|
Saya hanya cuba untuk mengerti
memahami segala inginnya
menerima apa adanya
kerana saya ...
bintang Post at 6-2-2011 19:14
redup mentari dikala ini
menanti bintang bersinar pula dimalam hari
adakah dingin malam dapat membawa pesan
dia disana ingatkah pada ku... |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by bintang at 12-2-2011 14:45
redup mentari dikala ini
menanti bintang bersinar pula dimalam hari
adakah dingin malam dapat ...
iDputera Post at 9-2-2011 17:50
Entahlah
saya merasa seluruh relung hati semakin beku
kamu takkan pernah kehilangan saya, kanda
saya tetap di sini
menghitung puisi
saya takkan ke mana-mana
saya tetap di sini. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Entahlah
saya merasa seluruh relung hati semakin beku
kamu takkan pernah kehilangan saya, ka ...
bintang Post at 9-2-2011 19:03
bagai arus yang tidak henti mengalir
membawa semua sisa2 yang ditinggalkan.. |
|
|
|
|
|
|
|
Lewat pagi ini angin menebarkan bau melati
warnanya gambarkan cintamu
wangiannya adalah rindumu
lembut saya kucup melati.
Angin menebarkan titis embun
embun adalah kehidupan
bening sejuk tawarkan duka saya.
Lagi-lagi angin tebarkan melati
takkan saya biarkan kumbang mendekati
saya biarkan tetap di teras hati
|
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
bagai arus yang tidak henti mengalir
membawa semua sisa2 yang ditinggalkan..
iDputera Post at 9-2-2011 21:20
Pada hujung bayang-bayang yang mulai menghilang
yang masih tertinggal cuma rindu kamu
di balik penjuru laman itu... |
|
|
|
|
|
|
|
Saya telah membuat sarang yang cantik dari potongan ranting dan rumput, seperti burung, di atas sebatang pohon.
Namun saya berharap sarang itu di atas awan, tapi saya tidak mampu.
Kelak, kita akan melahir dan membesarkan anak-anak dari sebuah tangisan malam.
Kita ajarkan mereka terbang, meski pun mereka bukan bayi bersayap.
Saya yang akan menyulamkan serpihan angin dari setiap penjuru untuk sayap mereka.
Saya yang akan menunggu dan membasuh muka mereka bila telah pulang bermain.
Saya masih disini
di antara ilalang dan pohon ini
membuat sarang seperti burung
di manakah kamu? |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Sepercik air hujan gugur ke tanah
memberi tanda buat kita
bahawa masih banyak butir-butir sesudah itu
akan turun, jatuh pula
ke bumi.
Sehingga ... secebis rindu yang saya rasakan padamu
memberi isyarat buat mereka bahawa masih subur benih sayang
dan besertanya
akan tumbuh mengembang dan kemudian mekar
di hati.
Sayang ...
hujan memang masih terus datang
dan dia akan sering indah mempesonakan
dengarkanlah rintiknya
Kerana bersama dengan jatuhnya buliran air itu
jatuh pula benih-benih cinta
kepadamu . |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Sore ini,
saya mengayuh sampan kenangan kembali ke hulu
ke tempat pertama kita bertemu
di hutan pinus abu-abu
di bawah hujan berwarna tanah lempung.
Lalu saya lewati tempat kita berpisah
di station kereta hitam berlapis malam ungu
di sela hinaan angin malam menusuk keji.
Saya lewati pula satu persatu tempat yang pernah kita lewati
debu yang pernah kita tepis bersama
kerikil yang pernah kita singkirkan ke tepi jalan
bersama.
Aduhai,
waktu terus berdetak laju
meninggalkan kita
dan kenangan kemilau yang sepertinya tidak akan pernah kita alami lagi.
Saya rindu kamu.
|
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Teman..
Esok, February sudah di pertengahan. Kononnya ini adalah bulan kasih sayang. Di mana cinta, kasih sayang menjadi obrolan. Orang ramai mendadak membutu*kan cinta lebih besar dari kadar biasanya, sekadar untuk melewatkan tanggal berangka empat belas. Cinta seolah dicecerkan di mana-mana, bersama cokelat, bunga, hadiah-hadiah serba merah jambu. Cintakah itu yang berwarna merah jambu?
orang mewarnainya demikian.
