|
INDONESIA = DEFENCE -MILITARY ISSUES PART 2
[Copy link]
|
|
Panglima TNI: Tambahan Pesawat Angkut Super Hercules C-130J-30 Sedang Dibahas
TNI AU Memiliki 5 Super Hercules Dan Rencana Menambah Lagi Super Hercules.
AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – TNI AU akan mendapat tambahan pesawat angkut C-130J Super Hercules pesawat terbang. Rencana mengenai hal ini sedang dibahas.
“Iya, ada rencana penambahan pesawat C-130J Super Hercules. Saat ini sedang dibahas, kata Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo dalam acara Menyambung Rasa Kasau bersama Pemimpin Redaksi di Mabes, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin.
Seperti diketahui, Kementerian Pertahanan RI telah membeli lima pesawat Super Hercules C-130J-30 dari Lockheed Martin, Amerika Serikat. https://www.airspace-review.com/2023/12/06/kasau-penambahan-pesawat-angkut-c-130j-30-super-hercules-sedang-dibahas/
|
|
|
|
|
|
|
|
Kasau: Pengadaan pesawat AWACS sudah masuk rencana strategis
TNI Angkatan Udara telah memasukkan pengadaan pesawat Airborne Warning and Control Systems (AWACS) atau Airborne Early Warning and Control (AEW&C) ke dalam rencana strategis (Renstra) pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Pesawat jenis ini memiliki kemampuan untuk deteksi dini, pengamatan, mengendalikan pertempuran udara, pertahanan diri, peringatan dini, dan lainnya.
Pengadaan pesawat AWACS tidaklah murah dan membutuhkan waktu yang panjang untuk integrasi sistem yang diinginkan ke platform pesawat yang akan digunakan.
Seperti diketahui, pesawat AWACS/AEW&C pada dasarnya adalah pesawat jenis angkut/komersial yang dimodifikasi dengan mengintegrasikan perangkat-perangkat/sensor serta peralatan lainnya untuk digunakan sesuai misi pesawat tersebut, termasuk mengendalikan sebuah pertempuran udara dari dalam pesawat itu.
Sebagai sebuah platform ‘radar terbang’ dan menjalankan misi khusus, pesawat AWACS dirancang agar memiliki kekhasan sesuai kebutuhan yang diinginkan.
Untuk itu dibutuhkan pengetahuan dan penguasaan di bidang software (perangkat lunak) dari para software engineer agar pengadaan pesawat AWACS dipastikan sesuai dengan kebutuhan.
“Untuk pengadaan pesawat AWACS sudah dimasukkan ke dalam Renstra. Tapi pengadaan pesawat AWACS ini tidak murah dan butuh waktu yang panjang untuk integrasi sistem sesuai kebutuhan kita. Menyerahkan sepenuhnya kepada pabrikan bisa, tapi itu sangat mudah untuk dikendalikan (musuh),” kata Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo dalam pertemuan dengan para Pemimpin Redaksi di Markas Besar TNI Angkatan Udara (Mabesau), Cilangkap, Jakarta Timur, Senin.
Kasau menambahkan, penyedia pesawat AWACS tidak banyak. Selain Amerika ada beberapa negara lain yang menawarkan.
Perlu diketahui juga, lanjut Fadjar, dalam hal pengadaan untuk pesawat AWACS sangat bergantung pada situasi geostrategi yang terus mengalami pergeseran.
Diakui Kasau, sudah ada penawaran-penawaran pesawat AWACS kepada TNI AU. Namun TNI AU sendiri harus hati-hati dan mencerna penawaran-penawaran tersebut.
“Jangan sampai kita sudah menyiapkan (pengadaan) selama tiga tahun, tapi di ujungnya kita di-cut karena tidak bisa membelinya. Kita pasti akan rugi,” Fadjar menerangkan.
Di lain pihak, penawaran pesawat basic dengan penambahan peralatan-peralatan khusus pada pesawat tersebut menjadi tantangan tersendiri.
