CARI Infonet

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

Author: bintang

CERPEN: I Miss You - Incubus

[Copy link]
Post time 14-7-2010 04:25 PM | Show all posts
memang brbakat bintang ni
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 14-7-2010 04:33 PM | Show all posts
thanks bintang.....bintang memang ada bakat menulis..
teruskan.....
Reply

Use magic Report

Post time 14-7-2010 06:10 PM | Show all posts
Reply 10# bintang


tu yg bagus. syer bakat....
kmi yang untung
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 14-7-2010 07:39 PM | Show all posts
Entah kenapa setahun terakhir ini aku sering bertengkar dengan isteriku. Mungkin kesibukan kami yang menyebabkan kami menjadi jarang berkomunikasi seperti dulu lagi.  Aku juga merasa bahawa kucupan dan belaianku tidak lagi diperhatikan.  Aku merasakan dia kian dingin.  kerana itu, ada saja perkara yang membuat kami bertengkar.  


MMalam belum begitu larut.  Aku masih berada di depan tv menyaksikan cerita cerita yang tidak menarik perhatianku langsung. Iklan iklan yang ditawarkan membuat aku muak seperti aku mendengar alasan isteriku.  Layar tv berganti ganti seiring gerak ibu jariku di atas remote control.
Aku cuba untuk menguasai perasaan perasaan bodoh itu.  Kutanam dalam dalam prasangka itu.  Kulemparkan jauh jauh fikiran buruk kepada isteriku.  Aku memaksa diri mengingatkan saat terindah dalam hidup kami.  Saat awal pertemuan hingga pada hari kami diijab kabulkan.  Hatiku luluh dan percaya bahawa cinta memang perlu menerima saat saat terindah pun pada saat saat menyakitkan.


Cintaku kembali terbakar.  Kumatikan tv lalu menuju ke bilik.  Ku buka pintu bilik itu perlahan lahan.  Ku baringkan tubuhku di samping isteriku yang baru saja selesai menyusukan anak kami.  Ketika aku cuba memeluk pinggangnya, dia menepis dan berpusing membelakangi ku.  Dia beralasan penat dan mengantuk.


Aku mendesah panjang untuk menguasai diri.  Fikiran buruk yang sudah ku lempar jauh jauh, kembali menyerang.  Menghentam harga diriku. Dan prasangka yang kutanam dalam dalam tumbuh dengan ranting duri menancap di jantungku.  Ingin sekali aku memuntahkan kata kata makian kepada isteriku, tapi kata kata pahit itu kembali ku telan.  Aku hanya memiringkan tubuhku membelakangi isteriku juga.

Aku tidak ingin melanjutkan pertengkaran kami siang tadi. Puncanya aku tertidur di sofa sementara anakku menangis dan isteriku sedang berkerja di dapur setelah kembali berkerja di pejabat. Hasilnya makan petang kami menjadi makan tengah malam, bila isteriku mogok memasak kerana mengurusi anak kecil kami, sedang bantuan aku tidak diperlukannya.


“Tidurlah, abang sangat penat,’’   sindirnya.

“Abang tak banyak kerja di pejabat tadi, malah lebih banyak tertidur,’’  aku menyeringai, menghulur kejujuran.  Aku cuba mengambil anak kami dikendungannya yang masih menangis itu, tapi dia menepis.

“Tidurlah kembali, abang tentu tak cukup tidur,”  sindirnya lagi.


Aku terasa pedas, lalu kuhamburkan macam macam perkataan pedih kepadanya dengan meninggikan suaraku.  Aku katakan, dia sengaja mencari pergaduhan denganku kerana dia sudah jemu dan mungkin dia sudah ada lelaki lain dalam hidupnya, maklumlah dia sekarang sudah dinaikkan pangkat.

