Bertaubatlah....sebelum terlambat...... pasal daun bidara tu pun belum selesai lagi.
WAllahu a'lam
mnm77 Post at 10-11-2010 13:51
tak sempat baca apa yang saudar Usop tulis...
dalam pos #1075 anda tulis darus syifa' guna daun bidara dalam rawatan jih dan sihir. anda sebut fatwa dari bin bazz. anda juga tulis tiada disebut dari Sunnah.... setuju?
Dalam rawatan Jin dan Sihir, saya terdengar yang Darul Syifa juga ada guna daun bidara. Dalam fatwa Ibn Baz juga ada sebut rawatan guna daun bidara. Tiada disebut dari Sunnah, TETAPI masih dalam landasan syarak. Dalam kitab Ruqyah Syar'iyyah yang terkandung fatwa Ibn Baz dan Ibn Uthaimeen, pada muqaddimahnya disebut bahawa dalam ilmu perubatan Jin & Sihir masih terdapat ruang ijtihad yang mana sesuatu fatwa tu boleh jadi tidak dipersetujui oleh Ulama lain. Maka saya kata, ruang ijtihad ini TIDAK sepatutnya dijadikan SEBAB untuk MENYESATKAN, selagi ia bukannya JELAS bahan terlarang ataupun kaedahnya mengandungi unsur kesyirikan yang tidak meletakkan kepercayaan pada Allah.
saya jawab dalam pos #1099:
anda pasti penggunaan daun bidara Tiada disebut dari Sunnah,? sila semak semula..... daun bidara ini terdapat di dalam hadis ditumbuk lumat dicampur dengan air untuk sapu dan untuk mandi - ini tidak pernah dipertikaikan.
anda minta riwayatnya di bawakan:
Salam...
Oppss saya kena sambung sikit atas reply tuan kupia yang saya kira sangat penting. Jika benar ada dalam Sunnah, tolong bawa riwayatnya. Saya akan tarik balik kenyataan saya jika terbukti ada kesilapan.
Kalau tak silap saya garam pun ada juga dari riwayat Sunnah, tapi masih dipertikaikan juga......
Tolong bawakan sumber tersebut. Saya nak lihat adakah ia rawatan berkaitan JIN/SIHIR. Terima kasih.
hadis Aishah r.a. dibawakan:
Menunaikan janji dulu jawapan yang lain akan menyusul (menjelang waktu maghrib ni):
“Salah seorang di antara kalian (wanita) mengambil air dan sidrahnya (daun pohon bidara) kemudian dia bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian dia menuangkan air di atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat sehingga air sampai pada kulit kepalanya, kemudian dia menyiramkan air ke seluruh badannya, lalu mengambil sepotong kain atau kapas yang diberi minyak wangi kasturi, kemudian dia bersuci dengannya. Maka Asma’ berkata: “Bagaimana aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah” maka ‘Aisyah berkata kepada Asma’: “Engkau mengikuti (mengusap) bekas darah (dengan kain/kapas itu).” (Riwayat Muslim)
Imam Nawawi (dalam syarah Sahih Muslim: 4/15-16) menyatakan Aisyah ra meriwayatkan Nabi saw menasihatkan penggunaan daun bidara (Sidrin) ketika mandi janabah kaum wanita. WA
anda cuba untuk mencari kasalahan fatwa bin bazz.... ok silakan. mungkin apa yang anda maksudkan tiada dalam sunnah tentang rawatan jin dan sihir yang tidak disebut dalam hadis ini. yang saya tulis daun bidara untuk sapu dan untuk mandi. Mandi dengan air yang dibacakan ayat2 quran juga adalah salah satu kaedah dalam rawatan sihir, setuju?
jika mandi dengan air bercamput dengan daun bidara dan dibacakan ayat2 Quran untuk rawatan sihir tidak ada kena mengena dengan hadis di atas adalah tidak tetap sama sekali....
Menurut DarusSyifa,
Sungguhpun telah lama berkecimpung dalam bidang perubatan Islam, namun Ustaz Haron Din masih lagi mencari ilmu baru dalam merawat pesakit. Beliau sentiasa bertanya mereka yang arif dalam bidang ini di samping membaca pelbagai buku untuk menambahkan pengetahuan. Tidak semua kaedah yang dipelajari itu dipratikkan, hanya yang bertepatan dengan syariat sahaja akan diamalkan.
ini tidak bersangkut paut dengan aqidah sesat yang diperbincangkan di atas. Ini bersangkut paut dengan khurafat menggunakan garam dan lada hitam dalam rawatan menghindari gangguan syaitan. Saya masih belum nampak satu hujah yang boleh dipegang di mana yang dikatakan penggunaan garam dan lada hitam bertepatan dengan syariat....
incik salikin.... Imam AsShafi'e sendiri pun tak pernah belajar sifat 20 tu.... bukan ulamak sunni yang mewajibkan tu kamu tesilap baca kot?
Incik kopiah mukin kamu ni mabuk kot... sbb byk sgt kita org bg soklan yg tak mampu untuk kamu jawab...tapelah bior kita terangkan pada kamu supaya bole jadi org yg cerdik cian kami tgk kamu meredang2....
Ahli Sunnah/Sunni
Dalam Aqidah (Tauhid) itu berada di dalam aliran Abu Hassan Asya’ari dan Abu Mansur Maturidi.
Dalam Syariat (Fekah) iaitu mazhab Ahlus Sunnah Wal Jamaah dalam aliran :
a. Imam Syafie
b. Imam Maliki
c. Imam Hambali
d. Imam Hanafi
Dalam Akhlak (Tasawwuf) iaitu mazhab Ahlus Sunnah Wal Jamaah dalam aliran Junaid Al-Baghdadi, Al-Qusyairi, Al-Ghazali, Asy-Sya’rani dan ulama-ulama muktabar seumpama mereka itu.
mana miker tau syafie tak mengaji sifat 20 ada bukti ? Sifat 20 tuh dlm fekahkah? nmpknya incik kopiah masih lalok tula jgn minum ketum haram...
konsep nur muhammad nanti cuba cari semula penjelasan panjang lebar dan terperinci tulisan ulamaknya sufi tuan doktor uthman muhammadi..