“Jangan sampai kita tidak tahu apa yang kita inginkan, itu lebih bahaya lagi. Setelah tahu apa kebutuhan kita, kita harus mencari vendor-vendor yang kualitasnya baik, yang ke depan tidak akan menimbulkan hambatan. Kemudian dari sisi harganya juga masuk,” kata Kasau.
Proses integrasi sistem ke platform pesawat AWACS, lanjutnya, membutuhkan waktu yang panjang dan komitmen yang tinggi baik dalam hal pengerjaan, dari sisi vendor-vendornya, dan dari sisi kekhasan yang didesain khusus sesuai kebutuhan kita.
Dikatakan bahwa saat ini TNI AU bekerja sama dengan universitas, para ahli/komunitas di bidang software sedang menyiapkan desain sistem pesawat AWACS yang dibutuhkan oleh TNI AU.
“Kami sedang menyiapkan mereka yang akan menjadi otak dalam merancang kebutuhan pesawat AWACS sesuai yang diharapkan,” pungkas Kasau. https://www.airspace-review.com/2023/12/05/kasau-pengadaan-pesawat-awacs-sudah-masuk-rencana-strategis-kita-sedang-siapkan-ahli-ahli-di-bidang-software-kalau-menyerahkan-sepenuhnya-kepada-pabrikan-maka-kita-bisa-dikendalikan/#google_vignette
|
|
|
|
|
|
|
|
TNI AL Bangun Pertahanan Pantai untuk Halau Serangan Amfibi
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengatakan bahwa TNI AL sedang membangun coastal defence atau pertahanan pantai.
Hal itu diungkapkan KSAL Ali dalam acara peringatan Hari Armada ke-78 RI di Dermaga Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (5/12/2023).
Ali mengatakan, coastal defence itu didesain untuk menghalau serangan amfibi dari pihak musuh.
“Coastal defence yang kita harapkan tentu saja bisa menghalau kekuatan laut lawan. Jadi seperti operasi anti-amfibi. Apabila unsur-unsur asing ingin menyerang ke wilayah kita, kita bisa menghalau di perairan kita. Jadi tidak sampai masuk ke darat,” kata Ali kepada awak media.
Ali menambahkan, desain coastal defence itu sudah ada petunjuk operasi gabungannya. Saat ini, desain itu sedang disusun Markas Besar TNI.
“Sudah disusun di Mabes TNI dan kami akan menyiapkan pangkalan-pangkalan yang bisa menahan serangan amfibi lawan,” ucap KSAL.
Drone anti-kapal
Dalam pertahanan pantai itu, lanjut Ali, alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang akan digelar adalah rudal anti-kapal.
“Termasuk juga nanti drone anti-kapal,” kata Ali.
Adapun pembangunan coastal defence itu akan menganggarkan pinjaman luar negeri (PLN) dan pinjaman dalam negeri (PDN).
“Sebenarnya (pembangunan coastal defence) masuk ke dalam Renstra yang lalu (2020-2024), tapi kalau memng ini belum masuk, kami ajukan di Renstra (2024-2029) berikutnya,” ujar Ali.
Sebelumnya, pembangunan coastal defence itu telah dibahas dalam sidang Undangan Sidang Dewan Penentu dan Pengadaan (Wantuada) alutsista TNI AL di Wisma Elang Laut, Jakarta Pusat, pada 13 November 2023. https://nasional.kompas.com/read/2023/12/05/17544211/tni-al-bangun-pertahanan-pantai-untuk-halau-serangan-amfibi
|
|
|
|
|
|
|
|
Ini Rencana Penempatan Rafale TNI AU.
TNI AU sudah merencanakan bahwa 42 pesawat Rafale yang dibeli Pemerintah akan ditempatkan di Pekanbaru dan Pontianak. Kehadiran Rafale kelak akan menggantikan armada BAe Hawk 100/200 yang dioperasikan Skadron Udara 1, Lanud Supadio, Pontianak dan Skadron 12, Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.
