CARI Infonet

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

Author: BeachBoys

Kepulauan Natuna dan Anambas Adalah Sebahagian dari Terengganu

  [Copy link]
Post time 11-5-2011 06:36 PM | Show all posts
oh itu masa perang kemerdekaan Kedah....
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 11-5-2011 06:48 PM | Show all posts
kalau dibuat filem pasal apa yg sayapghaib ckp tu best jugak tgok, ala2 epik
Reply

Use magic Report

Post time 12-5-2011 12:52 AM | Show all posts
byk gak history tempat yg x tahu....
Reply

Use magic Report

Post time 12-5-2011 11:07 AM | Show all posts
Terbaca cerita yang menarik... try korang plak baca ek.. aku tampal...

Sejarah Siantan-Anambas
Diposkan olehOrkes Melayu Seroja

Di gugusan Kepulauan Riau, tepatnya di Kecamatan Siantan, berjejerlah pulau-pulau asri yang belum terjamah oleh tangan-tangan manusia. Pulau-pulau ini amatlah tenang. Kalau berjalan-jalan, maka yang didapatkan hanyalah kera dan tupai yang berlompatan dari satu batang ke batang lainnya.


Bila malam merayap, takkan terdengar dendang pantun anak-anak dara yang mengusik hati. Begitu juga dengan musik dan lagu. Yang ada hanyalah bunyi deburan ombak memecah karang, serta suara burung hantu yang bersahut-sahutan sepanjang malam. Konon, cerita hantu-hantu laut pun ikut berjoget-joget.


Di antara gugusan pulau-pulau tersebut. Terdapat satu pulau bernama pulau Matak, kalau dalam bahasa daerah berarti pulau harapan. Suatu hari, beberapa bahtera melemparkan jangkarnya, berlabuh di pantai pulau Matak. Angkatan bahtera itu dipimpin oleh seorang hulubalang yang melarikan diri dari kerajaan pulau Bintan. Pelarian itu ternyata disebabkan hulubalang tidak berkesesuaian dengan raja di sana. Hulubalang ini bernama Dewa Perkasa yang berasal dari negeri Campa. Maksud mereka singgah hanya untuk mencari minum dan buah kayu di hutan untuk penambah bekal.

Seketika, Dewa Perkasa mulai tertarik untuk menetap di pulau ini. Dicarinyalah tempat yang bagus, maka berjumpalah sebuah gunung yang bernama gunung Kota. Di sanalah Dewa perkasa dan anak buahnya mendirikan perkampungan. Mereka mulai bercocok tanam, seperti menanam kelapa, sagu dan tanaman lainnya. Namun, pekerjaan yang paling penting, yang sebagian dikerjakan oleh penduduknya adalah melanun (bajak laut). Mereka membajak perahu-perahu terutama perahu dagang. Banyak harta rompakan yang mereka dapatkan, apalagi jika bertemu dengan perahu-perahu dari Bintan habis di rompaknya. Makanya, Datuk Dewa perkasa sangat ditakuti.




Sesuai perkembangan, gunung Kota makin makin lama makin ramai. Untuk menjaga keselamatan kampung dan pengikut-pengikutnya, maka didirikanlah benteng-benteng. Namun demikian, Datuk Dewa Perkasa merasakan bahwa kehidupannya kurang lengkap, karena belum ada yang melayaninya sebagai seorang suami. Sebenarnya bukan tidak ada perempuan di kampung tersebut, namun Dewa merasa belum ada yang cocok.
Suatu hari, dalam perjalanan melanun, bertemulah mereka dengan iringan perahu-perahu. Ternyata perahu-perahu tersebut berasal dari negeri Johor, maka terjadilah perang senjata, sehingga banyak yang mati dan luka parah.

Salah satu dari perahu tersebut membawa seorang putri yang cantik molek. Putri ini adalah salah seorang putri pembesar di negeri Johor. Sudah menjadi adat perang yang kalah menjadi tawanan. Mereka boleh melakukan apa saja terhadap tawanan perang.

Bagaimanakah dengan tawanan yang cantik molek tersebut? Rupanya ini adalah awal kehidupan baru bagi Datuk Dewa Perkasa. Dewa Perkasa sudah tertawan hatinya kepada sang putri. Maka dinikahinyalah Putri Johor itu dengan membuat pesta tujuh hari tujuh malam.

