|
sis, bestseller utk malay book...ada tak? |
|
|
|
|
|
|
|
3# gorgonz
CARTA NOVEL MELAYU
PALING LARIS DI MPH ALAMANDA
BERIKUT adalah carta 10 novel Melayu yang paling laris di MPH ALAMANDA 040409. Novel Alaf 21 masih mengekalkan kedudukan dalam carta MPH. Berikut ialah senarai novel Melayu yang menjadi pilihan para pembaca.
TAJUK NOVELIS
1. - -
2. - -
3. Mulanya Satu Cinta Rose Harissa
4. - -
5. Seribu Kali Sayang Anis Ayuni
6. - -
7. - -
8. Cinta Sang Ratu Ramlee Awang Murshid
9. Buatmu Kekasih Aisyah Sofea
10. Horizon Cinta Umi Azrini
CARTA NOVEL MELAYU
PALING LARIS DI MPH MID VALLEY
BERIKUT adalah carta 10 novel Melayu yang paling laris di MPH MID VALLEY 02-080209. Novel Alaf 21 masih mengekalkan kedudukan dalam carta MPH. Berikut ialah senarai novel Melayu yang menjadi pilihan para pembaca.
TAJUK NOVELIS
1. Ternyata Cinta Damya Hanna
2. Selagi Ada Dia AIsya Sofea
3. Setulus Hati Rozita Abd Wahab
4. Kau Tetap Di Hati LIza Zahira
5. Akhir Yang Indah Azah Khalida
6. Ungu Karmila Ramlee Awang Murshid
7. Laman Rindu Hasreeyati Ramli
8. Nama Aku N Aina Emir
9. Horizon Cinta Umi Azrini
10. Mantera Hitam Serunai Faqir
Layari: http://www.mph.com.my/books/bestseller1_local.cfm |
|
|
|
|
|
|
|
Pertanyaan Terselesaikan
Lihat lainnya »
Novel Terlaris di Indonesia, Laskar Pelangi
Kalian tahu tentang novel terbaru di Indonesia, yakni Laskar Pelangi. Sekarang, beritahukan dengan jelas sinopsisnya dan komentar kalian tentang novel ini.
* 11 bulan lalu
Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak
Begitu banyak hal menakjubkan yang terjadi dalam masa kecil para anggota Laskar Pelangi. Sebelas orang anak Melayu Belitong yang luar biasa ini tak menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Tengoklah Lintang, seorang kuli kopra cilik yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu—bahkan terkadang hanya untuk menyanyikan Padamu Negeri di akhir jam sekolah. Atau Mahar, seorang pesuruh tukang parut kelapa sekaligus seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif, dan sering diremehkan sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung mereka dalam karnaval 17 Agustus. Dan juga sembilan orang Laskar Pelangi lain yang begitu bersemangat dalam menjalani hidup dan berjuang meraih cita-cita. Selami ironisnya kehidupan mereka, kejujuran pemikiran mereka, indahnya petualangan mereka, dan temukan diri Anda tertawa, menangis, dan tersentuh saat membaca setiap lembarnya.
Buku ini dipersembahkan buat mereka yang meyakini the magic of childhood memories, dan khususnya juga buat siapa saja yang masih meyakini adanya pintu keajaiban lain untuk mengubah dunia
Ini kisah nyata tentang sepuluh anak kampung di Pulau Belitong,
Sumatera. Mereka bersekolah di sebuah SD yang bangunannya nyaris
rubuh dan kalau malam jadi kandang ternak. Sekolah itu nyaris ditutup
karena muridnya tidak sampai sepuluh sebagai persyaratan minimal.
Pada hari pendaftaran murid baru, kepala sekolah dan ibu guru satu-
satunya yang mengajar di SD itu tegang. Sebab sampai siang jumlah
murid baru sembilan. Kepala sekolah bahkan sudah menyiapkan naskah
pidato penutupan SD tersebut. Namun pada saat kritis, seorang ibu
mendaftarkan anaknya yang mengalami keterbelakangan mental. »Mohon
agar anak saya bisa diterima. Sebab Sekolah Luar Biasa hanya ada di
Bangka,» mohon sang ibu. Semua gembira. Harun, nama anak itu,
menyelamatkan SD tersebut. Sekolah pun tak jadi ditutup walau
sepanjang beroperasi muridnya cuma sebelas.
Kisah luar biasa tentang anak-anak Pulau Belitong itu diangkat dalam
novel dengan judul 'Laskar Pelangi' oleh Andrea Hirata, salah satu
dari sepuluh anak itu. Di buku tersebut Andrea mengangkat cerita
bagaimana semangat anak-anak kampung miskin itu belajar dalam segala
keterbatasan. Mereka bersekolah tanpa alas kaki, baju tanpa kancing,
atap sekolah yang bocor jika hujan, dan papan tulis yang berlubang
hingga terpaksa ditambal dengan poster Rhoma Irama.