takpayah miker susah2 ini teman tempekkan dari Ibnu Taimiyyah dalam Al-Fatawi jilid XI /96 berkata sebagai berikut:
“Muhammad Rasulallah saw. adalah anak Adam yang terkemuka, manusia yang paling afdhal (utama) dan paling mulia. Karena itulah ada orang yang mengatakan, bahwa karena beliaulah Allah menciptakan alam semesta, dan ada pula yang mengatakan, kalau bukan karena Muhammad saw. Allah swt. tidak menciptakan ‘Arsy, tidak Kursiy (kekuasaan Allah), tidak menciptakan langit, bumi, matahari dan bulan. Akan tetapi semuanya itu bukan ucapan Rasulallah saw, bukan hadits shohih dan bukan hadits dho’if, tidak ada ahli ilmu yang mengutipnya sebagai ucapan (hadits) Nabi saw. dan tidak dikenal berasal dari sahabat Nabi. Hadits tersebut merupakan pembicaraan yang tidak diketahui siapa yang mengucapkannya. Sekalipun demikian makna hadits tersebut tepat benar dipergunakan sebagai tafsir firman Allah swt.: “Dialah Allah yang telah menciptakan bagi kalian apa yang ada dilangit dan dibumi ” (S.Luqman : 20), surat Ibrahim 32-34 (baca suratnya dibawah ini–pen.) dan ayat-ayat Al-Qur’an lainnya yang menerangkan, bahwa Allah menciptakan seisi alam ini untuk kepentingan anak-anak Adam. Sebagai- mana diketahui didalam ayat-ayat tersebut terkandung berbagai hikmah yang amat besar, bahkan lebih besar daripada itu. Jika anak Adam yang paling utama dan mulia itu, Muhammad saw. yang diciptakan Allah swt. untuk suatu tujuan dan hikmah yang besar dan luas, maka kelengkapan dan kesempurnaan semua ciptaan Allah swt. berakhir dengan terciptanya Muhammad saw.“. Demikianlah Ibnu Taimiyyah.
Firman-Nya dalam surat Ibrahim 32-34 yang dimaksud Ibnu Taimiyyah ialah:
“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rizki untuk kalian, dan Dia telah menundukkan bahtera bagi kalian supaya bahtera itu dapat berlayar di lautan atas kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan sungai-sungai bagi kalian. Dan Dia jualah yang telah menundukkan bagi kalian matahari dan bulan yang terus menerus beredar dalam orbitnya masing-masing dan telah menundukkan bagi kalian siang dan malam. Dan Dia jugalah yang memberikan kepada kalian apa yang kalian perlukan/mohonkan. Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, kalian tidak akan dapat mengetahui berapa banyaknya. Sesungguhnya manusia itu, sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”.(QS Ibrahim :32-34). DAPAT DISIMPULKAN JUGA BAHWA IBNU TAYMIYAH MENGAKUI KONSEP “NUR MUHAMMAD” BAHWA NUR NABI MUHAMMAD ADALAH MAKHLUQ YANG PERTAMA KALI DICIPTAKAN. Dan perhatikan ibnu taymiyah (wafat 721 H) yang mengatakan “tidak ada ahli ilmu yang mengutipnya” padahal imam Thabrani (wafat 360 H) menulisnya dalam al -ausath, Abu Nu’aim (wafat 430 H) dalam Dala’ilun Nubuwwah.
nampaknya miker nih dh jauh ketinggalan sbb takut sesatkan...rupa2nya masih duduk dlm kesesatan... soklan lain2 tak minat ker nk try jawab...
1. Bukti cukup lemah. HANYA SEKADAR TUDUHAN dari kalimat zikir yang TIADA FATWA SYIRIK pun!
2. Fatwa tu pasal Tariqat. Bukan pasal Harun Din, TETAPI disebabkan punyala bersusah payah nak sesatkan Harun Din, korang TUDUH dia Pengikut Tariqat tu
3. Buktikan aqidah wahdatulwujud, martabat tujuh dan nur muhammad diamalkan oleh Harun Din. BARU ADIL
4. Asas yang kukuh itu hanya SANGKAAN para penuduh, sebaliknya sangat lemah untuk menyesatkan. Tuduhan sesat itu dikhuatiri berbalik kepada yang menuduh.
mnm77 Post at 10-11-2010 15:38
bukti tidak LEMAH, daripada tulisan beliau sendiri cukup kukuh membuktikan harun din pengamal tariqat naqsyabandi....
belum pernah didengar di mana-mana dia menafikan tuduhan bahawa dia adalah pengamal tariqat naqsyabandi... mengamalkan tariqat naqsyabandi tetapi tidak beriman dengan aqidah yang dibawa dalam tariqat naqsyabandi TIDAK BOLEH diterima...
Berdoa untuk rawatan menggunakan air dikhalayak ramai, doa yang dibaca adalah doa yang hanya terdapat dalam jemaah tariqat naqsyabandi:
hanya jemaah tariqat sahaja yang beramal dengan salawat tafrijiyah:
ادْعُواْ رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
Artinya: Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
(Al-A’raaf 7:55)
وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعاً وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلاَ تَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ
Artinya: Dan berzikirlah (sebutlah nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
(Al-A’raaf 7:205)
Daripada Abi Musa (ra), katanya: Kami pernah bersama Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam) dalam satu perjalanan (safar), lalu manusia (para sahabat) bertakbir (Allahu Akbar) dan bertahlil (Laa Ilahaa Illal Laah) dengan suara keras, maka Nabi (sallallahu alaihi wasalam) pun bersabda:
“Rendahkanlah suara kamu! Sesungguhnya kamu tidak berdoa (memohon) kepada yang pekak dan tidak pula kepada yang jauh. Sesungguhnya kamu memohon kepada Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat, dan Dia senantiasa bersama kamu”. HR Muslim
zikir sambil menari hanya diamalkan orang jemaah tariqat. harun din memberi fatwa boleh berzikir sambil menari.
Dalam satu riwayat pernah diceritakan bahawa Jaafar bin Abi Talib r.a (sepupu Rasulullah), pernah menari-nari melenggok lentuk di hadapan Rasullullah SAW sebaik sahaja beliau mendengar Rasulullah SAW menyebut kepada beliau, “Allah menjadikan rupa parasmu seiras dengan Allah menciptakan daku.”
Mendengar kata-kata yang seindah dan semurni itu, terus dita’birkan dengan menari-nari di hadapan Rasullullah SAW. Tingkah laku beliau itu atau ‘body language’ beliau tidak ditegah atau ditegur oleh Rasulullah SAW.
Di sinilah dikatakan atau dijadikan asal usul sandaran bahawa menari-nari sambil berzikir kepada Allah yang dilakukan oleh ahli tarikat atau golongan sufiyah, ada sandarannya.
tak sempat baca apa yang saudar Usop tulis...
dalam pos #1075 anda tulis darus syifa' guna daun bidara dalam rawatan jih dan sihir. anda sebut fatwa dari bin bazz. anda juga tulis tiada disebut dari Sunnah.... setuju?
kupia Post at 10-11-2010 15:48
Maksud saya TIADA dijumpai dalam Sunnah RAWATAN JIN/SIHIR. Seperti juga garam tiada dijumpai dalam Sunnah RAWATAN JIN/SIHIR
Kalau ada, saya minta riwayatnya yang mana saudara bawakan riwayat berkaitan bersuci utk kaum wanita yang telah habis haidh.
anda cuba untuk mencari kasalahan fatwa bin bazz.... ok silakan. mungkin apa yang anda maksudkan tiada dalam sunnah tentang rawatan jin dan sihir yang tidak disebut dalam hadis ini. yang saya tulis daun bidara untuk sapu dan untuk mandi. Mandi dengan air yang dibacakan ayat2 quran juga adalah salah satu kaedah dalam rawatan sihir, setuju?
jika mandi dengan air bercamput dengan daun bidara dan dibacakan ayat2 Quran untuk rawatan sihir tidak ada kena mengena dengan hadis di atas adalah tidak tetap sama sekali....