Dari Rahim Putri Johor, lahirlah seorang dara yang sangat elok, dan diberi nama dengan Putri Sri Balau Selak. Dia pun diasuh dengan penuh kasih sayang hingga dewasa. Keanehan dari putri ini, dia suka mengenakan tudung kain bertabur Siantan, sehingga kalau di luar rumah, majahnya susah dilihat.

***

Terdengarlah empat perahu terdampar di teluk gunung Kota. Penduduk menjadi gempar. Datuk Dewa memerintahkan anak buahnya untuk menyongsong ke pantai, untuk menanyakan apa maksud kedatangan mereka. Jika yang datang dengan makud baik, maka terimalah dia sebagai sahabat, jika jahat, tentunya harus dilibas. Ternyata orang-orang di dalam perahu-perahu itu tidak menunjukkan sikap yang bermusuhan. Di dalamnya adalah seorang pemuda yang gagah.

Maka naiklah mereka ke darat menghadap Datuk Dewa. Sambil memperkenalkan diri dengan berpantun;

Hamba bernama Pangeran Merte, Putera mahkota Negeri Brunei.Tapi tidak hamba sangka Terdampar di negeri yang permai
Hajat pergi ke negeri Bintan,Menghadap paman Sultan Junjungan.Apa daya hajat tak sampai,Perahu kami di hantam badai.

Pangeran Merta mengharapkan bantuan dari Datuk Dewa Perkasa, untuk memperbaiki perahu-perahu yang rusak. Maka Datuk Dewa memerintahkan orang-orangnya untuk membantu Pangeran Merte. Sebagai orang tua, Dewa Perkasa sudah banyak makan asam garam dalam hidupnya. Dia sangatlah tertarik dengan tingkah laku Pangeran Merte. Sesuai dengan pepatah "Bahasa menunjukkan bangsa".

Sejak saat itulah, Datuk kaya Dewa Perkasa berazam dalam hati, untuk menjodohkan anaknya Puteri Sri Balau Selak dengan Pangeran Merte. Rupanya gayung pun bersambut, maka dipinanglah Balau Selak oleh Pangeran Merte. Datuk kaya Dewa Perkasa merasa bahagia karena hajatnya telah tercapai.

Hidup orang di negeri itu kembali berjalan seperti biasa. Pekerjaan sebagai bajak laut sudah belasan tahun ditinggalkan lagi. Namun, kampung di gunung Kota yang memang sudah sempit untuk tempat tinggal, tidak dapat lagi menampung perkembangan penduduk yang begitu pesat. Datuk Kaya Dewa Perkasa memerintahkan kepada Merte, menantunya, untuk mencari tempat yang baik didirikan negeri baru.

Pangeran Merte mengusulkan agar cara memilih sebuah negeri dengan memakai adat-istiadat Brunei. Caranya, diambil batu dari dua tempat itu sebanyak dua tempurung. Kemudian batu-batu itu dirempak.

Setelah dikerjakan rempak batu itu, ternyata salah satu batu itu dapat dirempak. Tanah yang batunya dapat dirempak itulah tempat yang cocok untuk didirikan negeri. Maka berdirilah sebuah negeri yang baru dengan nama kampung Terempak (dapat dikunyah). Kemudian berubah menjadi Terempa hingga terkenal sampai sekarang. Demikianlah Datuk Kaya Dewa Perkasa dan Pangeran Merte hidup damai dengan pengikut-pengikutnya. Pangeran Merta, di kampung Teluk dan Datuk Kaya Dewa Perkasa di kampung Tanjung.

Sampai sekarang masih ada keturunan mereka di Terempa. Terempa sebagai ibunegeri Ex Kewedanaan Pulau Tujuh, Kabupaten Kepuluan Riau, ternyata mempunyai peninggalan berharga seperti dua buah meriam desa Tanjung dan Teluk, Keramat Siantan, Air terjun tujuh tingkat yang di kelilingi pantai-pantai yang indah dan tempat wisata lainnya.

Sumber : http://serojaanambas.blogspot.co ... iantan-anambas.html
Reply

Use magic Report

Post time 12-5-2011 11:19 AM | Show all posts
Lagi aku kutip mengenai Anambas & Siantan...

SIANTAN DAN SEJARAH BERDIRINYA KOTA MUNTOK-BANGKA BELITUNG
Pulau Siantan ternyata punya peranan penting dalam sejarah berdirinya kota Muntok, ibukota kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung. Bahkan konon adalah orang-orang dari Siantan pula yang pertama kali menemukan timah di Muntok, hingga kemudian menyebabkan orang dari berbagai penjuru ramai kemari.
  