Kepada media, KSAU mengatakan bahwa batch pertama Rafale yang tiba pada 2026 akan ditempatkan di Skadron 12, Pekanbaru. Secara bertahap, kelompok kedatangan akan mengalir hingga mencapai jumlah satu skadron sesuai kontrak. Ketika jumlah pesawat yang ditetapkan sudah terpenuhi untuk Skadron 12, pesawat Hawk 100/200 akan digabungkan di satu tempat yaitu di Skadron 1. https://mylesat.com/2023/12/05/ksau-pembangunan-kekuatan-tni-au-semata-untuk-menjaga-kedaulatan-dan-keamanan-di-kawasan/
|
|
|
|
|
|
|
|
KSAU: Akan Ada 25 Radar Baru untuk Perkuat Ketahanan Udara Indonesia
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan bahwa akan 25 radar baru yang siap ditempatkan beberapa titik demi memperkuat ketahanan wilayah udara di Indonesia.
"Ke depan ada rencana pengadaan sebanyak 13, ditambah 12, jadi 25 radar baru," ucap Fadjar dalam saat berbicara bersama para pemimpin redaksi di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur pada Senin.
Menurutnya, radar yang ada saat ini masih belum menutupi seluruh ruang udara Indonesia. Ia mengatakan bahwa radar-radar itu akan didatangkan dari Eropa Barat, dengan sebagian akan menggantikan radar yang sudah tua dan sisanya ditempatkan di titik-titik baru.
"Meskipun dari 25 radar dirasa masih kurang. Akan tetapi kita prioritaskan wilayah-wilayah yang perlu diberi dan diperkuat lingkungan udaranya," ujarnya.
Prioritas utama adalah wilayah-wilayah yang sering terjadi pelanggaran udara dan wilayah yang sering dilewati lalu lintas udara.
Ia pun menjelaskan pentingnya radar bagi pertahanan dan keamanan Indonesia. Fadjar menyebut peperangan yang terjadi di Ukraina menjadi contoh nyata pentingnya radar.
"Sebagai contoh, Ukraina bertahan dari serangan Rusia karena negara sebesar itu punya radarnya 200. Dan mereka memang punya memiliki sistem pertahanan udara yang cukup kuat buktinya sampai sekarang masih cukup kuat," katanya.
Lebih lanjut, Fadjar mengatakan akan terus mengajukan radar-radar lainnya agar wilayah udara di Indonesia memiliki pengamanan yang kuat. "Ke depan akan diajukan beberapa radar-radar lain untuk redundant-nya untuk membackup yang akan tergelar nanti semua," tutupnya. https://www.antaranews.com/berita/3854772/ksau-akan-ada-25-radar-baru-untuk-perkuat-ketahanan-udara-indonesia
|
|
|
|
|
|
|
|
Edited by rifa at 11-12-2023 03:14 PM
THALES ALENIA SPACE SIGNS A MULTI-SATELLITE CONTRACT WITH PT LEN INDUSTRI TO PROVIDE RADAR AND OPTICAL IMAGERY
07 DEC 2023
A state-of-the-art constellation of innovative and flexible Earth observation satellites under a unique common ground platform for defense use in Indonesia
Jakarta, December 7, 2023 - Thales Alenia Space, the joint venture between Thales (67%) and Leonardo (33%), has signed a multi-mission contract with PT Len Industri to provide a state-of-the-art Earth observation constellation combining both radar and optical sensors and dedicated to the Indonesian Ministry of Defence (MoD).
Both companies will join forces to deploy an end-to-end system including space and ground segment in Indonesia. This Earth Observation constellation includes optical and radar satellites seamlessly integrated and operated through a multi-mission ground segment in which Telespazio (Leonardo 67%, Thales 33 %) is contributing. Thales Alenia Space operationally proven solutions are powered by Artificial Intelligence to guarantee fast system responsiveness and enhanced Intelligence, Surveillance and Reconnaissance capability. The constellation will be operated by PT Len to satisfy the MoD’s requirements regarding Indonesia’s safety and sovereignty.
In conjunction with Thales Alenia Space, PT Len will develop a multimission ground segment system to provide control, maintenance, data processing, and analytic functions for the Defense Satellite System. Additionally, PT Len will grant the MoD access to the existing high revisit Earth observation satellite constellation through a partnership with BlackSky. This service will provide early ISR satellite capability for the MoD and Indonesian National Armed Forces prior to the Defense Satellite System operation.
