|
INDONESIA - Defence, Military and Police Issues [Part 3]
[Copy link]
|
|
Reply 213# malon
mau nasi bungkus ya pakk..? |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by kongker at 1-9-2010 23:17
Serang Malaysia, RI Bisa Dikeroyok 4 Negara
Tak perlu perang untuk menunjukkan kita, Indonesia bangsa yang punya harga diri.
Rabu, 1 September 2010, 14:51 WIB
VIVAnews -- Perang dengan Malaysia, itu bukan pilihan bijak. Seperti dikatakan Ketua DPR Marzuki Alie. Dia meminta masyarakat Indonesia untuk tidak terprovokasi.
Masalah Malaysia, kata Marzuki, harus diselesaikan dengan cara damai. Perang sama sekali tidak ada gunanya. "Menegakkan harga diri tidak hanya dengan perang," kata Marzuki Alie di Gedung DPR, Jakarta, Rabu 1 September 2010.
Senada, Peneliti Puslit Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB) LIPI dan The Indonesian Institute, Jaleswari Pramodhawardani mengatakan, kedua belah pihak akan sama-sama menderita jika perang jadi jawaban.
Jaleswari juga mengingatkan, warga Indonesia bisa saja bermodalkan semangat berkobar. Tapi kita juga harus realistis. Malaysia adalah anggota aliansi Five Power Defence Arrangements (FPDA) bersama dengan Singapura, Selandia Baru, Australia, dan Inggris.
"Jika Malaysia mengaktifkan klausul serangan terhadap satu negara anggota akan merupakan serangan terhadap anggota aliansi lainnya, maka kita bisa dikeroyok empat negara lainnya," kata Jaleswari.
Jangan lupa juga, Inggris adalah anggota pakta pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang juga punya klausul sama.
Berikut petikan wawancara VIVAnews dengan Jaleswari Pramodhawardani:
Jika perang terjadi, apa untung ruginya untuk Indonesia?
Untuk menuju perang tidak mudah. Selain kedua negara memiliki hubungan strategis di Asean, kedua kepala negara tidak berminat untuk mencari solusi itu -- jika mengamati statemen keduanya di media.
Urusan perang juga tidak mudah kedua belah pihak akan sama-sama menderita
Walaupun teknologi persenjataan Malaysia lebih modern dan banyak,
tapi untuk menang perang tidak hanya ditentukan oleh teknologi dan jumlah alutsista. Masih banyak elemen yang menentukan kemenangan perang, seperti kepemimpinan, strategi, jumlah pasukan, dan kondisi psikologis prajurit.
baca sepenuhnya..http://nasional.vivanews.com/new ... -dikeroyok-4-negara
==sah indon dh kena paranoid...keshiann ada lawak pun ada... |
|
|
|
|
|
|
|
Bangganya aku sebagai anak indonesia, ternyata perlu 4 negara untuk menaklukan indonesia. Inggris pula yang harus terlibat.......Argentina pon satu lawan satu tak kuasa. Indonesia perlu 4 negara....bayangkan kuatnya indonesia ini...... |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by kongker at 2-9-2010 00:42
Reply 223# @hli
udah dpt byaran dan nasi bungkusnya pakk..? |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by kongker at 2-9-2010 03:37
Rusuh Buol, Gara-gara Polisi Teledor?
Data kepolisian, lima warga sipil tewas diterjang peluru nyasar.
Rabu, 1 September 2010, 12:21 WIB
VIVAnews - Bentrokan antara polisi dengan masyarakat di Biau, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah telah menewaskan lima orang dari masyarakat sipil.
Kepala Bidang Penerangan Umum (Kabidpenum) Polri, Kombes Pol Marwoto Soeto di Mabes Polri, Jakarta, Rabu 1 September 2010 mengatakan kerusuhan itu dipicu oleh tewasnya seorang tahanan bernama Asmir di Polsek Biau. "Yang tewas Asmir, pelaku penabrakan," kata dia.
Lantas, mengapa Asmir bisa melakukan gantung diri di dalam tahanan? "Gampang saja, mungkin polisinya teledor. Kemungkinan begitu," kata Marwoto.
Marwoto mengaku belum punya data siapa korban yang ditabrak oleh Asmir, apakah warga sipil atau kah anggota polisi. "Itu kami belum tahu," kata dia.
Yang jelas, Asmir tewas di dalam tahanan Polsek Biau. Menurut Marwoto, Asmir tewas dengan cara gantung diri.
Marwoto mengatakan, tewasnya Asmir ini lah yang menjadi pemicu kemarahan masyarakat. Masyarakat, kata dia, menduga Asmir tewas karena dianiaya oleh polisi di tahanan. Sehingga, pada pukul 21.30 WIB terjadi penyerangan kantor Polsek Biau oleh sekitar 500 orang.
