CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

Author: cmf_WonBin

Siapa Penghuni Dunia Sebelum Adam?

  [Copy link]
Post time 22-5-2012 02:06 PM | Show all posts
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَثَّ فِيهِمَا مِنْ دَابَّةٍ وَهُوَ عَلَى جَمْعِهِمْ إِذَا يَشَاءُ قَدِيرٌ
“Dan di antara ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan)-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan segala yang Dia sebarkan pada keduanya (langit dan bumi) dari makhluk-makhluk yang melata (Dabbah). Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya”. (Qs. Asy-Syuura 29).

Ayat ini dapat dikatakan berbicara secara global, sebab benda-benda yang berada diantara langit bumi termasuk pula didalamnya bumi, juga planet-planet, bintang-bintang, galaksi-galaksi dan benda-benda lain-nya yang beraneka ragam bentuknya sebagaimana banyak diteliti oleh para ilmuwan. Sedangkan dabbah ini walaupun makna asalnya hewan yang melata, tapi kadangkala bermakna umum termasuk mahkluk berakal seperti manusia dan jin, sebagaimana dalam sebuah ayat,

وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوا مَا تَرَكَ عَلَى ظَهْرِهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِعِبَادِهِ بَصِيرًا

“Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan mening-galkan di atas permukaan bumi suatu dabbah pun akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya”. (Fathir 45).

Al-Baghawi dalam Tafsir (7/427) berkata tentang dabbah dalam ayat diatas,
{مِنْ دَابَّةٍ} كَمَا كَانَ فِي زَمَانِ نُوحٍ أَهْلَكَ اللَّهُ مَا عَلَى ظَهْرِ الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ كَانَ فِي سَفِينَةِ نُوحٍ     
(maksud firman Allah) “dari Dabbah” yaitu sebagai-mana di zamannya Nuh, dimana Allah membinasakan setiap apa yang dipermukaan bumi kecuali siapa yang ada dalam perahu Nuh”.
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 22-5-2012 02:15 PM | Show all posts
Syaikh Mahmud Syukri Al-Alusi rahima-hullahu (w. 1342 H) dalam kitabnya Ma Dalla ‘Alaihi Al-Qur’an Min Ma Yadhadhu Al-Haiah Al-Jadidah Al-Qawimah Al-Burhan hal. 128, berkata menjelaskan Surat Asy-Syuura ayat 29 diatas:

هده الآية تدل بصريحها على وجود حيوانات في السماوات لأن الدابة لاتشمل الْمَلائِكَةُ. لأنه في آيه أخرى قابل بين الدابة و الْمَلك. وهي قوله تعالى :
“Ayat ini secara jelas mengisyaratkan keberadaan hewan-hewan di langit, sebab mahluk melata (Dab-bah) tidak mencakup malaikat, dan didalam ayat lain pun mahluk melata ini malah disandingkan dengan malaikat, yaitu firman Allah:

وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مِنْ دَابَّةٍ وَالْمَلائِكَةُ

“Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan segala apa yang dibumi, dari mahluk melata (Dabbah) dan (juga) para malaikat” (Qs. An-Nahl 49).

بل لايبعد أن يكون في كل سماء حيوانات ومخلوقات علي صور شتي وأحول محتلفة لا نعلمها ولم يذكر في الأجبار شيء منها فقد قال تعالي : وَيَخْلُقُ مَا لا تَعْلَمُونَ

Bahkan tidak terlalu jauh jika dikatakan bahwa disetiap langit ada hewan-hewan dan mahluk-mahluk lain dengan keragaman bentuk dan kondisi mereka yang tidak diketahui dan tidak pernah disebutkan dalam khabar sedikitpun. Sungguh Allah telah ber-firman : Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya. (Qs. An-Nahl 8)”.