The Indonesian Earth Observation constellation will be built on Thales Alenia Space's all-in-one radar and optical offer leveraging its strong expertise in delivering complex end-to-end systems that also embrace Telespazio key building blocks for ground segment. The Indonesian Earth Observation constellation builds on the long standing optical sensors capabilities of Thales Alenia Space in France and on the SAR satellites expertise of Thales Alenia Space in Italy.
“Thales Alenia Space, which has a long history of working with Indonesian satellite operators, is honored to be given the opportunity to work on a crucial program for the Indonesian Defense Ministry for the first time” said Hervé Derrey, CEO of Thales Alenia Space. "I would like to thank PT Len Industri for putting its trust in our company. Leveraging our long-standing expertise in Earth observation, we are proud to celebrate a new milestone towards Indonesia’s sovereignty and safety needs, providing a one-of-a-kind integrated optical and radar system”.
"I am extremely glad that we will contribute to meet the needs of the Indonesian Defense Ministry with our state-of-the-art labelled all-in-one radar and optical system solutions. It is the perfect combination of our long-standing expertise and industrial capabilities in optical and radar sensors as well as in smaller platforms aimed at high revisit observation systems. Once again we are pushing the limits of system capabilities with emerging space technologies” said Massimo Claudio Comparini, Deputy CEO and SEVP Observation, Exploration and Navigation.
Bobby Rasyidin, President-Director of PT Len Industri (Persero) expressed his optimism about the collaboration between Len and Thales Alenia Space, asserting “Cooperation between Len and Thales Alenia Space is a positive way to increase our independence in the defense industry”.
Through this partnership, PT Len is expected to strengthen its capabilities for managing and operating satellite systems and projects. Furthermore, by handling the satellite imagery processing and analysis for this project, PT Len will strengthen its position as critical defense system provider in Indonesia.
https://www.thalesaleniaspace.co ... i-provide-radar-and
|
|
|
|
|
|
|
|
Indonesia : Black Hawk Contract and Rafale delivery planning
Representatives of the Indonesian Ministry of Defence (MoD) signed a contract with PT Dirgantara Indonesia (PTDI) to deliver 24 Sikorsky S-70M Black Hawk helicopters for the armed forces. This is the next concrete step after the cooperation agreement between Lockheed Martin and PTDI was signed on 22 August 2023.
According to Lockheed Martin, these helicopters will be manufactured in Poland. PTDI will take care of "integration, customisation, modification and system upgrade for the helicopter's completion" according to Lockheed Martin. The Tentara Nasional Indonesia (TNI, Indonesian Armed Forces) buys them from PTDI while Lockheed Martin builts and delivers them to Bandung for final modifications and delivery to the armed forces.
Earlier this month, Defense Minister Prabowo Subianto declared that the first 12 of 24 ordered Rafales will arrive in 2026 to equip SkU12 at Pekanbaru/Roesmin Nurjadin. Their Hawk Mk109/209s will transfer to Pontianak/Supadio joining SkU1. The second dozen Rafales is slated to eventually replace the Hawks of SkU1. https://www.scramble.nl/military-news/indonesia-black-hawk-contract-and-rafale-delivery-planning
|
|
|
|
|
|
|
|
TNI AL Terima Kapal Tunda Ketiga Buatan Dalam Negeri untuk Koarmada I
"Harbour tug TD Ranai ini nantinya memperkuat jajaran Lantamal (Pangkalan Utama TNI AL) IV Batam sehingga diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dukungan operasi di jajaran Koarmada (Komando Armada) I,” kata Erwin saat membacakan sambutan Laksamana Ali pada upacara serah terima kapal TD Ranai di Galangan Kapal Noahtu Shipyard di Tanjung Priok, Jakarta, Jumat.
https://www.antaranews.com/berit ... ri-untuk-koarmada-i
|
|
|
|
|
|
|
|
Edited by rifa at 13-12-2023 03:00 PM
Menhan Secara Resmi Serahkan 5 Pesawat NC-212i kepada TNI AU.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, menyerahkan lima unit pesawat NC-212i produksi PTDI kepada TNI Angkatan Udara, yang diterima oleh Wakasau, Marsdya TNI Agustinus Gustaf Brugman, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (12/12).
