|
Setiap tahun, Asian Development Bank (ADB) merilis sebuah update laporan tentang analisa ekonomi, termasuk laporan tentang kemacetan kota di 45 negara anggota ADB.
Dari laporan tersebut, terungkap bahwa rata-rata kemacetan di seluruh kota adalah 1,24 atau diperlukan waktu 24% lebih banyak untuk melakukan perjalanan di jam sibuk. Hasil tersebut diambil dari 278 kota. Semakin tinggi nilai tersebut, artinya semakin parah kemacetan pada kota tersebut.
Untuk kota-kota besar di Asia Tenggara, Metro Manila menjadi kota dengan tingkat kemacetan tertinggi. Nilai di Kota di Filipina tersebut menyentuh angka 1,5. Disusul dengan Kuala Lumpur, Malaysia, yang menyentuh garis 1,4. Diposisi ke-3 ada Kota Yangon, yang harus menerima tingkat kemacetan hamper menyentuh angka 1,4.
Bagaimana dengan posisi kota-kota di Indonesia?
Meskipun masuk dalam daftar tersebut, setidaknya Indonesia tidak masuk dalam 10 besar kota termacet di Asia. Sayangnya, Kota Bandung berada di posisi ke-14 dengan nilai hamper menyentuk angka 1,2. Kemudian Jakarta di posisi ke-17 dengan nilai yang tidak jauh dari Kota Bandung.
Kota Pahlawan, Surabaya, juga masuk dalam daftar tersebut, tepatnya di posisi ke-20. Ternyata angka tersebut dapat mengalahkan Singapore yang berada di nomor-18.
|
|