Syaikh Al-Alusi rahimahullahu bahkan men-duga sebagian dari dabbah langit itu adalah mukallaf (dibebani kewajiban beragama), beliau melanjutkan:

وعلى القول بوجود حيوانات في السماء , فالأية تدل على أن العقلاء منهم مكلفون أيضا, ودلك قوله تعالى : وَهُوَ عَلَى جَمْعِهِمْ إِذَا يَشَاءُ قَدِيرٌ. أي: حشرهم بعد البعث للمحاسابة . ومعلوم أن غير المكلف لايهشر
“Seandainya kita menerima adanya hewan-hewan langit, maka ayat ini lebih lanjut menunjukan bahwa jenis-jenis yang berakal diantara hewan-hewan langit itu pun dibebani dengan kewajiban sebagai mukallaf.

Hal ini diisyaratkan lewat firman Allah selanjutnya, “Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya”. (Qs. Asy-Syuura 29), yaitu mengum-pulkan mereka setelah dibangkitkan untuk dihisab. Dan sudah maklum adanya bahwa mahluk yang tidak dibebani kewajiban agama (ghaira mukal-laf) tidak ikut dikumpulkan dihari kiamat kelak”
Reply

Use magic Report

Post time 22-5-2012 06:07 PM | Show all posts
Repost dari posting no. 1736 di atas: mungkin ada yang terlepas pandang..

As-Suyuthi di dalam Luqath al-Marjan fi al-Ahkam al-Jan menyebutkan bahwa Muqatil dan Juwaibir memberitahukan dari Adh-Dhahhak, dari Ibn Abbas, ia mengatakan, “Ketika Allah hendak menciptakan Adam, Ia berkata kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang khalifah di muka bumi ini.’ Kemudian, malaikat bertanya, ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu makhluk yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah’.” Ibn Abbas berkata, “Para malaikat tidak mengetahui sesuatu yang gaib. Mereka menganggap perbuatan anak Adam seperti perbuatan para jin. Sehingga, mereka mengatakan apakah Tuhan akan menjadikan makhluk yang suka merusak seperti bangsa jin membuat kerusakan dan suka menumpahkan darah, sebagaimana bangsa jin menumpahkan darah, seperti perbuatan yang mereka lakukan dengan membunuh nabi mereka yang bernama Yusuf.”

As-Suyuthi mengomentari riwayat-riwayat di atas bahwa sanad-sanadnya rusak. Abu Hudzaifah seorang yang suka berbuat kebohongan, Juwaibir diabaikan perkataannya, sedangkan Adh-Dhahhak tidak mendengarkan secara langsung dari Ibn Abbas.

Tetapi, Al-Hakim meriwayatkan di dalam kitab Al-Mustadrak dan menganggap sahih sebuah riwayat dari Ibn Abbas, yang ia mengatakan, “Allah berkata, ‘Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di bumi ini.’ Mereka (para malaikat) bertanya, ‘Apakah Engkau akan menjadikan makhluk yang suka membuat kerusakan dan melakukan pertumpahan darah?’ Dua ribu tahun sebelum itu telah diciptakan jin; mereka membuat kerusakan dan melakukan pertumpahan darah. Lalu, Allah mengutus tentara dari kelompok malaikat. Para tentara itu memukul para jin, sehingga mereka terdampar di kepulauan laut. Karena itu, ketika Allah berkata kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi ini,’ mereka berkata, ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu makhluk yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,’ sebagaimana yang telah diperbuat oleh para jin.”
Reply

Use magic Report

Post time 23-5-2012 02:01 AM | Show all posts
tanya saja dgn allah bila dah mati nanti... berapa banyak nak bukak thread benda yg sama!
Reply

Use magic Report

Post time 24-5-2012 11:16 AM | Show all posts
Reply 1750# acescripters

As-Suyuthi mengomentari riwayat-riwayat di atas bahwa sanad-sanadnya rusak. Abu Hudzaifah seorang yang suka berbuat kebohongan, Juwaibir diabaikan perkataannya, sedangkan Adh-Dhahhak tidak mendengarkan secara langsung dari Ibn Abbas.


hahahahhaaaa


assayuti dah comment yg sanad nye itu biol dan penipu... lagi mau ikut


suke copy paste.. sampai x sempat nak bace.. ape lagi nak paham kan
Reply

Use magic Report

Post time 24-5-2012 01:01 PM | Show all posts
siapa yg tidak sempat baca? sila fahami apa yg disampaikan ...