Menhan Prabowo berharap, pesawat tersebut dapat mendukung operasional TNI AU, dimana ada sembilan unit pesawat yang sudah dipesan dan empat lagi akan menyusul, untuk memperkuat Skadron Udara 4 Wing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.
"Kita berharap industri pertahanan kita akan terus meningkat, bahkan sampai mampu memproduksi pesawat tempur," ujar Menhan Prabowo.
Ditegaskannya, Angkatan Udara yang kuat menjadi suatu keharusan. Untuk itu perlu upaya keras dalam membangun kekuatan pertahanan negara, sehingga tidak bergantung dengan negara lain.
https://www.instagram.com/p/C0vwZADLpKb/?hl=en&img_index=1
|
|
|
|
|
|
|
|
Prabowo Sebut Tambahan 12 Radar Militer untuk TNI AU Dibeli dari Ceko
Total 25 Radar Baru + Transfer of Technology (ToT) Ke PT. LEN
13 Radar Radar jarak jauh Ground Master 400 Alpha (GM400a) Thales
12 Radar Intai Dari Ceko
Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto mengatakan, tambahan 12 radar militer untuk TNI Angkatan Udara (AU) dibeli dari Republik Ceko.
“Kalau enggak salah dari Ceko, dari Ceko ya,” kata Prabowo usai prosesi serah terima lima unit pesawat angkut ringan NC-212i kepada TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (12/12/2023).
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga mengatakan bahwa suatu negara harus memiliki pertahanan yang kuat.
Diketahui, Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengungkapkan bahwa TNI AU merencanakan pengadaan 25 radar baru untuk ditempatkan di sejumlah titik untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia.
"Ke depan ada rencana pengadaan sebanyak 13, ditambah 12, jadi 25 radar baru," kata Fadjar saat berbicara bersama para pemimpin redaksi di Mabes TNI AU (Mabesau), Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (4/12/2023), dikutip dari Antaranews.
Fadjar mengatakan, jumlah radar yang ada saat ini belum mencakup seluruh wilayah Indonesia.
Nantinya, sejumlah radar yang didatangkan akan menggantikan yang sudah tak berfungsi maksimal. Kemudian, sebagian lagi akan ditempatkan di titik baru.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) telah memesan 13 radar jarak jauh Ground Master 400 Alpha (GM400a) produksi perusahaan asal Perancis, Thales untuk keperluan TNI AU.
“Kemenhan yang beli, nanti yang operasionalnya di TNI AU,” kata Wakil Menteri Pertahanan Muhammad Herindra saat ditemui di Kantor Kemenhan, Jakarta Pusat pada 19 Juni 2023.
Dalam kesepatakannya, Herindra menyebutkan bahwa akan ada transfer of technology (ToT) yang dilakukan antara Perancis dan Indonesia.
“Nanti ToT-nya sama PT Len Industri,” ujar Herindra. https://nasional.kompas.com/read/2023/12/12/15431841/prabowo-sebut-tambahan-12-radar-militer-untuk-tni-au-dibeli-dari-ceko
|
|
|
|
|
|
|
|
Japan to Provide a Large Patrol Vessel for Bakamla RI (Indonesian Coast Guard)
The Provision of a Large Patrol Vessel for Indonesian Coast Guard Agency of the Republic of Indonesia
On December 16, during the Japan-Indonesia Summit Meeting held in Tokyo, in the presence of H.E. Mr. KISHIDA Fumio, Prime Minister of Japan, and H.E. Mr. Joko Widodo, President of the Republic of Indonesia, the exchange of notes ceremony was held between H.E. Ms. KAMIKAWA Yoko, Minister for Foreign Affairs of Japan, and H.E. Ms. Retno. L.P. Marsudi, Minister for Foreign Affairs of the Republic of Indonesia, concerning Grant Aid “The Project for Enhancement of Ability in Maritime Safety and Security” for the provision of a large patrol vessel for Indonesian Coast Guard (BAKAMLA) up to 9.053 billion Japanese Yen.
