bagus gak wahabi jd khadam al-Haramain.. klu x entah berapa puluh ribu umat Islam hari ni yg terlibat dgn amalan2 khurafat & syirik, hanya dlm bab kubur... sia2 jer ibadat
Originally posted by Gravedigger at 15-9-2007 22:04
Itu bukan jawapan wahabi. Bagi wahabi haram sembahyang di atas kubur hatta sembahyang jenazah sekalipun...tak sah!
Jawapan daripada pejabat mufti Perak lebih merujuk kepada soal pentadbiran ...
Assalamualaikum warahmatullah,
Grave....dont talk if you dont know anything...indo said ....sok tahu.
Adapun tentang shalat di atas qubr, maka ini sunnah. Bahkan ini sunnah madrukah, yaitu sunnah yang di tinggalkan. Hampir-hampir shalat sunnah jenazah di atas kubur ini tidak dikenal kaum muslimin pada zaman sekarang ini.
Shalat jenazah di atas qubr ini berdalil pada satu riwayat hadits (bisa di lihat pada kitab Bulughul Maram karya Ibnu Hajar Al Asqolani), diriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah bertanya tentang jariyah pelayan masjidnya yang pada waktu itu seorang wanita. Llau dikabarkan bahwa jariyah ini telah meninggal. Lalu Rasulullah berkata:"Mengapa aku tidak dikabarkan?", lalu Rasulullah pergi ke kuburnya dan shalat jenazah di ataskuburnya.
Biasanya shalat jenazah di atas kubur ini dilakukan jika salah seorang tidak sempat menshalati jenazah di rumah atau dimasjid bersama kaum muslimin lainnya. Tapi jika seluruh kaum muslimin sepakat ingin menshalati jenazah di atas kubur inipun diperbolehkan.
WARNING: Shalat jenazah diatas kubur ini diperbolehkan karena shalat jenazah itu tidak ada ruku' dan sujudnya, maka TIDAK BOLEH (HARAM) hukumnya shalat selain shalat jenazah ini di atas kubur siapapun, bahkan kubur Rasulullah sekalipun karena tidak pernah di ajarkan dan di contohkan Nabi.
Naam...ana ingin menambahkan sedikit penjelasan tentang shalat di dalam masjid yang ada kuburnya. Jadi pendapat Imam Ahmad bin Hambal berkata mutlak tidak sah dan batal. Tapi pendapat madzhab Imam Syafii berpendapat tetap SAH, tapi jika dia telah mengetahui disitu ada kubur dan dia tetap shalat maka dia berdosa. Ini adalah pendapat jumhur.
Originally posted by sayangpakwahab at 14-9-2007 13:49
Mari kita perhalusi kata kata Wahabi indon ni[quote]Nabi Shallallahu 鈥榓laihi wa sallam telah bersabda: "Allah melaknat kaum Yahudi dan Nashrani karena mereka menjadikan kuburan-kuburan para nabi mereka sebagai masjid-masjid".[Disepakati keshahihannya : Al-Bukhari dalam Al-Janaiz (1330), Muslim dalam Al-Masajid (529)]
Hadis ini sahih tapi tidak digunakan dengan tepat oleh wahabi dari beberapa segi. Yang dimaksudkan menjadikan kubur sebagai masjid ialah bersembahyang menghadap ke arahnya dalam bentuk peribadatan seperti sujud kepadanya. la bukan bermaksud membina masjid di atas kubur seperti yang difahami berdasarkan zahir hadith tersebut.
Pengertian dapat ditanggapi oleh al-Kirmani. AI-Bukhari menjudulkan hadith tersebut:
Bab: kemakhruhan Menjadikan Masjid di Atas kubur. Dalam tajuk ini al-Bukhari meriwayatkan hadith: Maksudnya:
Allah melaknat orang Yahudi dan Nasrani, mereka menjadikan kubur nubi-nabi mereka sebagai masjid
AI-Kirmani mengulas: Kefahaman hadith terbabit ialah larangan menjadikan kubur sebagai masjid. Sementara yang dijadikan dalil dalam judul oleh al-Bukhari ialah : Menjadikan Masjid di Atas Kubur. -Kedua-dua kefahaman ini adalah berbeza sekali. Ada yang menjawab bahawa kedua-dua kefahaman ini saling kait mengait walaupun ada perbezaannya. Yang ternyata henar ialah kedua-dua kefahaman ini berbeza. Jawapan yang mengatakan walaupun kedua-dua kefahamannya berbeza tetapi saling kait mengait adalah tidak benar. Malah tidak kait mengait pun antara kedua-dua kefahaman itu sama ada dari sudut bahasa, atau syarak atau realiti.
Apabila Aisyah r.a meriwayatkan hadith ; Maksudnya:
Allah melaknat orang Yahudi dan Nasrani, mereka menjadikan kubur nabi-nabi mereka sebagai masjid.
