CARI Infonet

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

Author: btm09me

Semuanya Tentang Sepakbola Indonesia

[Copy link]
 Author| Post time 18-7-2011 10:57 AM | Show all posts
SSB Hasanudin Menuju Bernabeu



JAKARTA, KOMPAS.com — Sekolah Sepak Bola (SSB) Hasanuddin dari Makassar akhirnya keluar sebagai juara Danone Nations Cup 2011. Dalam laga final yang berlangsung di Stadion Soemantri Brodjonegoro, Minggu (17/7/2011), Sekolah Sepak Bola Hasanuddin (SSB Hasanuddin) berhasil menang tipis 1-0 atas SSB Putra Banna dari Aceh. Gol kemenangan SSB Hasanuddin dicetak oleh Faturachman pada menit ke-6.

Dengan kemenangan tersebut, tim SSB Hasanuddin berhak mewakili Indonesia dalam ajang final dunia Danone Nations Cup 2011 di Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol, 6 hingga 9 Oktober 2011. SSB Hasanuddin akan bersaing dengan 39 klub dari negara yang berbeda untuk keluar sebagai yang terbaik. Nantinya, tim ini akan dibimbing oleh Zaenal Abidin, yang kini menjabat sebagai Direktur Teknik Persitara Jakarta Utara.

"Kami mengucapkan selamat kepada tim pemenang yang telah berjuang keras sejak dari babak penyisihan pada bulan April hingga mencapai puncaknya hari ini. Danone Nations Cup merupakan salah satu perwujudan komitmen kami guna membantu mewujudkan impian anak-anak bermain sepak bola pada festival sepak bola internasional," ujar Parmaningsih Hadinegoro, pimpinan Danone AQUA Indonesia, dalam rilis yang diterima Kompas.com.

Tahun lalu, wakil Indonesia SSB Banteng Muda dari Malang mencatat prestasi dengan masuk 15 besar. Beberapa kejutan berhasil mereka ciptakan, antara lain dengan menekuk tim unggulan, seperti Italia dan Mesir. Mampukah SSB Hasanuddin menyamai atau bahkan melampaui prestasi pendahulunya? Kita lihat saja.
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 18-7-2011 11:01 AM | Show all posts
Wim Rijsbergen: Timnas Belum Siap Tempur



REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Wim Rijsbergen, pelatih anyar timnas Indonesia, menyebutkan pasukannya belum siap tempur menghadapi Turkmenistan 23 dan 28 Juli ini. Indonesia hanya punya waktu satu pekan untuk mempersiapkan diri.

Rijsbergen menyadari duel kontra Turkmenistan digelar pada momen yang kurang pas. "Kompetisi sudah berhenti beberapa bulan. Jadi, pemain timnas yang dipanggil juga belum sepenuhnya siap tempur," kata Rijsbergen.

Tantangan lain menurut mantan pelatih PSM Makassar yang berkiprah di liga Liga Primer Indonesia (LPI), dia masih kurang mengenal sebagian besar pemain timnas dari Liga Super Indonesia (ISL). "Sebagain besar pemain dari kompetisi lain (ISL). Saya belum mengenal mereka dengan baik. Memang ini tidak mudah, tapi saya siap berbuat maksimal," tutupnya.

Rijsbergen menyambut baik tugas barunya. "Saya melihatnya sebagai tantangan untuk menoreh prestasi di negara yang fantastis ini," ungkapnya kepada situs Sport-Promotion. "Tentu saja ada beberapa hal yang harus dibenahi. Tapi kalau melihat mentalitas pemain, kedepannya kita bisa melakukan hal-hal menarik."
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 18-7-2011 11:09 AM | Show all posts
Berlatih Sepakbola Ala Liverpool Dimulai



Akademi Liverpool Indonesia menandai aktivitasnya di tanah air dengan menggelar pelatihan secara gratis kepada anak-anak dengan kategori umur U-6 sampai U-18 di lapangan hoki Senayan, Jakarta, Minggu (10/7). Kegiatan itu sekaligus menjadi soft launching bagi aktivitas akademi klub ternama asal Inggris tersebut di tanah air.

Peserta tampak antusias dan tercatat hingga 50 peserta mengikuti metode pelatihan yang diberikan pelatih Paul Barratt. Metode latihan meliputi teknik dasar, agility, passing, dan receiving. Sebagai langkah lanjutan, akademi Liverpool akan menggelar latihan rutin setiap Sabtu dan Minggu di lapangan hoki lama Senayan mulai pekan depan.

Ke depannya, akademi Liverpool berencana membentuk fasilitas secara permanen yang akan dijadikan sentral pencarian bakat alami pemain usia dini. Namun, untuk membentuknya diperlukan fasilitas yang memadai. Liverpool memiliki persyaratan yang ketat untuk diikuti pengelola akademinya di Indonesia. Di bawah supervisi Phil Neal yang datang ke Jakarta bulan lalu, pihak akademi harus berkeliling mencari lapangan sesuai standar tersebut. Dengan segala pertimbangan, akhirnya digunakan lapangan hoki Senayan untuk sementara.

Ditambahkan pula, kedatangan akademi Liverpool ke Indonesia juga tidak ditujukan untuk menyaingi sekolah-sekolah sepakbola yang sudah ada melainkan memperkaya keterampilan serta kemahiran bermain sepakbola bagi anak-anak Indonesia.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 18-7-2011 11:17 AM | Show all posts
GH Sutedjo Kritik Kepemimpinan Djohar Arifin

Bola.net - Meski baru seumur jagung, kepemimpinan Djohar Arifin di PSSI telah mengundang kekecewaan GH Sutedjo. Ketua Pengcab PSSI Jakarta Timur ini melontarkan sejumlah kecaman pada kepengurusan PSSI periode 2011-2014.

Seperti dikutip dari Tribunnews, GH Sutedjo mengaku amat prihatin dengan struktur kepengurusan yang disusun oleh Djohar Arifin bersama jajaran Komite Eksekutifnya. Menurutnya, nuansa reformasi belum tampak secara nyata dengan dipilihnya figur-figur yang kurang berkompeten di bidangnya. Salah satunya, adalah terpilihnya Tri Goestoro sebagai Sekretaris Jenderal PSSI.

"Tri Goestoro kan orang lama di PSSI, dia dulu pernah gagal sebagai Sekjen. Seharusnya dia mampu mengubah 'mind-set'-nya," ujarnya.

"Menurut saya masih ada figur lain yang sangat berkompeten dengan posisi Sekjen. Lagi pula kok bisa-bisanya Djohar Arifin mengumumkan susunan pengurus dengan cara dicicil. Ini tidak mencerminkan profesionalisme," imbuhnya.


Lebih lanjut, Sutedjo juga melontarkan kecaman terkait pemecatan Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl. "Atmosfir rekonsiliasinya mana? Tak ada satu pun dari bekas pengurus lama yang sebenarnya sangat berpotensial yang diajak masuk ke dalam susunan kepengurusan. Bahkan seorang pelatih Alfred Riedl pun malah diberhentikan tanpa alasan yang jelas. Kenapa bisa begitu?" ketusnya. (trb/den)
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 18-7-2011 06:27 PM | Show all posts
Yandi Sofyan cs Sudah Bergabung Dengan RCS Vise



Trio pemain SAD Indonesia, Yandi Sofyan, Alfin Tuasalamony dan Yericho Christiantoko, telah bertolak ke Belgia untuk bergabung dengan klub baru mereka, CS Vise.  Ketiganya berangkat dari Uruguay pada hari Jumat (15/7) lalu setelah urusan visanya yang sempat tertahan tiga pekan, akhirnya rampung.