1.Indonesia has a vast Exclusive Economic Zone (EEZ), the third largest in the world, and is located on important maritime transportation routes such as the Malacca-Singapore Strait, which is vital from the perspective of Japan’s international logistics. Illegal fishing, smuggling, and natural disasters are frequent in Indonesia’s waters, but Indonesian maritime-related agencies do not have the capacity to adequately cover such a vast sea area with their existing patrol vessels and facilities.
2.Against this background, the Government of Indonesia established BAKAMLA in 2014 and has been strengthening BAKAMLA's facilities and organization in order to improve its capacity to supervise and coordinate domestic maritime-related agencies.
3.This Project is to provide BAKAMLA with one large patrol vessel to be built by Japanese shipyard. This is expected to strengthen the maritime law enforcement capability of BAKAMLA, thereby contributing to the improvement of BAKAMLA's ability to respond to the challenges of the Asian region and the international community through the enhancement of maritime safety in Indonesia.
(Reference)Basic Data on the Republic of Indonesia
The Republic of Indonesia has an area of 1.92 million square kilometers (approximately five times of the Japan’s area), a population of about 275 million (Central Statistic Agency of Indonesia, 2022) and a per capita gross national income (GNI) of 4,580 US dollars (World Bank, 2022).
https://www.mofa.go.jp/ic/cap1/pageite_000001_00056.html
|
|
|
|
|
|
|
|
Indonesia signs for third tranche of 18 Dassault Rafale fighters.
By Craig Hoyle 9 January 2024
Indonesia has finalised a deal covering the last batch of Dassault Aviation Rafale fighters to be ordered via a three-phase acquisition totalling 42 aircraft.
“The final tranche of 18 Rafale for Indonesia came into force today,” the French airframer announced on 8 January. Jakarta had previously confirmed deals in September 2022 and August 2023 for a respective six and 18 of the type.
Indonesia will field a total of 42 Rafale fighters
“In choosing the Rafale, Indonesia has opted for a unique tool for sovereignty and operational independence that will help consolidate its role as a major regional power,” says Dassault chief executive Eric Trappier.
Noting that Indonesia’s procurement “also consolidates ambitious industrial and academic co-operations”, Trappier notes: “We are fully committed to making this partnership a success, with a resolutely long-term vision.”
Indonesia in February 2022 announced its intention to buy 42 Rafales as part of an air force modernisation activity which also will include fielding Korea Aerospace Industries’ KF-21 and potentially also a purchase of up to 24 Boeing F-15EXs. https://www.flightglobal.com/defence/indonesia-signs-for-third-tranche-of-18-dassault-rafale-fighters/156396.article
|
|
|
|
|
|
|
|
Entry into force of the final tranche of 18 Rafale for Indonesia.
(Saint-Cloud, January 8, 2024) – The final tranche of 18 Rafale for Indonesia came into force today. It follows the entry into force, in September 2022 and August 2023, of the first and second tranches of 6 and 18 Rafale, thus completing the number of aircraft on order for Indonesia under the contract signed in February 2022 for the acquisition of 42 Rafale.
“In choosing the Rafale, Indonesia has opted for a unique tool for sovereignty and operational independence that will help consolidate its role as a major regional power. This choice also consolidates ambitious industrial and academic cooperations. We are fully committed to making this partnership a success, with a resolutely long-term vision,” said Eric Trappier, Chairman and CEO of Dassault Aviation. https://www.dassault-aviation.com/en/group/press/press-kits/entry-into-force-of-the-final-tranche-of-18-rafale-for-indonesia/
|
|
|
|
|
|
|
|
Indonesia's defense ministry confirms that "On January 8 2024, the third phase procurement contract for Rafale fighter aircraft, totaling 18 units, came into force."
|
|
|
|
|
|
|
|
Dek Helikopter Pendaratan PT PAL 243 meter untuk kebutuhan TNI Angkatan Laut.
Proyek masa depan PT PAL meliputi LHD, Arrowhead 140 (Merah Putih Frigate) dan Autonomus UUV (KSOT).
|
|
|
|
|
|
|
| |
|