Beliau mengulas hadith itu dengan mengatakan: Kalau tidak disebabkan perbuatan ini (yakni berlakunya perbuatan seperti perbuatan orang Yahudi dan Nasrani) nescaya mereka (para sahabat) akan menonjolkan kubur baginda, namun aka bimbang kubur baginda akan dijadikan sebagai masjid.
Al-Hafiz Ibn Hajar mengulas kenyataan ini dalam kitab Fath al-Bari: Kata-katanya "nescaya mereka (para sahabat) akan menonjolkan kubur baginda" bermaksud menyingkapkan kubur Nabi s.a.w tanpa dibuat tutupan. Ungkapan ini bermaksud mengkebumikan jasad baginda di luar rumahnya. Kenyataan ini disebutkan oleh Aisyah sebelum masjid Nabi s.a.w diperluaskan. Oleh kerana itulah apabila masjid Nabi s.a.w diperluaskan, bilik Aisyah dijadikan berbucu tiga dan dihadkan, supaya tidak seorang pun yang dapat bersembahyang menghadap ke arah kubur, dan pada masa yang sama menghadap ke arah kiblat.
Dengan ini ternyatalah bahawa menjadikan kubur sebagai masj id dalam hadith terbabit bermaksud: Bersembahyang menghadap ke arahnya atau sujud kepada kubur. la bukannya bermaksud larangan membina masjid di atasnya.Berlainan sekali apa yang ditafsirkan sesuka hati oleh wahabi yang tentunya darjatnya jauh berbeza jika dibandingkan dengan ulama muktabar seperti Ibn Hajar Asqalani dan al Kirmani.
Itulah kaumnya ahli bid'ah dalam memahami dalil Dia ambil dalil yang dapat mendukung nafsunya (karena amat amat mencintai masjid berkubur, dan para pendahulu mereka yang mereka anggap shalihpun dikubur di dalam masjid dan disembah dan orang berdoa dengan perantaranya), dia gunakan pendapat ulama salaf dan menyembunyikan pendapat ulama salaf lainnya, dia ambil dalil yang sesuai dengan hawa nafsunya, dan dia buang dalil yang tidak sesuai dengan hawa nafsunya. Dan mereka mengambil dalil YANG TIDAK TEPAT yang lalu dalil itu dipahami dengan pemahaman mereka sendiri sesuai hawa nafsu mereka. Sedangkan kami kaum salafiyun Ahlussunnah wal Jamaah (ASWJ yang orang-orang musuh sunnah memanggilnya sebagai WAHABI) mengumpulkan semua dalil yang ada, dan semua pendapat ulama yang ada, sehingga beristimbath dengannya dan mengambil kesimpulan atas semua dalil yang ada. Itulah beragama Islam yang kaffah, dan itulah kemuliaan manhaj salaf, dakwahnya para Nabi jika dibandingkan dengan pengekor hawa nafsu sepertimu !!
Inilah penjelasan yang benar dan kaffah:
Syaikh Ali Bin Hasan Al Halaby menjelaskan:
"Yang mungkin dipahami dari kalimat "Menjadikan kuburan diatas masjid" dengan tiga pengertian:
1. Shalat diatas makam/kubur, dengan pengertian sujud diatasnya.
2. Sujud dengan menghadap ke arahnya dan menjadikannya kiblat shalat dan do'a/
3. Mendirikan masjid diatas makam dan tujuan mengerjakan shalat didalamnya.
BAGAIMANA PENDAPAT PARA ULAMA TENTANG PENGERTIAN MENJADIKAN MAKAM/KUBUR SEBAGAI MASJID?
Masing-masing 3 pengertian diatas dikemukakan oleh sejumlah ulama.
1. Mengenai pengertian pertama (1. Shalat diatas kubur dengan pengertian sujud diatasnya), Ibnu Hajar Al Haitami mengatakan dalam kitab Az Zawaajie (I/121):"Menjadikan makam sebagai masjid berarti shalat diatasnya atau dengan menghadap kearahnya".
Dalam kitab Subulus Salam (I/214), Ash Shan'ani mengatakan:"Menjadikan makam sebagai masjid lebih umum dari sekedar shalat dengan menghadapnya atau shalat diatasnya".
Pengertian pertama ini didukung oleh beberapa hadits berikut ini:
- Dari Abu Sa'id Al Khudri, bahwa Rasulullah telah melarang mendirikan bangunan diatas kubur, duduk diatasnya atau shalat diatasnya. (HR. Abu Ya'la, sahih)
- Sabda Nabi:"Janganlah kalian shalat menghadap ke arah makam dan jangan pula shalat diatasnya. (HR. Ath Thabrani) diperkuat hadits Bukhari.
- Dari Anas bahwa Nabi melarang shalat dengan menghadap kubur. (HR. Ibnu Hibban)
- Dari Amr bin Dinar -dan dia ditanya tentang shalat di tengah-tengah kuburan-,dia mengatakan "pernah diberitahukan kepadaku bahwa Nabi pernah bersabda:"Orang-orang Bani Israil telah menjadikan makam Nabi-nabi mereka sebagai masjid, sehingga Allah ta'ala melaknat mereka." (HR. Abdurrazaq, mursal sahih).