As-Suyuthi mengomentari riwayat-riwayat di atas bahwa sanad-sanadnya rusak. Abu Hudzaifah seorang yang suka berbuat kebohongan, Juwaibir diabaikan perkataannya, sedangkan Adh-Dhahhak tidak mendengarkan secara langsung dari Ibn Abbas.

Tetapi, Al-Hakim meriwayatkan di dalam kitab Al-Mustadrak dan menganggap sahih sebuah riwayat dari Ibn Abbas, yang ia mengatakan, “Allah berkata, ‘Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di bumi ini.’ Mereka (para malaikat) bertanya, ‘Apakah Engkau akan menjadikan makhluk yang suka membuat kerusakan dan melakukan pertumpahan darah?’ Dua ribu tahun sebelum itu telah diciptakan jin; mereka membuat kerusakan dan melakukan pertumpahan darah. Lalu, Allah mengutus tentara dari kelompok malaikat. Para tentara itu memukul para jin, sehingga mereka terdampar di kepulauan laut. Karena itu, ketika Allah berkata kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi ini,’ mereka berkata, ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu makhluk yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,’ sebagaimana yang telah diperbuat oleh para jin.”

cuba pegi rujuk semula riwayat di atas dengan dibawah? posting no. 1736
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 24-5-2012 01:28 PM | Show all posts
tanya saja dgn allah bila dah mati nanti...  berapa banyak nak bukak thread benda yg sama!
mero Post at 23-5-2012 02:01 AM



Imam Syafi’i menegaskan, “Milikilah kepandaian berbicara dengan banyak berdiam, dan milikilah kepandaian dalam mengambil keputusan dengan berfikir.” (Mau’idhatul Mu’minin)

Abu Darda’ seorang sahabat yang terkenal pernah ditanya tentang amalan yang paling utama, dia menjawab, “Tafakur.”

Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya: “Bertafakur sesaat adalah lebih baik daripada beribadat setahun.” Riwayat ad-Dailani

Rasulullah saw. pernah bersabda, “Berfikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu berfikir tentang zat Allah.” (HR Abu Nu’aim)
Reply

Use magic Report

Post time 24-5-2012 01:33 PM | Show all posts
Reply 1753# acescripters

Tetapi, Al-Hakim meriwayatkan di dalam kitab Al-Mustadrak dan menganggap sahih


Al Hakim??? maksud ko imam syiah ni????:










Hahahaahahaha... asal boleh.. walaupun dah terang2 dia fahaman syiah.. asal dia sokong fahaman jin ko pun boleh jadikan panduan hidup
   

Grow up dude... kejap mahabrata.. kejap kitab syiah jadik ikutan.. bawak2 laa bertobat..  
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 24-5-2012 01:37 PM | Show all posts
Reply 1755# unekspekted_XII


    Terima kasih kerana dapat mencari siapakah beliau ..
saya pun tercari-cari juga tp tak jumpa ..
minta rujukan plz..
Reply

Use magic Report

Post time 24-5-2012 10:01 PM | Show all posts
Imam Syafi’i menegaskan, “Milikilah kepandaian berbicara dengan banyak berdiam, dan milikila ...
acescripters Post at 24-5-2012 13:28

ayat saja cantikkkk....  masalahnya berfaedah sgt ka apa yg diperbincangkan?
Reply

Use magic Report

Post time 24-5-2012 10:02 PM | Show all posts
lepas tu bergaduh sesama sendiri... bukak thread benda yg sama byk2 nak tunjuk sapa pandai sapa bodo
Reply

