CARI Infonet

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

12Next
Return to list New
View: 5192|Reply: 32

where's the almighty GOD?

[Copy link]
Post time 8-3-2016 02:18 AM | Show all posts |Read mode
https://www.facebook.com/RYOT/videos/1279519852061643/







Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 8-3-2016 03:37 AM | Show all posts
Edited by mbhcsf at 8-3-2016 03:44 AM

kalau tahu atau belajar tauhid akan sifat sifat Allah...soalan ni dah dijawab danorg yg menjawan kena berhati hati.

Allah tak sama dengan manusia  ye, di mana Allah ?

" Dan apabila hamba - hamba- Ku bertanya kepadamu tentang aku, maka (jawablah) , bahawasanya AKU adalah dekat . Aku mengabulkan permohonan orang yg berdoa apabila ia memohon kepada-Ku , maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah - Ku ) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku , agar mereka selalu berad dalam kebenaran". ( ini  TERJEMAHAN - fahamilah )

Al Baqarah 186.

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ  ( INI AYAT QURAN  - baca ini dapat pahala , satu huruf = 1 pahala )


sumber : http://noorakhmad.blogspot.com/2 ... al-baqarah-186.html






( INI TAFSIR - bab asbab nuzul, kupasan ungkapan - elaboration )




Latar belakang turunnya ayat tersebut:

Ibnul Jauzi dalam tafsirnya (I / 189) menyebut lima peristiwa:

Pertama: Seorang arab badui mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata: Apakah Rabb kita dekat sehingga kita bermunajat (berbisik) dengan-Nya ataukah jauh sehingga kita menyeru-Nya? maka turunlah ayat ini.

Kedua: Yahudi Madinah berkata: Wahai Muhammad! Bagaimana Rabb kita mendengar doa kita sedangkan engkau menganggap antara kita dan langit berjarak perjalanan 500 tahun? Maka turunlah ayat ini.

Ketiga: Mereka (sahabat) berkata: Wahai Rasulullah! Seandainya kita mengetahui kapan waktu yang paling disukai Allah untuk kita berdoa dengan doa kami. Maka turunlah ayat ini.

Keempat: Sahabat-sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya: Di mana Allah? Maka turunlah ayat ini.

Kelima: Ketika diharamkan makan dan hubungan suami istri setelah bangun tidur pada masa awal-awal diwajibkannya puasa atas orang-orang Islam, seorang dari mereka (sahabat) makan setelah bangun tidur dan seorang behubungan suami istri setelah bangun tidur, maka mereka bertanya: Bagaimana cara bertaubat dari apa yang telah mereka lakukan?. Kemudian turunlah ayat ini.

Peristiwa-peristiwa tersebut sebagai latar belakang turunnya ayat ini juga disebutkan oleh Ibnu Jarir ath-Thabari (III / 223 – 225), Ibnu Katsir (II / 186 – 187), al-Baghawi (I / 204) dan al-Qurthubi (III / 177 – 178).

Tafsir:

Ibnu Jarir ath-Thabari berkata dalam tafsirnya (III / 222):

“Allah Jalla tsanaa’uhu dengan ayat tersebut bermaksud: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada engkau, wahai Muhammad, tentang Aku, Di manakah Aku? Maka sesungguhnya Aku adalah dekat dengan mereka, Aku mendengar doa mereka dan Aku menjawab doa orang yang berdoa di antara mereka”.

al-Baghawi dalam tafsirnya berkata (I / 204):

“Di dalam ayat ini ada yang tersirat, seakan-akan Allah berkata: Maka katakanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya Aku adalah dekat dengan mereka dengan ilmu, tidak ada satupun yang tersembunyi, sebagaimana firman-Nya:

وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ

... , dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (Qaf 50:16)”


Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya (II / 188):

“Ini seperti firman-Nya ta’ala:

إِنَّ اللهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ

Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan (an-Nahl 16:128),

sebagaimana firman-Nya kepada Nabi Musa dan Nabi Harun ‘alaihima as-salam:

إِنَّنِي مَعَكُمَآ أَسْمَعُ وَأَرَى

sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat (Thaha 20:46),

dan maksud dari ayat ini bahwa Allah ta’ala tidaklah mengecewakan orang yang berdoa, dan tidak ada satupun yang menyibukkan-Nya (sehingga tidak mendengar), justru Dia maha mendengarkan doa. Di dalam ayat ini terdapat penyemangat untuk berdoa dan bahwa Allah ta’ala tidaklah mensia-siakannya (doa) ...”