Sebenarnya saya bukan cari salah Bin Baaz. SAYA SETUJU DENGAN BIN BAAZ DALAM ISU INI. Saya nampak, anda bersikap DOUBLE STANDARD. Itulah yang saya cuba jelaskan di sini, tetapi mungkin mesej saya tak sampai pada anda sebab anda mungkin nampak saya cari salah.
Lihat yang saya gariskan tu. Hadith tu pasal mandi janabah dan bersuci, bukannya rawatan JIN/SIHIR, TETAPI daun bidara masih boleh diterima pakai untuk rawatan JIN/SIHIR. Keberkesanan Daun Bidara tu melalui pengalaman perawatan JIN/SIHIR, maka hujjah hadith yang saudara bawa tu sebenarnya berkenaan dengan bersuci dan mandi janabah wanita.
Lihat bagaimana Bin Baaz boleh terima kegunaan daun bidara dalam rawatan JIN/SIHIR, walaupun tiada disebut dalam SUNNAH RAWATAN JIN/SIHIR (hanya dalam mandi Janabah). Sepatutnya golongan yang sesatkan kegunaan garam dalam rawatan jin/sihir, kena sesatkan kegunaan daun bidara juga dalam rawatan Jin/Sihir. Melainkan dapat membuktikan hadith Sunnah Rawatan Jin/Sihir ada guna daun bidara. Baru adil. Adakah masih belum jelas?
ini tidak bersangkut paut dengan aqidah sesat yang diperbincangkan di atas. Ini bersangkut paut dengan khurafat menggunakan garam dan lada hitam dalam rawatan menghindari gangguan syaitan. Saya masih belum nampak satu hujah yang boleh dipegang di mana yang dikatakan penggunaan garam dan lada hitam bertepatan dengan syariat....
Saya tak rasa guna garam boleh hindar 100% gangguan jin syaitan. Saya tak rasa juga guna daun bidara 100% dapat hindar/sembuhkan sihir. Semua ini ketentuan Allah dan dengan IZIN ALLAH.
Namun, atas ikhtiar yang tidak mensyirikkan Allah melalui Ruqyah Syar'iyyah serta doa, tidak mustahil bahan-bahan tersebut dapat memberi kesan yang baik DENGAN IZIN ALLAH.
Isu ini mudah, dan terdapat ruang ijtihad dalam ilmu perubatan, tetapi pihak yang tetap nak sesatkan guna garam MESTI berlaku ADIL, sesatkan sekali guna ROTAN, DAUN BIDARA dan lain-lain yang TIDAK DIJUMPAI dalam SUNNAH RAWATAN JIN/SIHIR.
Kalau bersikap DOUBLE STANDARD, maka hujjah itu semua tiada nilai di sisi kebenaran.
belum pernah didengar di mana-mana dia menafikan tuduhan bahawa dia adalah pengamal tariqat naqsyabandi... mengamalkan tariqat naqsyabandi tetapi tidak beriman dengan aqidah yang dibawa dalam tariqat naqsyabandi TIDAK BOLEH diterima...
kupia Post at 11-11-2010 09:11
Yang korang TUDUH kat sini, mana dia nak tahu. Pi la buat tuduhan rasmi. Dan kami nak lihat jawapan dari Harun Din sendiri. Tidak pernah nafi, Tidak pernah juga ada pengakuan dia pengikut Tariqat Naqsyabandi. ITU yang LEMAH tu....
Mungkin dia pernah belajar, tetapi TIDAK semestinya dia menjadi pengikut amalan tariqat tu yang tidak berlandaskan syarak: Ustaz Haron Din masih lagi mencari ilmu baru dalam merawat pesakit. Beliau sentiasa bertanya mereka yang arif dalam bidang ini di samping membaca pelbagai buku untuk menambahkan pengetahuan. Tidak semua kaedah yang dipelajari itu dipratikkan, hanya yang bertepatan dengan syariat sahaja akan diamalkan.
Berdoa untuk rawatan menggunakan air dikhalayak ramai, doa yang dibaca adalah doa yang hanya terdapat dalam jemaah tariqat naqsyabandi:
Sayah lihat ramai yang berbuat demikian. Di surau-surau kampung dan taman-taman juga dibawa botol air bila baca ya-seen. Lepas habis bacaan, ada doa. Ishhh.... punya la nak tuduh tariqat naqsyabandi..... habis semua dah kena label sesat noooo....!!!!
Dan satu lagi, tariqat naqsyabandi tu banyak pecahan aliran yang salah satunya Nazim Haqqani. So jangan borong semua sesat nooo. Macam borong wahabi totok sesat kepada semua wahabi/salafi boleh?
hanya jemaah tariqat sahaja yang beramal dengan salawat tafrijiyah:
Isu selawat tu dah dibincangkan. Jika anda berpegang kepada FATWA JAKIM, sila bawakan fatwa JAKIM. Fatwa Dr Asri & Bin Baaz dalam isu solawat ni dikira fatwa peribadi dan fatwa berhati-hati.
Selawat sebagai Doa keberkatan dari Nabi tiada yang syirik. Doa atau solawat terus mohon dari Nabi sahaja yang syirik.
zikir sambil menari hanya diamalkan orang jemaah tariqat. harun din memberi fatwa boleh berzikir sambil menari.
Jika benar fatwa Harun pasal zikir menari ni, maka fatwa ini saya tak setuju. Namun perlu dilihat apakah definasi 'menari' yang dimaksudkan oleh Harun Din. Jika menari seperti orang Nasrani, maka tentu sekali ia tidak diterima. Jika terdapat pergerakan badan yang tidak berlebih-lebihan, yang dinamakan menari, masih lagi dalam isu perbahasan.
Artinya: Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
(Al-A’raaf 7:55)
وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعاً وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلاَ تَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ
Artinya: Dan berzikirlah (sebutlah nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
(Al-A’raaf 7:205)
Daripada Abi Musa (ra), katanya: Kami pernah bersama Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam) dalam satu perjalanan (safar), lalu manusia (para sahabat) bertakbir (Allahu Akbar) dan bertahlil (Laa Ilahaa Illal Laah) dengan suara keras, maka Nabi (sallallahu alaihi wasalam) pun bersabda:
“Rendahkanlah suara kamu! Sesungguhnya kamu tidak berdoa (memohon) kepada yang pekak dan tidak pula kepada yang jauh. Sesungguhnya kamu memohon kepada Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat, dan Dia senantiasa bersama kamu”. HR Muslim
kupia Post at 11-11-2010 09:11
Ok ini berkaitan zikir.... yang mana lebih afdhal zikir perlahan atau zikir dalam hati. Memang saya pun agak kurang senang bila orang berzikir kuat-kuat di tempat yang terbuka.
Zikir kuat itu sebenarnya ada dalil dan tidak salah. Cuma syarat-nya ketat sikit supaya tidak mengganggu orang lain.