Use magic Report

Post time 24-5-2012 10:05 PM | Show all posts
setakat pandai copy paste, tempek2 hadis, ayat2 al quran tu hebat sgt ka, camtu ka cara korang nak pamerkan kepandaian korang? ayat2 al-quran pun entah dari mana sumbernya... entah betul entah tidak
Reply

Use magic Report

Post time 20-6-2012 02:48 PM | Show all posts
setakat pandai copy paste, tempek2 hadis, ayat2 al quran tu hebat sgt ka, camtu ka cara korang nak p ...
mero Post at 24-5-2012 22:05


sekadar tambah pengetahuan apa salahnya...
Reply

Use magic Report

Post time 20-6-2012 10:51 PM | Show all posts
Walaupun berfahaman syiah, bukan bermaksud dia 100% salah.
Last edited by thessailly on 2-11-2012 01:39 PM

Reply

Use magic Report

Post time 20-6-2012 10:58 PM | Show all posts
Tak ramai akal2 yg dpt menilai isu ni ngn baik..akal tak sampai...tu pemerhatian aku.

Highlight benda ni...

Rasulullah saw. pernah bersabda, “Berfikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu berfikir tentang zat Allah.” (HR Abu Nu’aim)


Apa status hadis ni eh? Sahih ke?
-aku ternampak jilid sahih muslim dlm masjid..ada banyk rupenye hadis2 sahih muslim..berjilid-jilid..
Reply

Use magic Report

Post time 24-6-2012 07:51 PM | Show all posts
Post Last Edit by craduza at 24-6-2012 19:53

hmmm... masih byk yg perlu d pelajari...
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 26-6-2012 11:01 PM | Show all posts
Prefer baca pendapat/idea yang telah dirumuskan daripada baca artikel yang dicut and paste... berjela jela lak tue....

Suggest, kalo nak berdebat... baca dulu artikel tue dan kemudiannya dirumuskan/diringkaskan... so, porumers lain pun enjoy dan seronok nak membaca perdebatan uols... tapi jangan lupa kasi link/source... supaya porumers lain dapat membaca artikel tersebut sekiranya memerlukan pencerahan yang lebih lanjut...

Sekadar memberi pendapat jer... jenuh ar membaca artikel yang dicut and paste... berjela jela dan penuh ngan gambar lak tue ...
Reply

Use magic Report

Post time 7-8-2012 03:20 AM | Show all posts
Fiqhislam.com - Surat al-Fatihah, awal surat dalam al-Qur'an itu ternyata menyiratkan perintah untuk belajar sejarah. Mungkin banyak yang tidak sadar, walau setiap hari setiap muslim pasti mengucapkannya. Tidak sekali bahkan. Tetapi banyak yang tidak menyadari sebagaimana banyak yang tidak mempunyai kesadaran untuk membaca, mengkaji, mendalami sejarah Islam.
        Bermula dari doa seorang muslim setiap harinya:
        اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ
        "Tunjukilah kami jalan yang lurus." (QS. al-Fatihah: 6)

        Jalan lurus, yang oleh para mufassir ditafsirkan sebagai dienullah Islam itu, dengan gamblang digambarkan dengan ayat selanjutnya dalam al-Fatihah:
        صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ ولاَ الضَّالِّينَ
        "(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
        Di sinilah perintah tersirat untuk belajar sejarah itu bisa kita dapatkan. Ada tiga kelompok yang disebutkan dalam ayat terakhir ini;

           
  •                 Kelompokyang telah diberi nikmat oleh Allah
           
  •                 Kelompok yang dimurkai Allah
           
  •                 Kelompok yang sesat
        Ketiga kelompok ini adalah generasi yang telah berlalu. Generasi di masa lalu yang telah mendapatkan satu dari ketiga hal tersebut.

