CARI Infonet

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

View: 2341|Reply: 0

Sang Penakluk Sargon dari Akkad (sekitar 3500 - 2300 tahun SM)

  [Copy link]
Post time 3-4-2017 06:07 AM | Show all posts |Read mode
Edited by 3_abdul at 2-4-2017 10:09 PM




Sumeria (sekitar 3.500 - 2.300 tahun SM) adalah salah satu peradaban kuno di Timur Tengah, yang terletak di sebelah selatan Mesopotamia (tenggara Irak) dari catatan terawal abad ke-4 SM sampai munculnya Babilonia pada abad ke-3 SM. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Sumeria.

Mereka telah mengenal bercocok tanam dan sudah memiliki sistem pengairan. Bangunan-bangunan mereka dibuat dari lumpur. Mereka menganut agama politheisme.

Bangsa Sumeria merupakan bangsa yang pertamakali mendiami kawasan Mesopotamia, sehingga bangsa Sumeria pantas disebut sebagai penduduk asli Mesopotamia. Bangsa Sumeria datang dari wilayah Asia Kecil sekitar tahun 3.500 tahun SM. Pada awalnya, bangsa Sumeria mengolah lahan pertanian yang subur sebagai mata pencahariannya. Lama kelamaan, bangsa Sumeria dapat membangun sistem pengairan untuk menanggulangi banjir dan menyalurkan air ke lahan-lahan pertanian, seperti sistem irigasi dan kanal. Dengan hasil pertanian yang melimpah, bangsa Sumeria sekitar tahun 3.000 tahun SM membangun 12 kota-kota besar, di antaranya kota Ur, Uruk, Lagash, dan Nippur.

Pada awalnya, kota-kota tersebut merupakan kota-kota yang berdiri sendiri, sehingga disebut negara kota. Kemudian terjadilah peperangan di antara kota-kota tersebut dan yang kalah akan menjadi bawahan kota yang menang yang lama kelamaan memunculkan sistem pemerintahan kerajaan. Bangsa Sumeria mencapai masa kejayaannya saat dipimpin oleh Raja Ur-Nammu. Namun, sekitar tahun 2.300 SM, bangsa Sumeria dapat ditaklukkan oleh bangsa Akkadia di bawah pimpinan Raja Sargon.

Akkadia sendiri adalah kekaisaran yang berpusat di kota Akkad serta daerah sekitarnya di Mesopotamia kuno yang menyatukan semua orang asli Akkad penutur bahasa Semit dan bahasa Sumeria di bawah satu kekuasaan.

Selama milenium ke-3 SM, berkembang simbiosis kebudayaan yang dekat antara bangsa Sumeria dan bangsa Akkadia yang Semit, yang meliputi penyebaran bilingualisme. Bahasa Akkadia secara perlahan menggantikan bahasa Sumeria sebagai bahasa lisan utama pada peralihan milenium ke-3 dan ke-2 SM.

Kekaisaran Akkadia mencapai puncak kejayaannya antara abad ke-24 dan ke-22 SM, menyusul penaklukan-penaklukan oleh pendirinya, Sargon dari Akkad (2334–2279 SM). Di bawah Sargon dan para penerusnya, bahasa Akkadia secara singkat disebarkan ke negara-negara taklukan Akkadia seperti Elam. Beberapa pihak menganggap Akkadia sebagai kekaisaran pertama dalam sejarah.

Sargon dari Akkad



Sargon dari Akkad Kaisar Akkadia Semitik yang terkenal atas penaklukan kota-negeri Sumeria pada abad ke-22 dan 23 SM. Pendiri Dinasti Akkadia, Sargon memerintah selama kuartal terakhir milenium ketiga SM. Ia menjadi anggota terkemuka dari pengadilan kerajaan Kish, membunuh raja dan merebut takhta-nya sebelum memulai pencarian untuk menaklukkan Mesopotamia. Sargon adalah seorang Jendral yang brilian dan dikendalikan wilayah Mesopotamia dengan cara pasukannya yang luas. Dia menciptakan kehadiran yang unggul oleh terus bepergian dari satu kota ke kota dengan pasukan di belakangnya.

Sargon, menurut kisah Sumeria, adalah anak seorang lelaki miskin, kemungkinan tukang kebun, dengan seorang pendeta tinggi wanita Akkadia. Ibunya membuangnya dengan menaruhnya dalam sebuah keranjang gelagah dan menghanyutkannya ke sungai, mirip dengan kisah Musa seribu tahun setelahnya. Sargon diselamatkan, berteman dengan dewi Ishtar, dan dibesarkan di istana raja.

Setelah dewasa, Sargon mendirikan sebuah kota baru yang disebut Akkad, dan menjadi rajanya. Ia kemudian menaklukan satu per satu wilayah di sekitarnya. Pada akhirnya, ia berhasil mendirikan kekaisaran pertama di dunia, yaitu Kekaisaran Akkadia. Sargon juga membawa gagasan baru bahwa raja harus diteruskan oleh putranya. Sebelumnya raja di Asia Barat dipilih oleh orang-orang kaya di kota yang bersangkutan.

Ia juga membantu menyatukan kekiasarannya dengan menjadikan putrinya, Enheduanna, sebagai pendeta tinggi seumur hidup untuk dewa bulan Nanna di Ur, serta pendeta tinggi dewa langit An di Uruk. Enheduanna pun menjadi sangat berkuasa. Ia menulis dua himne panjang, yang isinya menyatakan bahwa kekaisaran Sargon memang sudah ditakdirkan untuk bersatu. Ia adalah penulis pertama di dunia yang namanya kita ketahui.

Anak-anak Sargon menggantikan dia menjadi raja Akkadia setelah ia meninggal. Akan tetapi mereka dibunuh, sehingga cucu Sargon, Naram-Sin naik tahta. Ia berkuasa lama, yakni 56 tahun, dan amat berhasil. Kekaisaran Akkadianya terbentang dari Lebnon hingga pesisir Laut Tengah, ke utara hingga Turki dan ke selatan hingga Teluk Persia.

Naram-Sin digantikan oleh putranya Shar-kali-Sharri, namun Shar-kali-Sharri gagal mempertahankan Kekaisaran Akkadia, dan sekitar 2100 SM kekaisaran ini secara perlahan-lahan terpecah menjadi banyak kerajaan dan kota kecil, seperti pada masa Sumeria.[ach/berbagai sumber]

http://rimanews.com/budaya/peradaban-sejarah/read/20140515/151192/Sargon-dari-Akkad-Sang-Penakluk-Sumeria


cc   @FOTHER-MUCKER    @dwdrum     
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CARI Infonet

17-4-2024 12:36 AM GMT+8 , Processed in 0.421455 second(s), 24 queries .

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list