asy-Syinqithi dalam Adhwa’ al-Bayan (I / 143) berkata:

“Allah menyebutkan dalam ayat ini bahwa Allah Jalla wa ‘Alaa dekat dan menjawab doa orang yang berdoa dan Allah menjelaskan dalam ayat yang lain adanya ketergantungan (syarat yakni) dengan kehendak-Nya. Ayat itu adalah:

فَيَكْشِفُ مَاتَدْعُونَ إِلَيْهِ إِن شَآءَ

maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepada-Nya, jika Dia menghendaki (al-An’am 6:41),

Dan sebagian (ulama tafsir) berkata (tentang ayat 6:41): ketergantungan (dikabulkannya doa) dengan kehendak (Allah) adalah untuk doa orang-orang kafir sebagaimana dzahir konteks ayatnya (artinya doa orang kafir dikabulkan dengan syarat Allah menghendakinya). Sedangkan janji mutlak (dikabulkannya doa) adalah untuk doa orang-orang yang beriman. Doa-doa mereka (mu’min) tidaklah ditolak, mungkin diberikan langsung seperti yang mereka minta, atau Allah menyimpan (untuk di akhirat) hal yang lebih baik untuk mereka, atau Allah menghindarkan kejelekan dari mereka dengan takdir-Nya. Sebagian ulama berkata: Maksud dari doa adalah ibadah dan maksud ijabah (menjawab) adalah pahala (sehingga “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku” bermakna: ”Aku memberikan pahala ibadah orang yang beribadah kepada-Ku apabila ia beribadah”), maka tidak ada kesulitan dalam memahaminya”.


al-Qurthubi berkata dalam tafsirnya (III / 177):

“Firman Allah Ta’ala:

وَإِذَا سَأَلَكَ

(Dan apabila mereka bertanya kepadamu ...)
bermakna: dan apabila mereka bertanya kepadamu tentang sesembahan mereka (Allah), maka beritahukan kepada mereka bahwa Dia adalah dekat, Dia memberi pahala atas ketaatan, menjawab orang yang berdoa dan mengetahui apa yang diperbuat hamba-Nya yang berupa puasa, shalat dan ibadah-ibadah yang lain”.

Beliau juga berkata (III / 178):

“Firman-Nya Ta’ala:

فَإِنِّي قَرِيبٌ

(Maka sesungguhnya Aku adalah dekat)
yakni: dengan jawaban-Nya, ada yang berkata: dengan ilmu-Nya. Ada juga yang berkata: dekat kepada wali-wali-Ku dengan memuliakan dan memberi nikmat pada mereka”.

Beliau melanjutkan (III / 178):

“Firman-Nya Ta’ala:

أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ


(Aku menjawab doa orang yang berdoa kepada-Ku)
yakni: Aku menerima ibadah orang yang beribadah kepada-Ku, maka doa tersebut bermakna ibadah kepada-Nya. Ijabah (menjawab) tersebut bermakna menerima ibadah mereka”.

Beliau melanjutkan (III / 184 - 185):

فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي

(Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku))

Abu Raja’ al-Khurasani berkata: Maka hendaknya mereka berdoa kepada-Ku. Ibnu ‘Athiyah berkata: maknanya adalah: hendaknya mereka mencari jawaban (doa) mereka. Ini termasuk bab (wazan) istaf’ala yang bermakna thalaba (mencari sesuatu) kecuali seperti istaghnallah (yang bermakna menganggap yakni menganggap dirinya kaya atau cukup dari Allah). Mujahid dan yang lainnya berkata: maknanya: Hendaknya mereka menjawab (memenuhi panggilan) Ku terhadap apa yang telah aku serukan (panggil) pada mereka dari keimanan yakni : untuk taat dan beramal. Dikatakan: ajaaba dan istajaaba bermakna sama (yakni menjawab atau memenuhi panggilan).

Sedangkan ar-rasyaad (berpetunjuk) adalah kebalikan dari al-ghaiy (sesat) dari
rasyada yarsyudu rusydan.

al-Harawi berkata: ar-rusydu – ar-rasyadu – ar-rasyaadu : al-hudaa (petunjuk) dan al-isitqaamah (istiqamah) sebagaimana firman-Nya “la’allahum yarsyuduuna””.