        Kelompok pertama, generasi yang merasakan nikmat Allah.
        Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya (Tafsir Ibnu Katsir 1/140, al-Maktabah al-Syamilah) menjelaskan bahwa kelompok ini dijelaskan lebih detail dalam Surat an-Nisa: 69-70,
        وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا * ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا
        "Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. an-Nisa: 69-70)
        Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui."
        Ada kata penghubung yang sama antara ayat ini dengan ayat dalam al-Fatihah di atas. Yaitu kata (أنعم) yaitu mereka yang telah dianugerahi nikmat. Sehingga Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat dalam al-Fatihah tersebut dengan ayat ini.
        Mereka adalah: Para nabi, para shiddiqin, para syuhada' dan para shalihin. Kesemua yang hadir dalam dalam doa kita, adalah mereka yang telah meninggal.
        Ini adalah perintah tersirat pertama agar kita rajin melihat sejarah hidup mereka. Untuk tahu dan bisa meneladani mereka. Agar kita bisa mengetahui nikmat seperti apakah yang mereka rasakan sepanjang hidup. Agar kemudian kita bisa mengikuti jalan lurus yang pernah mereka tempuh sekaligus bisa merasakan nikmat yang telah mereka merasakan.
        Perjalanan hidup mereka tercatat rapi dalam sejarah. Ukiran sejarah abadi mengenang, agar menjadi pelajaran bagi setiap pembacanya.
        Kelompok kedua, mereka yang dimurkai Allah.
        Imam Ibnu Katsir (Tafsir Ibnu Katsir 1/141, al-Maktabah al-Syamilah) kembali menjelaskan bahwa mereka yang mendapat nikmat adalah mereka yang berhasil menggabungkan antara ilmu dan amal. Adapun kelompok yang dimurkai adalah kelompok yang mempunyai ilmu tetapi kehilangan amal. Sehingga mereka dimurkai.
        Kelompok ini diwakili oleh Yahudi. Sejarah memang mencatat bahwa mereka yang menentang Nabi Muhammad sekalipun, sesungguhnya tahu dengan yakin bahwa Muhammad adalah Nabi yang dijanjikan dalam kitab suci mereka akan hadir di akhir zaman.
        Sekali lagi, mereka bukanlah masyarakat yang tidak berilmu. Justru mereka telah mengantongi informasi ilmu yang bahkan belum terjadi dan dijamin valid. Informasi itu bersumber pada wahyu yang telah mereka ketahui dari para pemimpin agama mereka.
        "Demi Allah, sungguh telah jelas bagi kalian semua bahwa dia adalah Rasul yang diutus. Dan dialah yang sesungguhnya yang kalian jumpai dalam kitab kalian...." kalimat ini bukanlah kalimat seorang shahabat yang sedang bedakwah di hadapan Yahudi. Tetapi ini adalah pernyataan Ka'ab bin Asad, pemimpin Yahudi Bani Quraidzah. Dia sedang membuka ruang dialog dengan masyarakatnya yang dikepung oleh 3000 pasukan muslimin, untuk menentukan keputusan yang akan mereka ambil.
        Maka benar, bahwa Yahudi telah memiliki ilmu yang matang, tetapi mereka tidak mau mengikuti kebenaran tersebut. Inilah yang disebut oleh Surat al-Fatihah sebagai masyarakat yang dimurkai. Para ulama menjelaskan bahwa tidaklah kaum Bani Israil itu diberi nama Yahudi dalam al-Qur'an kecuali dikarenakan setelah menjadi masyarakat yang rusak.
        Rangkaian doa kita setiap hari ini menyiratkan pentingnya belajar sejarah. Untuk bisa mengetahui detail bangsa dimurkai tersebut, bagaimana mereka, seperti apa kedurhakaan mereka, ilmu apa saja yang mereka ketahui dan mereka langgar sendiri, apa saja ulah mereka dalam menutup mata hati mereka sehingga mereka berbuat tidak sejalan dengan ilmu kebenaran yang ada dalam otak mereka. Sejarah mereka mengungkap semuanya.