Entah siapa pun yang memulai tradisi ini mungkin tengah meringis di liang kuburnya, kerana harapannya telah pudar dengan esensi yang hilang. Manusia mulai mengukur kasih sayang dengan berapa banyak cokelat yang kamu kirim, dengan berapa banyak waktu kamu habiskan saling mengeksplorasi tubuh, berapa banyak hadiah yang dapat kamu kirimkan dan yang kamu dapatinya.
Mendadak semua saling jatuh cinta. Semua menjadi sentimental. Menghabiskan wang untuk sekadar makan malam yang mahal, saling bertukar hadiah dan sesudahnya mencari pemiutang untuk menutupi biaya yang telah terkeluar.
Udara dipenuhi dengan uacapan; I Love You.
Sesak dan pengap.
Manusia yang dikirimi kata tersebut banyak yang mengangguk ragu. Kerana tidak sudi menghabiskan bulan merah jambu ini sendiri. Martabat dan harga diri. Mereka ingin berdua-duaan menanggung asmara yang membara bak anak remaja melewati masa asmara.
Saya sendiri hendak merayakan hari kasih sayang ini berkasih dengan lelaki tua bernama Pak Arena Wati. Saya ingin menatap mata tuanya yang tajam. Saya ingin minum teh hangat di restoran murah di tepi laut sambil mendengar ceritanya tentang laut, tentang ombak, tentang hidup tanpa melihat dataran bumi. Saya mengagumi lelaki tua itu, entah mencintainya. Tapi tidak seperti saya mencintai kamu.
Tapi ia Cuma semu. Lelaki tua yang saya kagumi itu sudah tidak ada di bumi ini. Saya akan hadiahkan doa kerana telah mendewasakan saya dalam tulisannya.
Teman, pada bulan berangka empat belas ini, tidak ingin saya hadiah apa pun, kecuali ingin memberi kamu sebuah pengertian panjang yang melelahkan.
sedarilah, cinta itu bukan merah jambu
tetapi ia hitam
ia menggelapkan mata.
|
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Usah seret jiwa saya ke penjara waktu lalu
kerana tiap garis catatan saya tidak lurus kerana itu
jangan kamu dendangkan nada sendu merayu
kerana itu semakin membuat rindu tidak menentu
berikan saja sapa lembutmu pada pagi ini
agar senja nanti mentari menyampaikan pada saya
tentang rindu yang tak tertuju.
|
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Saya kibarkan bendera bahagia di tengah jantung
tinggi ke angkasa mengipasi awan hingga langit menjadi biru sebiru hati saya
saya raih tanganmu dan menuntun jiwamu ke atas altar cinta kita
saya kibar janji dan saya bakar setanggi madu
saya ambil biola lalu saya memetiknya
saya nyanyikan lagu cinta yang saya cipta dengan rasa kasih membumbung ke angkasa.
|
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Saya datang bersama angin yang menerbangkan dedaunan
menghampiri harap dan lelahnya anganan
dari waktu ke waktu saya lemparkan benci
pada hamparan semak belukar saya gantungkan rindu pada lengan meranti
hingga yang tinggal hanya cinta dalam cawan
ingin saya tuangkan di kehadapanmu
dakapilah saya
meski masih berselimut debu.
|
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Meski pun suatu hari nanti
saya terpaksa tunduk memungut cinta yang terburai
yang pernah dicampakkan
saya akan pungut serpih demi serpih
lalu akan saya rekat dalam hati saya
agar menjadi album kenangan indah di suatu senja hari saya.. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Cinta yang menyayat hati menjadi puzzle baru
namun senyumlah
dengan mata tertutup kamu
kamu tetap mampu menyusun kembali menjadi wajah baru
masih sama rupa
bedanya cahaya cinta selalu berbinar
cinta di hati bagai mentari
kadang cerah terang nyaman
kadang muram tertutup awan
saya katakan padamu;
Cinta memberikan yang terbaik buatmu bila
kamu berikan yang terbaik buatnya |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by bintang at 13-2-2011 10:41
Datanglah ke rumah saya di dalam embun
saat ini
jangan menunda hingga hari berganti
kalau memang di hatimu masih terpahat nama saya
datanglah dengan tunggangan pagi
kerana hanya saat itulah pintu rumah saya terbuka
pagi ini
untuk yang terakhir
malaikat akan datang di siang hari menagih janji; pada saya
yang telah tersurat pada tangan saya
jangan menunda hingga hari berganti
kerana itu akan memberatkan langkah saya menuju rumah baru.
