View: 1808|Reply: 9
|
ZAKAT FITRI PAKAI WANG ?!?!?
[Copy link]
|
|
ZAKAT FITHRI BERUPA UANG
Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Bolehkah zakat fithri ditunaikan pada awal-awal Ramadhan dan berupa uang .?
Jawaban.
Mengeluarkan zakat fithri pada awal-awal Ramadhan masih diperselisihkan ulama. Tetapi menurut pendapat terkuat tidak boleh, sebab zakat fithri hanya bisa disebut sebagai zakat fithri bila dilakukan di akhir Ramadhan mengingat fithri (berbuka puasa) berada di ujung bulan. Rasul-pun memerintahkan agar zakat fithri ditunaikan sebelum orang pergi shalat Ied. Disamping itu, ternyata para shahabat melakukannya sehari atau dua hari sebelum hari raya. Begitu pula, mengeluarkan zakat fithri berupa uang masih diperselisihkan ulama.
Tetapi menurutku, zakat fithri harus berupa makanan berdasarkan pernyataan Ibnu Umar berikut :
"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, menetapkan zakat fithri sebesar satu sha' tamar (kurma) atau satu sha' sya'ir (gandum)".
Abu Sa'id al-Khudry berkata :
"Kami keluarkan zakat fithri pada zaman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, satu sha' makanan. Ketika itu makanan kami berupa kurma, gandum, buah zabi dan aqath (semacam mentega)".
Dari kedua hadits diatas dapat dipetik keterangan bahwa zakat fithri hanya dapat dipenuhi dengan makanan, sebab makanan akan lebih nampak kelihatannya oleh seluruh anggota keluarga yang ada. Lain halnya jika berupa uang yang bisa disembunyikan oleh sipenerimanya sehingga tak terlihat syi'arnya bahkan akan berkurang nilainya.
Mengikuti cara yang ditetapkan agama (syara') adalah yang terbaik dan penuh berkah. Namun ada saja yang mengatakan bahwa zakat fithri berupa makanan kurang bermanfa'at bagi si fakir. Tetapi perlu diingat bahwa makanan apapun akan bermanfaat bagi yang benar-benar fakirnya.
ZAKAT FITHRI BERUPA UANG TUNAI
Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Bolehkah zakat fithri dengan uang dan apa alasan hukumnya .?
Jawaban.
Zakat fihtri hanya boleh berupa makanan saja, tidak boleh dengan harganya (uang). Sebab Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menetapkan zakat fithri satu sha' berupa makanan, buah kurma atau gandum sebagaimana yang diterangkan dalam hadits Ibnu Umar dan hadits Sa'id al-Khudry dalam bahasan sebelumnya.
Karena itu, seseorang tidak boleh mengeluarkan zakat fithri berupa uang dirham, pakaian atau hamparan (tikar). Zakat fithri mesti ditunaikan sesuai dengan apa yang diterangkan Allah melalui sabda Rasul-Nya. Tidak bisa dijadikan dasar hukum adanya sikap sebagian orang yang menganggap baik zakat fithri dengan uang, sebab syara' tidak akan pernah tunduk kepada otak manusia. Syara' itu berasal dari Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui, Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Jika zakat fithri telah ditetapkan melalui sabda Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam, berupa satu sha' makanan, maka kertentuan tersebut mesti kita patuhi. Jika ada seseorang yang menganggap baik sesuatu yang menyalahi syara', hendaknya ia menganggap bahwa putusan otaknya itulah yang jelek.
DIPAKSA MENGELUARKAN ZAKAT FITHRI DENGAN UANG
Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Bagaimana hukumnya orang dipaksa mengeluarkan zakat fithri harus dengan uang dan apakah hal ini memenuhi kewajibannya .?
Jawaban.
Yang jelas menurut kami, hendaklah ia mengeluarkannya jangan sampai terlihat menentang pengurus setempat. Namun di samping itu, untuk menjaga keutuhan hubungan dengan Allah, hendaklah mengeluarkan fithri sesuai dengan perintah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, berupa satu sha' makanan, sebab tuntunan pengurus setempat tidak sejalan dengan perintah syara'.
BOLEHKAH ZAKAT FITHRI BERUPA DAGING
Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Sebagian orang desa tidak punya makanan untuk zakat fithri, maka bolehkan mereka menyembelih binatang lalu dibagikan dagingnya kepada para fakir .?
Jawaban.
