبِاْلأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Dan ketika sahur mereka beristighfar. (QS. Adz-Dzaariyaat 18).
8. Do'a ketika keluar dari bulan Ramadhan.
Hal ini ditunjukkan oleh alur ayat yang telah disebutkan.
9. Apabila seseorang mencaci atau mencelakai orang yang sedang berpuasa, maka hendaklah ia mengatakan: "Aku sedang berpuasa" sebagaimana yang disebutkan didalam shahihain (shahih Bukhari dan shahih Muslim) dan yang lain. Sama saja baik puasa sunnah atau puasa wajib. Apakah ini di ucapkan dengan suara keras atau pelan? Dalam hal ini terdapat ikhtilaf (perbedaan pendapat) dan yang shahih adalah di ucapkan dengan suara terang-terangan, inilah yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Raakhiimullah.
Demikianlah ringkasan yang saya ambil dari As sunnah edisi V/1422H.semoga bermanfaat, amien. Saya ucapkan Selamat menyambut Ramadhan 2006.
By : Abu Zahra |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Keagungan Sedekah
Dimanakah letak keagungan hamba-hamba Allah yang bersedekah?
Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut : Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptkana gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? "Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?" Allah menjawab, "Ada, yaitu besi"
(Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi).
Para malaikat pun kembali bertanya, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?" Allah yang Mahasuci menjawab, "Ada, yaitu api"
(Besi, bahkan baja bisa menjadi cair, lumer, dan mendidih setelah dibakar bara api).
Bertanya kembali para malaikat, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?" Allah yang Mahaagung menjawab, "Ada, yaitu air"
(Api membara sedahsyat apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air).
"Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?" Kembali bertanya para malaikta. Allah yang Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, "Ada, yaitu angin"(Air di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau mengombang-ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat).
Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, "Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?" Allah yang Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab, "Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya."
Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain. Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah, tetapi tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenarnya selalu rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu tergelitik untuk memamerkan segala apa yang ada pada diri kita ataupun segala apa yang bisa kita lakukan.
Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah kita lakukan itu berupa kebaikan. Karenanya, tidak usah heran, seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan dahsyat. Sungguh ia tidak akan kalah oleh aneka macam selera rendah, yaitu rindu pujian dan penghargaan.
Apalagi kedahsyatan seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas?
Pada suatu hari datang kepada seorang ulama dua orang akhwat yang mengaku baru kembali dari kampung halamannya di kawasan Jawa Tengah. Keduanya kemudian bercerita mengenai sebuah kejadian luar biasa yang dialaminya ketika pulang kampung dengan naik bis antar kota beberapa hari sebelumnya. Di tengah perjalanan bis yang ditumpanginya terkena musibah, bertabrakan dengan dahsyatnya. Seluruh penumpang mengalami luka berat. Bahkan para penumpang yang duduk di kursi-kursi di dekatnya meninggal seketika dengan bersimbah darah. Dari seluruh penumpang tersebut hanya dua orang yang selamat, bahkan tidak terluka sedikit pun. Mereka itu, ya kedua akhwat itulah. Keduanya mengisahkan kejadian tersebut dengan menangis tersedu-sedu penuh syukur.
Mengapa mereka ditakdirkan Allah selamat tidak kurang suatu apa?
Menurut pengakuan keduanya, ada dua amalan yang dikerjakan keduanya ketika itu, yakni ketika hendak berangkat mereka sempat bersedekah terlebih dahulu dan selama dalam perjalanan selalu melafazkan zikir. Sahabat, tidaklah kita ragukan lagi, bahwa inilah sebagian dari fadhilah (keutamaan) bersedekah. Allah pasti menurunkan balasannya disaat-saat sangat dibutu*kan dengan jalan yang tidak pernah disangka-sangka. Allah Azza wa Jalla adalah Zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada semua hamba-Nya. Bahkan kepada kita yang pada hampir setiap desah nafas selalu membangkang terhadap perintah-Nya pada hampir setiap gerak-gerik kita tercermin amalan yang dilarang-Nya, toh Dia tetap saja mengucurkan rahmat-Nya yang tiada terkira.