“ Alhamdulillah waktu yang dinantikan ini datang juga. Kami bertiga pamit kepada teman – teman di SAD Indonesia maupun pecinta sepakbola di Indonesia. Mohon doa restunya agar kami bisa sukses di sana,” kata Yandi Sofyan, beberapa saat sebelum meninggalkan Montevideo.

Yandi Sofyan cs seharusnya memang  sudah bergabung dengan CS Vise pada tanggal 23 Juni lalu. Namun, proses pengurusan visa mereka ternyata membutu*kan waktu yang cukup lama. Klub Vise sendiri saat ini sudah menggelar latihan pra musim di Vittel, Perancis.

“ Tidak ada lagi waktu luang bagi mereka. Setibanya di sana, mereka akan langsung bergabung dengan program pra-season CS Vise di Vittel Perancis,” ungkap Demis Djamaoeddin, manajer SAD Indonesia.

Sementara itu, suasana haru terlihat  sesaat menjelang perpisahan Alfin Tuassalamony cs dengan rekan – rekannya di SAD Indonesia. Hal yang wajar, mengingat mereka telah menjalani kebersamaan yang begitu erat selama empat tahun terakhir.

“ Memang sedih rasanya bakal kehilangan  teman sejati yang biasa bersama dalam melalui hari-hari ini dengan canda dan tawa. Namun, harus kita sadari bahwa ini memang moment yang sangat dinanti oleh seluruh pemain sepakbola, berkarier di eropa. Kami juga ikut bangga dengan prestasi Yandi, Alfin dan Yerico. Semoga mereka sukses di sana,” kata Reffa Money, kapten SAD Indonesia U19.

Rasa kehilangan tidak hanya dialami para pemain SAD Indonesia U19. Yunior mereka di tim SAD Indonesia U17 juga merasakan hal yang serupa. Diantaranya yang sangat merasa kehilangan adalah Gugum Gumilar dan Ricky Bardes.

Gugum bakal kehilangan satu – satunya pemain SAD Indonesia yang satu daerah dengannya, yakni Yandi Sofyan.  “ Wah, gak ada lagi yang bisa diajak ngomong bahasa sunda neh. Selain itu, saya juga bakal merindukan masa – masa di mana kang Yandi membimbing saya dalam meningkatkan performa di lini depan,” ujar Gugum.

Hal yang sama juga dialami Ricky Bardes Leurima, yang notabene masih satu saudara dengan Alfin Tuasalamony. “ Baru enam bulan kita bersama di Uruguay, kini Alfin sudah harus pergi. Semoga sukses aja di sana. Mudah – mudahan saya bisa menyusul dia suatu saat nanti, “ ungkap Ricky.

Selain rasa sedih, kebanggaan akan prestasi Yericho cs juga dirasakan pemain SAD Indonesia lainnya.  Bahkan,  mereka menjadikan prestasi ini sebagai motivasi untuk bisa meraih kesuksesan yang sama.


“ Saya akan berlatih lebih giat lagi di sini. Terbukti, program SAD Indonesia ini bisa mengantarkan kita hingga berkarier di eropa. Saya ingin bisa seperti kakak Yandi, Alfin dan Yericho!!!,” ucap Indra Permana penuh harap.


Tim SAD Dukung Rekannya Berkarir Di Eropa



Kepergian Yandi Sofyan, Alfin Tuasalamony dan Yericho Christiantoko ke klub Belgia CS Vise mendapatkan dukungan dari pemain-pemain SAD Indonesia lainnya. Bahkan suasana haru terlihat saat mereka mengantarkan tiga rekannya tersebut bertolak ke Belgia.

“Memang sedih rasanya bakal kehilangan  teman sejati yang biasa bersama dalam melalui hari-hari ini dengan canda dan tawa. Namun, harus kita sadari bahwa ini memang moment yang sangat dinanti oleh seluruh pemain sepakbola, berkarier di eropa. Kami juga ikut bangga dengan prestasi Yandi, Alfin dan Yerico. Semoga mereka sukses di sana,” kata Reffa Money, kapten SAD Indonesia U-19.

Rasa kehilangan tidak hanya dirasakan oleh pemain SAD Indonesia U-19, tetapi pemain-pemain SAD Indonesia U-17 pun juga turut merasa kehilangan dengan hengkangnya ketiga pemain tersebut.

"Wah, tidak ada lagi yang bisa diajak ngomong bahasa sunda nih. Selain itu, saya juga bakal merindukan masa–masa di mana kang Yandi membimbing saya dalam meningkatkan performa di lini depan,” ujar Gugum Gumilar salah satu pemain SAD Indonesia U-17.

“Baru enam bulan kita bersama di Uruguay, kini Alfin sudah harus pergi. Semoga sukses saja di sana. Mudah–mudahan saya bisa menyusul dia suatu saat nanti, “ ungkap punggawa SAD Indonesia U-17 lainnya, Ricky Bardes Leurima.

Namun selain rasa sedih, kebanggaan atas prestasi yang dicapai oleh ketiga rekannya tersebut juga dirasakan oleh pemain-pemain SAD lainnya. Bahkan, keberangkatan mereka dijadikan sebagai motivasi untuk bermain lebih baik lagi.

“Saya akan berlatih lebih giat lagi di sini. Terbukti, program SAD Indonesia ini bisa mengantarkan kita hingga berkarier di eropa. Saya ingin bisa seperti kakak Yandi, Alfin dan Yericho!,” ucap Indra Permana penuh harap.

Dengan demikian proyek SAD Indonesia dapat dikatakan berhasil setelah mampu membawa lima didikan mereka berkarir di luar negeri. Seperti yang diketahui, sebelumnya Syamsir Alam dan Mohammad Zainal Haq juga sudah bergabung dengan klub Uruguay Penarol.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 18-7-2011 06:35 PM | Show all posts
SAD Indonesia Adalah nama kumpulan pemain sepak bola Indonesia usia 17 tahun ke bawah yang berguru di Uruguay, Amerika Selatan. SAD singkatan dari Sociedad Anónima Deportiva yang secara harfiah berarti "korporasi olahraga". Mereka saat ini sudah menjalani dua tahun kompetisi, dari rencana empat tahun berkompetisi di Uruguay. Tim ini kabarnya menelan dana Rp 12,5 milliar per tahunnya.

Anak-anak itu akan berlatih di bawah bimbingan pelatih asal Uruguay Cesar Payovich dan asistennya Jorge Anon. Materi tim ini diambil dari mayoritas pemain timnas U-16 yang mengikuti babak kualifikasi Piala Asia U-16. Mereka sudah memulai mengikuti kompetisi Liga Uruguay U-17 (Quinta Division) 2008. Pada bulan November 2009 mereka pulang ke Indonesia untuk bertanding di kualifikasi Piala Asia U-19 di Stadion si Jalak Harupat, Bandung, Jawa Barat. Tapi sayang mereka gagal mewujudkan ambisi lolos ke putaran final Piala Asia U-19, setelah hanya mampu menempati urutan ke-3 dari hasil 2 kemenangan, 1 seri dan 2 kali kalah.

Setelah berjuang di Kualifikasi Piala Asia U-19 progam latihan timnas di Uruguay dihentikan untuk sementara. Timnas baru kembali berlatih mulai pekan terakhir Januari 2010. Mereka akan kembali ditangani Cesar Payovich hingga dua tahun lagi. Dalam program perencanaan nanti, pelatih Cesar tidak hanya membawa 25 pemain tapi akan menambah satu tim lagi, yakni mereka yang berusia kurang dari 16 tahun. Rencananya, mereka yang berusia 18 tahun ke atas pada 2010 akan dijadikan dalam grup. Mereka nanti diturunkan ke kompetisi U-19, Enam pemain yang belum genap berusia 18 tahun akan digabungkan dengan tim baru untuk mengikuti kompetisi U-17.
Reply

Use magic Report

Follow Us
 Author| Post time 18-7-2011 06:51 PM | Show all posts
Post Last Edit by btm09me at 18-7-2011 18:56
Latihan Terakhir, Timnas Perlu Asah Mental



JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Nasional Indonesia, Senin (18/7/2011), menjalani latihan terakhir jelang persiapan laga Pra-Piala Dunia 2014 melawan Turkmenistan, 23 Juli mendatang. Masih ada sejumlah masalah, antara lain kondisi fisik dan mental pemain.