Asy-Syaukani berkata dalam tafsirnya yakni Fathu al-Qadir (I/337):
“Firman ALLAH:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي
(Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,)

Salah satu kemungkinan maknanya adalah pertanyaan tentang dekat dan jauh-nya ALLAH sebagaimana ditunjukkan oleh:

فَإِنِّي قَرِيبٌ
(maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.)

Kemungkinan yang lain adalah: pertanyaan tentang dijawabnya doa yang telah dipanjatkan sebagaimana ditunjukkan oleh :

أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
(Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,)

Kemungkinan yang lain adalah: pertanyaan tentang apa-apa yang lebih umum dari yang telah disebutkan (jauh dan dekat atau jawaban dari doa).

Firman-Nya:


فَإِنِّي قَرِيبٌ
(maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.)

sebagian berkata: (dekat) dengan menjawab (doa), sebagian berkata: (dekat) dengan ilmu, sebagian berkata: dengan memberi nikmat ...”

Beliau juga berkata: “Dzahir dari makna “ijabah” (menjawab) adalah tetap kembali kepada makna bahasanya. Adapun bahwa doa adalah termasuk ibadah tidaklah melazimkan bahwa “menjawab” bermakna mengabulkan doa yakni menjadikannya ibadah yang diterima. Menjawab doa adalah perkara yang lain yang tidak sama dengan menerima ibadah (doa) tersebut. Sehingga maksudnya adalah bahwa ALLAH subhanahu menjawab dengan apa yang Dia kehendaki dengan cara yang Dia kehendaki. Kadang-kadang yang diminta diberikan dengan segera atau setelah waktu yang lama. Kadang-kadang yang berdoa dihindarkan dari bala’ (musibah) yang tidak dia ketahuinya dengan sebab dia berdoa. Ini semua dengan syarat tidak adanya hal yang melampaui batas dari orang yang berdoa dalam doanya sebagaiman firman ALLAH:

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَيُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (Al-A’raaf :55).

Termasuk melampaui batas dalam berdoa adalah meminta apa yang tidak berhak baginya, tidak pantas baginya, seperti orang yang meminta kedudukan di surga sama dengan kedudukan para nabi atau lebih tinggi.

Firmannya

فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي

maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku

Yakni: sebagaimana Aku telah menjawab mereka apabila mereka berdoa kepada-Ku, maka hendaknya mereka menjawab-Ku terhadap apa yang Aku serukan kepada mereka dari keimanan dan ketaatan. Dan dikatakan bahwa maknanya adalah: Sesungguhnya mereka memohon jawaban ALLAH subhanahu terhadap doa-doa mereka dengan cara menjawab (seruan) ALLAH yakni dalam menegakkan apa-apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya”.

Ibnu Rajab al-Hambali berkata dalam Rawai’u at-Tafsir (1/138-142):

“Dan tidaklah para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memahamai nash-nash ini selain makna yang benar yang dimaksud. Mereka mengambil faidah dengannya berupa ma’rifat (mengenali) keagungan ALLAH dan kemuliaan-Nya; pengawasan dan penglihatan-Nya atas hamba-hamba-Nya dan pengetahuan-Nya atas mereka; kedekatan-Nya pada hamba-hamba-Nya dan ijabah-Nya atas doa-doa mereka sehingga menjadikan mereka (sahabat) bertambah-tambah khasyah (takut) kepada ALLAH, mengagungan-Nya, memuliakan-Nya, segan kepada-Nya, muraqabah (merasa diawasi-Nya) dan rasa malu (kepada-Nya). Dan mereka beribadah kepada-Nya seakan-akan mereka melihat-Nya”.

Ibnu Rajab juga berkata:

“Kemudian muncul setelah mereka orang yang sedikit wara’nya, buruk pemahaman dan maksudnya, lemah pengagungan terhadap ALLAH, lemah rasa takut (kepada ALLAH) di dalam dadanya. Mereka ingin dilihat manusia sebagai orang yang istimewa dengan pemahaman yang dalam dan kuatnya pemikiran, hingga beranggapan bahwa nash-nash ini menunjukkan bahwa ALLAH dengan dzat-Nya ada di setiap tempat sebagaimana dikisahkan pemahaman tersebut dari kelompok-kelompok jahmiyyah, mu’tazilah dan yang sejalan dengan mereka, sungguh Maha tinggi ALLAH dari apa yang mereka katakan. Pemahaman ini tidaklah terlintas pada orang sebelum mereka dari kalangan para sahabat radhiallahu ‘anhum. Mereka (jahmiyyah, mu’tazilah dan yang sejalan) adalah termasuk orang yang mengikuti apa yang mutasyabih dan mencari fitnah dan ta’wilnya. Dan sungguh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan ummatnya dari mereka dalam hadits ‘Aisyah yang shahih dan muttafaqun ‘alaihi (al-Bukhari dan Muslim)”.