Segala amalan yang kita perbuat, amal baik ataupun amal buruk, semuanya akan terpulang kepada kita. Demikian juga jika kita berbicara soal harta yang kini ada dalam genggaman kita dan kerapkali membuat kita lalai dan alpa. Demi Allah, semua ini datangnya dari Allah yang Maha Pemberi Rizki dan Mahakaya. Dititipkan-Nya kepada kita tiada lain supaya kita bisa beramal dan bersedekah dengan sepenuh ke-ikhlas-an semata-mata karena Allah. Kemudian pastilah kita akan mendapatkan balasan pahala dari pada-Nya, baik ketika di dunia ini maupun saat menghadap-Nya kelak.
Dari pengalaman kongkrit kedua akhwat ataupun kutipan hadits seperti diuraikan di atas, dengan penuh kayakinan kita dapat menangkap bukti yang dijanjikan Allah SWT dan Rasul-Nya, bahwa sekecil apapun harta yang disedekahkan dengan ikhlas, niscaya akan tampak betapa dahsyat balasan dari-Nya. Inilah barangkali kenapa Rasulullah menyerukan kepada para sahabatnya yang tengah bersiap pergi menuju medan perang Tabuk, agar mengeluarkan infaq dan sedekah. Apalagi pada saat itu Allah menurunkan ayat tentang sedekah kepada Rasulullah SAW, "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir; seratus biji Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui," demikian firman-Nya (QS. Al-Baqarah [2] : 261).
Seruan Rasulullah itu disambut seketika oleh Abdurrahman bin Auf dengan menyerahkan empat ribu dirham seraya berkata, "Ya, Rasulullah. Harta milikku hanya delapan ribu dirham. Empat ribu dirham aku tahan untuk diri dan keluargaku, sedangkan empat ribu dirham lagi aku serahkan di jalan Allah." "Allah memberkahi apa yang engkau tahan dan apa yang engkau berikan," jawab Rasulullah.
Kemudian datang sahabat lainnya, Usman bin Affan. "Ya, Rasulullah. Saya akan melengkapi peralatan dan pakaian bagi mereka yang belum mempunyainya," ujarnya. Adapun Ali bin Abi Thalib ketika itu hanya memiliki empat dirham. Ia pun segera menyedekahkan satu dirham waktu malam, satu dirham saat siang hari, satu dirham secara terang-terangan, dan satu dirham lagi secara diam-diam.
Mengapa para sahabat begitu antusias dan spontan menyambut seruan Rasulullah tersebut?
Ini tiada lain karena yakin akan balasan yang berlipat ganda sebagaimana telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Medan perang adalah medan pertaruhan antara hidup dan mati. Kendati begitu para sahabat tidak ada yang mendambakan mati syahid di medan perang, karena mereka yakin apapun yang terjadi pasti akan sangat menguntungkan mereka. Sekiranya gugur di tangan musuh, surga Jannatu na’im telah siap menanti para hamba Allah yang selalu siap berjihad fii sabilillaah. Sedangkan andaikata selamat dapat kembali kepada keluarga pun, pastilah dengan membawa kemenangan bagi Islam, agama yang haq!
Lalu, apa kaitannya dengan memenuhi seruan untuk bersedekah?
Sedekah adalah penolak bala, penyubur pahala dan pelipat ganda rizki; sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat. Masya Allah!
Sahabat, betapa dahsyatnya sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah yang disertai dengan hati ikhlas, sampai-sampai Allah sendiri membuat perbandingan, sebagaimana tersurat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, seperti yang dikemukakan di awal tulisan ini. (endin)
By : Abu Zahra |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Ketabahan Dalam Menghadapi Musibah
Musibah bagaikan goresan warna-warni tinta yang melukisi kehidupan kita, Silih berganti datang, tak terpisah dari kehidupan kita. Begitulah adanya musibah, dan begitulah sunnatullah yang berlaku, sebagaimana yang dinyatakan dalam firman-Nya:
''Sungguh, Kami pasti akan mengujimu dengan sebagian dari rasa takut, lapar, serta kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan..''(Al-Baqarah:155).
Namun, bukanlah sikap yang bijak jika kita menyikapi setiap musibah yang datang dengan cara-cara jahiliyah, menangis meraung-raung, memaki diri dan orang lain, atau bahkan sumpah serapah yang tak sopan dan tak perlu. Sebab, semua itu tidak akan mengurangi kadar musibah, dan justru menambah berat beban perasaan kita sendiri. Apalagi jika disertai 'tuduhan' dan persangkaan buruk terhadap kehendak Allah.