Dalam latihan ini, seluruh pemain yang dipanggil telah mengikuti latihan. Mereka mendapat arahan langsung dari Pelatih Wim Rijsbergen yang didampingi asistennya, Rahmad Darmawan.

Menurut Rahmad, latihan kali ini lebih difokuskan kepada kerja sama tim. Namun, pria yang akrab disapa RD ini menilai kepaduan tim tak menjadi masalah yang berarti.

"Latihan hari ini menitikberatkan pada team work, organisasi permainan, dan set pieces. Soal kepaduan tim sebenarnya tidak terlalu masalah karena mereka pernah bermain bersama di bawah asuhan pelatih Alfred Riedl," ujar RD kepada wartawan.


"Yang jadi masalah hanya kondisi (fisik) pemain dan juga membangun kembali mental pemain," tambahnya tanpa merinci permasalahan tersebut.

Dalam pertandingan Sabtu nanti, kata Rahmad, tim "Garuda" akan menggunakan formasi ofensif 4-3-3 dengan beberapa modifikasi. Modifikasi ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan antarlini. "Kami akan bertahan dan menyerang secara seimbang," kata Rahmad.

Bagaimana mau menang lawan Turkmenistan, persiapan juga tak ada. Uji tanding tak pernah!
Masih mending Malaysia yang bisa uji tanding lawan Arsenal, Liverpool dan Chelsea. Paling tidak bisa untuk mencoba strategi baru atau mengasah skill dan mental pemain.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 18-7-2011 11:55 PM | Show all posts
HASIL POLLING: 83,92% Pembaca GOAL.com Indonesia Menilai Keputusan PSSI Memecat Alfred Riedl Adalah Blunder
Mayoritas pembaca GOAL.com Indonesia menentang keputusan PSSI untuk memecat Alfred Riedl sebagai pelatih timnas Indonesia.




PSSI sudah menjatuhkan talak kepada Alfred Riedl. Pelatih timnas Indonesia itu diputuskan untuk tidak lagi dikaryakan.

Alasan yang diajukan PSSI untuk tidak lagi menggunakan tenaganya adalah karena masalah kontrak yang cacat, yang kemudian alasan tersebut dipertanyakan kebenarannya.

Riedl menegaskan jika kontraknya menangani timnas Indonesia resmi dan dibuat bersama PSSI, bukan per personal seperti yang diklaim PSSI era Djohar Arifin Husein. PSSI pun diancam akan diperkarakan ke FIFA, termasuk menuntut kompensasi atas kewajiban yang belum dituntaskan, termasuk membayar gaji yang kabarnya belum diterima Riedl selama empat bulan terakhir.

Riedl juga menilai banyak kepentingan politis atas pemecatan yang diterimanya. Sementara PSSI bersikap lebih dingin menanggapi hal ini dan lebih bersikap acuh.

Namun, apa pun itu keputusan sudah dijatuhkan. Mereka yang terlibat dengan timnas, baik itu pemain atau pun mantan manajer tim, menyayangkan keputusan PSSI untuk menyudahi kontrak Riedl.

Mayoritas pembaca GOAL.com Indonesia juga menyayangkan keputusan PSSI tersebut. Hal itu terlihat dari hasil poling yang digagas GOAL.com Indonesia selama lima hari, mulai tanggal 13-18 Juli 2011 hingga pukul 11.59 WIB.


"Apakah keputusan PSSI memecat Alfred Riedl adalah keputusan yang tepat untuk timnas Indonesia?
Blunder (83.92 % - 13422 votes)
Tepat (16.08 % - 2572 votes)



Di bawah ini juga ada beberapa komentar dari pembaca GOAL.com Indonesia mengenai pergantian yang dilakukan PSSI untuk posisi pelatih timnas Indonesia:

Entin Jakarta
15:40 17 Jul 2011

Keputusan tepat. Secara kualitas, permainan timnas di bawah Alfred tidak menunjukkan hal yang istimewa. Kehebatan Alfred hanya terletak dalam hal disiplin dan perlakuan egaliter yang dia terapkan di timnas. Semoga nanti Wim bisa berlaku sama seperti Alfred dalam memperlakukan pemain. Yang jadi soal sekarang adalah waktu dan cara PSSI memecat Riedl. Sungguh, meski menampilkan permainan yang biasa, Riedl bukan sosok jahat. Tapi justru dia mendapat perlakuan yang tidak pantas dari PSSI!


nurdin pelit Karanganyar
16:18 17 Jul 2011
Kayaknya PSSI tdk pernah belajar dari kesalahan selalu mengharapkan hasil instan. Riedl baru dalam tahap membangun tim yg solid, dia bukan pesulap yg dalam waktu singkat bisa menyulap timnas jadi hebat Seharusnya riedl diberi waktu 1-2 tahun lagi untuk menunjukkan hasil kerjanya.


Sumarsono Ambarawa
16:53 17 Jul 2011
Gonta ganti pelatih bukan solusi jitu buat kemajuan timnas,,, yg pasti klo pgn maju tanamkan disiplin di jajaran pengurus, official, pemain...biar pun timnas dilatih dengan pelatih lokal klo punya dsiplin tinggi pasti akn brprestasi... Lhtlah Jepang, liga nya brgulir bareng dengan Liga Indonesia edisi pertama, dan merekz lebih maju, baik liga maupun timnasnya.. kuncinya disiplin, mau kerja keras demi kmajuan sepakbola nasional.

Humillis Yogyakarta
20:57 17 Jul 2011

Yaa... seharusnya tidak langsung main pecat dulu. Lihat prestasi apa yang telah di dapat Tim Indonesia sekarang dan dalam hitungan hari harus bertanding Pra Piala Dunia (seharusnya sebagai pertimbangan juga). Soal kontrak pelatih, seharusnya bukan main pecat seperti itu, "cacat" ya di perbaharui sebagaimana layaknya. Janganlah sepakbola Indonesia di buat malu lagi dan "rugi" (kepentingan golongan di utamakan) dengan keputusan-keputusan yang kurang pertimbangan. Ya mari kita lihat bersama, keputusan yang di ambil tepat atau blunder. Bravo Sepak Bola Nasional.

Bambang sunaryoso Sidoarjo
21:23 17 Jul 2011
Ini adalah hal yg tidak bagus untuk kepengurusan PSSI yg baru. ya kalaupun harus dipecat, gunakanlah cara yg elegan. apapun alasannya harusnya ada koordinasi dari pengurus yg baru dengan yg lama mengenai status dari Alfred Riedl. Harusnya pengurus yg baru jangan pakai cara2 yg gak elegan seperti ini. apapun alsannya masa gak bisa pakai cara yg lebih beretika.


Namun mau bagaimana lagi, keputusan sudah diambil dan Riedl sudah tidak lagi menangani timnas Indonesia. Adalah Wim Rijsbergen yang kini mengisi kursi pelatih timnas dengan tugas awal mengantar tim meraih hasil bagus saat melawan Turkmenistan di kualifikasi Pra-Piala Dunia 2014. Dengan apa yang sudah ditetapkan sekarang ini, diharapkan dukungan tetap mengalir untuk timnas Indonesia dan perkembangan ke depan.

