|
Koleksi Puisi Jiwa Kacau - Amin al Kalam/Raudah [BERSUJUD RINDU]
[Copy link]
|
|
bila tiba saat itu,
hatiku jadi tak tentu,
wajahku mula tersipu-sipu,
tiimbul rasa malu...
saat itu baru ku tahu,
rupanya aku dilamun rindu... |
|
|
|
|
|
|
|
kedekatan menumbuhkan rasa
kedekatan menumbuhkan asa
kedekatan menumbuhkan cinta
rasa, asa, cinta itu anugerah
sesuatu yang tak bisa dicegah
rasa, asa, cinta itu indah
walau terkadang membuat resah
rasa, asa, cinta itu cantik
walau terkadang terasa mencekik
rasa, asa, cinta itu tabu
jika dilandasi oleh nafsu
rasa, asa, cinta itu indah dan sah
jika dibaluti aqad nikah
setelah aqad nikah
rasa, asa, cinta itu akan berbuah
|
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by bintang at 10-9-2009 21:23
di perbatasan ini,
tersimpan satu kesumat agung,
ku bawa bicara sambil mencangkung,
bicara sambil merenung kosong...
.................bersambung
obelisk Post at 10-9-2009 16:01
.........sambungan
Masih seperti malam-malam kelmarin
Namun kali ini bulan tak lagi berteman
Mungkin ia kedinginan?
Bersembunyi dalam selimut awan duka
Apa yang sebenarnya terjadi?
Seperti saya yang dingin
Yang menyimpan kegelisahan-kegelisahan
Sangat ingin saya bertanyakan kepadanya
Tentang cinta, duka saya apakah abadi?
Tamat. |
|
|
|
|
|
|
|
Menjelang siang tadi
Dari balik tirai
Saya tatap rumput hijau di laman
Seakan damai tertebar ke relung jiwa ini
Tiba-tiba langit biru menjadi kelam
Awan putih beranjak pergi
Matahari entah ke mana
Dan titis titis air pun membasahi tanah
Menguak bau bumi
Langit, apakah ini sindiran dari kamu?
Mengapa kamu menangis
Seharusnya saya yang mengucurkan airmata
Tangisan pedih kerana cinta saya tersisih
Titis sedih atas nama hati yang terluka. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by tokmanting at 16-9-2009 12:57
aku tak tahu harus berbuat apa lagi
yang aku bisa hanyalah membuat puisi, puisi dan puisi
setelah aku terkubur dalam keliaran berkata
yang akhirnya membuat aku semakin kerdil
ribuan kata kata usang telah aku kuburkan
namun semakin membuat aku kebingungan
apakah aku salah dalam berqasidah cinta
atau hanya halusinasi saja yang selalu berkelana
aku pernah menjawab akan hal itu
berharap keresahan segera hilang dari qalbu
yang semakin membuat naluriku buntu
tunggu.....jangan matikan dulu
mencari makna dalam cerita
menjulang tinggi bersama mega
mengibar sayap menerjah angkasa
mendung yang bakal datang
menyelimuti qalbu jiwa
terbang bersamamu akan kurindu
sempat juga kita bermimpi
menghirup pagi setiap hari
menikmati malam setiap saat
menggengam dunia dengan sederhana
tanpa terbatas janji
yang tak akan kita khianati
saat kulayari hatimu
itulah kesempatan terakhirku
untuk merasakan kembali akan hati
sebelum kau putuskan hati ni
janji suci ....yang hanya sekali
sendiri aku layari......
|
|
|
|
|
|
|
|
i knew
so do you
we both knew
what to do?
my heart fall for you
and you say you feel it the same way too
but we knew...
it is impossible for us too.......................
*menangis dalam hati jelah* |
|
|
|
|
|
|
|
Saya bermohon, bersabarlah
Pada gerah sengat
Yang membakar gelisah kamu
Atau
Pada hujung beku yang menggigit sanubari kamu
Yang sering meranggas kerananya.
Tunggulah,
Gerimis akan turun membasah
Atau titis embun satu-satu luruh lumuri dahaga kamu
Meski harus menunggu kerontang berlalu
Saya tahu kamu akan setia
Harungi angkara itu buat saya
Lewati kesakitan dengan tulus kamu
Bersabarlah,
Mohon saya dengan kedua lutut saya
Kamu begitu bererti buat saya. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by bintang at 13-9-2009 22:22
Pagi ini hingga sore beranjak
Langit kelabu
Mendung dengan tatap nan sayu
Saya pun begitu
Lemah dan layu
Malam ini sekali lagi tanpa kamu
Saya belum bosan menunggu
Tapi saya benci pada waktu
Yang berjalan lambat, tidak memburu
Dan tidak dapat dibunuh!