“Mereka juga terperangkap dengan pemahaman mereka yang lemah dengan maksud yang rusak terhadap ayat-ayat di dalam Kitab ALLAH (al-Quran) seperti firman-Nya:

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَاكُنتُمْ

Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. (QS al-Hadid: 4)

dan firman-Nya:

مَايَكُونُ مِن نَّجْوَى ثَلاَثَةٍ إِلاَّ هُوَ رَابِعُهُمْ

Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. (QS al-Mujaadilah: 7)

Sebagian ulama salaf berkata berkaitan dengan ayat tersebut: ALLAH tidak bermaksud kecuali bahwa Dia bersama mereka dengan ilmu-Nya. Mereka (para ‘ulama salaf) bermaksud membatalkan apa yang dikatakan oleh mereka (jahmiyyah, mu’tazilah dan yang sejalan) yang tidak pernah dikatakan dan difahami dari al-Quran oleh orang sebelum mereka”.

“Termasuk yang berkata bahwa kebersamaan (ma’iyah) ini adalah dengan ilmu-Nya (bukan dengan dzat-Nya) adalah Muqatil bin Hayyan dan diriwayatkan darinya bahwa beliau meriwayatkan dari ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas”.

“Perkataan ini juga dikatakan oleh Adh-Dhahhak, beliau berkata: ALLAH di atas ‘arsy-Nya dan ilmu-Nya di setiap tempat”.

“Perkataan serupa juga diriwayatkan dari Malik, ‘Abdul ‘Aziz bin al-Majisyun, Ats-Tsauri, Ahmad, Ishaq dan selain mereka dari pada imam-imam salaf”.

“al-Imam Ahmad meriwayatkan: terlah bercerita kepada kami ‘Abdullah bin Nafi’, beliau berkata, Malik berkata: ALLAH di atas langit dan ilmunya di setiap tempat”.

“Makna ini juga diriwayatkan dari ‘Ali dan Ibnu Mas’ud”.

“Al-Hasan berkata tentang firman-Nya Ta’ala:

إِنَّ رَبَّكَ أَحَاطَ بِالناَّسِ

Sesungguhnya Tuhanmu meliputi segala manusia (QS al-Israa: 60)

Beliau (al-Hasan) berkata: ilmu-Nya terhadap manusia”.

“Ibnu Abdil Barr dan yang lain menceritakan adanya ijma’ (kesepakatan) ulama dari kalangan sahabat dan tabi’in tentang ta’wil (tafsir) firman-Nya:

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَاكُنتُمْ

Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. (QS al-Hadid: 4)

bahwa maksudnya adalah ‘ilmunya”.

“Semua ini mereka maksudkan sebagai bantahan terhadap orang yang berkata: sesungguhnya Dia (ALLAH) Ta’ala dengan dzatnya ada di setiap tempat”.

Sebagian orang yang mengaku pandai beranggapan bahwa apa yang dikatakan oleh para imam tersebut adalah salah, karena ilmu ALLAH adalah sifat yang tidak berpisah dari dzat-Nya. Ucapan ini adalah buruk sangka dengan para imam-imam Islam karena mereka tidaklah bermaksud seperti apa yang dia sangka. Mereka tidak bermaksud kecuali bahwa ilmu ALLAH melekat dengan (meliputi) apapun yang ada di seluruh tempat oleh karena itu apa ada di seluruh tempat tersebut adalah apa yang ALLAH ilmui (ketahui) bukan sifat dari dzat-Nya. Sebagaimana isyarat itu ada dalam al-Quran dengan firman-Nya:

وَسِعَ كُلَّ شَىْءٍ عِلْمًا

Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu (QS Thaha: 98)

dan

رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَىْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا

Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu (QS Ghafir: 7)

serta

ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَايَلِجُ فِي اْلأَرْضِ وَمَايَخْرُجُ مِنْهَا وَمَايَنزِلُ مِنَ السَّمَآءِ وَمَايَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَاكُنتُمْ

Kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. (QS al-Hadid: 4)”.