Sekarang bagaimana publik memberikan dukungan dengan apa yang sudah diputuskan PSSI, atau terus menentang. Bagaimana dengan sikap pembaca GOAL.com Indonesia? Sampaikan komentar Anda dengan mengisi kolom yang ada di bawah ini...
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 19-7-2011 01:20 PM | Show all posts
Post Last Edit by btm09me at 19-7-2011 13:21

Tim-Tim Indonesia Tampil Agresif



GOTHENBURG, KOMPAS.com - Diwarnai hujan gerimis serta angin dingin menusuk tulang, tim Indonesia yang tampil di turnamen sepak bola yunior dunia, Gothia Cup 2011, menyelesaikan laga awal dengan gemilang pada hari pembukaan, Senin (18/7/2011), di Gothenburg, Swedia.

Pada kelompok Boys 14 tahun, tim binaan Liga Kompas-Gramedia yang tampil dengan bendera ASIOP-Apacinti memukul tim tuan rumah Swedia, Onsala BK, 4-0. Tim Jakarta Football Academy yang main di kelompok Boys 13 tahun juga menang telak 5-0 atas Frolunda-2 (Swedia), sedangkan Jakarta Football Academy menang 2-1 atas Alfidon (Yunani/Greece) di kelompok Boys 11 tahun.

Gothia Cup merupakan turnamen sepak bola yunior tahunan untuk kelompok usia 11 tahun hingga 19 tahun. Digelar sejak 1975, turnamen ini mempunyai tema ”Meet the World” karena memang meleburkan sepak bola dalam sebuah pesta besar bagi seluruh bangsa di dunia. Tahun ini, Gothia Cup diikuti oleh lebih dari 80 negara yang mengirim 1.570 tim putra dan putri.

Di lapangan Skatas yang hijau asri karena berada di wilayah bumi perkemahan, tim ASIOP-Apacinti sempat gamang karena dihadang udara dingin menggigit. Meskipun begitu, mereka tidak kehilangan gairah, apalagi setelah menyaksikan lapangan sintetis Skatas yang sangat rapi dengan lingkungan hutan hijau di sekelilingnya. ”Kalau dinginnya seperti di Lembang, tapi di sini suasananya asyik sekali. Lapangannya bagus banget,” ujar bek tengah, Muhammad Saddam.

Begitu menyaksikan lapangan standar Eropa, khususnya Skandinavia, tim yang diasuh oleh duet Dede Suprijadi dan Barry Siddik tersebut langsung melakukan pemanasan. Secara kompak dan serempak dalam pemasanan, Deta Husa Prasta dan kawan-kawan sudah menarik perhatian penonton tuan rumah yang tak henti-hentinya memberikan tepuk tangan.

Meski solid dalam pemanasan, saat bermain, Deta dan kawan-kawan sempat limbung dan grogi. Pergerakan dan umpan mereka banyak yang tidak akurat dan kerja sama serta formasi permainan tak berjalan sesuai instruksi pelatih. Meski begitu, ASIOP-Apacinti tetap mendominasi penguasaan bola dan mencetak sejumlah peluang emas. Deta dan kawan-kawan kemudian unggul 1-0 lewat aksi individual menawan dari gelandang serang Gesang Ginandaru. Melakukan solo run dari sayap kanan, Gesang melewati empat pemain belakang Onsala, dan menaklukkan kiper dengan tendangan deras ke pojok gawang.

Keunggulan ini membuat permainan mereka semakin hidup. Ciri khas permainan cepat dan umpan pendek menusuk jantung pertahanan lawan mulai di- peragakan dengan apik. Gelandang Yoppy Ichwanul memperbesar keunggulan menjadi 2-0 sebelum jeda.

Pada babak kedua, dominasi ASIOP Apacinti makin besar. Meski lawan tampil keras dan menjurus kasar, mereka tidak kehilangan determinasi. Mereka bahkan lebih agresif dan menghasilkan gol tambahan lewat Ali Husein dan Dicky Romadona.

Duet pelatih Dede dan Barry cukup puas dengan penampilan Deta dan kawan-kawan. ”Sempat grogi tetapi itu wajar di laga awal. Mereka masih harus memperbaiki banyak hal terutama serangan dari sayap,” ujar Dede.

Selasa ini, Deta dan kawan-kawan kembali akan menghadapi tim tuan rumah, Mjolby Sodra IF, serta pada Rabu (20/7) juga jumpa tuan rumah Mariehem SK. (Anton Sanjoyo, dari Gothenburg, Swedia)
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 21-7-2011 09:57 PM | Show all posts
Jalan Panjang ASIOP-Apacinti



GOTHENBURG, KOMPAS.com — Tiga kemenangan beruntun membawa tim hasil gemblengan Liga Kompas-Gramedia maju ke babak 32 besar turnamen Gothia Cup 2011 di Gothenburg, Swedia. Rabu (20/7/2011), pasukan Indonesia yang membawa bendera ASIOP-Apacinti itu pesta gol ke gawang Marieheim (Swedia), 11 gol tanpa balas di lapangan Kviberg. Sukses ini menempatkan Deta Husa Prasta dan kawan-kawan ke babak knock out 32 besar yang dimulai Kamis ini.

Sebelumnya, tim yang disponsori SKF Indonesia itu juga mencetak dua kemenangan telak, yaitu melawan Onsala BK (4-0) dan Mjolby Sorda IF (3-0). Dengan posisi sebagai juara Grup 13, Deta dan kawan-kawan tinggal menunggu lawan, yakni pemenang antara runner-up Grup 12 dan Grup 14.

Jika semuanya lancar, Kamis ini tim yang dilatih duet Dede Suprijadi dan Barry Sidik itu akan memainkan tiga laga dalam satu hari untuk merebut tiket di perempat final. Kualitas lawan di putaran 32 besar pun dipastikan jauh lebih baik ketimbang tiga lawan terdahulu. Kondisi ini membuat tim ASIOP-Apacinti ibarat mendaki jalan terjal.

Meski tugas berat menanti, duet Dede dan Barry berjanji untuk menjaga kekompakan dan konsentrasi tim. "Anak-anak sudah tahu mereka baru memulai perjuangan sesungguhnya. Kami akan bekerja keras untuk menjaga kondisi fisik dan mental mereka," ujar Dede.

Membaik

Barry mengakui, penampilan Deta dan kawan-kawan kembali membaik setelah sehari sebelumnya kehilangan ritme akibat bermain terlalu individual. Saat melawan Mjolby, Selasa lalu, ASIOP-Apacinti sangat dominan dalam penguasaan bola, tetapi kehilangan jati diri sebagai tim agresif.

Hampir setiap pemain berusaha memperagakan keterampilan individunya sehingga justru kehilangan karakter tim dengan tipe ofensif. Kemarin, seluruh rencana pelatih dijalankan dengan baik sehingga dominasi bukan hanya pada penguasaan bola, melainkan juga dalam kerja sama. Ini membuat mereka lebih leluasa mencetak peluang dan menghasilkan gol demi gol.

Tampil pada pertandingan ketiga pun membuat Deta dan kawan-kawan lebih lepas dalam mengekspresikan permainan. Apalagi, setelah babak kedua, duet Dede-Barry mengganti hampir semua pemain utamanya di lini tengah dan belakang. Para pemain yang masuk jajaran cadangan berlomba memperlihatkan perjuangan keras di lapangan. Ini membuat variasi serangan lebih banyak terutama dalam kombinasi serangan dari sisi tengah.

