Buang Air Besar Sembarangan pun Masih Ditemukan di Kota Besar Firdaus Anwar - detikHealth Jumat, 17/03/2017 14:33 WIB
Jakarta, Untuk menjamin kualitas air minum dan sanitasi yang bersih, warga selalu diimbau agar jangan buang air besar sembarangan (BABS). Meski biasanya gerakan sosialisasi dan edukasi untuk hal tersebut umumnya fokus dilakukan di daerah, namun bukan berarti masalah serupa tak ditemukan di kota besar.
Seperti untuk Jakarta misalnya, Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan dr Imran Agus Nurali, SpKO, mengatakan masih tetap ada warga yang BABS. Hanya saja bentuknya mungkin berbeda dari perilaku BABS warga desa yang dilakukan di luar ruangan.
"Dia (warga kota -red) mungkin sudah pakai septic tank tapi kemudian dikeluarkan paralonnya lari ke kali. Itu sama saja seperti buang air besar sembarangan karena akan mencemari lingkungan," kata dr Imran dalam temu media di Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan (17/3/2017).
Masalah septic tank yang dibuang langsung ke kali tersebut membuat akses sanitasi Jakarta masih di angka 73 persen. Artinya ada hampir 30 persen kepala keluarga (KK) belum memiliki sanitasi yang dianggap baik.
Padatnya penduduk disebut jadi pemicu mengapa pada akhirnya terjadi masalah sanitasi di daerah kota besar. Oleh karena itu untuk perkotaan solusi yang saat ini dijalankan oleh pemerintah adalah dengan memakai septic tank komunal.
Sekitar 100-200 KK dibuatkan septic tank bersama sehingga penampungan limbahnya bisa lebih tertata. Karena masalah lahan yang semakin sempit dr Imron mengatakan sudah tidak mungkin tiap KK memiliki septic tank sendiri.
"Melakukan pengolahan yang komunal. Karena kalau sendiri-sendiri sudah tidak bisa lagi," pungkas dr Imron.
|