Saya perlukan kamu
Kelmarin
Saat ini
Lusa dan nanti
Saya masih perlukan kamu. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Lalu jantung saya berhenti
Bukan bermaksud saya mati
Hanya saya berharap
Kamu bukanlah mimpi
Bukan hanya mimpi.... |
|
|
|
|
|
|
|
embun pagi menitis satu persatu di setiap hujung daun
menyejukkan...mententeramkan...memberi segar aroma pagi
menemani lembut sang fajar yang sedang menyinsing
membawa kedamaian dan ketenangan diri
membaca dan menyusur kalamMU Ilahi
membawa ketenteraman diri yang gundah
menghapus semua ragu dan resah
dalam satu jiwa yang terus sendiri
jiwa jiwa sepi terus lari dan mencari
meresapi makna diri yang ditajalli
kosong hampa jiwa yang terus merindu
tak terbendung keinginan bertemu
begitu kuat rasa yang hanya tertuju
mengetuk inginku terus mencariMU
dalam setiap detik waktuku
menginginkan selalu berjumpaMU
hanya demi cintaku yang ikhlas kepadaMU
sebagai tanda tundukku atas titah perintahMU
menanti datangnya sang wahyu
temukan langkahku berminta akan taqwaku
tuhanku.....
terimalah kembali akan diriku
janganlah KAU berpaling dariku
walaupun kutahu aku tidak layak baginya
aku tetap mengharapkanMU
|
|
|
|
|
|
|
|
Pada tangis yang menyusup di sela sela senyum dan tawa
Saya merasa dingin di saat hangat
Saya merasa sendiri di keramaian
Bagaimana dapat kamu panggil ini cinta?
Jika saya bersedih di saat seharusnya saya bahagia.
Pada tangis yang menyusup di sela-sela senyum dan tawa
Saya gemetar dalam diam
Saya teriak dalam bungkam
Bagaimana sanggup kamu pinta kejujuran?
Bila yang kamu inginkan hanyalah kenyamanan
Apakah matahari berwarna gelap dan hanya sinarkan suram?
Saya mati dalam hati saya sendiri
Saya hidup seperti yang kamu ingini
Saya tinggalkan mimpi saya di masa lalu
Di mana pintu menuju jalannya ke sana telah saya kunci
Sungguh
Saya ingin membenci kamu
Sungguh
Saya ingin membenci
Tapi semua begitu rapuh
Dan hanya saya yang pasti runtuh |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by tokmanting at 11-10-2009 21:19
Izinkan saya mengasihi kamu sekali saja
Ketika langit samar samar
Dan tidak ada suara kehidupan
Hanya detak jantung saya yang memecah kesunyian.
Kasih..
Telaga harap pun tahu hasrat dalam saya
Dan hati saya damai memanggil nama kamu
Saat di penghujung senja
Dan malam dengan penuh kerlip bintang
Pada pelataran kehidupan kita.
Maka izinkan saya menyayangi kamu
Mengisi kekosongan jiwa dan hati kamu
Yang tak pernah tersentuh keagungan cinta.
Saya telah melabuhkan rasa ini hanya untuk kamu,
Maka izinkan saya mencintai kamu sekali saja
Sekali untuk selamanya. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
semua sedihmu bakal berakhir
kala sang mentari menghapus kabut kabut malam
yang masih tersisa di pagi hari
begitu juga dengan sebuah kesedihanmu
yang masih terbungkus oleh tempurung,
senyummu yang semu
namun dia bakal hadir dalam singgahsana cintamu
dan merobek semua jaring jaring nestapamu
yang telah lama melingkar di sudut hatimu
aku masih tetap aku
bagai sebuah pelabuhan sunyi
tempat singgah nakhoda sepi
tempat menambah garam dan nasi
lantas bakal ditinggal pergi
aku masih tetap aku
yang masih kehilangan sebilah tulang rusukku
yang kini belum tentu aku temu
|
|
|
|
|
|
|
|
Saya amat takut kesejukan itu pergi
Terlepas dari sukma saya
Dan membuang raga saya
Lalu memijak harapan yang lama terjalin
Bagai anyaman rotan
Yang terlepas dari pintalnya. |
|
|
|
|
|
|
|
Semalaman ku tak kering mata
hidup ku kabur berlapik pilu
mengharap esok kan bisa menjanjikan
sebuah lembaran baru
semalaman lagi bersendiri
parahnya diseksa sunyi sepi
kusangka ku tabah berdikari
rupanya rapuh untuk berdiri |
|
|
|
|
|
|
|
“Perjuangan Belum Selesai”
Sesungguhnya tidak ada yang lebih menyayat hati
Dari melihat bangsaku dijajah
Tidak ada yang lebih menyedihkan
dari membiarkan bangsaku dihina
Air mata tiada ertinya
Sejarah silam tiada maknanya
Sekiranya bangsa tercinta terpinggir
Dipersenda dan dilupakan
Bukan kecil langkah wira bangsa
Para pejuang kemerdekaan
Bagi menegakkan kemuliaan
Dan darjat bangsa
Selangkah bererti mara
Mengharung sejuta dugaan
Biarkan bertatih
asalkan langkah itu yakin dan cermat
bagi memastikan negara
merdeka dan bangsa terpelihara
air mata sengsara
mengiringi setiap langkah bapa-bapa kita
Tugas kita bukan kecil
Kerana mengisi kemerdekaan
Rupanya lebih sukar dari bermandi
Keringat dan darah menuntutnya
Lagi pula apalah ertinya kemerdekaan
Kalau bangsaku asyik mengia
Dan menidakkan,
Mengangguk dan membenarkan,
Kerana sekalipun bangganya negara
kerana makmur dan mewahnya
bangsaku masih melata
dan meminta-minta di negaranya sendiri
Bukan kecil tugas kita
Meneruskan perjuangan kemerdekaan kita
Kerana rupanya selain memerdekakan,
Mengisi kemerdekaan jauh lebih sengsara
Bangsaku bukan kecil hati dan jiwanya
Bukankah sejak zaman berzaman
Mereka menjadi pelaut, pengembara
Malah penakluk terkemuka?