2. Adapun pengertian makna kedua (sujud dengan menghadap ke arahnya dan menjadikannya kiblat shalat dan do'a), Al Manawi dalam Faidhul Qadiir menjelaskan:
"Artinya, mereka menjadikan makam para Nabi itu sebagai arah kiblat mereka dengan keyakinan mereka yang salah. Dan menjadikan makam itu sebagai masjid menuntut keharusan pembangunan masjid diatasnya dan juga sebaliknya. (Maksudnya:Sujud kearah kubur mengharuskan pendirian masjid diatsnya, sebagaimana pembangunan masjid diatasnya mengharuskan sujud kearahnya. Dan hal itu merupakan kenyataan yang sedang dan telah terjadi). Hal demikian itu menjelaskan sebab DILAKNATNYA mereka, yaitu karena tindakan tersebut mengandung sikap berlebihan dalam pengagungan. Al Qadhi (yakni Al Baidhawi) mengatakan:"Orang Yahudi bersujud kepada makam para Nabi sebagai pengagungan terhadap mereka dan menjadikannya sebagai kiblat, mereka juga menghadap ke kubur itu dalam mengerjakan shalat dan ibadah lainnya, sehingga dengan demikian mereka telah menjadikannya sebagai berhala yang dilaknat Allah. Dan Allah telah melarang kaum muslimin melakukan hal terebut".
Dapat saya katakan, pengertian itulah yang secara jelas dilarang, karena Nabi bersabda:"Janganlah kalian duduk diatas kuburan dan jangan pula shalat menghadap kearahnya". (HR. Muslim, Abu Dawud, An Nasai, A Tirmidzi, dll).
Didalam kitab Al Mirqaat (II/372), syaikh Ali Al Qari memberikan alasan turunnya larangan terebut dan berkata:"Didalam pendirian masjid diatas kubur tersebut mengandung mengagungan yang berlebihan, sehingga sudah sampai pada tingkat penyembahan. Jika pengagungan benar-benar ditujukan kepada kuburan atau penghuni kubur, maka yang melakukannya itu sudah KAFIR. Oleh karena itu, menyerupai tindakannya itu makruh, dan kemakruhannya itu masuk dalam tingkatan HARAM."
3. Pengertian makna ketiga (Mendirikan masjid diatas makam dan tujuan mengerjakan shalat didalamnya.)
Al Imam Al Bukhari telah menyampaikannya dimana dia telah menerjemahkan hadits pertama dengan mengatakan "Bab dimakruhkan membangun masjid diatas kuburan)". Dengan demikian dia telah mengisyaratkan bahwa larangan menjadikan kuburan sebagai masjid berkonsukuensi pada LARANGAN MEMBANGUN MASJID DIATASNYA. Dan ini SUDAH SANGAT JELAS. Hal itu secara jelas disampaikan oleh Al Manawi sebagaimana yang telah disebutkan diatas. Dalam menjelaskan hadits tersebut, Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani mengemukakan:"AL KARMANI mengatakan,"Kandungan hadits ini adalah LARANGAN menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah. Terjemahan dari hal tersebut adalah larangan mendirikan masjid diatas kuburan. Pengertian keduanya BERBEZA, dan keduanya berkaitan satu sama lain, meskipun keduanya berbza pengertian."
Pengertian inilah yang di isyaratkan Aisyah melalui ungkapannya di akhir hadits pertama:"Kalau bukan karena (laknat) itu, niscaya kuburan beliau (Nabi) akan ditempatkan di tempat terbuka, hanya saja beliau takut kuburannya itu akan dijadikan sebagai masjid".
Al Maksud adalah: Kalau bukan karena laknat yang ditujukan kepada orang Yahudi dan Nasrani disebabkan tindakan mereka mengharuskan dijadikan masjid diatasnya, niscaya kubur Nabi akan ditempatkan ditanah lapang yang terbuka. Tetapi para sahabat tidak mau melakukan hal tersebut karena khawatir akan didirikan masjid diatasnya oleh sebagian yang datang setelahnya, sehingga mereka semua akan diliputi LAKNAT.
Hal ini diperkuat oleh apa yang diriwayatkan leh Ibnu Sa'ad (II/241) dengan sanad yang sahih dari Hasan Al Bashri dia bercerita:"Para sahabat radhiallahu anhum bermusyawarah untuk memakamkan Rasulullah di masjid. Lalu Aisyah radhiallahu anha berkata:"Sesungguhnya Rasulullah pernah tidur dikamarku, tiba-tiba beliau mengatakan "Allah akan memerangi beberapa kaum yang menjadikan kubur Nabi-nabi mereka sebagai masjid." Hingga akhirnya mereka sepakat untuk menguburkan beliau ditempat dimana beliau di wafatkan Allah, yaitu dirumah Aisyah.