Ya'la bin Syaddad (RA) berkata ayah saya Syaddad (RA) telah meriwayatkan suatu peristiwa yang dibenarkan oleh 'Ubadah bin Somit (RA). Katanya pernah kami berada di sisi Nabi (SAW) dan dengan tak semena-mena Baginda (SAW) bertanya, "Adakah terdapat orang asing (orang kafir) di kalangan kamu?". Kami menyahut, "Tidak ada wahai Rasulullah". Lalu baginda menyuruh kami menutup pintu, kemudian Baginda (SAW) bersabda, "Angkatlah tangan-tangan kamu dan ucapkan LAA ILAHA ILLALLAH", maka kami pun mengangkat tangan-tangan kami seketika (dan mengucapkan LAA ILAHA ILLALLAH). Lantas baginda bersabda, "Segala puji bagi Allah, wahai Allah, sesungguhnya Engkau mengutuskan aku dengan kalimah ini. Engkau telah menjanjikan kepadaku Syurga dengan kalimah ini dan Engkau tidaklah memungkiri janji". Seterusnya baginda bersabda, "Gembiralah kamu kerana Allah telah mengampuni kamu sekalian"
(HR Ahmad, Tobrani, Bazzar)
Diterangkan dalam kitab Jami'ul Usul bahawa TERBUKTI yang baginda (SAW) mengajarkan zikir kepada para sahabat secara perseorangan dan juga secara beramai-ramai. Penulis kitab Jami'ul Usul telah mengutarakan hadith di atas sebagai dalil harus berzikir secara beramai-ramai. Perintah menutup pintu ialah supaya peserta-peserta majlis dapat memberi tumpuan sepenuhnya. Oleh sebab itulah Baginda (SAW) bertanya samada terdapat orang asing atau tidak di kalangan mereka. Dengan adanya orang asing walaupun tidak akan mendatangkan gangguan kepada baginda (SAW), tetapi kemungkinan besar akan mengganggu peserta-peserta majlis itu
hanya jemaah tariqat sahaja yang beramal dengan salawat tafrijiyah
jadi tok kopiah nak mengatekan amalan selawat syifa dan selawat tafrijiah itu amalan syirik & kurafat?mai la tempek dalil2 dari hadis & al quran...kengkawan lain nak tau jgk...:re:
terima kasih saudara. sy tulis panjanglah harap saudara tidak keberatan baca semua ya.
nampaknya penjelasan saudara membuatkan sy faham. yakni, yg dibincangkan ialah gangguan jin yg membawa kesan fizikal.
contohnya kalau ia membawa demam, maka kita boleh guna air sebagai penyejuk.
dan kalau ganguan itu membawa kepada satu penyakit fizikal yg membolehkan daun bidara sebagai ubat, maka sy nampak bagaimana benda itu menjadi harus. sama mcm penyakit2 fizikal lain.
tp bila masuk fizikal, tentu saja macam2 saja ubat lain boleh digunakan. bukan daun bidara saja kan.
baiklah, jika saudara mengkhususkan pada penyakit fizikal yg timbul, maka faham dan setuju. terima kasih.
baik.
tp sy nak tanya, bukankah garam yg dibincangkan dlm thread ini bertujuan utk halau jin itu, bukannya utk penyakit fizikal yg dialami oleh org yg dirasuk?
jika ada yg sy tak faham sila jelaskan ya.
Saya setuju sesiapa yang mahu beramal 'strict' dengan Al-Quran dan Sunnah
sy kurang setuju dgn ayat saudara ini, mungkin kerana apa yg sy lalui menyebabkan sy tidak bersetuju.
utk pengetahuan saudara, sy bukanlah teringin sangat nak strict mengamalkan sunnah.
kalau saudara boleh lihat, sebelum ini, sy tidak suka apabila yg terbaik itu hanyalah ketika zaman nabi.
pemahaman terbaik adalah zaman nabi.
umat terbaik adalah zaman nabi.
sy tidak suka dgn ayat2 di atas pada mulanya.
sy lebih suka kalau umat yg terbaik itu tidak ditetapkan zamannya supaya kita jugak boleh jd hebat.
utk pengetahuan saudara, sy dulu amat tak suka pendukung salaf yg strict ini.
sy lebih suka ilmu berkembang termasuklah pemahaman agama dan ghaib.
sy banyak sekali melakukan penerokaan baru tentang hal2 agama dan tidak terkecuali yg ghaib. sungguh sy berminat akan ilmu baru dlm hal2 ini.
jadi, boleh dikatakan, sy bukannya saja-saja dgn ikhlas hati suka akan sunnah asalnya.
dlm thread di muslimin muslimat, dulunya, sayalah penyokong mcm2 bidaah. sy amat tidak suka dgn kaedah mod ibnur yg asyik2 meminta dalil, kerana bagi sy kebenaran adalah sesuatu yg pemahaman yg universal yg mudah difahami, yakni tidak semestinya dari hadis saja.
sy selalu saja mencari jalan membenarkan senaman yoga, kaedah2 meditasi, penerokaan ilmu ghaib, astral projection dan mcm2 lagi.
boleh kata, dulunya bukan saja sgt2 berminat dlm hal penerokaan sains melalui QUran dan hadis, tetapi jugak penerokaan alam ghaib ini.
kalaulah bukan kerana sy ingin menjadikan forum ini medan ujian@test diri, sudah tentu sy ingin saja bertengkar, menyumpah seranah dgn pendukung2 salaf di sini. sy benci bila diminta dalil .sedangkan bagi saya , kdg2 tiada dalil pun , kekadang benda itu tidak dikatakan haram, takkan tak boleh.
dulu mcm2 perkara yg tiada dalil ingin saya halalkan kerana tentu saja kebaikan itu sesuatu yg universal, tanpa dalil pun semua org tahu.
saudara boleh lihat dlm thread bertajuk "sambutan happy besday , boleh atau tidak?."
sy sendiri pun nak tergelak bila baru2 ni sy post di situ mengatakan sambutan heppy besday itu adalah bidaah, sedangkan sebelum itu, sy sudah pun post di dlm thread yg sama jugak, bahawa sy sedaya upaya menghalalkan besday. thread itu dah lama, jadi boleh lihat dua post saya itu bercanggah. tetapi sy takleh buat apa2.(sy harap kita tidak membincangkan masalah besday dulu).
tujuan sy beritahu semua ni adalah supaya saudara mnm sedar bahawa sy dulu bukannnya begini. sy sendiri memang cenderung utk cari idea yg lebih kreatif, yg lebih baik dari sunnah. mcm2 bidaah sy halalkan. sy benci pendukung salaf yg asyik2 menyebut zaman para sahabat dan bidaah.
jadi, sy harap, utk situasi sy. saudara jgnlah letakkan yg sy ni nak strict amalkan sunnah. yg lebih tepat adalah saya terpaksa mengamalkannya kerana sy sudah nampak bahaya yg akan timbul jika mencari selainnya dgn jelas.
jika dulu, apa yg disebut pendkung2 salaf menjadi kebencian saya, kini semuanya sy nampak dgn jelas. walaupun apa yg sy nampak itu bukannya secara direct, tetapi secara kajian yg panjang, sy nampak akan kebenarannya.