Adalah dua bersaudara yakni Pangeran Anom dan Pangeran Krama Jaya yang berasal dari Palembang yang mulanya menetap di Siantan. Kedua bangsawan itu sengaja pergi dari Palembang karena menolak penobatan pamannya Sri Teruno menjadi Sultan Palembang yang kemudian bergelar Sultan Agung Komarudin Sri Teruno.

Sebelum ke pulau Siantan, kedua pangeran itu sempat pula menetap di Johor, namun karena silang sengketa dengan penguasa Johor mereka memilih meninggalkan negeri itu.

Di pulau Siantan, kedua bangsawan Palembang ini menikah dengan perempuan setempat. Pangeran Krama Jaya menikah dengan seorang perempuan Cina muslim bernama Zamnah versi Carita Bangka atau Yang Mariam berdasarkan Hikayat Siak. Zamnah atau Yang Mariam merupakan anak daripada Wan Abdul Jabar bin Abdul Hayat.

Berkat pengalaman dan kharisma, mereka Pangeram Anom dan Pangeran Krama Jaya menjadi orang yang berpengaruh di Siantan, mereka kemudian mencoba kembali ke Palembang dengan membawa sejumlah pasukan. Pangeran Anom yang sejak semula memang tidak setuju dengan penobatan pamannya sebagai Sultan Palembang menginginkan jabatan yang dulu dipegang ayahandanya itu yang sudah barang tentu ditolak pamannya.

Namun karena Pangeran Anom mendapat dukungan dari orang-orang di pedalaman, ambisinya untuk menjadi Sultan Palembang semakin kuat. Tetapi keinginannya itu tidak hanya menuai konflik dengan pamannya, namun juga dengan Pangeran Krama Jaya yang dulu pernah menetap bersama ia di pulau Siantan. Salah satu sebab selisihnya dengan Pangeran Krama Jaya adalah karena Krama Jaya telah menikah dengan sepupunya atau anak Sultan Agung Komarudin Sri Teruno, janda daripada putra Pangeran Purbaya almarhum. Konflik pun semakin memanas terutama setelah adanya campur tangan Belanda. Pangeran Anom akhirnya mundur dari Palembang hingga ke daerah pedalaman, dan kemudian berlabuh di Jambi.

Setelah Sultan Agung Komarudin Sri Teruno wafat, Pangeran Krama Jaya dinobatkan menjadi Sultan Palembang dengan gelar Sultan Mahmud Badaruddin I. Sultan Mahmud giat melaksanakan pembangunan, beliau membangun banteng, Masjid Agung, dan kanal-kanal. Tak hanya di Palembang ia bahkan juga membangun kota baru yakni kota Mentok atau kota Muntok yang terletak di pulau Bangka.

Mentok didirikan sebagai sebagai penghormatan terhadap istri pertamanya yang berasal dari pulau Siantan. Bahkan istrinya yang bergelar Mas Ayu Ratu itu pulalah yang menetapkan letak kota Mentok yakni di pesisir Barat pulau Bangka, dekat gunung Menumbing.

Seperti disampaikan Djohan Hanafiah dalam seminar sehari tentang Hari Jadi Kota Mentok tahun 2009 silam sebagaimana ditulis oleh Sumardoni 14 Agustus 2009 dalam media Berita Musi, kata Mentok sendiri berasal dari kata “Entok” dari bahasa asli Siantan yang berarti “itu” yang diucapkan Mas Ayu Ratu saat menentukan kota yang akan dibangun Kesultanan Palembang itu. Pilihan terhadap daerah Barat di pulau Bangka ini, selain tanahnya subur, juga lebih dekat dijangkau dari kota Palembang.

Kota Mentok yang mulai di bangun pada bulan September 1734 menjadi bertambah maju terutama setelah sejumlah orang Siantan yakni dari keluarga Mas Ayu Ratu menemukan tambang timah di pesisir kota itu. Berbagai suku bangsa di nusantara maupun Asia pun ramai berdatangan ke Mentok untuk bekerja sebagai penambang timah atau berdagang. Konon keturunan orang-orang Siantan dari keluarga Mas Ayu Ratu di Mentok sampai saat ini masih bertahan. Para lelakinya, yang masih murni keturunan keluarga Mas Ayu Ratu, mendapat gelar panggilan Abang, sedangkan perempuan mendapat gelar Yang.