Yoppy Ichwanul membuka kemenangan lewat gol hasil solo run yang indah pada babak pertama memanfaatkan kerja sama cantik dengan gelandang Nico. Setelah gol Yoppy, tim yang selalu meneriakkan yel ”Indonesia Bisa!” itu membombardir gawang Marieheim dengan 10 gol lain. Total Yoppy mencetak dua gol, Andreas Chrismanto dua gol; Gesang Ginandaru, Robbi Mutiara, dan Noufal Hafidz masing-masing satu gol. Sementara gelandang serang, Ali Husein, mencetak empat gol, satu di antaranya dari titik penalti. (Anton Sanjoyo dari Gothenburg, Swedia)
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 21-7-2011 10:08 PM | Show all posts
Pemain Makassar Banggakan Indonesia



JAKARTA, FAJAR -- Tim Yamaha U-13 Indonesia gagal menjadi juara di Asean Cup 2011. Tetapi, mereka tetap mampu membuat Indonesia bangga. Meski berstatus runner up, Mulyadi dkk tetap dielu-elukan.

Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin pun memuji permainan pemain masa depan Indonesia tersebut. Ketika menyaksikan laga semifinal melawan Vietnam, Djohar sempat yakin Indonesia bisa menjadi juara.

"Tetapi, sudahlah. Lupakan saja itu. Permainan anak-anak sudah bagus. Mereka tinggal dibina lebih lanjut dan diberi kesempatan bermain dalam kompetisi yang berjenjang," kata Djohar, Rabu 20 Juli.

Menariknya, dari 18 pemain yang dibawa ke Thailand, enam orang di antaranya berasal dari Makassar. Bahkan, Makassar menjadi penyumbang pemain terbanyak dalam Tim Yamaha U-13 Indonesia kali ini.

Dari keenam pemain tersebut, lima di antaranya menjadi pemain utama. Mereka adalah Abdul Azis, Reva Adi Utama, Muhammad Nur Arfah Ali, Dandi S, dan Mulyadi. Satu pemain asal Makassar lainnya, Osman Mustari belum sempat diturunkan karena paling muda dari seluruh pemain.

Pemain asal Makassar itu punya andil besar dalam meloloskan Tim Yamaha U-13 Indonesia ke final. Mereka ikut menyumbang gol untuk kemenangan tim di babak penyisihan hingga semifinal.

"Dari total sembilan gol Indonesia ke gawang lawan, empat di antaranya disumbangkan pemain-pemain asal Makassar tersebut," jelas Ansari Kadir, ofisial tim dari Yamaha Indonesia.

Yang lebih membanggakan, dua pemain asal Makassar terpilih sebagai pemain terbaik atau masuk dalam tim The Best XI Players. Kedua pemain itu adalah kapten tim, Mulyadi Mustari Sumule dan Abdul Azis Zulfikar.

Bahkan keduanya langsung ditawar klub Muang Thong United Thailand untuk bergabung di tim junior mereka. Tawaran itu cukup menggiurkan sebab Muang Thong bukanlah tim sembarangan di Thailand. Mantan bintang Inggris, Robbie Fowler kini membela tim senior klub itu di Liga Thailand.

Manajer Tim Yamaha U-13 Indonesia, Anugerah, mengatakan kedua pemain tersebut terpantau pencari bakat klub tersebut. Kedua pemain itu memang menunjukkan permainan yang menonjol dibanding rekan-rekannya.


Dengan tubuh yang jangkung, Mulyadi yang juga kapten tim berposisi sebagai libero. Perannya mirip dengan Nuralim di Timnas Indonesia era 1990-an. Sementara Azis, permainannya mirip dengan peran Syamsul Chaeruddin di PSM dulu.

Selama mengikuti Asean Cup 2011, Tim Yamaha U-13 Indonesia mencatat dua kali kemenangan, masing-masing atas Malaysia 4-0 di babak penyisihan dan Vietnam dengan skor sama di babak semifinal.

Indonesia juga mencatat hasil imbang 0-0 dengan Thailand B pada pertandingan perdana mereka. Pada partai final, Indonesia dipaksa kalah oleh tuan rumah Thailand A dengan skor tipis 1-2.

"Anak-anak bermain bagus. Kami hanya kurang beruntung. Kami juga menyesalkan intimidasi tuan rumah terhadap wasit yang berakibat kami kalah," jelas Anugerah yang diamini Pelatih, Rohmat Namung.

Sebelum bubar dan kembali ke daerah masing-masing, Tim Yamaha U-13 Indonesia melakoni partai uji coba di Lapangan Timnas Senayan, Rabu 20 Juli. Mereka menghadapi dua tim sekaligus, yakni SSB Sparta dan SSB AS-IOP.

Laga uji coba yang sekaligus perpisahan ini disaksikan langsung Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin. Laga perpisahan ini dipesan khusus Djohar karena tidak sempat menyaksikan langsung laga Indonesia di final melawan Thailand.

Tangis haru mewarnai pembubaran tim, kemarin. Para pemain yang rata-rata masih berusia 12 tahun itu menangis sambil berangkulan satu sama lain. Pelatih Rohmat Namung dan sejumlah ofisial pun tak kuasa membendung air matanya.

Sedianya, rombongan Tim Yamaha U-13 Indonesia itu akan diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, rencana itu batal karena Mulyadi dkk hanya mampu meraih posisi runner up. (sap)
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 21-7-2011 11:57 PM | Show all posts
SCTV Siarkan Laga Timnas



JAKARTA, KOMPAS.com - Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) secara resmi mengikat kerja sama dengan stasiun televisi swasta, SCTV, dalam hal penayangan laga tim nasional hingga akhir tahun 2011. Nantinya, televisi swasta tersebut akan menayangkan seluruh laga Timnas, termasuk Pra-Piala Dunia dan SEA Games, November nanti.

"Nilai kontraknya Rp 10 miliar (RM 3,5 juta) dan jangkanya hingga akhir tahun ini. Kami akan mulai menyiarkan laga timnas pada tanggal 28 Juli nanti (pertandingan leg kedua Pra-Piala Dunia 2014 melawan Turkmenistan). Agenda lain akan kami sesuaikan dengan agenda dari PSSI," ujar Direktur Utama SCTV Fofo Sariaatmadja dalam acara penandatanganan kerja sama PSSI dengan lima BUMN di Jakarta, Kamis (21/7/2011).

"Mudah-mudahan dengan kehadiran kami bisa mendukung timnas mencapai prestasi. Kami juga berharap bisa menyukseskan kegiatan timnas ke depan," tambahnya.

Sebelumnya, PSSI menggandeng RCTI sebagai televisi mitra dalam penayangan pertandingan tlimnas. Laga Pra-Piala Dunia 2014 yang mempertemukan timnas Indonesia dan Turkmenistan, 23 Juli nanti, akan menjadi laga terakhir timnas yang akan disiarkan oleh RCTI.


"Kenapa kami memilih SCTV karena mereka menawarkan kontrak yang lebih tinggi dari televisi lain," ungkap Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin ketika ditanya alasan dipilihnya SCTV.


ANTV dan RCTI Pertanyakan Hak Siar SCTV

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua stasiun televisi swasta nasional, ANTV dan RCTI, mempertanyakan keputusan PSSI yang secara mengejutkan menunjuk SCTV sebagai pemegang hak siar laga Tim Nasional hingga akhir tahun 2011.

Kamis (21/7/2011) sore, Ketua PSSI Djohar Arifin Husin menandatangani kontrak hak siar laga Timnas PSSI dengan SCTV senilai Rp 10 miliar. Djohar berujar, SCTV ditunjuk karena mereka menawarkan kontrak yang lebih tinggi dari pihak lain.

Namun, menurut pengakuan Hadi Gunawan (Produser Sport RCTI) dan Yusuf Ibrahim (Manager Sport ANTV), tak ada pemberitahuan terlebih dahulu dari PSSI mengenai bidding hak siar Timnas Indonesia.