Hal seperti itu tidak boleh dilakukan, sebab Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, telah menetapkan bahwa zakat fithri harus berupa satu sha' makanan. Biasanya daging itu ditimbang, sedang makanan di takar. Perhatikan hadits yang diterangkan oleh Ibnu Umar dan Said al-Khudry sebelumnya.
Dengan demikian, pendapat terkuat menyatakan bahwa zakat fithri tidak bisa dipenuhi dengan uang dirham, pakaian atau hamparan. Juga tidak bisa dijadikan dasar hukum adanya pendapat yang menyatakan bahwa zakat fithri bisa dipenuhi dengan uang. Sebab selama kita punya ketetapan pasti dari Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka sepeninggalnya, seseorang tidak diperkenankan berpendapat lain menurut anggapan baik akalnya dan membatalkan aturan syara'nya. Allah tidak akan menanyakan kepada kita tentang pendapat si fulan dan si fulan pada hari kiamat, tetapi kita akan ditanya tentang sabda Rasul-Nya :
"Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata : 'Apakah jawabanmu kepada para rasul ?". [Al-Qashash : 65).
Coba bayangkan dirimu di hadapan Allah pada hari kiamat, di mana Allah telah menetapkan melalui sabda Rasul-Nya agar kamu menunaikan zakat fithri berupa makanan, maka mungkinkah kamu bisa menjawab ketika ditanya : "Apa jawabanmu terhadap Rasulullah tentang zakat fithri ? Mungkinkah kamu dapat mempertahankan dirimu dan berkata : "Demi Allah inilah madzhab si fulan dan inilah pendapat si fulan ? Tentu kamu tak akan berdaya dan tak bermanfaat jawaban seperti itu.
Yang pasti zakat fithri hanya dapat dipenuhi dengan berupa makanan yang berlaku di suatu negeri.
Jika kamu perhatikan pendapat ulama dalam masalah ini terbagi kedalam tiga kelompok. Pertama berpendapat bahwa zakat fithri bisa dikeluarkan berupa makanan dan berupa uang dirham. Kedua berpendapat bahwa zakat fithri tidak bisa dikeluarkan berupa uang dan tidak pula berupa makanan kecuali dalam lima macam ; padi, kurma, gandum, zabib dan buah aqah. Kedua pendapat ini saling berlawanan. Ketiga pendapat yang menyatakan bahwa zakat fithri bisa dikeluarkan dari segala makanan yang bisa dimakan orang, baik berupa beras, kurma, pisang, cengkeh, jagung bahkan daging bila memang sebagai makanan pokok. Dengan demikian, jelas apa yang ditanyakan oleh penanya tentang penduduk suatu kampung yang berzakat fithri dengan daging, tidaklah memenuhi syarat.
|
|
|
|
|
|
|
|
Soalan : Apakah pandangan mengenai Zakat Al-Fitr ... apakah ia mesti menggunakan bahan makanan atau boleh menggunakan wang?
Jawapan Dr. Ali Al-Soa[9]:
Adalah dibenarkan kepada seorang Islam yang mengelurakan zakat Al-Fitr menggunakan wang! Kerana sesunggunhya duit merupakan cara yang sesuai bagi memdapatkan barangan dan perkhidmatan. Maka membolehkan seseorang itu membeli dengannya barangan makanan dan selainnya {يجوز للمسلم أن يخرج قيمة زكاة الفطر نقودا؛ لأن النقود وسيلة صالحة لشراء السلع والخدمات؛ فيمكن للإنسان أن يشتري بها الطعام وغيره } .
Menurut seorang ahli ekonomi Islam terkenal, Dr. Mozer Kahf[10], bahawa Sheikul Islam Ibnu Taimiyyah (ulama' Islam pada awal 9 Hijrah) membincangkan pembayaran zakat al-fitr dengan wang terutamanya di kawasan metropolitan seperti Damsyik di mana tempat beliau tinggal, bahawa ia lebih baik kepada orang miskin. |
|
|
|
|
|
|
|
Kalau mengikut pendapat imam shafie pun sama tidak boleh dengan wang tunai.
Kalau ikut pendapat imam hanafi boleh dengan wang tunai.
sebab mereka ada pendapat berbeza dalam menilai barangan. |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by ibnur at 25-9-2007 08:39
Kalau mengikut pendapat imam shafie pun sama tidak boleh dengan wang tunai.
