CARI Infonet

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

View: 3103|Reply: 4

Seni Islam

[Copy link]
Post time 24-7-2007 03:14 PM | Show all posts |Read mode
Apakah  seni suara (nyanyian) harus dalam bahasa Arab? ataukah
harus berbicara tentang ajaran Islam? Dengan tegas  jawabannva
adalah: Tidak. Dalam konteks ini, Muhammad Quthb menulis.

     Kesenian Islam tidak harus berbicara tentang Islam.
     Ia tidak harus berupa nasihat langsung, atau anjuran
     berbuat kebajikan, bukan juga penampilan abstrak
     tentang akidah. 'Seni yang Islami adalah seni yang
     dapat menggambarkar wujud ini, dengan bahasa yang
     indah serta sesuai dengan cetusan fitrah. Seni Islam
     adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi
     pandangan Islam tentang alam, hidup, dan manusia yang
     mengantar menuju pertemuan sempurna antara kebenaran
     dan keindahan. Boleh jadi seseorang menggambarkan
     Muhammad Saw. dengan sangat indah sebagai tokoh
     genius yang memiliki berbagai keistimewaan.
     Penggambaran semacam ini belum menjadikan karya seni
     yang ditampilkannya adalah seni yang Islami, karena
     ketika itu ia baru menampilkan beliau sebagai
     manusia, tanpa menggambarkan hubungan beliau dengan
     hakikat mutlak yaitu Allah Swt. Penggambaran itu
     tidak sejalan dengan pandangan Islam menyangkut
     manusia. (Baca selengkapnya Manhaj Al-Tarbiyah
     Al-Islamiyah. hlm. 119).

Anda boleh memilih objek dan cara menampilkan seni. Anda boleh
menggambarkan  kenyataan  yang  hidup dalam masyarakat di mana
Anda berada. Anda boleh memadukannya dengan  apa  saja,  boleh
berimajinasi  karena  lapangan seni Islami adalah semua wujud,
tetapi sedikit catatan, yaitu jangan  sampai  seni  yang  Anda
tampilkan  bertentangan  dengan  fitrah  atau  pandangan Islam
tentang wujud itu sendiri. Jangan sampai,  misalnya  pemaparan
tentang  manusia  hanya  terbatas  pada jasmaninya semata atau
yang ditonjolkan hanya  manusia  dalam  aspek  debu  tanahnya,
tidak  disertai  dengan  unsur  roh  Ilahi  yang menjadikannya
sebagai manusia.

Jika catatan ini diindahkan, maka pada  saat  itu  pula,  seni
telah  mengayunkan  langkah  untuk  berfungsi  sebagai  sarana
dakwah Islamiyah.

Islam, melalui sumber  utamanya  Al-Quran,  bahkan  melukiskan
dengan  sangat  indah,  kelemahan-kelemahan  manusia;  gejolak
nafsu berahi pun ditampilkannya, Dan dirayunya pemuda yang ada
di  rumahnya?  ditutupnya  semua  pintu  amat  rapat.  Ssambil
berkata Inilah daku. Sesunguhnya dia telah bermaksud melakukan
itu  dan  pemuda  itu  pun bermaksud ... Begitu sekelumit dari
sisi kelemahan manusia yang  diabadikan  oleh  Al-Quran  dalam
kisah  Yusuf (QS 12: 23-24). Tetapi Al-Quran tidak larut dalam
melukiskannya --karena ini dapat  menghanyutkan,  tetapi  juga
dia  tidak berhenti sampai di sana. Karena itu baru aspek debu
tanah  manusia,  kisahnya  dilanjutkan  dengan   menggambarkan
kesadaran  para  pelaku,  sehingga  pada akhirnya bertemu debu
tanah dan ruh Ilahi itu pada sosok kedua hamba Allah itu.

Allah  Swt.  meyakinkan  manusia  tentang   ajarannya   dengan
menyentuh  seluruh  totalitas manusia, termasuk menyentuh hati
mereka melalui seni yang  ditampilkan  Al-Quran,  antara  lain
melalui  kisah-kisah  nyata  atau  simbolik  yang  dipadu oleh
imajinasi:  melalui  gambaran-gambaran  konkret  dari  gagasan
abstrak  yang  dipaparkan  dalam  bahasa  seni  yang  mencapai
puncaknya. Dapat dipastikan bahwa  Al-Quran  menggunakan  seni
untuk dakwah, dan dapat pula dipastikan bahwa selama ini, kita
belum memanfaatkan secara maksimal apalagi  mengembangkan  apa
yang dicontohkan Al-Quran itu.

Kalau  Al-Quran  menggambarkan  dalam  bahasa  lisan sikap dan
gejolak hati manusia, maka tentu tidak ada salahnya jika sikap
dan gejolak hati itu digambarkan dalam bentuk bahasa gerak dan
mimik, bersama dengan bahasa lisan. Itulah salah  satu  contoh
pengembangan,  karena  menjadikan  Al-Quran  sebagai  petunjuk
bukan berarti kita harus menirunya dalam  segala  hal,  tetapi
dalam   bidang  seni  misalnya,  ia  berarti  menghayati  jiwa
bimbingan  dan  nafas  penampilannya,  kemudian  setelah   itu
mempersilakan  setiap  seniman  untuk  menerjemahkan  jiwa dan
nafas tersebut dalam kreasi seninya.