cuma masalahnya, sy selalu terfikir, bagaimana org yg belum membuat kajian secara kritikal seperti saya buat, macamana mereka nak nampak benarnya para pendukung salaf.?????
kerana sy sendiri adalah seorang yg kritikal, tetapi sy jugak tidak nampak akan benarnya mereka ini dulu. pesanan2 mereka seolah2 mencurah air di daun keladi. seolah2 tak make sense. dalil saja tidak cukup utk menyedarkan org...
dan tindakan sy menentang lalu terjun ke alam bidaaah secara intensif lah yg menyedarkan sy. terbalik pulak.
jadi sy selalu terfikir adakah utk membuatkan seseorang itu nampak bahayanya bidaah, adakah mereka perlu terjun mcm sy buat dulu, atau dgn kata lain membiarkan mereka sedar sendiri?
kdg2 sy pening.
dan saudara tannya tentang hadis tue, hadis biasa saja yakni yg menjadi pembuka kata nabi setiap kali sebelum berceramah, yg menjadi sunnah kepada kita jugak sebelum berceramah,
dan menjadi kata2 aluan bagi setiap pendukung salaf( sy jugak tidak selesa akan hadis ini asalnya, tetapi sy terpaksa selesakan diri)
7. Dari Jabir bin Abdullah, dia menceritakan, “Kemudian beliau (Nabi) berkata,
“Amma ba’du, maka sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabulloh dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Dan seburuk-buruk/sejelek-jelek urusan adalah yang muhdats dan setiap bid’ah itu adalah sesat.” (HR.Muslim (3/11), An Nasa’i (3/118-189/no. 1578), Ibnu Majah (no.45), Ahmad (3/310-311 dan 319/371) dengan sanad shohih. Lafadz hadits dari riwayat Muslim).
sy melihat hadis ini dalam dua masa yg berbeza, yakni pertama ketika sy aktif mencari pemahaman yg lebih baik dari nabi dan kedua adalah ketika sy sudah sedar bahaya bidaah.
tentu saja ketika sy aktif mencari kefahaman yg lebih baik dari nabi, hadis ini sy benci.
namun selepas sy masuk ke alam bidaah secara intensif sgn niat bahawa kebaikan itu tak semestinya apa yg nabi ucapkan saja dan akhirnya sy sedar bahayanya,
maka, hadis ini menjadi begitu besar maknanya pd saya.
seolah2 si bapa yg berpesan pd anaknya bahawa air terjun niagara itu sungguh menggerunkan, tentu si anak tidak akan terasa kegerunannya melainkan dia lihat sendiri air terjun itu depan mata. dan ketika si anak melihat sendiri air terjun itu , maka kata2 si bapa akan lebih bermakna.
dan dia bukan ingin percaya lagi apa yg bapanya kata, tetapi "terpaksa" percaya.
dan kini, hadis tersebutlah yg menjadi kukuh maknanya pd sy.
jadi sy harap saudara mnm faham situasi sy walaupun ia agak peribadi, tetapi sy pada asalnya sy bukan nak sgt strict dgn sunnah. tp kini sy terpaksa dengan apa yg telah saya fahami.
dan apabila terpaksa kerana kebenaran , maka nak tak nak, kena bagi suka jugaklah kan....
cuma sy selalu tertanya2, adakah semua org perlu melalui jalan seperti sy , yakni, buat bidaah dulu baru tahu bahaya dia?
itu yg sy selalu tertanya2, kerana tanpa melalui hal itu sendiri, sy takkan faham sehingga begini yakin.....
takkan sy nak syorkan, buatlah bidaah dulu, baru anda nampak.
tp sy nak tanya, bukankah garam yg dibincangkan dlm thread ini bertujuan utk halau jin itu, bukannya utk penyakit fizikal yg dialami oleh org yg dirasuk?
jika ada yg sy tak faham sila jelaskan ya.
ussopp Post at 12-11-2010 00:26
Salam...
Benar kalau nak ikutkan tajuk, memang nampak macam garam tu digunakan untuk halau Jin. Secara literalnya, kalau sesiapa kata guna garam dapat halau Jin/Syaitan, saya pun tidak setuju 100%. Saya lebih selesa dengan kenyataan kaedah rawatan guna garam adalah salah satu kaedah yang boleh MENGURANGKAN gangguan Jin/Syaitan secara fizikal, melalui cara-cara yang tidak bertentangan dengan syariat Islam, dan keberkesanan itu hanyalah dengan izin Allah.
Secara pemerhatian mengenai rawatan guna garam ni:
1. Bukan rawatan utama, ia hanya sebagai rawatan sampingan atau medium yang boleh memberi kesan tertentu pada Jin.
2. Bukan satu-satunya bahan yang mesti digunakan.
3. Ia digunakan sebagai rawatan fizikal pada tempat/badan manusia (fizikal), bukan secara kerohanian seperti santau/sihir/susuk yang dihantar secara 'halus'
4. Mudah diperolehi
sy kurang setuju dgn ayat saudara ini, mungkin kerana apa yg sy lalui menyebabkan sy tidak bersetuju.
Ayat saya itu merujuk kepada yang digariskan di bawah:
Saya setuju sesiapa yang mahu beramal 'strict' dengan Al-Quran dan Sunnah. Ini adalah sifat terpuji dalam amalan dan ibadah.
Dan dikuatkan dengan hadith yang kita selalu dengar waktu khutbah Jumaat, maksudnya kurun terbaik adalah kurun Nabi, dan selepas itu, dan selepas itu...
sy lebih suka kalau umat yg terbaik itu tidak ditetapkan zamannya supaya kita jugak boleh jd hebat.
utk pengetahuan saudara, sy dulu amat tak suka pendukung salaf yg strict ini.
sy lebih suka ilmu berkembang termasuklah pemahaman agama dan ghaib.
:
:
jadi, sy harap, utk situasi sy. saudara jgnlah letakkan yg sy ni nak strict amalkan sunnah. yg lebih tepat adalah saya terpaksa mengamalkannya kerana sy sudah nampak bahaya yg akan timbul jika mencari selainnya dgn jelas.
Pada saya, nampak bahaya bida'ah itulah yang menyebabkan strict Sunnah. That's fine. Saya rasa setiap orang mesti ada sedikit sebanyak perasaan/sifat macam tu. Cuma yang menjadi masalah ialah isu MENYESATKAN tanpa ILMU mendalam. Ini juga bida'ah yang tidak disedari (saya bukan tuduh saudara). Sepatutnya, orang yang takut dengan bahaya bida'ah, MESTI takut juga membida'ahkan orang lain. Nabi menceritakan bahaya bida'ah, TETAPI NABI TIDAK MEMBIDA'AHKAN orang secara INDIVIDU atau KELOMPOK ke sana ke sini sepertimana baginda berdakwah kepada individu atau kelompok ke merata tempat.
jadi sy harap saudara mnm faham situasi sy walaupun ia agak peribadi, tetapi sy pada asalnya sy bukan nak sgt strict dgn sunnah. tp kini sy terpaksa dengan apa yg telah saya fahami.
dan apabila terpaksa kerana kebenaran , maka nak tak nak, kena bagi suka jugaklah kan....
cuma sy selalu tertanya2, adakah semua org perlu melalui jalan seperti sy , yakni, buat bidaah dulu baru tahu bahaya dia?
itu yg sy selalu tertanya2, kerana tanpa melalui hal itu sendiri, sy takkan faham sehingga begini yakin.....
takkan sy nak syorkan, buatlah bidaah dulu, baru anda nampak.