Reply

Use magic Report

Post time 7-8-2012 03:22 AM | Show all posts
Kelompok ketiga, mereka yang sesat.
Para ulama tafsir menjelaskan bahwa bagian dari penafsirannya adalah masyarakat nasrani. Masyarakat ini disebut sesat karena mereka memang tidak mempunyai ilmu. Persis seperti orang yang hendak berjalan menuju suatu tempat tetapi tidak mempunyai kejelasan ilmu tentang tempat yang dituju. Pasti dia akan tersesat jalan.
Kelompok ketiga ini kehilangan ilmu walaupun mereka masih beramal.
Masyarakat ini mengikuti para pemimpin agamanya tanpa ilmu. Menjadikan mereka perpanjangan lidah tuhan. Sehingga para pemimpin agamanya bisa berbuat semaunya, menghalalkan dan mengharamkan sesuatu.
Sebagaimana yang jelas tercantum dalam ayat:
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (Qs. at-Taubah: 31)
Kisah' Adi bin Hatim berikut ini menjelaskan dan menguatkan ayat di atas,
عَنْ عَدِىِّ بْنِ حَاتِمٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : أَتَيْتُ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم وَفِى عُنُقِى صَلِيبٌ مِنْ ذَهَبٍ قَالَ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ. قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُمْ لَمْ يَكُونُوا يَعْبُدُونَهُمْ. قَالَ : أَجَلْ وَلَكِنْ يُحِلُّونَ لَهُمْ مَا حَرَّمَ اللَّهُ فَيَسْتَحِلُّونَهُ وَيُحَرِّمُونَ عَلَيْهِمْ مَا أَحَلَّ اللَّهُ فَيُحَرِّمُونَهُ فَتِلْكَ عِبَادَتُهُمْ لَهُمْ
Dari 'Adi bin Hatim radhiallahu anhu berkata: Aku mendatangi Nabi shallallahu alaihi wasallam dan di leherku ada salib terbuat dari emas, aku kemudian mendengar beliau membaca ayat: Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah
Aku menyatakan: Ya Rasulullah sebenarnya mereka tidak menyembah rahib-rahib itu.
Nabi menjawab: Benar. Tetapi para rahib itu menghalalkan untuk mereka apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, maka itulah peribadatan kepada para rahib itu. (HR. Tirmidzi dan Baihaqi, dihasankan oleh Syekh al-Albani)
Bagaimanakah mereka masyarakat nasrani menjalani kehidupan beragama mereka? Bagaimanakah mereka menjadikan pemimpin agama mereka menjadi perwakilan tuhan dalam arti boleh membuat syariat sendiri? Di manakah kesesatan mereka dan apa efeknya bagi umat Islam dan peradaban dunia?
Semuanya dicatat oleh sejarah
Inilah doa yang selama ini kita mohonkan dalam jumlah yang paling sering dalam keseharian kita.
Al-Fatihah yang merupakan surat pertama. Bahkan surat pertama yang biasanya dihapal terlebih dahulu oleh masyarakat ini. Surat utama yang paling sering kita baca. Surat yang mengandung doa yang paling sering kita panjatkan.
Siratan perintah untuk belajar sejarah sangat kuat terlihat. Maka sangat penting kita memperhatikan kandungan surat yang paling akrab dengan kita ini.
Agar terbukti dengan baik dan benar doa kita;
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ . صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ


Sumber


Reply

Use magic Report

Post time 7-8-2012 03:28 AM | Show all posts


Bak kata Albert Einstein, Ego berkadar songsang dengan Ilmu.

Lebih pengetahuan kuranglah ego tapi kurang pengetahuan lebihnya ego.

Semakin bertambah ilmuku, semakin merasai akan jahilnya diriku. (Al-Ghazali)

Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT


Forum Hot Topic

 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

2-12-2024 07:58 AM GMT+8 , Processed in 0.089064 second(s), 27 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list