Namun demikian, tak banyak dari orang di Bangka Barat yang tahu bahwa Siantan yang dimaksud dalam sejarah berdirinya kota Mentok adalah pulau Siantan yang terletak di gugusan Kepulauan Anambas dan berada di wilayah Provinsi Kepulauan Riau-Indonesia. Banyak yang mengira bahwa Siantan yang dimaksud berada dalam wilayah Kesultanan Johor-Malaysia. Hal ini dapat dimaklumi, karena memang pulau Siantan dulunya berada dibawah kekuasaan Johor sampai kelak Traktat London memisahkannya. Bahkan Wan Abdul Hayat yang bernama asli Lim Tau Kian yang semula adalah seorang bangsawan dari Cina, juga adalah orang kepercayaan Sultan Johor yang dipercayakan untuk memerintah di negeri Siantan. Disamping itu perkembangan Siantan yang dulu kerap menjadi tempat pelarian politik bangsawan Bugis, Cina, dan Johor sendiri seperti tenggelam oleh zaman terutama ketika wilayah ini dihilangkan statusnya sebagai pusat kewedanaan Pulau Tujuh dan hanya menjadi sebuah kecamatan yang terisolir dan miskin dibawah rezim Orde Baru.

Kini pulau Siantan sejak pertengahan 2008 telah ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Kepulauan Anambas, dan semoga perkembangannya sejalan dengan nama mashurnya yang sempat tercatat dalam beberapa literatur sejarah Melayu tempo dulu.

Sumber -- http://putraanambas.blogspot.com ... -punya-peranan.html
Reply

Use magic Report

Post time 12-5-2011 01:14 PM | Show all posts
aaah menarik.. good sharing..
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 15-5-2011 11:09 AM | Show all posts
oh itu masa perang kemerdekaan Kedah....
HangPC2 Post at 11-5-2011 18:36


Masa Kedah,Pattani dan Kelantan bersatu  memukul mundur angkatan Siam.Hari tu Encik Beach tertanya tanya kenapa Terengganu tidak terlibat membantu negeri negeri saudaranya.,Jadi saya terjumpa akan fakta tentang bantuan dari Angkatan Sultan Mansur Terengganu kepada Kepada Angkatan bersekutu Kedah,Pattani dan Kelantan.Kempen yg pada mulanya mencapai kejayaan berjaya dipatahkah oleh Siam apabila angkatan yg lebih besar dari Bangkok tiba dimedan Perang.Ditambah pula dengan gugurnya Kepala Perang utama angkatan Melayu iaitu Tengku Din yg merupakan anak saudara Sultan Ahmad Tajuddin.Askar-askar Pattani telah berundur ke Terengganu namun Siam telah mendesak Sultan Terengganu supaya menyerahkan mereka kepada Siam.
      Bagi saya  angkatan Melayu menerima kekalahan kerana jumlah angkatan Siam terlalu besar malah dalam penggunaan gajah sebagai kenderaan perang,Angkatan Siam telah menggunakan lebih kurang 3000 ekor gajah.Ini turut diburukkan lagi dengan sikap Inggeris yg menyediakan persenjataan kepada Siam.
Reply

Use magic Report

Post time 15-5-2011 11:33 AM | Show all posts
Reply 224# tokapi


Ada gambar lagi tak pasal Natuna ni.Cantik
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 15-5-2011 12:43 PM | Show all posts
Reply  tokapi


Ada gambar lagi tak pasal Natuna ni.Cantik
sayapghaib Post at 15-5-2011 11:33



    currently x de.... kalau ada lg yg berkaitan aku tempek...
Reply

Use magic Report

Post time 5-6-2011 12:18 AM | Show all posts
tatau plak aku yang loghat johor ni berasal dr terengganu... setahu aku orang2 melayu kat mersing tu ...
nazurah Post at 21-11-2009 11:07


Johor kan negeri baru.lagipun batu bersurat terengganu ditulis dalam bahasa baku.masa ni,johor pun blom wujud lagi...
Reply

Use magic Report

Post time 5-6-2011 12:06 PM | Show all posts
Reply 230# cmf_BeachBoys

kalu pergi pameran tamadun Islam kt batu burok skrang ni, ade di pamerkan batu bersurat kuala berang yang jauh lebih awal dari batu bersurat terengganu 702H yang ada sekarang... bukti kemasukan Islam di nusantara di sini terlebih dahulu..
p/s lari topik sket..
Reply