Perjalanan/penerokaan bagi setiap manusia tidak sama. Saya pernah berjumpa dengan orang yang pada satu masa extreme dengan bida'ah, kemudian dia extreme dengan sunnah pula sehinggakan banyak perkara dibida'ahkan pula. Ini juga berkaitan dengan kefahaman, ilmu, dan semangat dalam berpegang kepada suatu manhaj yang padanya nampak betul.
Yang ekstreme dengan Sunnah, sebenarnya tiada masalah sangat untuk diri sendiri. Tetapi bila dia 'enforce' untuk orang lain itulah yang menjadi masalah, terutama bab bida'ah dan menyesatkan yang terdapat khilaf Ulama.
namun selepas sy masuk ke alam bidaah secara intensif sgn niat bahawa kebaikan itu tak semestinya apa yg nabi ucapkan saja dan akhirnya sy sedar bahayanya,
maka, hadis ini menjadi begitu besar maknanya pd saya.
Saya tiada masalah untuk setuju dengan kenyataan saudara yang digariskan. Dalam Syariat Islam, itulah yang dituntut. Membuat sesuatu yang baru DALAM URUSAN AGAMA adalah tertolak.
Bagaimana dengan keduniaan, teknologi, ilmu perubatan? Sudah tentu saudara akan kata INNOVASI (BIDA'AH) dalam hal-hal keduniaan atau kemaslahatan (tolong orang) adalah harus. Setuju?
Masalahnya sekarang ini, adakah isu rawatan gangguan Jin secara fizikal (bukan gangguan ghaib) adalah termasuk dalam isu ikhtiar rawatan/perubatan, ataupun ia dikira sebahagian dari RITUAL AGAMA atau amalan ibadat khusus?
jadi tok kopiah nak mengatekan amalan selawat syifa dan selawat tafrijiah itu amalan syirik & kurafat?mai la tempek dalil2 dari hadis & al quran...kengkawan lain nak tau jgk...
fathan Post at 11-11-2010 23:06
sorry yeop tak sempat nak jawab kamu punya pos yang lain2 tu kesuntukkan masa...
ni pasal salawat syifa' ni - selawat ni sama dengan zikir tak? dikira sebagai ibadah khusus (hubungan manusia dengan Tuhan)... selawat diajarkan oleh Nabi kepada sahabat semasa Baginda masih hidup lagi, betul tak?
selawat syifa' adalah satu selawat yang direkacipta oleh guru tariqat, lihat jawapan harun din dalam video, dia hanya merujuk kepada kitab melayu lama dan tradisi dulu-dulu... dia kata dulu-dulu orang tak pernah pertikai pun yang pertikai kaum muda kata dia....
Lafaz selawat yang dimaksudkan itu adalah seperti berikut: اللهمّ صَلِّ على سَيِّدِنَا مُحَمَّد طِبِّ القُلُوْبِ وَدَوَائِهَا وَعَافِيَةِ الأبْدَان وَشِفَائِهَا وَنُوْرِ الأبصَارِ وَضِيَائِهَا وَعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ Maksudnya: "Ya Allah! Selawatkanlah ke atas penghulu kami (Nabi) Muhammad, penawar hati dan pengubatnya (hati), penyihat badan dan penyembuhnya (badan), pemberi cahaya penglihatan dan pemancarnya, juga ke atas ahli keluarga dan sahabat Baginda serta berkati sejahterakanlah." (Prof. Dr. Harun Din & Amran Kasimin, Rawatan Pesakit Menurut al-Quran dan al-Sunnah, hal. 32)
sila baca keterangan lanjut mengapa dikatakan syirik di:
Benar kalau nak ikutkan tajuk, memang nampak macam garam tu digunakan untuk halau Jin. Secara literalnya, kalau sesiapa kata guna garam dapat halau Jin/Syaitan, saya pun tidak setuju 100%. Saya lebih selesa dengan kenyataan kaedah rawatan guna garam adalah salah satu kaedah yang boleh MENGURANGKAN gangguan Jin/Syaitan secara fizikal, melalui cara-cara yang tidak bertentangan dengan syariat Islam, dan keberkesanan itu hanyalah dengan izin Allah.
Secara pemerhatian mengenai rawatan guna garam ni:
1. Bukan rawatan utama, ia hanya sebagai rawatan sampingan atau medium yang boleh memberi kesan tertentu pada Jin.
2. Bukan satu-satunya bahan yang mesti digunakan.
3. Ia digunakan sebagai rawatan fizikal pada tempat/badan manusia (fizikal), bukan secara kerohanian seperti santau/sihir/susuk yang dihantar secara 'halus'
4. Mudah diperolehi...
Benar kalau nak ikutkan tajuk, memang nampak macam garam tu digunakan untuk halau Jin. Secara literalnya, kalau sesiapa kata guna garam dapat halau Jin/Syaitan, saya pun tidak setuju 100%. Saya lebih selesa dengan kenyataan kaedah rawatan guna garam adalah salah satu kaedah yang boleh MENGURANGKAN gangguan Jin/Syaitan secara fizikal, melalui cara-cara yang tidak bertentangan dengan syariat Islam, dan keberkesanan itu hanyalah dengan izin Allah.
Secara pemerhatian mengenai rawatan guna garam ni:
1. Bukan rawatan utama, ia hanya sebagai rawatan sampingan atau medium yang boleh memberi kesan tertentu pada Jin.
2. Bukan satu-satunya bahan yang mesti digunakan.
3. Ia digunakan sebagai rawatan fizikal pada tempat/badan manusia (fizikal), bukan secara kerohanian seperti santau/sihir/susuk yang dihantar secara 'halus'
4. Mudah diperolehi
jikalau begini pengkhususans yg saudara faham, maka sy tiada hujah kukuh utk kata apa.
dan sy dah faham.
sy harap, org lain yg melakukannya faham begini jugak.