Kalau ikut pendapat imam hanafi boleh dengan wang tunai.
sebab mereka ada pendapat berbeza dalam menilai barangan.
Betul, ada perbedaan pendapat. Tapi yang perlu diperhatikan adalah di zaman nabi juga ada wang berbentuk dirham, dinar, tapi Nabi tidak pernah mengajarkan menggunakan wang. Tetap dengan bahan makanan. Jika benar ahsan jika dengan wang maka tentu Nabi sudah ajarkan jugak. |
|
|
|
|
|
|
|
Dalam kitab Al-Itharal juga (hlm. 5) ada menyebutkan keterangan kitab Al-Majmu' (5:429) bahawa dalil pihak yang mengharuskan zakat fitrah dengan harganya ialah hadith yang disebutkan oleh Imam Bukhari, rahimahullah dengan tegas sebagai ulasan, bahawa Saiyidina Muaz r.a., semasa diutuskan oleh Rasulullah s.a.w. ke negeri Yaman sebagai pemungut zakat, ia telah meminta mereka membayar zakat dengan kain keluaran negeri itu sebagai ganti gandum, (kerana cara yang demikian katanya, bukan sahaja memberi kemudahan kepada pembayar-pembayar zakat bahkan orang-orang miskin yang berhak menerima zakat di Madinah juga memerlukan pakaian).
Berfitrah dengan wang:
(a) Membayar fitrah dengan wang adalah tidak sah mengikut mazhab Syafi'i jika diniatkan wang menjadi zakat fitrah seperti diniatkan: "Wang ini untuk fitrah yang wajib atasku, bagi diriku dan orang-orang tanggunganku". Tetapi harus digantikan makanan dengan wang dan hendaklah diniatkan seperti berikut: "Wang ini ialah ganti beras fitrah yang wajib atasku, bagiku dan bagi (orang-orang) tanggunganku - pada tahun ini."
(b) Berfitrah dengan wang sebagai ganti beras (makanan) adalah harus dalam mazhab Syafi'i tetapi lebih afdhal dengan makanan. Di dalam mazhab Hanafi pula lebih afdhal dengan harga daripada makanan.
Dalam mazhab kita Syafi'i yang mengharuskan ialah:
(1) Kerana darurat.
(2) Kerana diperintahkan oleh raja (pemerintah).(3)
(c) Pemerintah menghukumkan berfitrah dengan wang itu kerana beberapa sebab yang bertujuan baik, di antaranya:
(1) Asnaf yang lapan terutama fakir dan miskin lebih suka menerima wang daripada beras.
(2) Menyimpan wang lebih selamat, sedang beras selain daripada menyusahkan pihak pemerintah, pejabat agama dan memerlukan upah mengangkutnya - akan rosak jika disimpan lama."(4) |
|
|
|
|
|
|
anggrek_hutan This user has been deleted
|
Tentu agaknya susah kalau tak boleh menggunakan duit untuk bayar zakat. |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by zerozone at 25-9-2007 05:59 PM
Dalam kitab Al-Itharal juga (hlm. 5) ada menyebutkan keterangan kitab Al-Majmu' (5:429) bahawa dalil pihak yang mengharuskan zakat fitrah dengan harganya ialah hadith yang disebutkan oleh Imam Bu ...
yang tu pendapat imam shafie atau pendapat ulamak mazhab shafie? |
|
|
|
|
|
|
|
Reply #7 ibnur's post
Bukan pendapat mazhab syafi'i |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by ikhwanindo at 24-9-2007 05:40 PM
Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Bagaimana hukumnya orang dipaksa mengeluarkan zakat fithri harus dengan uang dan apakah hal ini memenuhi kewajibannya .?
Jawaban.
Yang jelas menurut kami, hendaklah ia mengeluarkannya jangan sampai terlihat menentang pengurus setempat. Namun di samping itu, untuk menjaga keutuhan hubungan dengan Allah, hendaklah mengeluarkan fithri sesuai dengan perintah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, berupa satu sha' makanan, sebab tuntunan pengurus setempat tidak sejalan dengan perintah syara'.
Waduh...enggak sangka wahabi juga di bisakan melakukan pembohongan-pembohongan demi menjaga keutuhan hubungan sesama manusia ataupun takut pada manusia. Err..mungkin juga meniru taqqiyah dari mazhab Syiah..kan gitu Pak?
|
|
|
|
|
|
|
| |
|