Use magic Report

Post time 11-12-2013 04:05 PM | Show all posts
                     
Kepulauan Natuna: 'Bergeografikan Malaysia' Berdaulatkan Indonesia         
Sabtu Disember 7, 2013

KEPULAUAN Natuna adalah gugusan kepulauan yang berselerakan di tengah-tengah Laut China Selatan yang memisahkan Semenanjung Malaysia dan Sabah serta Sarawak. Ia terletak lebih kurang 450km di utara pulau Singapura. Pulau terbesar di dalam gugusan kepulauan Natuna adalah Pulau Serindit atau nama lainnya, Pulau Bunguran.

Nama antarabangsa yang diiktiraf bagi Pulau Bunguran ialah ‘Natuna’. Walaupun dikatakan terpencil, Kepulauan Natuna terletak di kawasan laluan utama perdagangan antara Asia Timur dan Asia Barat.
        
Kedudukan Kepulauan Natuna

Berpusatkan kota Ranai sebagai ibu negerinya, Kepulauan Natuna terdiri daripada 272 buah pulau yang terletak di barat laut Pulau Borneo. Mungkin terdapat sebahagian daripada kita yang bertanya; kenapakah kepulauan Natuna yang terletak di tengah-tengah Malaysia, bukan milik Malaysia?

Penduduk
Sehingga tahun 2010, dianggarkan penduduk di Kabupaten (Regency) Natuna adalah sebanyak 69,003 orang, yang terdiri daripada 35,741 orang lelaki dan 33,262 perempuan. Lebih kurang  85% penduduk di sana 85.27% adalah berketurunan Melayu dan selainnya adalah berketurunan Jawa, Sumatera dan  Cina. Bahasa pertuturan utama adalah Bahasa Melayu dielek negeri Terengganu  dan Islam adalah agama  utama penduduk di Kabupaten Natuna.

Sejarah
Sejarah Kepulauan Natuna tidak dapat dipisahkan daripada pengaruh negeri-negeri di Tanah Melayu. Pemerintahan di Natuna dikatakan bermula pada tahun 1597 yang didirikan hasil gabungan penghijrahan kaum bangsawan Patani dan Johor. Pada sekitar kurun ke-16 iaitu selepas kejatuhan Kesultanan Melayu Melaka ke tangan Portugis, kerajaan Patani dan Johor muncul sebagai kuasa baru  di rantau Tanah Melayu.

Kuasa dan pengaruh kesultanan Patani dikatakan lebih tertumpu di kawasan utara merangkumi negeri-negeri Terengganu, Kelantan, Menara (Narathiwat) dan Jala (Yala) sebelum dijajah Siam pada kurun ke-18. Manakala Kesultanan Johor pula menguasai kawasan selatan yang terdiri daripada negeri Pahang, sebahagian pantai timur Sumatera dan kepulauan Riau.

Susur galur pemerintahan Patani di Natuna bermula apabila salah seorang puteri berketurunan pemerintah asal  Natuna bernama Puteri Wan Seri Bulan yang telah berkahwin dengan Datuk Bendahara Lingkai al-Fathani, seorang kerabat diRaja Patani. Zuriat dari pasangan ini telah menjadi Datuk Kaya yang memegang teraju pemerintahan Natuna. Selain dari itu, antara pemerintah yang terkenal  ialah Wan Muhammad al-Fathani yang berketurunan Orang Kaya Aling.

Baginda, yang juga digelar Orang Kaya Perdana Mahkota telah berhubung dengan pihak Inggeris pada tahun 1848 apabila Penguasa Tentera Inggeris bagi negeri-negeri Selat di Tanah Melayu, Leftenan Kolonel Butterworth menghadiahkan sebuah meriam tembaga atas jasa baginda memberikan bantuan kepada sebuah kapal milik pihak Inggeris yang pecah di sekitar pulau Natuna pada 25 Januari 1848.

Sorotan sejarah pemerintahan dan kependudukan awal bangsa Melayu di Natuna ini jelas menunjukkan bahawa kepulauan tersebut  mempunyai hubungan yang lebih erat dengan dengan negeri-negeri di Tanah Melayu berbanding dengan kerajaan-kerajaan dari kepulauan Indonesia ataupun pihak penjajah Belanda yang berpusat di Batavia (Jakarta).


Pemerintahan Penjajah Barat Di Nusantara
        
Salah satu pemandangan di Kepulauan Natuna.


