(¯`*•.¸♥Kisah Bunga Mawar ♥¸.•*´¯)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Suatu ketika,ada seorang pemuda yang mempunyai sebuah bibit mawar. Ia ingin sekali menanam mawar di kebun belakang rumahnya. Pupuk dan sekop telah disiapkan. Bergegas, disiapkan pula pot kecil yang terbaik dan diletakkan di tempat yang cukup mendapat sinar matahari.Ia berharap bibit ini dapat tumbuh dengan sempurna.
Bibit itu disirami setiap hari, dirawat dengan tekun tak lupa jika ada rumput yang mengganggu segera disiangi. Beberapa waktu kemudian mulailah tumbuh kuncup dan kelopaknya mulai merekah walau warnanya belum terlihat sempurna. Pemuda ini pun senang kerja kerasnya mulai membuahkan hasil. Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati. Ia tampak heran, sebab tumbuh pula duri-duri kecil yang menutupi tangkainya. Ia menyesalkan mengapa duri tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya bunga yang indah ini. Tentu duri itu akan mengganggu keindahan mawar miliknya. Sang pemuda bergumam dalam hati. Mengapa dari bunga seindah ini tumbuh banyak duri tajam? Tentu hal ini akan menyulitkanku untuk merawatnya. Setiap kali kurapikan, selalu saja tanganku terluka.
Lama kelamaan pemuda ini enggan memperhatikan mawar miliknya. Ia mulai tak peduli. Mawar itu tak pernah disirami lagi. Dibiarkannya rumput yang mengganggu. Kelopaknya yang dahulu mulai merekah, kini tampak sayu. Daun-daunnya pun mulai jatuh satu-persatu. Akhirnya sebelum berkembang dengan sempurna bunga itu pun meranggas dan layu.
Sahabat saudaraku fillah...
Jiwa manusia adalah seperti kisah tadi. Di dalam setiap jiwa selalu ada mawar yang tertanam. Allah yang menitipkan kepada kita untuk merawatnya. Layaknya taman-taman berbunga, sesungguhnya di dalam jiwa kita juga ada tunas mawar yang akan merekah dan duri yang menyertainya.
Namun sayang banyak dari kita yang hanya melihat duri yang tumbuh. Menilai diri sendiri dari sisi buruknya saja. Kita kerap kecewa dengan diri dan tidak mau menerima apa adanya. Kita menolak menyirami hal-hal baik yang sebenarnya telah ada. Dan akhirnya kita kembali kecewa, kita tak pernah memahami potensi yang kita miliki.
Banyak orang yang tak menyadari bahwa dalam diri kita sebenarnya memiliki mawar indah itu, tapi kita disibukkan dengan rasa pesimis sehingga orang lainlah yang kadang harus menunjukkannya.
Jika kita menemukan mawar indah dalam jiwa, kita dapat mengabaikan duri yang muncul. Kita akan terpacu untuk membuatnya terus merekah hingga berpuluh-puluh tunas baru muncul dan berbuah tunas kebahagiaan, ketenangan dan kedamaian yang akan memenuhi taman-taman jiwa kita.
Sahabat saudaraku fillah..
Mari kita temukan mawar-mawar ketenangan, kebahagiaan dan kedamaian itu dalam jiwa kita. Mungkin banyak kita jumpai onak dan duri namun jangan putus asa.
Biarkan mawar-mawar indah itu merekah dalam hati. Biarkan kelopaknya memancarkan cahaya kemuliaanNya. Biarkan tangkainya memegang teguh harapan dan impian. Biarkan putik-putik yang dikandungnya menjadi bibit dan benih kebahagiaan baru. Sebarkan tunas-tunas itu kepada setiap orang yang kita temui dan biarkan mereka juga menemukan keindahan mawar-mawar lain dalam jiwa mereka.
Tetaplah berbuat baik walau belum tentu mendapatkan balasan serupa...
Tetaplah berbuat baik walau sering ditafsirkan salah...
Sahabat saudaraku fillah...
Ketika kita berbuat baik janganlah berprinsip seperti pedagang. Seorang pedagang dalam melakukan transaksi mengharapkan keuntungan, dan itu memang seharusnya. Namun dalam hal kebaikan jangan berprinsip demikian karena akan menemui banyak kekecewaan. Bebaskan pikiran dan hati kita dari mengharapkan balasan dari makhluk atas segala kebaikan yang kita lakukan. Berbuat baiklah semata- mata hanya mengharap ridha Allah semata. Sehingga kita tidak dihantui keinginan akan pujian dan pengharapan akan balasan.
Adakalanya orang yang pernah kita tolong ternyata berbuat jahat terhadap kita. Membalas kejahatan dengan yang serupa tak terlarang, namun alangkah bijaknya apabila kita bisa membalas kejahatannya itu dengan kebaikan. Karena bisa jadi suatu saat di akan terbuka hatinya dan kembali ke jalan yang benar karena sadar bahwa berbuat kebaikan itu membuat hati nyaman dan tentram. Dan yang tak kalah penting ketika kita berbuat baik ternyata berbalas sebaliknya, hal yang perlu kita lakukan adalah kita serahkan saja urusan itu pada Allah. Biarlah Allah yang berkehendak dengan cara terbaik-Nya.
Rasulullah pernah bercerita bahwa dulu ada orang yang ingin bersedekah tetapi berturut- turut sedekahnya itu jatuh ke tangan orang jahat; pelacur, pencuri dan orang kaya yang bakhil. Bukannya menyesal, ia bahkan bertasbih memuji Allah. Kemudian orang itu didatangi malaikat" sedekahmu sudah diterima oleh orang yang engkau sedekahi. Adapun pelacur itu semoga dia berhenti dari melacur, kepada pencuri semoga ia berhenti dari mencuri dan kepada si kaya semoga ia menyadari dirinya dan mau bersedekah. " ( HR. Muslim ).
Untuk itu sahabat saudaraku fillah.. jangan sesali perbuatan baik dan jangan berhenti berbuat baik. Karena perbuatan baik selain berpahala juga membuat hati kita nyaman dan tentram.