Bukankah mereka sudah mengembangkan sayap
Menjadi pedagang dan peniaga
Selain menjadi ulama dan ilmuwan terbilang?
Bukankah bangsaku pernah mengharung
Samudera menjajah dunia yang tak dikenal
Bukankah mereka pernah menjadi
wira serantau
Yang tidak mengenal erti takut dan kematian?
Tugas kita belum selesai rupanya
Bagi memartabat dan memuliakan bangsa
kerana hanya bangsa yang berjaya
akan sentiasa dihormati
Rupanya masih jauh dan berliku jalan kita
Bukan sekadar memerdeka dan mengisinya
tetapi mengangkat darjat dan kemuliaan
buat selama-lamanya
Hari ini, jalan ini pasti semakin berliku
Kerana masa depan belum menjanjikan syurga
Bagi mereka yang lemah dan mudah kecewa
Perjuangan kita belum selesai
Kerana hanya yang cekal dan tabah
Dapat membina mercu tanda
Bangsanya yang berjaya. |
|
|
|
|
|
|
|
indah sungguh sang mentari yang menyinar
lembut sungguh sang bayu yang bertiup
tak henti sang gerimis menyapa jiwaku
telah menghakis segala duka dalam diriku
malam tadi telah datang kepada kita
isyarat untuk membuka lembaran baru
dan melupakan segala dukalara
yang telah memenuhi separuh hidupmu
penyesalan yang bertandang
bukan halangan kasih sayang
perbezaan yang jauh, menghalang
bukanlah jurang yang memisahkan
biar cinta bersemi dalam jiwa
sampai mengembang butiran buah hati
jangan terbersit ragu di hati
sebab aku tahu, akhirnya nanti
|
|
|
|
|
|
|
|
hatiku dirantai rindu
Andai kau tahu
betapa sengsaranya hidupku
setelah engkau berlalu meninggalkanku
aku pasti kau kan menyesal seumur hidupmu
kerana membiarkanku hidup tanpamu...
Setiap penjuru rumah ini
mengingatkanku tentang dirimu
dan semua memori memori
yang pernah kita ciptakan dahulu
ternyata tak mudah untukku melupakannya..
Andai kau tahu
betapa tersiksanya hatiku
kerana merinduimu
aku pasti kau kan datang mengubati rinduku..
Hati sering tertanya tanya
mengapakah mendadak sungguh perubahannya..
Soalan berbau tuduhan
padaku, engkau limparkan
Kau biarkan ia menjadi teka-teki
puas aku mencari kesalahan diri
tetapi masih juga tidak ku temui..
Hampir setiap hari
ku melihatmu
tetapi kau sengaja melarikan pandangan
tak berani kau bertentang mata denganku
jadi sebenarnya, siapakah yang bersalah?
Engkau diam seribu bahasa,
tanpa ucapan mahupun bicara,
senyuman yang terukir di bibirmu
menjadi ingatan dikala rindu
meskipun ianya bukan milikku..
Masih ada lagi secebis harapan untukmu
yang aku simpan di dalam kalbu
namun
kau tidak mengerti
akan maksud yang tersembunyi...
Kau dilanda pelbagai masalah dunia
aku di sini masih lagi setia
menanti dan terus menanti
akan kehadiranmu menceritakan segala
seperti yang pernah kau lakukan..
Tetapi aku masih lagi dalam penantian
hatiku dilambung ombak rindu yang tak bertepian..
Arjuna hati
dengarlah rintihan hati
yang dirantai dan digelangi rindu....
|
|
|
|
|
|
|
|
Rindu yang terakhir
Dalam keterbatasan waktu
berlakunya perselisihan antara kita
tuDuhan tanpa bukti
kau limparkan tanpa alasan..
Seharusnya kau tanyalah padaku
biar dapat aku jelaskan padamu
sekarang engkau meninggalkanku
dengan luka di hati yang amat dalam...
Susah payah ku mencari
jawapan penyelesaian bagi kerumitan ini
tetapi engkau di situ, menanti
Kata putus yang bakal ku beri...
Airmata yang mengalir, deras
disaksikan olehmu tanpa belas
apa maksud di sebalik senyumanmu
sedangkan aku masih lagi berendam airmata...
Tiada gunanya aku merindu
Insan yang tidak layak dirindui
hanya kenangan dan memori
yang tinggal bersemadi di benak dan sanubariku ini... |
|
|
|
|
|
|
| |
Category: Cinta & Perhubungan
|