Kepulauan Melayu (Nusantara) adalah gugusan kepulauan yang terbesar di dunia dan Pulau Natuna terletak di kawasan ini. Sejak  zaman kerajaan Srivijaya lagi, iaitu bermula dari kurun ke-7 Masihi, kerajaan-kerajaan Melayu sangat aktif dalam bidang perdagangan dan kota-kota Melayu menjadi pusat pelabuhan yang penting, seperti Palembang, Melaka, Kotaraja (Aceh), Patani dan Brunei.

Namun, kegemilangan kerajaan-kerajaan Melayu dan kekayaan sumber-sumber alam kepulauan Melayu ini telah mengundang minat penjajah Barat untuk datang menguasai rantau ini.. Kerajaan Melaka adalah kerajaan yang pertama jatuh ke tangan penguasa Portugis pada tahun 1511. Melaka kemudiannya dikuasai oleh Belanda pada tahun 1641 sementara Bengkulu, yang terletak di Pulau Sumatera, dikuasai Inggeris pada tahun 1685.
Perlumbaan dalam mengembangkan kuasa dan pengaruh British dan Belanda di Kepulauan Melayu  telah menimbulkan rasa tidak puas hati antara kedua-dua kuasa penjajah tersebut.

Bagi menamatkan bibit-bibit konflik  dan mengekalkan hubungan baik British-Belanda, Perjanjian Inggeris-Belanda pada 17 Mac 1824 (Perjanjian 1824) telah dimetarai. Perjanjian ini telah membahagikan ‘Dunia Melayu’ di mana kedua kuasa tersebut secara sewenang-wenangnya melakarkan ‘peta kekuasaan’ masing-masing.

Artikel 10 Perjanjian ini berbunyi ‘Kota Melaka diserahkan kepada Raja Inggeris, manakala Raja Belanda dan rakyatnya tidak akan menubuhkan sebarang penempatan di Singapura dan Semenanjung Melaka (Semenanjung Melayu)’. Artikel 9 Perjanjian 1824 mengiktiraf pengaruh Belanda di Pulau Sumatera dan pulau-pulau di selatan pulau Singapura.

Dengan termeterainya perjanjian ini, pihak British tidak akan membuka penempatan di pulau-pulau di selatan Singapura dan Belanda juga tidak akan membuka penempatan di Semenanjung Melayu. Perjanjian 1824 ini telah menjarah sempadan di kepulauan Melayu dan kesannya kekal sehingga ke hari ini.

Kesan Perjanjian 1824 ke Atas Kepulauan Natuna
Secara umum, boleh dikatakan bahawa Perjanjian 1824 tidak meletakkan kepulauan Natuna dengan jelas sama ada di bawah pengaruh Inggeris atau Belanda. Akan tetapi, Perjanjian 1824 ada mengatakan yang Belanda tidak akan menubuhkan penempatan di utara pulau Singapura dan Semenanjung Melayu yang diiktiraf sebagai wilayah British. Wilayah Belanda adalah di pulau Sumatera dan pulau-pulau di selatan pulau Singapura. Dari sudut geografi, Kepulauan Natuna bukanlah gugusan kepulauan yang terletak di selatan pulau Singapura.

Kepulauan Natuna Sebagai Wilayah di Dalam Indonesia
Kepulauan Natuna telah dimasukkan sebagai salah sebuah wilayah di dalam Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Delegasi Republik Indonesia, Provinsi Sumatera Tengah bertarikh 18 Mei 1956. Kabupaten Natuna kemudiannya telah ditubuhkan di dalam Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan Undang-undang No. 53 Tahun 1999 yang telah dikuatkuasakan pada 12 Oktober 1999. Namun, jika dilihat pada peta Asia Tenggara, jelas menunjukkan bahawa Kepuluan Natuna secara semulajadinya terletak sejajar dengan lokasi negeri Terengganu, sekiranya garis lurus dilukis dari pesisir negeri berkenaan ke arah timur. Sempadan Indonesia jelas melengkung ke atas dan bukanlah dalam satu garisan yang lurus.

Kepulauan Natuna menjadi salah satu aset utama dalam menjadikan Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan terbesar di dunia.
Dalam melukis garis kepulauan bagi membentuk perairan kepulauan, satu garis melengkung telah dilukis dari Pulau Bintan ke arah utara menyambung Kepulauan Anambas dan seterusnya Kepulauan Natuna sebelum garis ini melengkung ke bawah untuk bersambung dengan provinsi Kalimantan Barat.