“Harb berkata: Aku bertanya Ishaq tentang firman-Nya:


مَايَكُونُ مِن نَّجْوَى ثَلاَثَةٍ إِلاَّ هُوَ رَابِعُهُمْ

Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. (QS al-Mujaadilah: 7)

Beliau berkata: Di manapun engkau ada, Dia lebih dekat kepadamu dari pada urat lehermu dan Dia terpisah dari makhluknya.

Dan bukanlah sifat dekat ini seperti dekatnya makhluk seperti yang telah diketahui sebagaimana disangka oleh orang-orang yang sesat. Sifat dekat ini adalah dekat yang tidak menyerupai sifat dekat dari makhluk sebagaimana Yang disifati (dengan dekat) adalah:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَىْءُُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” QS asy-Syura: 11.

Seperti ini juga perkataan tentang hadis-hadis nuzul (turunnya ALLAH) ke langit dunia, sesungguhnya sifat nuzul itu semacam sifat dekatnya Rabb kepada orang yang berdoa kepada-Nya, meminta kepada-Nya dan mohon ampun kepada-Nya.

Hammad bin Zaid pernah ditanya tentang hal teresebut, maka beliau berkata: Dia ada di tempat-Nya mendekat pada makhuqnya sebagaimana yang Dia kehendaki.

Maksudnya bahwa nuzul-Nya tidaklah berpindah dari satu tempat ke tempat lain seperti nuzulnya makhuq-makhluk.

Hanbal berkata: Aku bertanya kepada Abu Abdillah: Apalah ALLAH turun ke langit dunia? Beliau menjawab: betul. Aku berkata: Turun-Nya dengan ilmunya atau dengan apa? Beliau menjawab: Diamlah engkau dari hal ini, ada apa denganmu dengan ini? Beliau berkata: Baiklah, biarkanlah hadis itu atas apa yang diriwayatkan tanpa bagaimana tanpa batasan kecuali dengan apa-apa yang dibawa oleh atsar-atsar (riwayat-riwayat) dan apa-apa yang dibawa oleh al-Kitab (al-Quran). ALLAH berfirman:

فَلاَ تَضْرِبُوا لِلَّهِ اْلأَمْثَالَ

“Janganlah engkau mengadakan persamaan-persamaan bagi ALLAH ...” QS an-Nahl: 74.

Dia (ALLAH) turun (nuzul) sebagaimana yang Dia kehendaki dengan ilmu-Nya, qudrah-Nya, dan keagungan-Nya. Dia -yakni ilmuNya- meliputi segala sesuatu. Orang yang berusaha mensifati-Nya tidak akan mencapai derajat (ketinggian) Nya. Tidak akan jauh dari-Nya ‘azza wa jalla, orang-orang yang berlari (menjauh dari-Nya).

Maksudnya: Bahwa nuzul-Nya Ta’ala bukanlah seperti nuzulnya makhluk-makhluk akan tetapi nuzul-Nya adalah nuzul yang sesuai dengan qudrah-Nya, keagungan-Nya dan ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu. Sedangkan makhluk-makhluk tidak bisa meliputi ALLAH dengan ilmu pengetahuan. Mereka hanya mampu sampai kepada apa yang ALLAH khabarkan kepeda mereka tentang diri-Nya dan apa yang dikhabarkan tentang-Nya oleh Rasul-Nya.

Oleh karena itu salaf shalih sepakat atas membiarkan nash-nash ini sebagaimana datangnya tanpa tambahan dan pengurangan. Sedangkan apa-apa yang sudah difahami dari nash-nash (sifat) itu dan apa apa yang terbatasnya akal dalam mengetahui hakikatnya diserahkan kepada yang mengetahuinya.

Selesai ucapan Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah.

al-Qasimi dalam tafsirnya (II/431) menjelaskan makna qarib (dekat):
“Maknanya Yang dekat kepada hamba-Nya dengan cara mendengar doanya, melihat hambanya merendahkan dirinya (sungguh-sungguh memohon), dan dengan ilmu-Nya.”


Dari penjelasan para ulama di atas beberapa pelajaran yang bisa didapatkan adalah:

ALLAH Ta’ala dekat (qarib) dengan hamba-hamba-Nya dengan ilmunya bukan dengan dzat-Nya. Dzat ALLAH ada di atas ‘Arsy-Nya di atas langit sebagaimana tersebut dalam al-Qur’an dan as-Sunnah dengan pemahahaman para salaf. Sifat dekat ALLAH tidak menyerupai apapun dari makhluknya dan begitu pula sifat-sifat-Nya yang lain.