Aku berhenti memarahinya kala melihat air matanya meluncur bersama tangisan anak kami. Aku sendiri tidak faham kenapa akhir akhir ini aku sungguh menjadi tidak sabar.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 14-7-2010 08:32 PM | Show all posts
Bintang jadi heroin cerita sendiri......caiyok....
wanda_081203 Post at 14-7-2010 16:20



    Rasa macam nak wat citer yang watak wataknya adalah penulis / porumer wr neh... tapi kena mintak izin dulu la, karang kena marah lak
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 14-7-2010 08:58 PM | Show all posts
Aku pulang dengan perasaan sepi.  Seolah aku tidak ingin lagi menginjakkan kaki di rumah.  Lebih lebih lagi kala menatap wajah isteriku.  Dia selalu menyibukkan diri dengan anak kami.  Aku masih teringat pertengkaran petang semalam yang terbawa hingga pagi tadi.  Isteriku makin pandai berbicara.  Dia bukan lagi yang dulu, tidak lagi dirinya yang mendengarkan kalimahku hingga selesai sebelum dia mengucapkan sesuatu. Dia seolah olah sudah menjadi teman berdebatku.


Sungguh, isteriku tidak lagi menaruh hormat kepadaku. Sebagai seorang lelaki aku tidak lagi dihargai, hingga aku merasa kehilangan harga diri. Permasalahan permasalahan yang ringan, selalu berubah menjadi besar. Ketika hujah kami beradu,  ada saja alasan alasan yang dilontarkan. Aku selalu meninggikan suara dan membuatkan dia sering menangis.


Akukah yang silap kerana membenarkan dia menyambung pengajian, dan hasilnya dari seorang guru biasa dia kini menjawat jawatan sebagai pensyarah di sebuah universiti. Hasil dari itu juga, dia sering pulang lewat, sering out station dan meninggalkan anak kecil kami di rumah pengasuh.  Aku terasa diabaikan.


Pagi tadi sebelum aku berangkat bekerja, sama sekali tidak ku endahkan dirinya yang sedang menyiapkan sarapan di atas meja makan. Dia mengawali percakapan dengan mengeluh kepadaku bahawa kepalanya sering sakit dan pening, dan juga dia sangat letih.  Aku menganggap itu sebagai sandiwaranya. Namun isteriku kembali menuduhku tidak lagi memberi perhatian kepadanya seperti dulu. Tidak membantunya dalam hal hal kerja rumah.  Sepagi itu kami terus beradu hujah lagi dan berakhir dengan pintu yang ku banting.


Terdetik juga untuk meninggalkan isteriku.  Alasanku, aku tidak lagi menemukan sesusuk Bintang yang dulu pernah ku kenal. Perempuan lugu yang dengan paras ayunya itu kini telah usang di telan waktu.  Kini perempuan itu menjelma menjadi kebencian dari hujung rambut hingga kakinya.
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 14-7-2010 09:00 PM | Show all posts
...lagi lagi!!
Reply

Use magic Report

Post time 14-7-2010 10:29 PM | Show all posts
thanks bintang....
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 15-7-2010 03:13 AM | Show all posts
Sedih je
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 15-7-2010 10:03 PM | Show all posts
Post Last Edit by bintang at 15-7-2010 22:05

Ku buka pintu, terdengar tangisan anakku.  Segera aku menuju ke bilik.  Segala kebencian kepada isteriku terlupa oleh pekik tangis anakku. Ku timang dan ku kucup halus rambut yang tumbuh lebat di kepalanya seperti rambut isteriku.  Tangis anakku kian reda, aku mengambil mainan dan ku mainkan di depannya.  Anakku tertawa, dan aku biarkan dia bermain dengan mainan itu di katilnya. Anak ku kian membesar dan sangat montel. Wajahnya kian mirip isteriku.


Ku teriak nama isteriku, tetapi tak ada sahutan. Ke mana pula perempuan ini,  aku menyumpah di dalam hati.  Kenapa anakku boleh dibiarkan menangis sendirian.  Api kemarahan membakar tubuhku kembali.  Mendidihkan darahku.  Ku cari ke seluruh ruangan, tetapi tidak aku menjumpainya di mana mana.  Aku menduga bahawa perempuan itu ingin membalas sakit hatinya tadi pagi.