Berdasarkan sumber sejarah, adalah munasabah untuk mengatakan Kepulauan Natuna tidak banyak mempunyai perkaitan dengan negara Indonesia. Kepulauan Natuna berbeza dengan tanah jajahan Belanda yang lain di Indonesia seperti Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Nusa Tenggara, Makassar dan Papua.

Wilayah-wilayah ini yang menjadi milik Indonesia yang mewarisinya daripada bekas penjajahnya, Belanda apabila Indonesia mencapai kemerdekaan pada tahun 1945. Konsep yang wujud di dalam undang-undang antarabangsa ini dipanggil utti possideti juris. Semasa Perjanjian 1824 dibuat, kepulauan Natuna masih lagi di bawah pengaruh kesultanan Melayu  menerusi  pemerintahan Baginda Wan Muhammad al-Fathani. Juga, Perjanjian 1824 tidak secara jelas meletakkan kepulauan Natuna di bawah pengaruh Belanda. Malah, sekiranya Perjanjian 1824 diteliti, Belanda tidak berhak membuka penempatan di mana-mana kawasan di utara pulau Singapura yang jelas berada di dalam kawasan pengaruh British.

Secara logiknya, memandangkan kepulauan Natuna masih berada di dalam wilayah lingkup kerajaan Johor saat Perjanjian 1824 ditandantangani, ianya patut berada di bawah pengaruh British, yang menjadi penaung bagi kesultanan Johor pada ketika itu. Oleh itu, mungkin timbul hujah yang mengatakan kepulauan Natuna sepatutnya berada bersama Malaysia apabila kesultanan Johor merdeka di dalam Persekutuan Malaya pada tahun 1957 menerusi konsep utti possideti juris.

Tuntutan ke Atas Kepulauan Natuna
Indonesia secara rasmi memasukkan kepulauan Natuna sebagai wilayahnya pada tahun 1956, setahun sebelum Tanah Melayu (Malaysia) mencapai kemerdekaan dan 6 tahun sebelum berlakunya Konfrontasi Malaysia dengan Indonesia. Tanah Melayu pada ketika itu masih lagi diperintah British dan belum lagi menjadi sebuah negara berdaulat bagi menuntut ketuanan ke atas kepulauan Natuna. Walaupun Tanah Melayu  mencapai kemerdekaan pada tahun 1957 dan menjadi Malaysia pada tahun 1963, Konfrontasi Malaysia-Indonesia yang berlaku pada tahun 1962-1966 berkemungkinan telah mengalih pandangan pemerintah Malaysia pada ketika itu yang lebih menumpukan  untuk menamatkan konflik dengan Indonesia.

Manakala Indonesia pula memerlukan kepulauan Natuna supaya garis kepulauan dapat dilukis menghubungkan pulau-pulau di dalam Indonesia bagi mencipta sebuah lingkungan laut kepulauan bagi memenuhi hasratnya menjadi sebuah negara kepulauan (Archipelagic State) berdasarkan undang-undang laut antarabangsa. Makanya, besar kemungkinan, atas dasar ingin menamatkan konfrantasi dan berbaik-baik dengan jiran serumpun, isu tuntutan kedaulatan ke atas kepulauan Natuna mungkin tidak menjadi keutamaan pemerintah Malaysia  pada ketika itu.  Sehingga kini, Malaysia mengiktiraf kedudukan kepulauan Natuna sebagai sebuah wilayah dalam negara kepulauan republik Indonesia.

Di bawah konsep undang-undang antarabangsa, sesebuah wilayah itu boleh diperolehi oleh sesebuah kerajaan atau kuasa pemerintah melalui empat cara iaitu perluasan wilayah melalui cara semulajadi (accretion), penyerahan wilayah (cession), penjajahan, dan effective occupation ataupun prescription. Prescription merujuk kepada tindakan sebuah negara yang mezahirkan kedaulatan dengan cara mengamalkan penguasaan ke atas wilayah tertentu tanpa dibantah oleh negara-negara lain.

Berdasarkan fakta ini, boleh dikatakan bahawa Indonesia telah menguasai Pulau Natuna selama 56 tahun tanpa bantahan dari Malaysia sejak tahun 1956. Oleh yang demikian, adalah sukar untuk ketika ini bagi Malaysia menuntut hak kedaulatan ke atas kepulauan Natuna walaupun berdasarkan fakta geografi dan sejarah, kepulauan Natuna memang mempunyai pertalian yang kuat dengan negeri-negeri di Semenanjung Melayu.