Manhaj para salaf dari kalangan para sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in dalam nama-nama dan sifat-sifat ALLAH adalah membiarkan apa adanya tanpa bagaimana dan batasan-batasan yakni tanpa menanyakan bagaimananya, tanpa menyerupakan dengan makhluk-Nya, tanpa penolakan dan tanpa pengubahan dari makna asalnya.

Disyari’atkan dan diperintahkan berdo’a kepada ALLAH, karena berdoa diperintahkan maka berdo’a adalah perbuatan yang diridhai-Nya sehingga termasuk ibadah. Semakin sering berdo’a maka dia akan mendapat lebih banyak ridha dan pahala dari ALLAH Ta’ala di samping dikabulkan doanya.

ALLAH Ta’ala akan menjawab setiap doa dari hamba-hamba-Nya apabila memenuhi syarat dan tidak adanya penghalang yang mengakibatkan doa seseorang tidak dijawab oleh ALLAH Ta’ala. Jawaban ALLAH atas setiap doa tidak selalu sama persis dengan yang diinginkan hamba-Nya akan tetapi ada tiga kemungkinan seperti telah dijelaskan.

Menjawab seruan ALLAH Ta’ala yakni dengan beriman kepada-Nya dan melaksanakan keta’atan kepada-Nya adalah cara mendapatkan jawaban ALLAH atas doa-doa hamba-Nya. Maka beriman dan ta’at kepada ALLAH yakni dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya adalah salah satu sebab doa-doa hamba-Nya dijawab oleh ALLAH. Menjawab seruan ALLAH Ta’ala dengan keimanan dan keta’atan juga penyebab seseorang mendapatkan petunjuk.


ALLAH Ta’ala A’lam bi ash-shawab

al-faqir ilaa rahmati Rabbihi

NA Setiawan


Reply

Use magic Report

Post time 8-3-2016 03:45 AM | Show all posts
sila betulkan ye kalau silap.
Reply

Use magic Report

Post time 8-3-2016 08:49 AM | Show all posts
Tohan hanya ada di dalam buku-buku cerita pengliporlara porbakala dan joga bersarang di aqal manosiawi. Tutop buku dan hilang aqal, dan anda akan berhadapan secara bersemoka dongan realiti, dongan kehidopan sa-Ada--Nya..
Reply

Use magic Report

Post time 8-3-2016 03:20 PM | Show all posts
Dunia ini tuhan ciptakan khas untuk manusia, walaupun kamu lihat ada banyak bintang dilangit yang kamu tak akan dapat sampai ke sana, tetapi percayalah itu semua tuhan jadikan untuk kegunaan manusia. Tuhan juga mencipta 1001 keadaan dan situasi untuk uji manusia, ada keadaan senang, ada keadaan susah, miskin, kaya, sempit, merbahaya, selamat, keadaan kejam, keadaan terbiar, ditindas dan macam-macam keadaan, semuanya untuk manusia. Dia mahu melihat siapakah yang akan berjuang dan berkelakuan baik. Keadaan juga akan membuat manusia terfikir... seperti diatas... dimanakah tuhan? jawapannya tuhan itu ada dan dia yang buat situasi itu supaya manusia berfikir. Baik atau buruknya keadaan dunia ini berpunca dari baik dan buruk perangan manusia.  
Oleh kerana ada banyak manusia jahat dan kejam dalam dunia ini maka mereka itu adalah orang yang telah melupakan tuhan, sebab itu dia jadi kejam. Untuk orang yang kejam ini mereka perlu diperbaiki supaya menjadi orang yang baik, oleh itu agama mengajar manusia supaya berbuat baik. Tetapi agama banyak dalam dunia ini.. mana satu yang betul. Agama yang betul adalah agama yang lengkap dan tidak ada keraguan dalamnya. Iaitu islam. Islam boleh menjawab semua soalan yang dikemukakan. Agama lain tidak dapat menjawab beberapa persoalan yang boleh memuaskan hati manusia. Walau pun ada jawapan tetapi masih ada keraguan. Dalam Islam tidak ada keraguan.