Hal itu menunjukkan bahwasanya tidak ada perbedaan antara pembangunan masjid di atas kubur dengan menempatkan kubur didalam masjid, sehingga keduanya sama-sama diharamkan. Sebab yang diperingatkan adalah SATU. Oleh karena itu Al Hafizh Al Iraqi mengatakan:"Seandainya seseorang membangun masjid dengan maksud kelak akan meletakkan kuburan di sebuah tempat di dalam masjid, maka hal itu sudah masuk kedalam laknat." Dan bahkan diharamkan pula menguburkan jenazah didalam masjid, meskipun dia telah membri satu syarat untuk membangun masjid itu agar dia dimakamkan didalamnya, maka syarat itu tidak sah. Karena jelas hal itu bertentangan dengan tanah yang diwakafkannya untuk membangun masjid.
Dari penjelasan diatas dapat saya katakan terdapat isyarat yang menunjukkan bahwa masjid dan kuburan TIDAK DAPAT dikumpulan dalam satu tempat dalam agama ISLAM. Sebagaimana yang telah kami sampaikan.
Dan pengertian itu juga diperkuat pula oleh hadits kelima yang telah disebutkan terdahulu dengan lafazh:"Mereka itu adalah orang-orang yang jika ada orang salih diantara mereka yang meninggal dunia, maka mereka akan membangun masjid di kuburnya itu....Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk disisi Allah...".
Hadits tersebut merupakan nash yang sangat JELAS yang mengharamkan pembangunan masjid di atas makam para Nabi dan ORANGORANG SHALIH, karena secara jelas hadits tersebut telah menjelaskan bahwa hal itu merupakan salah satu sebab yang menjadikan mereka masuk dalam kategori "MAKHLUK YANG PALING BURUK" disisi Allah Jalla wa 'ala.
Dan hal ini diperkuat lagi oleh hadits Jabir, dia bercerita:"Rasulullah melarang menyemen kubur, duduk diatas kubur, dan membangun bangunan diatasnya". (HR. Muslim, Tirmidhi, Ahmad dan Ibnu Abi Syaibah).
Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan:"Seakan-akan Nabi telah mengetahui bahwa beliau akan pergi selamanya melalui sakit yang beliau derita, sehingga beliau khawatir makam beliau akan di agung-agungkan seperti yang telah dilakukan orang-orang terdahulu. Oleh karena itu beliau melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani, sebagai isyarat yang menunjukkan celaan bagi orang yang berbuat seperti perbuatan mereka".
Lalu hadits dari Aisyah bahwa beliau bercerita, ketika Nabi jatuh sakit, maka beberapa orang istri beliau sempat membicarakan sebuah gereja yang terdapat di negeri Habasyah (Etambar di tempat tersebut. Mereka itu hiopia), yang diberi nama:Maria (Ummu Salamah dan Ummu Habibah pernah kesana) kemudia mereka menceritaknan tentang keindahan gereja dan gambar-gambar yang terdapat didalamnya. Aisyah bercerita:"(Kemudian Nabi mengangkat kepalanya) seraya bersabda:"Mereka adalah orang-orang yang jika ada orang shalih diantara mereka yang meninggal dunia/wafat, maka mereka akan membangun masjid di makamnya itu, lalu mereka memberi berbagai macam gambar ditempat tersebut. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk disisi Allah (pada hari kiamat kelak)." (HR. Al Bukhari, An NAsaai, etc).
Dalam Fathul Baari dijelaskan Ibnu Rajab mengemukakan "Hadits ini menunjukkan DIHARAMKANNYA membangun masjid di ATAS MAKAM/KUBURAN orang-orang Shalih......"
Originally posted by madie at 16-9-2007 17:11
Kita perhatikanlah akibat daripada tutupan dari tembok yg terbina di makam Nabi S.A.W.
1) Mencegah orang 杘rang menjadikannya sebagai berhala dan disembah. Dengan adanya penghalang/ tutupan ...
Ini telah dijawab oleh para ulama yang ana tulis diatas, walhamdulillah. Dan para quburiyyun mencoba segala macam cara dengan mengambil penggalan - penggalan perkataan para ulama salaf, tapi meninggalkan perkataan yang lainnya. APAPUN yang antum bawa dari penjelasan antum yang kacau, marilah kita lihat fatwa para ulama tentang membangun masjid diatas kubur:
1. Madzhab Syafii menyatakan perbuatan itu sebagai dosa besar. Didalam kitab Az Zawaajir 'an iqtiraafil kabaair (I/120), ahli fiqh Ibnu Hajar Al Haitami mengatakan:" Dosa besar ketiga, ke empat, kelima, ke enam, ketujuh, kedelapan dan kesembilan puluh adalah menjadikan kuburan sebagai masjid, menyalakan obor diatasnya, menjadikannya sebagai berhala, berjalan berputar-putar mengelilinginya dan shalat menghadapnya.