Kesimpulan
Fakta-fakta sejarah jelas menunjukkan kepulauan Natuna mempunyai perkaitan yang lebih jelas dan kukuh dengan negeri-negeri Tanah Melayu berbanding kerajaan-kerajaan awal di kepulauan Indonesia. Akan tetapi, tiada tuntutan konsisten pernah dilakukan oleh Malaysia dan kependudukan Indonesia di kepulauan Natuna tidak pernah dibantah oleh Malaysia.

Kedaulatan Indonesia ke atasnya telah mencipta ruang lingkup wilayah Indonesia yang membelah Malaysia kepada dua bahagian. Sehingga kini, kepulauan Natuna kekal sebagai sebuah wilayah Indonesia walaupun yang secara geografinya, kedudukan kepulauan tersebut lebih sejajar dengan kedudukan Malaysia.

Artikel ini disumbangkan Oleh MOHD HAZMI MOHD RUSLI (Ph. D) pensyarah kanan di Universiti Sains Islam Malaysia dan seorang Felo Bersekutu di Institut Oseanografi dan Sekitaran, Universiti Malaysia Terengganu. MOHD AFANDI SALLEH (Ph.D) seorang pensyarah kanan Universiti Sultan Zainal Abidin dan seorang Felo Bersekutu di Institut Oseanografi dan Sekitaran, Universiti Malaysia Terengganu dan WAN IZATUL ASMA WAN  TALAAT (Ph. D), seorang profesor madya di Institut Oseanografi dan Sekitaran, Universiti Malaysia Terengganu.

sumber :http://www.mstar.com.my/variasi/ ... 8&sec=mstar_rencana

         

Last edited by mr_base on 11-12-2013 04:08 PM

Reply

Use magic Report

Post time 12-12-2013 05:27 PM | Show all posts
Pernah terbaca dalam satu rencana dulu,Malaysia pernah menuntut Natuna tapi mungkin secara tak bersungguh sungguh.Malaysia terlalu mahu berbaik dengan jiran jirannya.Malah jarang sekali kita dengar laporan yg menceritakan org org Malaysia melawat Natuna tak spt mereka melawat Provinsi yg lain di Indonesia.
Reply

Use magic Report

Post time 12-12-2013 08:13 PM From the mobile phone | Show all posts
Baik korang bwk2 melawat natuna kot2 ada sedara mara korang....aku sajer2 ritu tenung2 peta ngan member...skali trrnampak pulau tp dok pelik awst la msk bwh indon....
Reply

Use magic Report

Post time 12-12-2013 10:19 PM | Show all posts
patut la member akuyg study ums bitau antara semenanjugn dgn sabah sarawak, kat tgh2 tu adalah negara indon.

so in technically semenanjung malaysia x bercantum dg sarawak, so kalo nak buat jambatan merentasi laut pun x bleh....
Reply

Use magic Report

Post time 13-12-2013 01:50 AM | Show all posts
mcm perang lotr pulak
apasal tak guna angkatan hantu?
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 13-12-2013 01:50 AM | Show all posts
mcm perang lotr pulak
apasal tak guna angkatan hantu?
Reply

Use magic Report

Post time 13-12-2013 01:51 AM | Show all posts
mcm perang lotr pulak
apasal tak guna angkatan hantu?
Reply

Use magic Report

Post time 29-12-2013 09:03 PM | Show all posts
honeybee1802 posted on 12-12-2013 08:13 PM
Baik korang bwk2 melawat natuna kot2 ada sedara mara korang....aku sajer2 ritu tenung2 peta ngan mem ...

Rasa rasanya ada sedara mara aku kat Natuna ni kalau sek sek Ganu dengan Pattani ada kat Natuna.Kat Natuna ada Nasi Dagang dan laksam tak?


Reply

Use magic Report

Post time 30-12-2013 07:13 AM From the mobile phone | Show all posts
tuan_wu posted on 6-11-2008 09:59 PM
bereh2  

ambe mmg admire tulisang ngan pngetahuang deme psl bnda gining  

kepuasang baca kawang kawang punya posting..rasa seperti menyelang kat pulau redang..senyum simpul sokmooo kita
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CARI Infonet

4-5-2024 06:54 PM GMT+8 , Processed in 0.082742 second(s), 43 queries .

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list