Pada saya, nampak bahaya bida'ah itulah yang menyebabkan strict Sunnah. That's fine. Saya rasa setiap orang mesti ada sedikit sebanyak perasaan/sifat macam tu. Cuma yang menjadi masalah ialah isu MENYESATKAN tanpa ILMU mendalam. Ini juga bida'ah yang tidak disedari (saya bukan tuduh saudara). Sepatutnya, orang yang takut dengan bahaya bida'ah, MESTI takut juga membida'ahkan orang lain. Nabi menceritakan bahaya bida'ah, TETAPI NABI TIDAK MEMBIDA'AHKAN orang secara INDIVIDU atau KELOMPOK ke sana ke sini sepertimana baginda berdakwah kepada individu atau kelompok ke merata tempat.
sy setuju.
sy pernah bersembang dgn seorang ustaz yg menentang wahabi kerana dia takwil sifat Allah.
bukan dgn kerana bidaah, tetapi kerana dalil hadis yg dipegangnya dia dapat dgn jalan yg sahih. kalau sahih , sbenarnya kaum salafi sendiri terpaksa menerimanya.
jadi masalah nya ialah nak kaji semula jalan sahih atau tidak itu ambil masa.
maka perlulah dibahagikan org yg buat bidaah itu kepada dua. pertama, yg senang2 setuju buat bidaah walaupun tanpa dalil.
kedua , mereka masih berpegang pada dalil yg mereka dapat dgn jalan yg soheh...bg sy golongan kedua ini bukanlah pembuat bidaah kerana sesiapa saja mmg patut percaya pada dalil soheh.
bg sy dlm hal ini, salafy patut membantu, bukan tuduh.
dan hal ini jelas.
Saya tiada masalah untuk setuju dengan kenyataan saudara yang digariskan. Dalam Syariat Islam, itulah yang dituntut. Membuat sesuatu yang baru DALAM URUSAN AGAMA adalah tertolak.
Bagaimana dengan keduniaan, teknologi, ilmu perubatan? Sudah tentu saudara akan kata INNOVASI (BIDA'AH) dalam hal-hal keduniaan atau kemaslahatan (tolong orang) adalah harus. Setuju?
Masalahnya sekarang ini, adakah isu rawatan gangguan Jin secara fizikal (bukan gangguan ghaib) adalah termasuk dalam isu ikhtiar rawatan/perubatan, ataupun ia dikira sebahagian dari RITUAL AGAMA atau amalan ibadat khusus?
ya, sy setuju.
dan utk meletakkan gangguan ghaib di mana, sy rasa itu soalan yg pertama perlu diselesaikan....
sy masih lg tercari-cari, buku ruqyah sunnah itu, kawan sy sudah ada...cuma belum pi jenguk dia lagi.
mungkin buku tulisan bim baz itu kot.
Al Hakim dalam kitabnya Al Mustadrak/Mustadrak Shahihain jilid 11/651 mengetengahkan hadits yang berasal dari Umar Ibnul Khattab ra. (diriwayatkan secara berangkai oleh Abu Sa’id ‘Amr bin Muhammad bin Manshur Al-‘Adl, Abul Hasan Muhammad bin Ishaq bin Ibrahim Al-Handzaly, Abul Harits Abdullah bin Muslim Al Fihri, Ismail bin Maslamah, Abdurrahman bin Zain bin Aslam dan datuknya) sebagai berikut, Rasulallah saw.bersabda:
“Setelah Adam berbuat dosa ia berkata kepada Tuhannya: ‘Ya Tuhanku, demi kebenaran Muhammad aku mohon ampunanMu’. Allah bertanya (sebenarnya Allah itu maha mengetahui semua lubuk hati manusia, Dia bertanya ini agar Malaikat dan makhluk lainnya yang belum tahu bisa mendengar jawapan Nabi Adam as.): ‘Bagaimana engkau mengenal Muhammad, padahal ia belum kuciptakan?!’ Adam menjawab: ‘Ya Tuhanku, setelah Engkau menciptakan aku dan meniupkan ruh kedalam jasadku, aku angkat kepalaku. Kulihat pada tiang-tiang ‘Arsy termaktub tulisan Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulallah. Sejak saat itu aku mengetahui bahwa disamping namaMu, selalu terdapat nama makhluk yang paling Engkau cintai’. Allah menegaskan: ‘Hai Adam, engkau benar, ia memang makhluk yang paling Kucintai. Berdo’alah kepadaKu bihaqqihi (demi kebenarannya), engkau pasti Aku ampuni. Kalau bukan karena Muhammad engkau tidak Aku ciptakan’ “.
Hadits diatas diriwayatkan oleh Al-Hafidz As-Suyuthi dan dibenarkan olehnya dalam Khasha’ishun Nabawiyyah dikemukakan oleh Al-Baihaqi didalam Dala ’ilun Nubuwwah, diperkuat kebenarannya oleh Al-Qisthilani dan Az-Zarqani di dalam Al-Mawahibul Laduniyyah jilid 11/62, disebutkan oleh As-Sabki di dalam Syifa’us Saqam, Al-Hafidz Al-Haitsami mengatakan bahwa hadits tersebut diriwayatkan oleh At-Thabarani dalam Al-Ausath dan oleh orang lain yang tidak dikenal dalam Majma’uz Zawa’id jilid V111/253.
Jadiknya bukanlah Ibnu Taymiyyah sorg yg mengarutkan kalo nk ikotkan byk lagi yg mengarut....Nabi Adam mengarut jgk ker?
atee..meh le tempek kat sini dalilnya yg sohih...jgn le kedekut ilmu...kengkawan ...
fathan Post at 11-11-2010 22:49
Panduan dlm al Qur'an tu bersifat jelas. Kalu dirujuk pada Q14:32-34, kat sana tak dak pun dicerita pasal Muhammad. Period. Kenapa perlu ditambah2 sesuatu yg tidak ada sambil membuat kesimpulan yg bersandarkan andaian/conjecture semata2?
Pesoalan bilamana satu kepercayaan itu tidak diasaskan panduan dari Tuhan tetapi sebaliknya timbul dan terbina dari andaian2 manusia ada dijelaskan didlm al Qur'an. Saudara sendiri boleh membuat rujukan2 dgn meneliti kembali antara lain, Q6:116, Q10:36
Q10:36
Most of them follow not but conjecture. Assuredly conjecture can by no means take the place of truth. Lo! Allah is Aware of what they do.
–noun 1. the formation or expression of an opinion or theory without sufficient evidence for proof. 2. an opinion or theory so formed or expressed; guess; speculation.
3. Obsolete . the interpretation of signs or omens.
Andaian/conjecture datangnya dari manusia itu sendiri, dan untuk membezakan samada ianya betul atau tidak, panduannya ada dijelaskan didlm Q10:35.
Say: "Of your 'partners' is there any that can give any guidance towards truth?" Say: "It is God Who gives guidance towards truth, is then He Who gives guidance to truth more worthy to be followed, or he who finds not guidance (himself) unless he is guided? what then is the matter with you? How judge ye?"
At the end of the day, it's all about choice, yg mana sdr nak pilih? Panduan Tuhan atau andaian yg manusia/idol/"partner"/shurakāikum menjadi pilihan anda?
Sedara nak pilih percaya pada karut marut pasal jin/hantu/air jampi dengan jampi yg kununnya bersumberkan ayat2 al Qur'an? Sedangkan ayat2 al Qur'an itu BUKAN dan TIDAK berfungsi sebagai mentera. You decide.
Bahananya jatuh pada yg menerima sesuatu yg tidak ada kebenarannya. Tuhan tak rugi apa2, tapi yg dok minum air jampi berbotol2, takut kesudahnya dapat kembung perut semata2 sambil poket makin kosong.