"Tidak, kami sama sekali tidak tahu, mungkin pihak RCTI yang selama ini memegang hak siar Timnas Indonesia juga tidak tahu, tidak ada pemberitahuan mengenai bidding hak siar Timnas dari PSSI," ujar Yusuf ketika dimintai komentarnya.

"Kontrak RCTI dengan PSSI mengenai hak siar laga Timnas memang sudah berakhir, tapi sebenarnya kami ingin memperpanjang. Kami sebenarnya tidak diberitahu soal bidding itu," jelas Hadi saat ditanyai hal yang sama.

Keduanya pun menilai, pemegang hak siar laga Timnas seharusnya ditunjuk lewat proses bidding. "Apalagi, banyak sekali stasiun-stasiun televisi nasional yang tentunya ingin mendapatkan hak siar Timnas. Jangan sampai ini menimbulkan kecurigaan," kata Yusuf.

"Harusnya ada persaingan yang sehat, jangan main tunjuk, tapi semua terserah PSSI," kata Hadi menimpali.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 22-7-2011 12:46 AM | Show all posts
Post Last Edit by btm09me at 22-7-2011 01:00

Video Kedatangan Trio SAD di Vise



Petualangan Di Benua Biru Sudah Dimulai




Petualangan di benua biru bagi Alfi Tuasalamony, Yandi Sofyan dan Yerico Christiantoko telah dimulai secara resmi, Senin (19/7) kemarin. Saat itulah, ketiga putra terbaik Indonesia itu menjalani latihan perdana bersama RCS Vise Belgia yang kini tengah menjalani persiapan pra season di Vittel, Perancis.

Ketiga pemain  tersebut sebenarnya sudah tiba di Perancis sejak Sabtu (17/7) lalu. Namun, baru kemarin mereka menjalani latihan karena pada hari Minggu, para pemain Vise memang libur latihan.

“ Alhamdulillah suasana di sini sangat menyenangkan. Kita pun bisa menjalani latihan perdana pagi tadi dengan baik.  Semua pemain, pelatih dan ofisial tim memang menerima kami dengan hangat sejak pertama tiba,” ungkap Yandi Sofyan.

Kedatangan Yandi Sofyan cs di Vise memang sudah sangat dinantikan sejak bulan lalu. Tak heran, begitu mendarat di Belgia, Sabtu (17/7) lalu, mereka yang dijemput oleh Toni Minella dan Pino Dimonopoli, langsung diboyong ke Perancis melewati jalan darat.

“ Setelah 14 jam terbang dari Montevideo – Madrid – Belgia, ternyata kita harus meneruskan lagi perjalanan lewat darat. Jaraknya sekitar 500 km, cukup melelahkan juga,” tutur Yandi, adik kandung mantan striker timnas Zaenal Arief ini.

Sesampai di Vittel sekitar pukul 15:00 waktu Perancis, mereka disambut hangat oleh seluruh awak tim RCS Vise. Sore harinya, Alfin cs berkesempatan menyaksikan laga uji coba antara RCS Vise menghadapi Dijon (Perancis). Sayangnya, Vise harus menyerah 0-2 dari lawannya tersebut.  

Aktifitas hari kedua di Vittel lebih banyak dijalani dengan istirahat di hotel. Sempat pula mereka pergi keluar untuk menonton salah satu pertandingan uji coba di sana. Tak lama setelah itu,  mereka kembali ke hotel untuk beristirahat.

“ Kita memang butu* waktu istirahat sebelum latihan perdana esok harinya. Jangan sampai badan kurang fit saat latihan,” terang Alfin.

Selama di Vittel, Yandi, Alfin dan Yerico ditempatkan dalam satu kamar. Namun, setelah mereka beradaptasi sepenuhnya, kemungkinan akan dipisah dan digabung dengan pemain lainnya. Saat ini, mereka memang masih ‘kagok’ mempraktekkan kemampuan bahasa Perancisnya, meski sudah dipelajari berbulan – bulan di Uruguay. (asp)
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 22-7-2011 12:53 AM | Show all posts
Surat Yandi Dari Perancis: Latihan Di Vise Melelahkan...



Hallo sobat setia ligapendidikan.com. Untuk pertama kalinya Yandi menyapa kalian langsung dari Perancis. Sejak Senin kemarin, saya sudah memulai aktifitas latihan secara resmi di klub RCS Vise Belgia. Sebuah pengalaman yang benar – benar berbeda dari sebelumnya.

Pastinya pembaca setia ligapendidikan.com semuanya sudah tahu  bahwa RCS Vise saat ini tengah berada di Vittel Perancis untuk menjalani persiapan pra musim. Kalau tidak salah, Vise sendiri baru akan mulai berkompetisi di Divisi II Liga Belgia 2011 pada tanggal 17 Agustus 2011. Hmmm…berarti pas bulan puasa ya.

Yandi tidak sendirian di sini, ada juga Alfin Tuasalamony dan Yericho Christiantoko yang kebetulan ditempatkan sekamar selama di Perancis. Kita saat ini memang sedang menjalani proses adaptasi dengan lingkungan maupun cuaca di sini.

Oh iya, cuaca dan iklim di sini sedang berbeda dengan di Montevideo yang tengah dilanda musim dingin. Seperti daerah lainnya di eropa, di Perancis  juga tengah memasuki musim panas. Tapi panas di sini tentunya tidak seperti di Garut, hehehe… Malah enak buat beraktifitas di luar ruangan.

Secara umum, pola latihan di sini tidak beda jauh dengan di Uruguay. Hanya memang beban latihan lebih berat dan rekan – rekan satu tim lainnya punya fisik yang lebih kekar. Semoga kita bisa mengimbangi mereka nantinya. Pokoknya harus optimis bisa berasing dan tidak membuat malu bangsa Indonesia.

Latihan lebih berat kita jalani pada hari kedua. Soalnya pelatih memberikan menu test fisik. Luar biasa capeknya. Tapi di sini kami benar – benar merasakan manfaatnya kita digembleng habis selama empat tahun di Uruguay.  Dunia sepakbola professional memang sangat keras dan butu* daya tahan tinggi. (Jadi malu kalau dulu sesekali suka mengeluh karena menu latihan berat..)

Menurut kabar dari manajer tim, kita berada di Vittel hingga Jumat minggu ini. Besoknya kita akan kembali ke Belgia untuk memulai persiapan lebih serius di kandang sendiri. Yandi sih mohon doa restu dari pecinta sepakbola Indonesia, biar bisa menjalani semua ini dengan sukses.

Kalau tidak ada latihan, Yandi biasa menghabiskan waktu berinternet. Belakangan ini Yandi lebih suka buka twitter daripada facebook. Malahan sudah lama juga nih gak buka facebook. Pembaca setia ligapendiidkan.com boleh saja memfollow Yandi di @YandiSofyan.  Kalau di facebook, cukup search Yandi Sofyan Munawar.

Alhamdulillah, support dari teman – teman di Indonesia maupun di Uruguay sangat besar buat Yandi, Alfin dan Rico. Pokoknya di Twitter pun ramai sama mereka yang memberi dukungan maupun nanya kabar kami di sini. Spesial untuk ligapendidikan.com, nanti kita juga akan kabari terus perkembangan di sini.

Sudah dulu ya, Yandi mau ikut latihan sore dulu. Wassalamualaikum wr wrb…..


Perancis
19 Juli 2011
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 22-7-2011 12:58 AM | Show all posts
Foppe De Haan Sarankan Wim Rijsbergen Jauhi Politik



Penunjukan Wim Rijsbergen secara mendadak oleh PSSI jelang kualifikasi Piala Dunia 2014 ternyata turut mengundang perhatian Foppe de Haan.

De Haan pernah pula menangani timnas Indonesia, meski di level U-23, untuk Asian Games 2006. Pengalaman tersebut membuatnya mewanti-wanti agar Rijsbergen menjauhi kepentingan politik dalam pekerjaan.