Musibah kerap membuat seseorang frustasi, seakan dunia sudah berakhir, dan tak jarang berakhir dengan usaha bunuh diri, wal iyadzu billah. Stres dan depresi yang melanda, jika tak diiringi benteng iman yang kokoh, memang bisa melahirkan atraksi bunuh diri. Beberapa artis barat, yang notabene berlimpah materi, berakhir mengenaskan seperti ini.
Sebagai seorang muslimah, yang merupakan taman tarbiyah bagi generasi penerus, sikap seperti itu tentunya perlu dibuang jauh-jauh dari kamus kehidupan. Maka, sabar menjadi perisai yang ampuh ketika menghadapi musibah. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
''...Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, 'Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un' (Sesungguhnya kita milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kita kembali). Mereka itulah yang rnmendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk'' (Al-Baqarah: 155-157)
Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah, seorang ulama yang karya-karyanya banyak berbicara masalah hati, membahas lebih jauh terapi penghilang duka lara dalam buku beliau. Buku rnyang oleh penerbit dan penerjemahnya diberi judul 'Meredam Duka Saat Menghadapi Musibah' ini banyak memberikan kiat dan terapi agar kita terhibur dan tidak larut dalam kesedihan yang panjang.
Hal pertama yang patut kita sadari, sebagai terapi yang paling mujarab, adalah bahwa kita adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah, sebagaimana yang ditunjukkan dalam ayat di atas. Keyakinan tersebut mempunyai dua prinsip agung, yang jika seorang hamba benar-benar memahami kedua prinsip tersebut, maka ia akan terhibur dari musibah yang menimpanya. Ibnul Qoyyim menjabarkan dua prinsip tersebut sebagai berikut,
Pertama, bahwa seorang hamba beserta keluarga dan hartanya benar-benar merupakan milik Allah subhanahu wa ta'ala. Milik Allah itu telah diserahkan kepada hamba sebagai pinjaman, maka jika Allah mengambil kembali pinjaman itu darinya, kedudukannya seperti pemberi pinjaman yang mengambil barang yang dipinjam. Keluarga dan hartanya itu selalu berada di antara dua ketiadaan, yaitu ketiadaan sebelumnya dan ketiadaan sesudahnya. Kepemilikan hamba terhadapnya hanyalah kesenangan yang dipinjamkan dalam jangka waktu sementara. Hamba bukanlah yang mengadakannya dari ketiadaan, sehingga tidak bisa menjadi pemiliknya secara hakiki. Hamba juga tidak bisa menjaganya dari berbagai bencana setelah ia ada. Juga tidak bisa mengekalkan keberadaannya.
Jadi, seorang hamba sama sekali tidak memiliki pengaruh terhadapnya, tidak memiliki secara hakiki. Bahkan, ia hanya dapat menggunakannya dalam batas wewenang seperti seorang budak yang diperintah dan dilarang, bukan sesuka hatinya seperti wewenang seorang pemilik. Karena itu, seorang hamba tidak boleh melakukan tindakan terhadapnya kecuali sesuai dengan perintah Pemilik yang hakiki.
Kedua, tempat kembali seorang hamba adalah Allah, tuannya yang sejati. Ia pasti meninggalkan dunia di belakangnya dan menghadap kepada Rabbnya seorang diri, sebagaimana ketika pertama kali ia diciptakan-Nya, tanpa ditemani oleh keluarga, harta, atau kerabat, melainkan hanya ditemani oleh amal kebajikan dan amal kejahatan. Bila demikian asal muasal seorang hamba, apa yang ditinggalkannya dan akhir hidupnya, bagaimana ia bisa bergembira dengan sesuatu yang ada atau berduka atas sesuatu yang tiada? Jadi, berpikir tentang asal muasal dan akhir kehidupan, merupakan terapi paling mujarab terhadap penyakit ini.
Pemahaman lain yang perlu kita yakini adalah bahwa apa pun yang ditakdirkan menimpa kita, tidak mungkin untuk dihindari, sebaliknya apa pun yang tidak ditakdirkan terluput dari kita, tidak mungkin menimpa kita. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
''Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfudz) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.'' (Al-Hadid: 22-23).