Al-Quran misalnya menjadikan kisah sebagai salah  satu  sarana
pendidikan  yang  sejalan  dengan  pandangannya  tentang alam,
manusia, dan kehidupan. Maka pada saat  seseorang  menggunakan
kisah sebagai sarana pendidikan seni dan hiburan dengan tujuan
memperhalus budi,  mengingatkan  tentang  jati  diri  manusia,
menggambarkan akibat baik atau buruk dan satu pengamalan, maka
pada saat itu,  seni  yang  ditampilkannya  adalah  seni  yang
bernafaskan Islam, walaupun di celah-celah kisahnya dilukiskan
kelemahan  manusia  dalam  batas  dan  penampilan  yang  tidak
mendorong kejatuhannya.

Al-Quran  dan  sunnah  misalnya  melukiskan alam dengan begitu
indah, berdialog, dan bersambung rasa dengan manusia. Dan pada
saat  kita  menikmati suatu lukisan yang hidup, maka kisah itu
telah memerankan pandangan  Islam  tentang  alam,  tidak  jauh
berbeda  dengan  ungkapan Rasulullah Saw. ketika melukiskannya
dengan bahasa lisan

     Gunung ini (Uhud) mencintai kita dan kita pun
     mencintainya

Memang Al-Quran, demikian juga  sunnah,  sangat  memperhatikan
sisi  hidup  pada  penggambaran  yang diberikannya. Perhatikan
bagaimana Al-Quran melukiskan tanah yang gersang sebagai tanah
yang  mati,  dan tanah vang subur sebagai tanah yang hidup (QS
Al-Baqarah [2]:  164).  Bahkan  dengarkan  bagaimana  Al-Quran
melukiskan  alam  raya  ini bagai sesuatu yang hidup dan mampu
berdialog.

     Kemudian Allah menuju kepada penciptaan langit, dan
     langit (ketika itu) masih merupakan asap, lalu Dia
     berkata kepadanya dan kepada bumi, Datanglah kamu
     berdua menurut perintah-Ku suka atau tidak suka!
     Keduanya menjawab, Kami datang dengan suka hati (QS
     Al-Fushshilat [41]: 11).

Bahkan segala sesuatu hidup bertasbih kepada Allah:

     Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di
     dalamnya bertasbih kepada-Nya (Allah). Tiada sesuatu
     pun melainkan bertasbih. dengan memuji-Nya, tetapi
     kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.
     Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun. Lagi Maha
     Pengampun (QS Al-Isra[17]: 44).

Tentu penggambaran alam raya ini sebagai sesuatu  yang  hidup,
bukan sekadar bertujuan seni, tetapi untuk mengingatkan kepada
manusia bahwa alam raya adalah sesuatu yang hidup dan memiliki
kepribadian.   Sehingga   manusia   perlu   menjalin  hubungan
persahabatan dengannya, atau  paling  tidak  alam  raya  perlu
dipelihara,    dijaga   kesinambungannya   serta   dilimpahkan
kepadanya rahmat dan kasih sayang.

oleh Dr. M. Quraish Shihab, M.A.

Rate

1

View Rating Log

Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 26-3-2008 10:24 AM | Show all posts

salam

Tak perasan lak thread ni...
Reply

Use magic Report

Post time 26-3-2008 12:34 PM | Show all posts
Seni Islam adalah seni yang mempunyai fungsi. Ia adalah suatu yang digunakan untuk keselesaan dan kegunaan manusia bagi tujuan mendekatkan diri mereka kepada Yang Maha Pencipta.
Seni Islam mempunyai nilai2 estetik yang tinggi diperolehi oleh pengkaryanya melalui satu pengalaman hasil pengembaraan mereka menuju Tuhan. Justeru dalam seni Islam pengkarya itu tidak penting tapi yang lebih utama ialah apa yang dihasilkannya. Dari itu juga seniman2 Islam tidak pernah berasa bangga terhadap diri mereka apa lagi untuk menunjukkan riak.
Contoh2 seni Islam ialah seperti Senibina, ukiran2 kayu atau logam, pakaian2 dari kreativiti tekstil dsbnya.

Lukisan2 di kanvas dan arca2 yang terdapat dalam Senihalus bukan tradisi seni Islam. Ia adalah dari budaya Barat yang hanya mengajak manusia berkhayal dan membuang masa merenung suatu yang tidak berfaedah. Ia mengajak manusia juga untuk lalai menghasilkan suatu yang sia-sia.

Rate

1

View Rating Log

Reply

Use magic Report

Post time 29-3-2008 09:22 PM | Show all posts

Reply #1 316's post

muqarnas di al-hambra terbayang dikepalaku.....  
Reply

Use magic Report

Post time 30-3-2008 02:12 PM | Show all posts
Originally posted by redsinner at 29-3-2008 09:22 PM
muqarnas di al-hambra terbayang dikepalaku.....  


Tak pernah pergi alhambra tapi kalau seni muqarnas ini tak kalah juga seperti yang i lihat seperti terdapat di Iran...di masjid2 dan di makam Imam. Memang amat mengkagumkan dan senibina Islam ini tak siapa yang boleh kalahkan lagi.
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CARI Infonet

27-4-2024 04:23 PM GMT+8 , Processed in 0.069681 second(s), 36 queries .

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list