"Di sana ada kalangan yang mempertaruhkan prestise di timnas. Meski timnya lemah, mereka tidak mau tahu, yang penting hasilnya harus bagus," ujar De Haan kepada RNW.

"Kalau tim gagal, yang lebih mudah disalahkan adalah pelatih supaya dia sendiri terhindar."


De Haan mengatakan sewaktu menangani Indonesia U-23, dirinya tidak bisa memanggil pemain sesuai strategi yang akan diterapkan. Bahkan pelatih yang pernah dua kali membawa Belanda menjuarai Euro U-21 ini menduga adanya pemain titipan dalam timnas.

"Kemungkinan ada pengaruh kolusi atau nepotisme, sebab belakangan kami dengar ada pemain-pemain lebih bagus yang tidak terseleksi," sambungnya.

De Haan mengingatkan agar Rijsbergen tidak terjerumus jika targetnya lolos ke putaran akhir kualifikasi Piala Dunia.

"Saat ini masih banyak negara saingan yang secara kekuatan masih berada di atas Indonesia. Kalau melawan Irak, Iran, Arab Saudi, Cina, Jepang, atau Korea Selatan, Indonesia belum siap," imbuhnya lagi.

Rijsbergen dituntut bersikap tegas sejak awal periode kepelatihannya dan De Haan juga mengatakan Indonesia punya harapan menjadi tim kuat suatu saat kelak.

"Dia harus minta kejelasan soal seleksi pemain dan mendapatkan staf yang bisa dipercaya. Pemain sendiri perlu sering latihan melawan tim-tim tangguh. Mereka juga harus lebih profesional, kalau sedang bermain jangan sampai konsentrasi terpengaruh keputusan wasit," cetus De Haan.

"Pemain Indonesia sebenarnya punya motivasi bagus. Haus pengetahuan serta memiliki teknik individu yang mumpuni. Hanya, fisik dan taktik harus ditingkatkan lagi."

Indonesia akan bertandang ke markas Turkmenistan, Sabtu (23/7) nanti, dan ganti menjamu lawan yang sama di Senayan pekan depan.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 22-7-2011 11:17 PM | Show all posts
PREVIEW: Turkmenistan Sudah Menatap Babak Berikutnya, Indonesia Akan Tampil Ofensif



Dilihat dari ranking FIFA per 29 Juni 2011, Indonesia memang sedikit unggul atas Turkmenistan. Indonesia menempati peringkat 132, sementara Turkmenistan bertengger di posisi 143.

Namun, ranking FIFA tersebut tidak ada artinya saat kedua tim bertemu di Ashgabat, Sabtu (23/7), untuk duel leg pertama Pra Piala Dunia 2014 babak kedua zona AFC. Pasalnya, Turkmenistan menunjukkan grafik performa yang meningkat di level internasional. Negara pecahan Uni Soviet tersebut semakin diperhitungkan sejak menjadi anggota FIFA pada 1992.

Jelang pertandingan menghadapi Indonesia, Turkmenistan memilih Belarusia sebagai pusat latihan selama seminggu. Di sana, tim asuhan Yazguly Hojageldiyev ini memainkan tiga pertandingan ujicoba, tapi harus mengakui keunggulan Belarusia U-21 dan FC Torpedo-BelAZ Zhodino dengan skor identik 1-0, kemudian pada ujicoba terakhir menelan kekalahan dari klub setempat, FC Naftan, dengan skor 2-1.

Sebaliknya, Indonesia tidak memainkan satupun ujicoba dalam rangka persiapan menghadapi Turkmenistan. Buruknya persiapan ini merupakan salah satu efek dari kisruh yang melanda kepengurusan pusat PSSI selama beberapa bulan terakhir. Situasi ini merusak persiapan timnas menghadapi dua laga kualifikasi Piala Dunia.

Selain bermodal stamina dan waktu persiapan yang lebih panjang, para pemain Turkmenistan akan memanfaatkan keunggulan postur tubuh dengan memainkan bola atas. Umpan-umpan lambung ke jantung pertahanan dapat merepotkan Indonesia.

"Tim ini punya target lolos ke tahap berikutnya dan para pemain juga bertekad merealisasikan itu. Kami memiliki ambisi besar, dan Indonesia adalah langkah awal."
Yazguly Hojageldiyev, pelatih Turkmenistan
Kami sudah sepakat mengenai strategi dan skema apa yang akan kita mainkan di sana. Saya di sini juga ingin membangun psikologi, mental dan motivasi pemain. Selain itu, saya juga yakin Turkmenistan akan memaksimalkan speed dan power saat menghadapi kami."

Rahmad Darmawan, asisten pelatih Indonesia
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 22-7-2011 11:22 PM | Show all posts
Duet Penyerang Turkmenistan Patut Diwaspadai


Vladimir Bayramov

REPUBLIKA.CO.ID, ASHGABAT - Indonesia patut waspada dengan kualitas Turkmenistan saat keduanya bertemu di laga perdana putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2014, Sabtu (23/7) malam. Duet penyerang Turkmenistan yang bermain di liga asing, Artur Gevorgyan dari klub Nasaf Uzbekistan dan Vladimir Bayramov (Kairat Kazakstan), jadi ancaman. Sedangkan gelandang asal klub Divisi dua Rusia Energy Beam, Vyacheslav Krendelev, serta playmaker Mingazov berpotensi merepotkan Firman cs.

“Kami telah melakukan persiapan yang cukup matang untuk pertandingan lawan Indonesia,” kata pelatih Yazguly Hojageldiyev, seperti dikutip Turkmen Futball.

Berbeda dengan Indonesia yang minim persiapan, Turkemnistan telah menggelar latihan serius selama satu bulan di Belarusia. Dalam persiapan itu, Turkmenistan melakukan tiga kali uji coba yang salah satunya melawan tim belarusia U-21. Ketiga uji coba itu sendiri berakhir dengan kekalahan bagi The Turkmen. “Secara keseluruhan saya mengaku puas terhadap tim, bukan dari hasil tapi permainan yang semakin membaik,” kata Hojageldiyev.

Selain segala persiapan yang dilakukan tim tuan rumah, faktor cuaca juga patut diwaspadi Indonesia. Terlebih, cuaca kota Ashgabat kini sangat terik mencapai kisaran 48-50 derajat celcius. “Di sini jam enam masih panas dan sampe jam 7 malam saja, langitnya masih terang. Tapi semua pemain telah siap,” pungkas ujar gelandang tim nasional Arif Suyono lewat pesan elektronik kepada wartawan, Jumat (22/7).
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 22-7-2011 11:26 PM | Show all posts
Penjualan Tiket Leg II PPD 2014 Dibuka Selasa

VIVAnews - Indonesia akan menjamu Turkmenistan pada leg kedua Pra Piala Dunia (PPD) 2014 zona Asia, Kamis, 28 Juli 2011. PSSI rencananya akan membuka penjualan tiket untuk laga ini mulai Selasa besok.

Hal ini diungkapkan oleh Sekjen PSSI Tri Goestoro kepada wartawan di kantor PSSI, Senayan, Jumat, 22 Juli 2011. Sayang, Tri belum bisa menyebutkan berapa harga tiket yang akan dipatok untuk pertandingan ini.

"Penjualan tiket mulai dibuka hari Selasa dengan sistem pemesanan," ujar Tri. Mengenai harga tiket, Tri mengaku masih dalam pembahasan panitia. Tri juga mengatakan kalau panitia akan berusaha mensukseskan laga tersebut.

"Tadi kami baru selesai rapat koordinasi panitia. Hampir semua seksi sudah melakukan semua persiapan, mulai kedatangan tamu (Turkmenistan) hingga pertandingan digelar," ujar mantan Sekjen PSSI era Agum Gumelar itu.

