|
INDONESIA - defence and military issues (PART IV-R.P.9]
[Copy link]
|
|
Post Last Edit by JavaMilitia at 7-6-2011 15:24
|
|
|
|
|
|
|
|
Wow..very nice pictures! Thanx for the updates.
Seems u guys have been busy eh? |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by rifa at 7-6-2011 19:41
Pangkoops I TNI AU: F-5 Tiger TNI AU Akan Diganti F-16
Bandung, CyberNews. Satu skuadron pesawat tempur F-5 Tiger yang dimiliki TNI AU bakal segera digantikan jenis pesawat tempur dengan kemampuan yang lebih baik yakni F-16 dari Amerika Serikat.
Demikian Panglima Komando Operasi TNI AU I, Marsekal Muda TNI Dede Rusamsi usai sertijab Danlanud Husein Sastranegara dari Kol Pnb Asep Adang Supriyadi kepada Kol Pnb Umar Sugeng Hariyono di Bandung, Selasa (7/6). "Saat ini proses penggantian F-5 oleh F-16 tengah dilakukan. Negoisasi sedang berjalan, dan timnya baru pulang dari AS," ujarnya.
Selama ini, kekuatan F-5 Tiger AU yang merupakan pesawat tempur buatan tahun 1978 ditempatkan di Skuadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Madiun. "Rencananya satu skuadron F-16 yang menggantikannya, nanti Mabes TNI AU yang menerangkan," katanya.
Selama proses pembaruan alutsista itu berlangsung, imbuh perwira tinggi bintang dua itu, Koops TNI AU I tetap mengoperasikan F-5 yang ada untuk keperluan operasi patroli udara. "Kondisinya masih berjalan normal."
Meski sudah pasti, pihaknya belum bisa memastikan proses penggantian itu bisa dilakukan pada 2011. Dia menyatakan pengadaan alutsista tersebut selalu mempertimbangkan sejumlah faktor.
Dalam kaitan itu, TNI telah memutuskan menerima tawaran hibah dua skuadron F-16 dari AS. Sebelumnya, program pengadaan F-16 baru akan dilakukan pada 2014 sebanyak enam pesawat. |
|
|
|
|
|
|
|
Hibah 2 sqn F-16? This I gotta see.. |
|
|
|
|
|
|
|
Hibah 2 sqn F-16? This I gotta see..
supergripen Post at 7-6-2011 19:42
While IFX only for the arrival, I also have to see it. we waited together cik |
|
|
|
|
|
|
|
flanker indonesia sudah ada missile? |
|
|
|
|
|
|
|
Tidak Semua Intelijen Militer Indonesia,Orang MELAYU.
Indonesia's military intelligence services known as BAIS stand for strategic Intelligence Agency. an indonesian version of US DIA and Soviet GRU is known as active as ever. they sent their operatives through out the world their role is to collect military-related information and recruiting foreigners as assets. in 1999 Australian Intelligence became suspicious that one of Australian senior official has been recruited by BAIS.
the article below excerpted from intelligence bulletin 1999
Intelligence, N. 104, 27 September 1999, p. 26
Australian intelligence is investigating information that a senior Canberra official is working as an Indonesian agent. According to the highly sensitive information, the official has been recruited by an Indonesian intelligence agency called Badan Intelijen Strategis (BAIS) and is run directly by the office of the BAIS Director, Lieutenant General Tyasno Sudarto, who took over from Major General Zacky Anwar Makarim earlier this year.
A separate budget has been allocated for running the agent who is apparently regarded as one of the most important foreigners recruited by BAIS and
works near the top of a specified Canberra policy-making department. So far, investigators have not been able to identify the agent from a relatively narrow list of possibilities. Apart from BAIS, one of the intelligence organizations Zacky Anwar used in East Timor was the Satuan Tugas Intelijen (SGI), a branch of the Kopassus special forces. Anwar was a Kopassus officer before moving to BAIS.
the kopassus men from SGI stand for satuan gabungan intelijen/joint intelligence unit and marine denjaka+navy kopaska conducted recon vs recon missions during 'prior visit' by australian SASR and CDT who scouted the timor area months before real UN troops allowed to land by indonesian government. they call it 'scouting the scouter' ops.
in 1974 BAIS and its civilian intelligence counterpart known as BAKIN (then BIN) conducted some covert operations to steal Timor-related info before 1975 invasion.
One operation against Portuguese army Maj. Antonio Joao Soares just before the invasion of Timor in 1974.