Al Hakim dalam kitabnya Al Mustadrak/Mustadrak Shahihain jilid 11/651 mengeten ...
salikin Post at 13-11-2010 02:38
Adam kalu ikut Classical Arabic tu maksudnya mankind. Boleh juga rujuk Syriac, Aramaic, dan Hebrew kerna kat sana pun ada digunakan perkataan Adam. Dari sekarang, jika salikin baca al Qur'an, cuba lihat pula konteks makna adam sebagai mankind/manusia sejagat sebagai salah satu pilihan makna selain dari makna lazim yg difahami. Bandingkan pilihan2 makna ini dgn kontek keseluruhan ayat. Kemudian buatkan satu rumusan yg rasional.
Kisah2 hadith pasal Tuhan ada kekasih tu kita boleh panjangkan dikesempatan yg lain.
selawat syifa' adalah satu selawat yang direkacipta oleh guru tariqat, lihat jawapan harun din dalam video, dia hanya merujuk kepada kitab melayu lama dan tradisi dulu-dulu... dia kata dulu-dulu orang tak pernah pertikai pun yang pertikai kaum muda kata dia....
Lafaz selawat yang dimaksudkan itu adalah seperti berikut: اللهمّ صَلِّ على سَيِّدِنَا مُحَمَّد طِبِّ القُلُوْبِ وَدَوَائِهَا وَعَافِيَةِ الأبْدَان وَشِفَائِهَا وَنُوْرِ الأبصَارِ وَضِيَائِهَا وَعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ Maksudnya: "Ya Allah! Selawatkanlah ke atas penghulu kami (Nabi) Muhammad, penawar hati dan pengubatnya (hati), penyihat badan dan penyembuhnya (badan), pemberi cahaya penglihatan dan pemancarnya, juga ke atas ahli keluarga dan sahabat Baginda serta berkati sejahterakanlah." (Prof. Dr. Harun Din & Amran Kasimin, Rawatan Pesakit Menurut al-Quran dan al-Sunnah, hal. 32)
Yoep!dlm keghairahan utk mencari kebenaran dan mencegah kebatilan jangan pula kita terlalu gelojoh nak menghukum sesuatu perkara sehingga mensyirikkan dan mengkafirkan seseorang atau sesuatu amalan tanpa kajian yang benar-benar teliti .Sesungguhnya hukum itu mestilah didasari kajian yang amat-amat halus dan berhati-hati .Besor kesalahannya menghukum tanpa asas yang kukuh .
Selawat syifa' adalah satu amalan yang sangat masyhur lebih-lebih lagi ditanah air kita . ianya seakan mendarah daging dalam tubuh alim-ulama serta masyarakat awam , lebih-lebih lagi sekira seseorang itu adalah perawat atau bahasa kampung dipanggil tok bomoh .Mengikut tajribah atau riyadah para pengamal selawat ini mereka mengatakan ianya amat mujarab dalam rawatan menyembuhkan penyakit atau amat berkesan menyejukkan kepanasan yang menimpa seseorang .
Sebelum kite nak menghukum seseorg tu melakukan syirik , sebaiknya kita fahami sebenar-benarnya makna syirik . Syirik adalah suatu perkara yang berlawanan dengan tauhid . Tauhid adalah kita menyembah , meminta dan berdoa hanya semata-mata kepada Allah S.W.T , manakala syirik adalah kita menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain daripadanya dalam ibadah , doa dan sebagainya
Lafaz selawat yang dimaksudkan itu adalah seperti berikut: اللهمّ صَلِّ على سَيِّدِنَا مُحَمَّد طِبِّ القُلُوْبِ وَدَوَائِهَا وَعَافِيَةِ الأبْدَان وَشِفَائِهَا وَنُوْرِ الأبصَارِ وَضِيَائِهَا وَعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ
Selawat syifa' dikatakan syirik kerana salah faham terhadap ayat "طب القلوب" yang dikatakan nabi adalah penyembuh hati-hati . Kalau kita merujuk kepada asal kalimah "طب" kita akan menjumpai maknanya ialah "علاج" dengan makna rawat bukan makna penyembuh .Maka difahami daripada makna ini bahawa selawat adalah satu cara untuk merawat hati . justeru , dimana salahnya jika makna ini digunakan?disudut manakah ianya membawa kepada syirik?.
Kita sering menggunakan ayat "panadol ini ubat yang elok untuk merawat demam" atau "akar kayu ini mujarab untuk penyakit ini".adakah kita akan syirik dengan berkata begitu sedangkan kita beriktikad hanya Allah adalah penyembuh?kalau syirik siapalah yang masih beriman kepada Allah agaknya?
Ada setengah ulama mentakwilkan ayat diatas dengan mengatakan disana terdapat maf'ul mutlak yang dihazaf , maka taqdirnya ialah "اللهم صل على محمد صلاة طب القلوب" . Jika disambung dari awal selawat ianya bermaksud "ya allah cucuri keatas nabi Muhammad selawat yang boleh merawatkan hati-hati dan menjadi ubatnya".ini bermakna selawat adalah satu cara untuk merawat hati-hati bukannya nabi yang menyembuhkan .
Bagi teman tak salah kalau kita tidak mentakwilkan begitu . Apa salahnya kalau kita menganggap nabi juga adalah ubat atau perawat kepada hati-hati manusia?bukankah kedatangan nabi telah merawat hati manusia ketika itu dari segala penyakit jahiliyyah Namun yang menyembuhkan penyakit itu hanyalah Allah S.W.T jua .Bukankah bahasa itu kaya dengan ayat majaz , kinayah dan sebagainya . Tidak salah kita mengatakan nabi adalah perawat dan penyembuh secara majaz namun yang hakiki adalah Allah jua
Teman nak tanye mike ngan sahabat2 mike.... satu soalan , jahilkah ulama kita sehingga soal syirik pun tak mampu dibezakan?apakah mereka yang selama ini berjuang menghapuskan syirik , kurafat dan sebagainya sanggup melakukan perbuatan syirik juga?ha...cube pikior sikit!?!
At the end of the day, it's all about choice, yg mana sdr nak pilih? Panduan Tuhan atau andaian yg manusia/idol/"partner"/shurakāikum menjadi pilihan anda?
Sedara nak pilih percaya pada karut marut pasal jin/hantu/air jampi dengan jampi yg kununnya bersumberkan ayat2 al Qur'an? Sedangkan ayat2 al Qur'an itu BUKAN dan TIDAK berfungsi sebagai mentera. You decide.
Bahananya jatuh pada yg menerima sesuatu yg tidak ada kebenarannya. Tuhan tak rugi apa2, tapi yg dok minum air jampi berbotol2, takut kesudahnya dapat kembung perut semata2 sambil poket makin kosong.
teman xpaham dgn maksud mike...teman tanya pasai lain... ape yg mike kata tentang andaian Allah mencipta Muhammad dahulu barulah diciptakan alam dan isi2 alam tu mengarut dan jauh melencong ???....aleh2 mike terang mcm ni...ni yg buat teman compius ni....teman yg compius ke?mike yg compius ni?adekah ini yg mike maksudkan dalil2 yg soheh tentang betapa mengarutnya andaian tersebut???