Tanková alternativa pro Armádu České republiky
Z těchto důvodů v poslední době vzniklo hned několik technicky zajímavych středních tanků. Jedním z nejmodernějších středních tanků je tank MMWT, ktery je vysledkem společného projektu turecké firmy FNSS a indonéské firmy Pindad.
Tank MMWT plně odpovídá představě středního tanku. Jeho hmotnost činí 32 t, tedy zhruba jako u druhoválečného T-34. I přes poměrně nízkou hmotnost se tank MMWT vyznačuje slušnou pancéřovou ochranou, která má po aplikaci přídavného pancéřování dosahovat až úrovně Level 5 podle normy STANAG 4569 (což odpovídá ochraně BVP účastnících se českého tendru).
Kabar Baik! Proyek Kapal Selam Made in RI Lanjut di 2021
Indonesia berencana menambah lagi tiga kapal selam melalui proses perakitan oleh PT PAL Indonesia kerja sama dengan Korea Selatan di Surabaya, Jawa Timur. Kontrak pengadaan kapal selam yang ke 4, 5, dan 6 sempat diteken pada 12 April 2019.
Namun, dukungan proyek pengembangan kapal selam ini tak ada lagi kabarnya dari rencana semula di 2020.
Pada buku Nota Keuangan Beserta RAPBN 2021, ada kabar baik. Pemerintah menyiapkan anggaran melalui skema Pernyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT PAL Indonesia, untuk pengembangan kapal selam. Nilainya mencapai Rp 1,3 triliun
"Dalam mendukung teknologi pembangunan kapal selam serta meminimalisasi ketergantungan terhadap industri alutsista dari luar negeri, Pemerintah dalam RAPBN tahun 2021 memberikan dukungan melalui pemberian PMN kepada PT PAL Indonesia (Persero)," tulis nota keuangan tersebut yang dikutip CNBC Indonesia, Selasa (18/8)
PMN pada PT PAL akan dipakai untuk menyelesaikan fasilitas Auxilary Equipment (GRC shop, Painting shop, Blasting shop, Electric/weapon workshop, Torpedo & machinery workshop) serta Launching System (image : PAL)
Dengan fasilitas kapal selam yang lengkap, PT PAL akan mampu membangun kapal selam secara utuh (image : PAL)
Pemerintah akan memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp37,4 triliun kepada delapan BUMN pada 2021. Anggaran PMN tersebut masuk dalam pos pembiayaan investasi di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2021.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pemberian PMN kepada para perusahaan pelat merah dilakukan untuk meningkatkan kinerja masing-masing perseroan yang selanjutnya diharapkan memberi kontribusi bagi perekonomian.
PT PAL Indonesia (Persero) akan mendapat Rp1,3 triliun.
PAL Dapatkan Kontrak Kedua Kapal Bantu Rumah Sakit TNI AL
Kontrak Kapal Bantu Rumah Sakit Kedua
Dijelaskan, PT PAL Indonesia (Persero) saat ini sedang mengerjakan pembangunan Kapal BRS pertama TNI AL sekaligus telah mendapatkan kontrak pembangunan Kapal BRS kedua pada 16 Maret 2020 lalu.
“Bagi kami keamanan dan keselamatan seluruh karyawan serta mitra kerja menjadi prioritas. Namun keberlangsungan dan keberlanjutan bisnis PT PAL Indonesia (Persero) merupakan kunci pada saat ini untuk tetap survive di masa pandemi. Situasi pandemi global merupakan tantangan yang sangat signifikan terhadap supply chain perusahaan.”tegasnya.
Selain fungsi asasi mendukung operasi militer, lanjut Budiman Saleh, Kapal BRS juga memiliki kapabilitas operasi non militer seperti humanitarian assistance, tanggap darurat bencana, dan lainnya. Saat ini TNI AL mengoperasikan kapal Landing Platform Dock (LPD) KRI Semarang-594 produksi PT PAL Indonesia (Persero), yang difungsikan sebagai kapal BRS pada masa pandemi COVID19.
KRI Semarang-594 telah menjalankan sejumlah misi kemanusiaan sesuai dengan fungsinya seperti penjemputan 188 WNI Anak Buah Kapal Pesiar World Dream yang selesai menjalani observasi di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu menuju Dermaga Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta pada 14 Maret 2020.