Reply

Use magic Report

 Author| Post time 8-3-2016 10:10 PM | Show all posts
zamkumis replied at 8-3-2016 03:20 PM
Dunia ini tuhan ciptakan khas untuk manusia, walaupun kamu lihat ada banyak bintang dilangit yang ka ...

org semiskin mesti percaya tuhan...... agar dpt hidup bahagia sesudah mati   



This post contains more resources

You have to Login for download or view attachment(s). No Account? Register

x
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 9-3-2016 09:10 AM | Show all posts
Acong replied at 8-3-2016 10:10 PM
org semiskin mesti percaya tuhan...... agar dpt hidup bahagia sesudah mati

Samada kamu percaya tuhan atau tidak, kamu akan mati juga. Tidak ada scientis yang berjaya buat ubat supaya tak mati. Paling lama 130 tahun kamu akan mati juga. Siapa yang buat mati? Allah swt tuhan yang mentadbir alam ini.

Ada juga haiwan yang umur mereka panjang seperti kura-kura yang boleh hidup sampai 300 tahun. Apabila kamu nak mati, kamu akan lihat sendiri perpisahan nyawa dari badan. Badan kamu mati, roh kamu akan keluar. Kamu tidak ada kuasa untuk tolak mati. Kamu tak boleh balik semula ke dunia, peluang hidup hanya sekali sahaja. Sebab itu semasa didunia ini kamu disuruh berfikir dan terus berfikir tentang tanda-tanda adanya tuhan, tanda2 adanya tuhan ada disekeliling kita, bahkan dalam diri kita pun ada tanda2 yang menunjukkan adanya tuhan yang mengurus alam ini. Apabila kamu buang air besar, kamu lihatlah najis kamu sendiri yang busuk itu...dan fikirkan bagaimana ia diproses?
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 10-3-2016 02:07 AM | Show all posts
zamkumis replied at 9-3-2016 09:10 AM
Samada kamu percaya tuhan atau tidak, kamu akan mati juga. Tidak ada scientis yang berjaya buat ub ...

ko dah ada pengalaman mati & hidup semula?   
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 12-3-2016 03:56 PM | Show all posts
acong punya pendirian sekarang apa...?

Reply

Use magic Report

 Author| Post time 13-3-2016 02:54 AM | Show all posts
ussopp replied at 12-3-2016 03:56 PM
acong punya pendirian sekarang apa...?

tuhan, syurga & neraka tidak wujud..... agama adalah satu penipuan  
Reply

Use magic Report

Post time 15-3-2016 11:26 AM | Show all posts
oh gitu....

sekarang hidup makin baik ...makin tenang , makin berdisplin....?

ada rasa better?

Reply

Use magic Report

 Author| Post time 15-3-2016 09:42 PM | Show all posts
ussopp replied at 15-3-2016 11:26 AM
oh gitu....

sekarang hidup makin baik ...makin tenang , makin berdisplin....?

yeap......... lebih baik & tenang
Reply

Use magic Report

Post time 16-3-2016 08:54 AM | Show all posts
Acong replied at 15-3-2016 09:42 PM
yeap......... lebih baik & tenang

baiklah, sy percaya kata2 anda....

Kalaulah alam ini benar2 proses semulajadi, maka tidak akan ada sesiapa pun tahu isi hati anda...
menunjukkan alam ini tidak ada kesedaran utk menilai manusia.....pendek kata alam semulajadi adalah tiada kaitan dgn isi hati....

tetapi kalau alam ini tahu selok belok hati manusia kerana ia ada calculationnya sendiri.....

maka tentu semuanya tercatat.....sbagai saksi2....

untuk apa?

wallahua'lam....

sy minta sedikit perhatian anda utk kata2 di bawah setiap post anda itu....

boleh tak sy minta anda gugurkan kata2 itu kerana ia dgn jelas ditujukan pada kelompok tertentu....

lagipun, masalah fiqh begitu hendak dibuat modal adalah tidak tepat.....


kerana tidak semestinya semua tindakan firaun itu buruk..... firaun bernafas, adakah salah kita bernafas?

tindakan firaun yg tertolak adalah pada sikapnya yg sombong pd kebenaran....itu yg kita kena belajar....

dan tindakannnya yg lain tidak semestinya salah.....

dan pasal imam syafie bagi makan dubuk....maka, hukum ini jgnlah melibatkan perasaan...

apa salah dubuk....jikalau ia halal maka segeli mana pun halal tetap halal....ulat sarawak tu halal.....tp jijik....tp still halal....

udang kara, kerang semua tu jijik tp sbb terbiasa, maka tiada pula masalah....

biawak dhab yg arab makan, bukan binatang yg berselera dipandang, to kehalalan bukan ditentukan oleh perasaan....

jadi sy cakap baik2, tak perlu kutuk kelompok agama seperti yg and kutuk di bawah post anda tu...signature tu...