2. Madzhab Hanafi berkata makruh. Pengertian makruh disini dibawa kepada pengertian HARAM. Imam Muhammad, murid Abu Hanifah didalam buku Al Aatsaar (page45) mengatakan:"Kami memandang tidak perlu adanya tambahan dari apa yang ada pada kuburan. Dan kami memakruhkan mengecat, menyemen kuburan dan membangun masjid di sekitarnya".
3. Madzhab Maliki mengharamkan. Dalam tafsirnya (X/38) Al Qurthubi mengatakan:"Ulama-ulama kami mengatakan "Diharamkan bagi kaum muslimin untuk menjadikan kubur para Nabi dan Ulama sebagai masjid".
4. Madzhab Hambali adalah yang paling mengharamkan hal tersebut. Sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Syarhul Muntaha, I/353 dan juga kitab lainnya. Bahkan sebagian ulama Hambali mengatakan TIDAK SAH shalat didalam masjid yang ada kuburnya. Dan menurut mereka menghancurkannya adalah wajib. Dalam kitab Zaadul Maab, III/22 Ibnul Qayyim menjelaskan fiqh dari beberapa faedah ang terjadi pada perang Tabuk dan setelah menyebutkan kisah tentang masjid Dhirar, ia mengataka:"Diantaranya adalah pembakaran dan penghancuran tempat-tempat maksiyat yang menjadi tempat pelanggaran terhadap Allah dan RasulNya sebagaimana Rasulullah membakar masjid Dhirar. Beliau juga memerintahkan menghancurkannya, paahal ia adalah masjid tempat mengerjakan shalat dan berdzikir menyebut nama Allah. Yang demikian itu tidak lain karena bangunan masjid tersebut membahayakan dan dapat memecah kaum muslimin, sekaligus menjadi tempat perlindungan orang-orang munafik.
Jika terhadap masjid Dhirar seperti itu, maka terhadap masjid-masjid yang pemeliharanya mengajak untuk mengadakan tandingan-tandingan terhadap Allah, maka lebih berhak melakukan hal tersebut (dihancurkan) bahkan wajib.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ditanya:"Sahkah shalat dimasjid yang didalamnya terdapat kubur, sedangkan orang-orang biasa berkumpul dimasjid itu untuk menunaikan shalat jamaah dan jum'at?HAruskah makam itu diratakan, diberi penutup atau dinding?
Mka Ibnu Taimiyah menjawab:"Alhamdulillah, para imam telah sepakat bahwasanya tidak diperbolehkan membangun masjid diatas makam, karena Nabi pernah bersabda:"Sesungguhnya orang-orang sebelum kaliaan telah menjadikan makam sebagai masjid, ketahuilah janganlah kalian menjadikan kuburan sebagai masjid, karena sesungguhnya aku melarang kalian melakukan hal itu".
Dan bahwasanya tidak diperbolehkan menguburkan jenazah didalam masjid. Jika masjid itu ada sebelum kubur, maka makam itu yang dipindahkan, baik dengan meratakan makam atau dengan membongkar makam tersebut ika baru dikubur. Dan jika masjid itu dibangun setelah adanya kuburan, maka ada dua kemungkinan, baik dengan memindahkan masjid atau dengan menghilangkan kuburan tersebut. Dengan demikian masjid yang berdiri diatas kubur tidak boleh dipergunakan untuk shalat fardhu maupun shalat sunnah, karena hal itu memang dilarang." Demikian yang tersebut dalam kitab Al Fataawa (I/107 dan II/192)
Originally posted by Gravedigger at 16-9-2007 22:54
Ijtihad..jangan tak ijtihad. Pintu ijtihad masih lagi terbuka.
Terbuka bagi siapa? Jika orang seperti antum dibiarkan berijtihad habiiiiiiiiiiisssssssss para istri di campuri pada duburnya seperti kata antum pada thread yang lain :@ , padahal itu dosa besar. Hancur Islam ini jika semua orang berfikiran seperti antum. Padahal pintu ijtihad hanyalah terbuka bagi seorang yang sudah mempunyai syarat-syarat sebagai seorang mujtahid dan atas perkara yang bisa di ijtihadkan saja.
Originally posted by Gravedigger at 16-9-2007 22:54
Ijtihad..jangan tak ijtihad. Pintu ijtihad masih lagi terbuka.
Terbuka bagi siapa? Jika orang seperti antum dibiarkan berijtihad habiiiiiiiiiiisssssssss para istri di campuri pada duburnya seperti kata antum pada thread yang lain :@ , padahal itu dosa besar. Hancur Islam ini jika semua orang berfikiran seperti antum. Padahal pintu ijtihad hanyalah terbuka bagi seorang yang sudah mempunyai syarat-syarat sebagai seorang mujtahid dan atas perkara yang bisa di ijtihadkan saja.