Selain itu, KRI Semarang-594 pernah menjalani misi “penjemputan” konsentrat hand sanitizer sebanyak 2.100 liter bantuan Pemerintah Singapura pada 8 April 2020.
Senjata Sniper buatan PT Pindad (Perseo) jenis SPR 1, sniper pertama buatan Pindad (photo : Pindad)
Deretan Senjata Sniper Buatan Indonesia, Ada yang Hebohkan Dunia
Liputan6.com, Jakarta - PT Pindad (Persero) menjadi salah satu bagian dari industri pertahanan nasional. Berbagai produk telah diciptakan mulai dari kendaraan tempur hingga senhata jenis sniper.
Berkat Pindad, Indonesia dikenal punya angkatan bersenjata yang tangguh di kancah internasional. Daftar 2019 Military Strength Ranking menyebutkan, dari 137 negara, Indonesia menempati posisi ke-16 militer terkuat mengalahkan negara maju seperti Kanada dan Australia.
Soal produk senjata, salah satu sniper buatan Pindad bahkan sempat membuat geger dunia. Hal ini karena hanya bisa diproduksi oleh 4 negara saja, dan Indonesia termasuk di dalamnya.
Lantas, apa saja deretan senjata sniper karya anak bangsa yang jadi jagoan prajurit tanah air? Simak rangkuman yang disusun Liputan6.com mengutip situs resmi Pindad, Selasa (4/8/2020):
Senjata Sniper buatan PT Pindad (Perseo) jenis SPR 2 (photo : Pindad)
1. SPR-2 Kaliber 12,7 mm
Inilah salah satu senjata andalan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat buatan Pindad yang sempat bikin heboh dunia. Sebab, selain Amerika Serikat dan 2 negara di Eropa, Indonesia juga ternyata mampu memproduksinya.
SPR 2, senapan anti materil ini merupakan anggota senapan array presesi tinggi. SPR-2 ialah senapan tembakan tunggal, memiliki aksi baut dengan penglihatan optik dan a malt baffle muzzle brake untuk mengurangi kekuatan hentakan. Tak hanya itu, sniper berkaliber peluru 12,7 mm ini juga dilengkapi teknologi yang mampu melihat sasaran di malam hari.
Deretan kemampuan SPR-2 antara lain bisa menembus kendaraan tank baja, memiliki jangkauan tembak hingga 2 km dan memiliki 3 efek amunisi sekaligus yaitu menembus, membakar dan meledakkan.
Dengan kapasitas sedemikian mengerikan, senjata ini ikut masuk ke dalam ulasan situs Weaponsystems.net dan disandingkan dengan senjata canggih seperti DSR-Precision DSR-50 buatan Jerman.
Senjata Sniper buatan PT Pindad (Perseo) jenis SPR 3 (photo : Pindad)
2. SPR-3 Kaliber 7,62 mm
Konsep SPR-3 hampir sama seperti SPR-2. Bedanya, kaliber pelurunya lebih kecil dari pendahulunya, yaitu 7,62 mm. Namun, desainnya lebih presisi dan bodinya lebih ringan untuk pergerakan dalam medan pertempuran.
Sniper yang memenuhi standar NATO ini juga dilengkapi dengan teropong bidik untuk meningkatkan akurasi tembakan pada jarak 1 km. Lalu, jarak tembaknya mencapai 900 meter dengan kecepatan peluru keluar dari laras (muzzle velocity) 800 hingga 810 meter per detik.
Tak kalah dari SPR-2, SPR-3 juga masuk ke dalam ulasan Weaponsystems.net.
Senjata Sniper buatan PT Pindad (Perseo) jenis SPR 4 (photo : Pindad)
3. SPR-4 Kaliber 8,6 mm
Senjata terbaru Pindad yang diproduksi tahun 2017 ini punya keunggulan dari segi munisi yang digunakan. SPR-4 berkaliber peluru 8,6 mm atau 0.388 inchi/.388 Lapua Magnum dan menggunakan munisi MU56-M untuk memastikan akurasi terbaik.
Kemudian, senjata ini didukung oleh teleskop dengan pembesaran hingga 25 kali dan Bipod untuk menjaga kestabilan dalam penembakan.