Turkmenistan dijadwalkan tiba di Jakarta, Senin pagi, 25 Juli 2011. Sorenya, tim tamu akan menggelar latihan perdana. Turkmenistan akan menginap di Kartika Chandra, sedangkan Timnas akan menempati Hotel Sultan. (kd)
• VIVAnews
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 22-7-2011 11:56 PM | Show all posts
Post Last Edit by btm09me at 22-7-2011 23:57

Tim Nasional Harus Melawan Cuaca Panas di Turkmenistan



TEMPO Interaktif, Jakarta - Tim nasional Indonesia harus bekerja keras di pertandingan Pra-Piala Dunia 2014 di kandang Turkmenistan, Sabtu 23 Juli 2011. Skuad Merah Putih harus berjibaku dengan udara panas yang melanda negara di Asia Tengah tersebut.

Salah seorang pemain tim nasional, Arif Suyono, menginformasikan kepada wartawan melalui pesan BlackBerry Messanger, kondisi cuaca di Ashgabat sekitar 40-48 derajat Celsius. Bahkan, kata Arif, menurut orang federasi sepak bola Turkmenistan, cuacanya sempat mencapai 50 derajat Celsius. "Jadi, terbayang bagaimana cuaca saat kami nanti bertanding besok pukul 6 malam (pukul 8 waktu Indonesia), tetap masih panas," ujar Arif Suyono.

Menjelang bentrok besok malam, Arif dan rekan-rekannya tetap menggelar latihan rutin. Latihan pertama di Ashgabat dilakukan di Nisa Stadium sekitar pukul setengah enam sore waktu setempat. Tadi pagi, latihan ringan di lapangan futsal dekat hotel tempat menginap. Rencananya, sore ini juga ada latihan. "Pemain tim nasional tetap menjalani latihan biasa dan santai," kata Arif.

Pertemuan Indonesia dengan Turkmenistan akan mengulang pertandingan 2004 lalu. Saat itu, kedudukan imbang 1-1. Ketika bermain di kandang Turkmenistan pada 31 Maret 2004, Indonesia menelan kekalahan 1-3. Namun, kekalahan itu dibalas saat bermain di Indonesia, skor 3-1 untuk tim Merah Putih.

Ayo semangat Garudaaa...!
Jangan cengeng!
Kami akan selalu ada dan tetap setia apapun hasilnya, menang atau pun kalah..!
Supporter Indonesia, Loyalitas Tanpa Batas..
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 23-7-2011 05:17 PM | Show all posts
Timnas Indonesia Tetap Harus Incar Kemenangan



INILAH.COM, Jakarta - Meski mengalami sejumlah masalah serta waktu persiapan yang cukup mepet, timnas Indonesia tetap harus mampu memberikan yang terbaik melawan Turkmenistan.

Boleh dibilang, menjelang leg pertama Pra-Piala Dunia di Ashgabat, Turkmenistan, ini timnas Indonesia lebih banyak fokus kepada diri sendiri. Menyiapkan tim agar bisa mencapai kebugaran tepat pada waktunya serta menjaga konsentrasi hingga 90 menit pertandingan. Hanya sedikit saja waktu yang diberikan untuk menganalisa lawan.

Hal ini terjadi lantaran persiapan pertandingan yang sejatinya akan dimulai sejak Juni oleh Badan Tim Nasional terus tertunda. Kongres pemilihan Komite Eksekutif PSSI 2011-2015 yang baru selesai pada 9 juli lalu menjadi masalahnya.

Pemanggilan pemain terus tertunda dan Firman Utina dkk baru berkumpul 15 Juli silam. Praktis serentetan agenda uji coba dengan timnas Singapura dan Thailand pun dibatalkan. Waktu yang hanya sedikit inipun masih juga direcoki masalah pemecatan pelatih Alfred Riedl, yang telah mempersiapkan program jangka panjang sejak Mei lalu.

Wim Rijsbergen, pengganti Riedl, ditunjuk secara mendadak dan sudah pasti tidak punya cukup waktu untuk mengeksplorasi skuadnya. Praktis ia hanya mengandalkan asistennya, Rahmad Darmawan, yang sebenarnya juga baru bergabung dengan timnas.

“Kita akan mainkan pemain yang benar-benar siap, yang memiliki semangat petarung. Rahmad yang lebih tahu jadi saya akan berkonsultasi dengan dia,” ujar Wim sebelum berangkat ke Turkmenistan bersama skuadnya.

Sementara itu, Rahmad mengakui bahwa dalam waktu yang tersisa kurang lebih satu pekan ini, tim hanya memfokuskan pada pencapaian kondisi tubuh yang layak untuk bertanding. Sementara taktik disesuaikan dengan skuad yang ada, yang sudah didaftarkan lebih dulu oleh Riedl.

“Persiapan kita mepet, ditambah lagi para pemain sedang menjalani liburan akhir musim dimana pola hidup mereka tentu berbeda dibanding saat masih bertanding. Jadi fokus kita ini lebih kepada mempersiapkan agar mereka fit dan siap bertanding,” ujar pelatih Persija Jakarta tersebut.

“Untuk formasi kita akan memakai 4-3-3 yang memiliki kecenderungan modifikasi menjadi 4-2-3-1,” tambahnya.

Selain waktu persiapan yang minim, timnas juga minim informasi mengenai calon lawannya. Seperti dijelaskan Rahmad, “Terus terang informasi yang kita punya tidak terlalu banyak. Sebagian besar dari skuad Olimpik mereka saat melawan Indonesia.”

“Di situ kita lihat mereka kuat dalam mempertahankan bola dan memiliki umpan-umpan jauh yang mematikan untuk dua penyerangnya. Namun untuk yang (timnas Turkmenistan) senior kita tidak punya.”

Sejumlah pemain muda yang pernah mengalahkan timnas pada laga Pra-Olimpiade, yang mayoritas diperkuat tim U-23, Maret lalu juga masuk dalam daftar sementara 26 pemain skuad kualifikasi Pra-Piala Dunia, diantaranya adalah Aleksandar Boliyan, Shokhrat Soyunov, Ahmet Atayev, Arslanmurad Amanov.

Masalah timnas juga tidak berhenti sampai di situ. Hari-H menjelang keberangkatan, dua pemain yang sudah masuk dalam daftar 19 pemain yang diberangkatkan ternyata tidak bisa ikut ke Turkmenistan.

Alasan yang diberikan manajemen timnas adalah bek tengah Wahyu Wiji Astanto dan gelandang Toni Sucipto gagal mendapatkan visa tepat pada waktunya. Untuk Wahyu, tim masih bisa menggantikannya dengan Gunawan Dwi Cahyo, sementara posisi Toni dibiarkan lowong. Timnas pun berangkat hanya dengan 18 pemain.

Namun apapun yang terjadi, skuad Tim Garuda sejatinya tetap harus berani memasang target cukup tinggi, menang, atau setidaknya imbang untuk kemudian dihabisi di Indonesia. Pasalnya Indonesia saat ini berada di peringkat 132 dunia, atau 11 tingkat di atas Turkmenistan.

Berikut adalah daftar pemain yang dibawa ke Turkmenistan:

Fery Rotinsulu; Markus Horison; Gunawan Dwi Cahyo, M. Roby, Ricardo Salampessy, Zulkifly Syukur, Supardi, M. Nasuha; Arif Suyono, M. Ridwan, Firman Utina, Eka Ramdani, Ahmad Bustomi, Oktovianus Maniani, M.Ilham; Boaz Solossa, Cristian Gonzales, Bambang Pamungkas;
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CARI Infonet

16-4-2024 02:19 PM GMT+8 , Processed in 0.078563 second(s), 41 queries .

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list