Beliau, Ibnul Qoyyim, juga memberikan terapi dan kiat lainnya untuk meringankan dan menghilangkan duka akibat musibah yang menimpa. Beliau juga mengetengahkan teladan Rasulullah dalam menghadapi kesulitan, kecemasan, dan kesedihan.
Kapasitas penulisnya, membuat ukhti tidak perlu ragu lagi untuk memiliki atau paling tidak membaca buku yang diterbitkan oleh Penerbit Al-Qawam setebal 92 halaman ini. Buku ini cukup tipis, dan dapat dibawa ketika ukhti bepergian, tentu saja untuk dibaca, direnungkan, dan terutama diamalkan isinya.
Semoga bermanfaat.
By : Abu Zahra |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Amal Ibadah di Bulan Ramadhan
Dalam khutbah terakhir bulan Sya'ban untuk persediaan menghadapi bulan Ramadhan, Rasulullah saw telah memberi nasihat kepada ummat Islam supaya menyempurnakan amal ibadah sepanjang bulan ramadhan, antaranya ialah:
1. Solat sunat Tarawih
2. Solat-solat sunat yang lain
3. Bantu membantu sesama umat islam seperti bersedekah dan seumpamanya
4. Memberikan hidangan berbuka puasa
5. Banyakkan membaca tahlil
6. Banyakkan beristighfar dan bertaubat, memohon keampunan kepada Allah swt
7. Banyakkan berdoa memohon syurga dan perlindungan dari azab neraka
8. banyakkan bersabar, kerana bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran.
9. Tinggalkan dan jauhi dari segala perbuatan maksiat dan kemungkaran, kerana ia boleh menghapuskan ganjaran pahala ibadah kita.
Oleh itu marilah sama-sama kita berpuasa dengan seikhlas-ikhlasnya.
Jangan kita hanya berpuasa, kerana ikut orang lain berpuasa atau kerana bapa kita puasa, maka kita juga kena puasa.
Hayatilah kelebihan-kelebihan berpuasa, agar kita sempurna didunia dan diakhirat. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
selamat menjalani ibadah puasa buat semua warga borak & CARI Forum...
semoga kita mengambil kesempatan untuk melipatgandakan amalan kita... dan semoga ALLAH sentiasa memberi keampunan & keredhaan-Nya buat kita semua...
salam Ramadhan... |
|
|
|
|
|
|
|
DOA PALING UTAMA DI BULAN RAMADHAN
Doa Paling Afdal di Bulan Ramadhan
“Allah humma innaka ‘afuu ’un karimun tuhib bul ‘af wa fa’ fu ‘anni” (maknanya Ya Allah, Engkaulah Tuhan yang sangat suka mengampun, ampunkanlah dosa-dosa ku). |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Doa Hari – 2
Yaa Allah! Dekatkanlah Aku Kepada Keridhoan-Mu Dan Jauhkanlah Aku Dan Kemurkaan Serta Balasan-Mu. Berilah Aku Kemampuan Untuk Membaca Ayat-Ayat-Mu Dengan Rahmat-Mu, Wahai Maha Pengasih Dari Semua Pengasih!! |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Hadith 2
Ubadah Bin Somit ra. meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda pada suatu hari ketika Ramadhan hampir menjelang: "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, di mana Allah melimpah ruahkan di dalamnya dengan keberkatan, menurunkan rahmat, mengampuni dosa-dosa kamu, memakbulkan doa-doa kamu, melihat di atas perlumbaan kamu untuk memperolehi kebaikan yang besar dan berbangga mengenaimu di hadapan malaikat-malaikat. Maka tunjukkanlah kepada Allah Taala kebaikan dari kamu. Sesungguhnya orang yang bernasib malang ialah dia yang dinafikan daripada rahmat Allah pada bulan ini."
Hadith 3
Abu Sa'id Al Khudri ra. meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda: "Setiap hari siang dan malam pada bulan Ramadhan, Allah Tabaraka wa Taala membebaskan begitu banyak sekali roh daripada api neraka. Dan pada setiap orang Islam pada setiap hari siang dan malam doanya pasti akan diterima."