Kisah yang tadinya bukan untuk diterbitkan itu ternyata mampu
menginspirasi banyak orang. Seorang ibu di Bandung, misalnya,
mengirim surat ke Kick Andy. Isinya minta agar kisah tersebut
diangkat di Kick Andy karena anaknya yang membaca buku Laskar Pelangi
kini bertobat dan keluar dari jerat narkoba. »Setiap malam saya
mendengar suara tangis dari kamar Niko anak saya. Setelah saya intip,
dia sedang membaca sebuah novel. Setelah itu, Niko berubah. Dia jadi
semangat untuk ikut rehabilitasi. Kini Niko berhasil berhenti sebagai
pecandu narkoba setelah membaca buku Laskar Pelangi,» ungkap
Windarti Kosasih, sang ibu.
Sementara Sisca yang hadir di Kick Andy mengaku setelah membaca novel
itu, terdorong untuk memperbaiki hubungannya dengan sang ayah yang
selama ini rusak. Begitu juga Febi, salah satu pembaca, langsung
terinspirasi untuk membantu menyumbangkan buku untuk sekolah-sekolah
miskin di beberapa tempat. »Saya kagum karena anak-anak yang
diceritakan di buku itu penuh semangat walau fasilitas di sekolah itu
jauh dari memadai,» ujar Febi yang juga datang ke Kick Andy untuk
bersaksi.
Andrea sendiri mengaku novel itu awalnya hanya merupakan catatan
kenangannya terhadap masa kecilnya di Belitong. Dia selalu teringat
sahabat-sahabatnya di masa kecil, terutama Lintang. Sebab tokoh
Lintang merupakan murid yang cerdas dan penuh semangat walau hidup
dalam kemiskinan. Setiap hari Lintang harus mengayuh sepeda tua yang
saering putus rantainya ke sekolah. Pulang pergi sejauh 80 km. Bahkan
harus melewati sungai yang banyak buayanya.
Sayang, cita-cita Lintang untuk bisa sekolah ke luar negeri, seperti
yang sering didorong oleh guru mereka, terpaksa kandas. Lintang
bahkan tak tamat SMP karena orangtuanya yang nelayan tidak mampu
membiayai. »Lintang adalah sosok yang menginspirasi saya. Karena
itu, saya bertekad meneruskan cita-cita Lintang,» ujar Andrea, yang
sekian puluh tahun kemudian berhasil mendapat beasiswa sekolah ke
Sorbonne, Prancis.
semoga bermanfaat!!
salam ah coey!! |
|
|
|
|
|
|
|
Sunday June 28, 2009 Long, complicated but gripping Review by LEON WING
2666
By Roberto Bolaño
Publisher: Picador, 898 pages
ISBN: 978-0330509602
WITH Roberto Bolaño’s immense 2666 – which comprises five parts – be ready change your expectations of what a good book should read like. And this is an excellent book – in fact, Time magazine called it the best book of 2008.
Thebook has been translated from Spanish by American Natasha Wimmer.Bolaño, a Chilean-born novelist, died in 2003, and though he wasimmensely popular in the Spanish-speaking world, his work had not beentranslated into English prior to his death.
The first part, BookOne is about critics, and other sections centre on “fate’’ and“crime’’. All the stories draw the reader in, almost inviting him toplay the role of the characters through the clever use of words andphrasing.
To enjoy Book Four, you will need to forget anythingyou learnt in school about paragraphs. The tale unfolds over pages andpages of huge blocks of writing not relieved by breaks or pauses. InBook One, one sentence stretches across two or three pages.
Thestrange thing is, such techniques work so perfectly that, astoundingly,the reader does not get lost among the long train of words nor will heget derailed grammatically.
Most of Bolaño’s characters in thistome are displaced personalities. The critics in Book One areconstantly flying around the world, attending conferences orresearching a German writer, Archimboldi, who seems to be their soleobsession.
Book Two is about the tribulations of Amalfitano, whois Chilean but lives in the small border city of St Teresa in Mexico.Like the critics in the previous section, he travels regularly betweenSouth America and Europe. In Book Three, a black American reporter,Fate, is sent to Mexico to cover a boxing match which was meant for thesports writer who died.
Book Four is all about displaced Mexicanwomen who have to leave their villages to work in the city, and abouthow many of them get murdered. Book Five’s main character is Reiter,who fights a war in Russia.
Violence is certainly anundercurrent in the book: The Mexican women are the ones directlyaffected by it, but it appears first in Book One, when the critics beatup their London taxi driver and derive pleasure akin to orgasm. Thenthere’s Amalfitano’s daughter who has to be spirited out of Mexico byFate when she is in danger of being attacked by her lover. Book Fourtells the story of rape, torture and murder in a tone that is similarto that in a police report. Each incident is related in a detachedfashion, beginning with where and how the victim is found, followed bythe coroner’s verdict in gross detail.
The ugly violence aside,Bolaño’s final novel before his own death is a surprisingly easy read,even with the epic sentences! You should not be put off by any of this,nor by the sheer number of pages to get through, just under 900. .
Trustme, you’ll surprise yourself with how easily and quickly you’ll flipthrough the pages in anticipation – and it’ll be a gripping good readthroughout. |
|
|
|
|
|
|
| |
Category: Belia & Informasi
|