Datanglah sendiri
tanpa kesedihan yang mendampingi
tanpa amarah yang meneriaki
tanpa dendam yang membujuki
datanglah hanya dengan menggandeng cinta
kerana mata saya hanya mampu melihat cinta; pada dirimu.
Bila siang telah menjemput pagi
gumamkanlah doa dari atas awan
biar alam mengamini, biar bumi membuka hatinya untuk saya
hingga saat saya masuki rumah baru saya
saya dapat tersenyum melambaikan tangan pada kamu
tanpa ragu.
Kenanglah hari-hari bersama dalam rumah cinta
dengan itu kamu telah kirimkan secercah cahaya
dalam gelap rumah baru saya
hingga saya punyai rasa untuk dapat berjumpa
denganmu di pintu terakhir.
|
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by bintang at 13-2-2011 12:45
Pada sore yang lalu
kamu berikan sebait puisi asing dalam cangkir isian espresso
saya menghirupnya sehingga cangkir terbalik
rasanya belum mampu saya terjemahkan
kemarin kembali kamu sajikan espresso
bertulis bait yang masih sama
saya meminumnya dengan sedikit tanya
saya masih belum mampu terjemahkan.
Hari ini kamu kembali sajikan espresso dengan cangkir berbeda warna
bait itu masih tertulis di atas permukaannya
saya bertanya;
“Apakah itu suatu tanya?”
"Itu suatu permintaan sederhana”
Pintu kesedaran terbuka
dan saya beri permintaan yang sederhana itu.
Ucap kamu; “Terimakasih dinda.”
|
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Bagaimana mungkin kamu akan balut luka di hati saya?
bila setiap kata-katamu sering dibayangi semu?
dan bila kamu mulai mendekat dan menyentuh jemari saya
terasa luka di hati saya membasah perih dan jiwa saya mengerang.
|
|
|
|
|
|
|
|
Saya rindu pada-Nya saat saya sedih
saya rindu pada-Nya saat saya sepi
saya merasakan kerinduan yang teramat pada-Nya saat saya bahagia
namun saya masih belum memahami kerinduan ini
Rabb, berikan saya sepetak tempat di hati-Mu
untuk saya menanam bebijian rindu, hingga
saat rindu memilih hati saya
saya tahu di mana memetik buah rindu.
|
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Puisi saya di sore ini untukmu
saya melihat kegalauan
menghempaskan saya ke pinggiran sepi
saya tetap ingin kembali ke dunia saya yang tak jelas itu
yang antisosial itu
sekali lagi roda waktu menggilas diri saya
ada hal yang harus saya kerjakan
untuk kembali ke dunia saya
banyak puisi saya untuk kamu
walau pun tidaklah sehebat penyair di sini
tapi tetap puisi saya
untukmu
Saya mencintai kesederhanaan
kerana kesederhaan belum dapat saya gambarkan
dengan segala indra yang saya miliki.
Tolong gambarkan
apa itu kesederhanaan?
saya menunggumu. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Sore di teras
saya menyaksikan
lumbung udara di perah sesak
bola batu tergetar arus sungai waktu
sekepal daging tersepit di sela dahan tubuh
rindu menggebu-gebu
ranting berkuku menari-nari di atas bening telaga kata
aksara jiwa berluncur di lintasan lurus
paragraf-paragraf berkasih-kasihan
lelah jiwa pada muara rindu
membentuk barisan sajak-sajak resah
padamu.
|
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
| |
Category: Belia & Informasi
|