Hadith 4
Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda: "Terdapat tiga jenis orang yang doa mereka tidak ditolak; doa daripada orang yang berpuasa sehinggalah dia berbuka puasa; imam (penguasa) yang adil, dan orang yang dizalimi yang kerana doanya itu Allah mengangkatnya melepasi awan dan membuka untuknya pintu-pintu langit dan Allah berfirman: "Daku bersumpah demi kemuliaanKu, sesungguhnya Daku pasti menolongmu walaupun pada suatu masa nanti." |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Hadith 5
Ibn Umar ra. meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya mengirim rahmat ke atas mereka yang memakan sahur."
Hadith 6
Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa berbuka satu hari di siang hari bulan Ramadhan tanpa alasan yang wajar (disegi syariah) atau sakit yang kuat, tidak akan dapat menampung atau mengganti hari tersebut walaupun akan berpuasa sehingga ke akhir hayatnya." |
|
|
|
|
|
|
|
KELEBIHAN BULAN RAMADAN
Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat tinggi darjat dan besar martabatnya di sisi Allah Subhanahu wa Ta‘ala dan RasulNya, ia juga menjadi penghulu segala bulan.
Di antara kelebihan dan keistimewaan bulan Ramadhan itu Allah Subhanahu wa Ta‘ala telah menurunkan kitab suciNya (Al-Qur’an) yang menjadi petunjuk bagi manusia. Firman Allah Subhanahu wa Ta‘ala:
Tafsirnya: “(Masa yang diwajibkan kamu berpuasa itu ialah) bulan Ramadhan yang padanya diturunkan Al-Qur’an, menjadi petunjuk bagi sekalian manusia, dan menjadi keterangan-keterangan yang menjelaskan petunjuk, dan (menjelaskan) perbezaan antara yang benar dengan yang salah.”
(Surah Al-Baqarah: 185)
|
|
|
|
|
|
|
|
Dipilih di antara malam-malam bulan Ramadhan itu suatu malam Lailatul-qadr yang mana ia lebih baik dan lebih utama daripada seribu bulan. Seribu bulan itu kira-kira 83 tahun. Menurut ulama’ Lailatul-qadr itu jatuh pada salah satu malam sepuluh yang terakhir daripada bulan Ramadhan. Sayugia jangan disia-siakan malam-malam di bulan Ramadhan khasnya malam-malam pelikurannya dengan perkara-perkara yang tidak memberi faedah, bahkan hendaklah diisi dengan amal ibadat sebagai saham dan bekalan di dunia dan akhirat.
Lain-lain keistimewaan bulan Ramadhan itu sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam:
Maksudnya: “Sembahyang lima waktu, dan sembahyang Jumaat ke sembahyang Jumaat berikutnya, dan bulan Ramadhan ke bulan Ramadhan berikutnya adalah menjadi penebus dosa yang terjadi di antara waktu-waktu tadi, selama orang itu menjauhi dosa-dosa besar.”
(Hadis riwayat Muslim)
Sabda Baginda lagi:
Maksudnya: “Dia (bulan Ramadhan itu) ialah bulan kesabaran dan ganjaran kesabaran itu ialah masuk syurga.”
(Shahih Ibnu Khuzaimah)
Sementara kesabaran itu pula ganjaran pahala tanpa perhitungan. Firman Allah Subhanahu wa Ta‘ala:
Tafsirnya: “Sesungguhnya orang-orang yang bersabar sahaja yang akan disempurnakan pahala mereka dengan tidak terkira.”
(Surah Az-Zumar: 10)
|
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Kelebihan Bulan Ramadhan
# Kamu akan di naungi Ramadhan. (bagi yg telah meninggal dunia terlepas dari siksa kubur)
# Bulan penuh keberatan.
# Di malamnya ada lebih baik drpd 1000 bulan.
# Amal sunat sama dengan solat fardhu.
# Manakala solat fardhu mendpt 70 kali ganda.
# Bulan sabar dan pahalanya adalah syurga.
# Bulan menambah rezeki.
# Memberi buka banyak pahala.
# Bulan keampunan - doa yang paling makbul iaitu doa sebelum berbuka puasa; juga doa pada sepertiga malam.
# 10 hari pertama adalah mulanya rahmat, 10 hari pertengahan - pengampunan, 10 hari terakhir - kemerdekaan api neraka. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
marilah kita berpuasa...jgn la kita tak puasa |
|
|
|
|
|
|
| |
|