SPR-4 memiliki berat 8,1 kg (magasen kosong, tanpa bipod dan teleskop panjang) dan kurang lebih 12 kg dengan magasen 5 butir dengan panjang popor terentang 1318 mm dan popor dilipat 1035,5 mm.
Untuk kapasitas magasennya ialah 5 butir dengan mode tembakan tunggal dan sistem tuas untuk pengamanan. SPR-4 juga memiliki sistem kerja bolt action dengan sistem penguncian putar.
1 Kapal PKR Latih dibutuhkan TNI AL saat ini (photo : Damen)
Kapal latih KAL Kadet (photo : TNI AL)
Dua anjungan pada fregat KDA (photo : JPNN)
Kementerian Pertahanan telah mengalokasikan anggaran sebesar USD 402 juta (Rp 5,5 triliun) untuk program PKR Latih, alokasi anggaran ini untuk dibelanjakan pada kurun 2020-2024, sumber terpercaya telah membenarkan kabar ini.
Dalam terminologi TNI AL kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) adalah kapal dengan fungsi eskorta (pengawalan) yang dilengkapi persenjataan rudal. Dengan terminologi ini klasifikasi kapal dalam Satuan Kapal Eskorta (SATKOR) menjadi lebar dari mulai korvet, kemudian fregat, dan destroyer.
Saat ini kapal yang masuk dalam SATKOR adalah korvet Fatahillah Class (3 kapal), Diponegoro class (4 kapal), Bung Tomo class (3 kapal), Martadinata class (2 kapal) dan nantinya Iver Huitfeldt class (2 kapal), total akan ada 14 kapal perang surface combatant.
Dengan telah dipensiunkannya Kapal Latih Fregat KRI Ki Hajar Dewantara 364 (KDA) pada tahun 2019 lalu (setelah lebih dari 35 tahun bertugas) sekarang ini terjadi kekosongan kapal tipe ini di lingkungan TNI AL. Kapal yang tersedia adalah KAL Kadet yang mengambil platform dari KAL 45 meter yang merupakan kapal latih milik Satuan Patroli (SATROL).
Jika melihat spesifikasi KDA, maka kapal ini tetap dimasukkan sebagai kapal eskorta dan mempunyai sensor (radar dan sonar) serta persenjatan lengkap yang terdiri dari meriam utama, rudal permukaan-udara, rudal permukaan-permukaan, torpedo, countermeasure dan juga helidek.
Fungsi latih fregat ini diwujudkan dalam :
-anjungan berjumlah 2 (asli dan latih), ibaratnya seperti dua kokpit pada pesawat tempur,
-ruang kabin awak yang lebih banyak,
-dilengkapi ruang kelas,
pada kapal latih KDA dan KAL Kadet jumlah anjungan dua buah diwujudkan dalam 2 lantai anjungan : bagian atas adalah aslinya sedangkan bagian bawah untuk fungsi latih.
Melihat dari dana yang tersedia maka fregat latih kali ini dipastikan telah lengkap termasuk senjatanya (bukan lagi FFBNW). Kabarnya desain kapal ini akan menganut conformity dengan PKR yang telah beroperasi, sedangkan peralatan elektroniknya kemungkinan besar akan menggunakan produk Thales.
Mungkin akan timbul pertanyaan untuk PKR Latih ini akan menggunakan platform kapal apa? Jika kita melihat rencana TNI AL untuk menjadikan Sigma 10514 sebagai fregat standar maka peluang kapal Sigma 10514 (Martadinata class) bisa muncul, namun jika kita juga melihat rencana TNI AL akan menerapkan 1 Divisi Kapal minimal terdiri dari 4 unit kapal maka peluang kapal F2000 (Bung Tomo class) juga ada. Namun jangan salah bahwa KRI Ki Hajar Dewantara merupakan kapal tunggal di TNI AL. Kita tunggu saja pilihannya.
PAL Indonesia Bidik Pertumbuhan Pendapatan 70% di Tahun Ini
JAKARTA. PT PAL Indonesia (Persero) membidik pertumbuhan dua digit pada sisi pendapatan tahun ini. Tidak tanggung-tanggung, perusahaan galangan kapal pelat merah tersebut menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 70% dibanding realisasi tahun 2019 lalu.