Engkau ni biar betul riwayat-riwayat kau bagi ni.
Sampai ada dengar suara ni, gambar rasul ler....
macamni la, aku ni masih mengaji, semua statement aku ni adalah perkataan dari tok guru aku kat pondok tampin, setahu aku tok guru aku ni tak pernah la menipu, kalau kau nak tahu lebih detail ko tepon aje tok guru aku kat tampin tu. tok guru aku ni tak le macam abu syafiq yang keras tu. bagi tok guru aku kalau kita asyik nak berdebat dengan wahabi lama2 kita pu jadi mcam depa asyik menyalah kan orang aje
Bahkan sebahagian ulama' telah mengatakan bahawa solat di kubur bukanlah makruh. Didalam kitab Al Mudawanah pada bab yang membahaskan tempat-tempat yang boleh dipakai untuk solat, Ibn Al-Qasim bertanya: "Apakah Imam Malik telah membiarkan seseorang melakukan solat sementara dihadapannya terdapat kubur-kubur yang menghalanginya?"
Imam Malik mengatakan bahawa ianya tidak mengapa, solat ditempat yang ada kubur dihadapan, dibelakang, disisi kanan atau kiri; lalu dikatakan bahawa Iamam Malik berkata : "Tidak ada apa-apa melakukan solat di perkuburan." Dikatakan pula: "Telah sampai kepada ku berita tentang sebahagian sahabat Rasulullah saw, bahawa mereka solat dikubur."
Orang-orang yang menjadikan perkuburan sebagai Masjid tidaklah menggunakannya seperti Masjid. Selain daripada mencari keberkatan bertaqarrub disisi kubur orang-orang soleh...,rahmat ilahi yang turun keatas mereka dan orang-orang yang berdekatan juga dicari. Dari sini kita mengetahui bahawa bid'ah ini ditujukan kepada masjid-masjid tertentu seperti Masjid Maulana Hussien ra. dan saudara perempuannya Zainab ra. dengan menyebutnya sebagai MASJID SYIRIK. Sehinggakan solat didalamnya pun merupakan perbuatan syirik atau gejala menuju syirik.
Sebenarnya mereka telah menunjukkan kebodohan dan kecetekan pemahaman terhadap hadis-hadis Nabi saw....
Al-Imam Nasaruddin Al-Baidawi didalam syarahnya berkata: "Tujuan orang-orang Yahudi dan Nasrani bersujud kepada kubur para nabi mereka ialah mengagungkan mereka, menjadikannya sebagai kiblat tempat mengarahkan solat dan menjadikan mereka sebagai berhala. Kaum muslimin dilarang melakukan hal seperti ini."
Jika ada orang yang memanfaatkan kawasan yang bersebelahan kubur orag orang soleh dan menjadikannya sebagai Masjid dan ingin mengambil berkat dengan mendekatinya, bukan mengagungkannya atau bertawajjuh kepadanya, maka ia tidaklah termasuk didalam golongan yang diancam Allah swt.
Al-Hafiz Ibn Hajar ada meriwayatkan didalam kitabnya Al-fath dan menguatkan hal itu...
Begitulah seharusnya para pemimpin dan ulama' memahami hadith-hadith. Jika dikatakan sesebuah masjid mesti dipindahkan kerana terdapat kebur didalamnnya, maka mereka wajub memindahkan MASJID AN_NABAWI dan RAUDHAH nya yang suci. Bagaimanakah mungkin ia dilakukan, sedangkan tempat itu sering dikunjungi orang ramai dengan bersandarkan nas hadith Nabi saw., sabdanya "Apa yang ada diantara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman syurga."
Al Bazzar meriwayatkan dengan sanad perawi yang benar-benar jujur dan juga Ath-Thabrani meriwayatkan secara marfuan : "Apa yang ada diantara kuburku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman syurga", di maksudkan dengan lafaz "KUBUR" adalah rumah baginda. Ini bererti Rasulullah saw. sudah tahu bahawa masjidnya yang suci akan berada disebelah kuburnya. Maka hukum inilah yang utama, Rasulullah saw. menghendaki umatnya agar mengikutinya. Baginda tidak memerintahkan atau meruntuhkan masjid kerana adanya kubur disitu.
Pada kesempatan yang lain, Rasulullah saw. menjelaskan bahawa solat di Masjidnya adalah 1000 kali lebih utama drp solat di tempat lain, kecuali Masjidil haram dan Al Aqsa. Baginda menambah penjelasan secara khusus bahawa antara kuburnya yang suci dan mimbarnya terdapat taman dari taman-taman syurga.