Accurately guessing that Soares was carrying classified documents related to Timor, his Indonesian hosts tried to separate him from his baggage, first by spiking his drinking water to prompt him to seek medical attention for stomach cramps. Instead he kept himself locked in his hotel room. Later, they created an immigration problem that prevented him from boarding his connecting flight to Dili. The documents in fact revealed Portugal's intention to "cut and run" from Timor, and speeded Jakarta's planned intervention.
Indonesian Language:
Operasi Kuta
Pada 14 Agustus, Mayor Soares tiba dijakarta untuk transit satu hari sebelum menuju Dili via Kupang. Bakin bergegas mengerahkan Satsus intel melakukan pengintaian. Data di kartu kedatangan menyebutkan ia bermalam di Hotel Borobudur. Setibanya di Hotel Borobudur, ternyata Soares telah beristirahat dikamar. Aparat Indonesia tidak mengetahui dengan jelas tujuan kunjungan ini, tetapi beranggapan bahwa ia membawa dokumen-dokumen sensitif. Agar dapat melihat isi dokumen ini, mereka merencanakan memasukkan obat pembuat mulas ke dalam air minumnya. Pada saat obat bekerja, maka ia akan meninggalkan kamar mencari dokter dan satsus Intel dapat masuk ke kamarnya. Namun walaupun air minum telah dikirim, sang mayor tidak merasa mulas.
Keesokan harinya, Mayor Soares meninggalkan Jakarta menuju Bali. Benny yang sangat penasaran ingin mengetahui isi tas kerja sang mayor, menugaskan Kol. Dading untuk mendapatkan akses. Ia memberi tiga pilihan: mengambil secara paksa, melakukan penodongan pura-pura atau melakukan aksi sulap. Malam itu juga Dading meninggalkan Jakarta membuntuti Soares bersama empat orang anggotanya: seorang mayor dari tim Operasi Flamboyan dan tiga orang dari Satsus Intel, yang terdiri dari ahli fotographi, seorang anggota seksi sensor yang cakap membuka amplop tertutup dan tersegel dan seorang agen lapangan.
Keesokan harinya Soares datang check in bersama dua kopernya yang berat-berat. Anggota satsus Intel yang menyamar menjadi Kepala Cabang maskapai yang ditumpangi Soares, sebut saja namanya Hamzah, dengan sengaja mengatakan bahwa tiket sang Mayor harus disahkan dulu oleh pejabat imigrasi sebelum diizinkan naik pesawat menuju Kupang. Soares menjadi marah tetapi Hamzah tetap bergeming dan bersedia menemani Soares menuju pejabat imigrasi.
Setelah menempuh perjalanan menuju kantor imigrasi, Soares dipersilahkan masuk ke ruang kerja pejabat imigrasi tersebut. Sebelum masuk, Hamzah menyarankan agar kedua koper yang dibawa sang mayor ditinggalkan saja dan akan diawasi oleh dua orang petugas bersenjata, yang disetujui oleh Soares.
Setelah Soares masuk kedalam ruangan pejabat imigrasi, Satsus Intel segara beraksi, Hamzah mengeluarkan kemampuannya membuka koper. Didalamnya terdapat sepasang bundel tebal, yang dibuka oleh ahli sensor dan didalamnya terdapat peta, catatan dan perintah-perintah rahasia. Semuanya difoto oleh anggota Satsus
Intel.
Tanggal 17 Agustus, Dading dan anggota timnya kembali ke Jakarta. Dokumen yang ada di dua bundelan itu mengkonfirmasikan bahwa Portugal berniat untuk melepaskan dan pergi begitu saja. Salah satu surat penting memerintahkan agar sang Gubernur Militer mengungsikan semua pasukan Portugis ke Ilhe de Atauro- Pulau Kambing- enam belas kilometer di utara Portugis.
Dengan telah diketahui sebelumnya keputusan Portugis untuk meninggalkan koloninya, jakarta serta merta kehilangan kesabarannya. Pada 23 Agustus, petugas-petugas Konsulat Indonesia di Dili diungsikan melalui laut. Pada akhir bulan itu, personel pasukan khusus yang ditugaskan di Flamboyan mendapat izin memulai serangan militer lintas batas. Sementara agen-agen lapangan komodo tetap menjalankan pendekatan tak langsung mereka, pihak-pihak yang agresif di kepemimpinan puncak militer terus-menerus mengirimkan telegram yang tampaknya memastikan bahwa serangan militer hal yang tak terhindari lagi.
Ketika serangan militer terbuka akhirnya dilancarkan pada bulan Desember, peran Bakin di Timor menurun menjadi sesuatu yang tak lebih dari catatan kaki saja.
dikutip dari: Ken Conboy: INTEL: Menguak Tabir Dunia Intelijen Indonesia |
|
|
|
|
|
|
| |
|