Sejauh ini, PT PAL belum merilis realisasi kinerja tahun di 2019. Namun sebagai gambaran, berdasarkan laporan tahunan perusahaan di tahun 2018, PT PAL Indonesia tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp 1,24 triliun di tahun 2017.
Realisasi pendapatan PT PAL kemudian meningkat di tahun berikutnya sebesar 26,60% menjadi Rp 1,58 triliun di tahun 2018. Pendapatan usaha tersebut diperoleh dari lima kegiatan usaha, yaitu produk alutsista, kapal niaga, rekayasa umum, harkan, dan produk serta jasa lainnya.
Kepala Departemen Humas PT PAL Indonesia Utario Esna Putra mengatakan, kenaikan pendapatan di tahun 2020 akan ditopang oleh selesainya pembangunan produk alutsista dan nonalutsista.
Utario bilang, saat ini PT PAL Indonesia tengah menyelesaikan proyek terkontrak tahun-tahun sebelumnya yang masih dikerjakan di tahun ini (carry over) seperti misalnya kontrak pembangunan kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) pertama pesanan TNI AL, Kapal KCR 60 Meter batch ketiga, dan Dual Fuel Engine Barge Mounted Power Plant (BMPP) 150 MW.
Selain itu, PT PAL Indonesia juga telah mengantongi sejumlah kontrak baru. “Kontrak baru berasal dari pembangunan kapal BRS kedua TNI AL, Tsunami Early Warning System (TEWS) BPPT, serta pemeliharaan dan perbaikan 12 unit kapal dan 6 unit kapal hingga Juli 2020 lalu,” kata Utario kepada Kontan.co.id, Sabtu (22/8).
Ke depannya, PT PAL Indonesia masih terus akan melakukan penetrasi pasar untuk mendapatkan kontrak-kontrak baru, baik untuk produk kapal, rekayasa umum, pemeliharaan dan perbaikan (harkan) melalui divisi pemasaran perusahaan.
Utario berujar, pasar pembangunan kapal baru masih berpeluang meningkat di semester kedua tahun ini. Potensi tersebut berasal dari sektor alutsista, yakni kapal perang permukaan dan bawah permukaan, serta sektor nonalutsista seperti Dual Fuel BMPP 150 MW.
Menurut Utario, sektor alutsista masih akan menjadi segmen pasar utama yang dibidik oleh perusahaan. Meski begitu, ia menegaskan bahwa PT PAL Indonesia juga tetap akan terus membidik pasar untuk produk-produk nonalutsista seperti misalnya Dual Fuel BMPP.
Cakupan pasar yang dibidik oleh PT PAL Indonesia tidak terbatas pada pasar di dalam negeri. Asal tahu saja, dalam tiga tahun terakhir, PT PAL Indonesia telah melakukan penetrasi pasar di wilayah-wilayah seperti Timur Tengah dan Afrika. Maklum, berdasarkan pengamatan perusahaan, tren anggaran belanja pertahanan di wilayah-wilayah tersebut cenderung mengalami peningkatan.
Selain itu, PT PAL Indonesia juga pernah mengekspor Kapal Strategic Sealift Vessel (SSV) 123 Meter ke Filipina, serta melakukan ekspor produk-produk non alutsista seperti Kapal Niaga Star 50, power plant, dan lain-lain ke banyak negara.
Ke depannya, untuk pasar luar negeri, PT PAL Indonesia masih akan mencari peluang-peluang kontrak baru untuk produk kapal Landing Platform Dock (LPD), Kapal KCR 60 Meter, dan produk-produk non alutsista. Utario belum menyebut pasar-pasar di wilayah mana saja yang ingin dibidik pada tahun ini.
Untuk memaksimalkan daya saing, PT PAL Indonesia akan melakukan investasi perangkat lunak alias software dengan memanfaatkan sebagian belanja modal atau capital expenditure (capex) yang ada. Sementara itu, dana capex PT PAL Indonesia pada tahun ini sebagian besar terdiri atas investasi non-Penyertaan Modal Negara (non-PMN) serta penyerapan PMN 2015.
“Investasi software terkini menjadi perhatian besar PAL untuk menjaga tingkat agar PAL selalu kompetitif di era industri 4.0. Lisensi software yang diimplementasikan antara lain yaitu untuk penguatan bidang ER, integrated design, production engineering, dan project management,” jelas Utario.