Tatkala projek peluasan Masjid selesai, bilik-bilik Ummahatul Mukminin, iaitu bilik suci yang didalamnya terdapatnkubur Baginda berserta kedua sahabatnya, menjadi satu bahagian daripada Masjid An-Nabawi yang mulia. Hal tersebut diakui oleh para sahabat yang hidup pada masa itu. Jumlah mereka amat ramai, ditambah pula oleh Para tabi'in. Mereka tidak memandang bahawa memasukkan bilik kubur Rasulullah saw. kedalam Masjid suci itu merupakan satu perkara yang menyeleweng. Pada pandangan mereka kesucian Masjid tidak tercemar dengan bilik-bilik itu disekelilingnya. Hal itu masihberlaku hingga dewasa ini...
Para ulama Asy-syafi'iyyah berpendapat bahwa mendirikan masjid diatas kubur dikawasan mauQufah (yg di wakafkan) dan musbalah (tidak diwaQafkan) diharamkan, kecuali kubur para Nabi dan orang-orang soleh. Sebagaimana yang diriwayatkan bahawa para sahabat telah membuka BAitul Maqdis dan Syam, didalam negeri Al-Khalil as. telah dibina Masjid diatas kubur baginda.., kubur anak-anak IshaQ dan Ya'kub serta orang-orang soleh dari keluarga mereka. Didalam Baitul Maqdis juga terdapat binaan diatas kubur Daud as dan lain-lain. Tidak ada yang memerintahkan untuk menghancurkannya samada Umar mahupun sahabat yang lain dan para ulama' setelah mereka.
Fathimah ra. putri Rasulullah saw. sering pergi kekubur Hamzah untuk berziarah dan dia menjadi pemimpin setelah diperlukan. Sedangkan Al-Bukhari meriwayatkan didalam SAHIH bahawa fathimah binti Al-Husien telah mendirikan KUBAH diatas kubur suaminya, Al-Hasan bin Hasan. Ini menunjukannya bahwa mendirikannya adalah SUNNAH.
Originally posted by futuh_al_ghaib at 18-9-2007 02:22
Al Bazzar meriwayatkan dengan sanad perawi yang benar-benar jujur dan juga Ath-Thabrani meriwayatkan secara marfuan : "Apa yang ada diantara kuburku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman syu ...
Originally posted by futuh_al_ghaib at 18-9-2007 02:22
Al Bazzar meriwayatkan dengan sanad perawi yang benar-benar jujur dan juga Ath-Thabrani meriwayatkan secara marfuan : "Apa yang ada diantara kuburku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman syu ...
Assalamualaikum warahmatullah,
Masha Allah, para pembela dari penyembah qubr berdatangan, dan langsung membela mahdzab quburiyyun mereka. Dar keterangan "futuh" diatas ana lihat beberapa hal yang perlu kita semua perhatikan:
1. Dia tidak membawakan nama buku rujukan di mana dia ambil dalil. HARUS kita semua WASPADA karena ahlul bid'ah sering melakukan hal ini dan memperkosa perkataan-perkataan para ulama salaf untuk mendukung amalan BURUK mereka.
2. DIa mencampurkan antara haq dan yang batil.
3. Dia bawakan perkataan ulama yang bersifat "UMUM/GENERAL" yang lalu dia bawakan ke arah pemahaman yang sesuai hawa hafsunya.
4. Dia bawakan hadits-hadits ang bersifat UMUM yang lalu dia tafsirkan sesuka hati sesuai keinginan hawa nafsunya.
5. Sekali-kali dia tak akan bisa mengambil dalil dari perkataan ulama di kalangan quburiyyun sendiri karena memang di antara orang-orang penggemar qubur tak akan bisa tampil seorangpun ulamapun sampai hari qiyamat.
6. Melihat semua penjelasannya (Yang akan ana bantah setelah ini insha Allah), marilah kita bawa kepada satu kaidah "jika sesuatu itu BAIK, tentu para sahabat TELAH MENDAHULUI KITA". Apakah para sahabat melakukan shalat di atas kubur (selain shalat jenazah)?!?!? Apakah para sahabat membangun bangunan atau kubah di atas satu kubur?!?!? Apakah para sahabat berdo'a atau mengiriim bacaan Quran kepada kubur orang shalih?!?!? Apakah para sahabat menggunakan nama orang shalih atau nama NABI (ketika beliau telah wafat) untuk tawassul meminta sesuatu kepada Allah?!?!? Maka jawabnya adalah "TIDAK".
Zahir hadits dan jga pemahaman para ulama salaf memahami dalil-dalil yang ada yaitu "HARAMNYA MEMBANGUN DI ATAS KUBUR SATU BANGUNAN, TERLEBIH MASJID". Dalil-dalil yang telah ana tulis pada tulisan ana sebelum ini telah jelas sejelas-jelasnya, dan Allah akan memperlihatkan yang haq walau musuuh-musuh sunnah para quburiyyun tidak menyukainya.
TANYAKAN KEPADA HATIMU YANG FITRAH, PASTASKAH KAU HADAPKAN TANGAN DAN WAJAHMU KELANGIT MEMINTA KEPADA ALLAH DI ATAS TANAH YANG DIBAWAHNYA ADA BANGKAI MANUSIA YANG BUSUK !!!!!