Reply

Use magic Report

 Author| Post time 16-3-2016 09:04 PM | Show all posts
ussopp replied at 16-3-2016 08:54 AM
baiklah, sy percaya kata2 anda....

Kalaulah alam ini benar2 proses semulajadi, maka tidak akan  ...

ko cakap tuhan tu wujud, apa buktinya?  
Reply

Use magic Report

Post time 17-3-2016 04:43 PM | Show all posts
Acong replied at 16-3-2016 09:04 PM
ko cakap tuhan tu wujud, apa buktinya?

saya jika boleh ingin memberikan hujjah akal.......utk puaskan akal....

tapi , saya sendiri yg minat sains, dan saya sebagai guru fizik....

telah pun mengorbankan akal  demi Tuhan...

maka saya mungkin hanya ada jawapan yg tidak seberapa di sisi anda......

tapi inilah cara sy sekarang.....soalan anda sy cari dari dalil islam yakni dari Quran dan sunnah.....saja...tiada yg lain....

maka, kalau diperhatikan jawapan dari sudut islam, maka disuruh memerhatikan tanda2 dari alam....


dalil,


Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. [Ali ‘Imran/3:190-191].


dari ayat di atas, keyword yg sy dapat adalah perkataan 'SIA-SIA'.....


ayat lain,

Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir; maka celakalah orang-orang kafir itu, karena mereka akan masuk neraka. [Shâd/38:27].


keyword dlm ayat ni ialah "tanpa hikmah"

dalil lain,

Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan; dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan? [al-Ghasyiyah/88:17-20].

keyword dlm ayat di atas  ialah "memperhatikan"

tidak ada yg istimewa dlm jawapan saya....
tapi moga2 ada lah manfaat...

wallahua'lam....






   









Reply

Use magic Report

 Author| Post time 17-3-2016 05:49 PM | Show all posts
ussopp replied at 17-3-2016 04:43 PM
saya jika boleh ingin memberikan hujjah akal.......utk puaskan akal....

tapi , saya sendiri yg  ...

tuhan tu tak wujud  
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 17-3-2016 11:39 PM | Show all posts
bismillah,

.saya takda hujjah kecuali membawakan kamu kalam2 wahyu......

Audzubillah himinasyaitonirrojiim,
bismillah hirrohman nirrohim.....


Hai orang yang berkemul [berselimut], (1)

bangunlah, lalu berilah peringatan! (2)

dan Tuhanmu agungkanlah, (3)

dan pakaianmu bersihkanlah, (4)

dan perbuatan dosa [menyembah berhala] tinggalkanlah, (5)

dan janganlah kamu memberi [dengan maksud] memperoleh [balasan] yang lebih banyak. (6)

Dan untuk [memenuhi perintah] Tuhanmu, bersabarlah. (7)
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 18-3-2016 01:51 AM | Show all posts
ussopp replied at 17-3-2016 04:43 PM
saya jika boleh ingin memberikan hujjah akal.......utk puaskan akal....

tapi , saya sendiri yg  ...

tuhan perlukan manusia utk sembah dia   
Reply

Use magic Report

Post time 18-3-2016 03:49 PM | Show all posts
Acong replied at 18-3-2016 01:51 AM
tuhan perlukan manusia utk sembah dia

dari dalil2 islam sudah pun menyebut,
Tuhan tdak kurang apa2 jika kita durhaka....

dan kita sembah Allah, adalah untuk manfaat kita sendiri....

kita sudah pun duduk dalam pakej kehidupan ujian ini kita tidak boleh buat apa2....

seperti mana anda tidak tahu dlm keluarga apa yg anda bakal dilahirkan...

dan anda tidak dapat mengelak mempunyai 2 lubang hidung , satu mulut  dan anggota lain yg sudah dipakejkan utk kita.....

maka hiduplah dlm pakej ini dengan sebaik mungkin....


wallahua'lam...


Reply

Use magic Report

 Author| Post time 18-3-2016 08:14 PM | Show all posts
ussopp replied at 18-3-2016 03:49 PM
dari dalil2 islam sudah pun menyebut,
Tuhan tdak kurang apa2 jika kita durhaka....

dalil tuhan? lawaknya.......


semuanya disadur drpd agama2 sebelum tu
Reply

Use magic Report

12Next
Return to list New
You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CARI Infonet

25-4-2024 05:12 PM GMT+8 , Processed in 0.096963 second(s), 47 queries .

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list