Di bilik mandi aku mendengar pancutan air yang deras.  Aku segera menuju ke sana.  Pintunya sedikit terbuka, dan aku lihat air memcecer di atas lantainya.  Setelah aku tolak pintunya, aku terkejut.  Isteriku terjelepok di lantai sambil memegang kepalanya.

Ku gendong isteriku yang masih menahan sakit di kepalanya. Rasa berat menggendong tubuh isteriku tak ku rasakan. Kerana sangat terasa penyesalanlah yang terasa berat di kedua bahuku.  Tak ada kata yang terucap dari bibir keringku selain air yang mengalir hangat di bawah kedua mata.



Di meja ada beberapa botol ubat, segelas air, dan sesikat pisang yang terletak diam.  Katil anakku kosong.  Hanya mainan yang tergantung diatasnya itu sesekali mengeluarkan bunyi ketika angin menerpanya.  Isteriku membetulkan duduknya di atas tilam. Ku duduk di sisinya.  Kupegang tangannya dan kuusapkannya di salah satu pipiku.


“Abang,”   panggil isetriku parau.

Aku memandangnya, mengangkatkan sedikit keningku.  

“kita memang harus berpisah.”

Aku menggelengkan kepala. Kedua mataku tak sanggup menahan airmata, sambil ku mohonkan kata maaf berkali kali. Aku berjanji akan membantunya dalam hal rumahtangga. Akan turut menjaga anak kami bersama.  Akan tidak berprasangka lagi dengannya.  Akan sering berbincang masalah kami.  Aku berjanji bersungguh sungguh, kerana aku sangat menyayanginya. Sering merinduinya.

“Bintang… jangan lakukan begini pada abang,’’  rayu ku sungguh sungguh. Ku kucup tangannya berkali kali.

Isteriku mengangkat wajahku, kutatap paras ayunya dengan penuh harapan.

“Berpisah dengan kenangan pahit hari semalam.”

Senyum melengkung di bibirku.  Airmataku diusap oleh jari isteriku.  Kupeluk dirinya sambil membelai rambut panjangnya.  Kukatakan I Love You , I Miss You berkali-kali. Ku cium bibirnya dengan sehangat rasa. Hingga kami terperanjat ketika ibu mertuaku, yang berkunjung semenjak semalam, berdiri di depan pintu bilik yang dari tadi dibiarkan terbuka.  Bayi kami menangis dalam kendongannya.

“Cucu mama ni nak menyusu.”

Kami saling berpandangan, senyum dalam ledakan rindu.


TAMAT.
Reply

Use magic Report

Post time 16-7-2010 08:56 AM | Show all posts
dah habis ke bintang?? pendeknya... tp best...
Reply

Use magic Report

Post time 16-7-2010 10:27 AM | Show all posts
da tamat....
bintang ni memang berbakatlah....
Reply

Use magic Report

Post time 16-7-2010 10:30 AM | Show all posts
best sangattttt......tak puas baca....
Reply

Use magic Report

Post time 16-7-2010 11:09 AM | Show all posts

pendek, tak puas baca tapi ending yg cantik.
Reply

Use magic Report

Post time 16-7-2010 11:35 AM | Show all posts
cerita yang ringkas dan padat.
Reply

Use magic Report

Post time 16-7-2010 02:04 PM | Show all posts
tahniah bintang..
citer yg menarik..
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 16-7-2010 02:14 PM | Show all posts
tahniah bintang
Reply

Use magic Report

Post time 16-7-2010 06:19 PM | Show all posts
hah dah tamat.. kenapa pendek sgt...
Tahniah bintang
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 16-7-2010 06:34 PM | Show all posts
Terimakasih semua....

Pendek jek, sekadar menjaring hari..
Reply

Use magic Report

Post time 16-7-2010 06:39 PM | Show all posts
Terimakasih semua....

Pendek jek, sekadar menjaring hari..
bintang Post at 16-7-2010 18:34


Biar pendek tp menceriakan hati2
yg stress kat opis ni....
Tahniah
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CARI Infonet

29-3-2024 06:18 PM GMT+8 , Processed in 0.064937 second(s), 42 queries .

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list