Bangkai manusia yang salih sekali-kali tidak akan bisa memberi engkau manfaat, terlebih lagi bangkai orang-orang yang di anggap salih oleh orang awam. sungguh ini adalah kesesatan yang NYATA !!!
Originally posted by futuh_al_ghaib at 18-9-2007 02:22
Al Bazzar meriwayatkan dengan sanad perawi yang benar-benar jujur dan juga Ath-Thabrani meriwayatkan secara marfuan : "Apa yang ada diantara kuburku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman syu ...
Originally posted by futuh_al_ghaib at 18-9-2007 02:22
Al Bazzar meriwayatkan dengan sanad perawi yang benar-benar jujur dan juga Ath-Thabrani meriwayatkan secara marfuan : "Apa yang ada diantara kuburku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman syu ...
Assalamualaikum warahmatullah,
Masha Allah, para pembela dari penyembah qubr berdatangan, dan langsung membela mahdzab quburiyyun mereka. Dar keterangan "futuh" diatas ana lihat beberapa hal yang perlu kita semua perhatikan:
1. Dia tidak membawakan nama buku rujukan di mana dia ambil dalil. HARUS kita semua WASPADA karena ahlul bid'ah sering melakukan hal ini dan memperkosa perkataan-perkataan para ulama salaf untuk mendukung amalan BURUK mereka.
2. DIa mencampurkan antara haq dan yang batil.
3. Dia bawakan perkataan ulama yang bersifat "UMUM/GENERAL" yang lalu dia bawakan ke arah pemahaman yang sesuai hawa hafsunya.
4. Dia bawakan hadits-hadits ang bersifat UMUM yang lalu dia tafsirkan sesuka hati sesuai keinginan hawa nafsunya.
5. Sekali-kali dia tak akan bisa mengambil dalil dari perkataan ulama di kalangan quburiyyun sendiri karena memang di antara orang-orang penggemar qubur tak akan bisa tampil seorangpun ulamapun sampai hari qiyamat.
6. Melihat semua penjelasannya (Yang akan ana bantah setelah ini insha Allah), marilah kita bawa kepada satu kaidah "jika sesuatu itu BAIK, tentu para sahabat TELAH MENDAHULUI KITA". Apakah para sahabat melakukan shalat di atas kubur (selain shalat jenazah)?!?!? Apakah para sahabat membangun bangunan atau kubah di atas satu kubur?!?!? Apakah para sahabat berdo'a atau mengiriim bacaan Quran kepada kubur orang shalih?!?!? Apakah para sahabat menggunakan nama orang shalih atau nama NABI (ketika beliau telah wafat) untuk tawassul meminta sesuatu kepada Allah?!?!? Maka jawabnya adalah "TIDAK".
Zahir hadits dan jga pemahaman para ulama salaf memahami dalil-dalil yang ada yaitu "HARAMNYA MEMBANGUN DI ATAS KUBUR SATU BANGUNAN, TERLEBIH MASJID". Dalil-dalil yang telah ana tulis pada tulisan ana sebelum ini telah jelas sejelas-jelasnya, dan Allah akan memperlihatkan yang haq walau musuuh-musuh sunnah para quburiyyun tidak menyukainya.
TANYAKAN KEPADA HATIMU YANG FITRAH, PASTASKAH KAU HADAPKAN TANGAN DAN WAJAHMU KELANGIT MEMINTA KEPADA ALLAH DI ATAS TANAH YANG DIBAWAHNYA ADA BANGKAI MANUSIA YANG BUSUK !!!!!
hanya mampu tersenyum sinis...kepada pendokong wahabi...
hahahaa...melatah nampak? takper---takper...saya belum habis tulis lagi, malam ini sambung balik...now tengahh bz. kenapa terkejut ke..yang para pendokong ulama' salafus soleh imam sya'fie rahimullah mampu jawab tuduhan melampau puak wahabi? jangan nak konar-konar...ayuh kita pergi terus...kejalan yang benar.
tuduh orang lain sebagai bida'ah memang mudah...orang itu bida'ah...orang ini biadaah... habis satu dunia umat di bidaah kan.... kasihan ummah...kasihan.
inilah kerja para pendokong wahabi yang bertopengkan perkataan SALAF. kerja mereka tak lain tak bukan...dok bidaah membidaahkan sesama saudara islam. orang Amerika dah naik kebulan lama daah...yang dia sibuk tang bidaahkan orang lain baca Yasin malam jumaat sebagai kerja bidaah...
inilah minda puak-puak wahabi yang tertutup, jumud...dan sempit...memandang islam tanpa pandangan basyirah yg sebenar...na'uzubillh... cepat menghukum...bila terkejut org lain boleh jawab kat dia...
tuu laa..baca kitab kasi habis dulu...jangan sibuk baca satu dua kitab...lepas tu dah rasa diri megah...kononnya alim....Astsghfirullahal'azeem..wallahualam...