Kemudian, "Terjadi pembelaan dari polisi dengan tembakan peringatan dan peluru nyasar, akhirnya masyarakat ada yang tewas dan luka," kata dia. (umi)
• VIVAnews
==kalo TNI pun ceroi inikn pula polis indon...
negara penuh rusuhan...sbb tu iri sama malaysia yg aman lg makmur.. |
|
|
|
|
|
|
|
inilah satu-satunya negara dimana perusuh boleh dibeli .... diberi makan nasi bungkus, lalu terlatih juga untuk main sama beraknya sendiri.... waduh agaknya hasilnya dari hukum pancasila he he.... |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 228# @hli
eh eh..kenapa pak ,bunyinya macam tertekan lagi marah2 he he...warga main tahi, kalu bangsa kamu dengan upah RM15 dan sebungkus nasi udah bisa jadi perusuh yg bisa main tahi... agaknya kalu saya upah kamu RM 30 terus kamu sanggup makan tahi gitu? muha ha ha bangsa yg bodoh amat |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 229# malberi8
bro... indon ni dah tertekan la
cuba ko tanya dia dah cuci tangan ke blom |
|
|
|
|
|
|
|
punca utama kepada situasi2 ketidakwarasan
indon kebelakangan ini sebenarnya adalah
berpunca daripada
perasaan cemburu dan irihati yang amat sangat
warga indon kepada malaysia, yg dilihat lebih maju
dalam banyak perkara,
sifat cemburu secara membabi buta,
atau iri hati secara tidak tentu pasal ini
lebih dikenali sebagai cemburu babi |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 226# kongker
alah biasalah indon dengan rakyat sendiri main tembak aje...kalau dengan Malaysia tak da pelir....kecut teloq
ada ati nak perang... |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 230# kawaq83
depa mana ada cuci tangan..depa jilat sampai licin jari tu.... |
|
|
|
|
|
|
|
berita-berita tembak warga awam dah biasa sangat kat indon..
tul gak @hli????
Patroli Atau Perusakan Tanaman milik Warga?
Penembakan yang dilakukan sejumlah anggota Marinir terhadap warga Alas Tlogo, Lekok, Pasuruan, disebut pihak Korps Marinir sebagai upaya membela diri ketika melakukan patroli rutin. Namun, versi berbeda menyebutkan, ketika terjadi bentrokan, para anggota Marinir tengah melakukan pengawalan terhadap para pekerja PT Rajawali yang tengah melakukan pembabatan terhadap tanaman milik warga di atas tanah yang masih berstatus sengketa.
BELUM lagi mengering janji pemerintah untuk menggulirkan reforma agraria, konflik tanah kembali menelan korban. Sekurangnya dilaporkan 4 penduduk desa Alas Tlogo, Lekok, Pasuruan tewas akibat renteten tembakan yang dilakukan sejumlah anggota marinir, Rabu (30/5).
Menurut versi yang dikemukakan Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen Safzen Nurdien dalam jumpa persnya di Markas Marinir I di Jalan Opak, Surabaya, Rabu (30/5), tembakan itu dilakukan untuk membela diri lantaran diserang warga tatkala melakukan patroli di desa tersebut. Tatkala melakukan penyerangan, warga terlihat membawa clurit, batu dan kayu. Anggotanya sudah berupaya menghalau dengan memberikan tembakan peringatan ke atas. Karena tak takut, akhirnya, pasukan melakukan tembakan ke tanah yang kemudian diperkirakan memantul dan mengenai para korban.
Namun, LBH Surabaya memberikan versi lain terhadap kasus tersebut. Bentrokan antara warga dan marinir bermula dari upaya pembuldoseran tanaman warga di atas tanah yang masih berstatus sengketa oleh pekerja dari PT Rajawali, sebuah perusahaan hotikultura yang menjadi mitranya TNI AL. Untuk menjalankan aksinya itulah, para pekerja dikawal oleh para marinir. “Jadi, tidak benar mereka mengaku tengah melakukan patroli rutin,”ujar Muhamad Faiq Asidiki, Kordinator Divisi Tanah dan Lingkungan LBH Surabaya kepada berpolitik.com.
Karena melihat tanamannya yang belum dipanen dirusak para pekerja PT Rajawali, warga jelas meradang. Entah bagaimana, kata dia, bentrokan pun terjadi. Berdasarkan investigasi sementaranya, para Marinir tersebut memang sempat memberikan tembakan peringatan ke atas, namun selang waktunya dengan tembakan berikutnya amat singkat.”Kalau disebut-sebut warga membawa clurit, ya wajar. Mereka kan petani. Jadi, pasti bawa (clurit) untuk kepentingan pekerjaanya,”sanggah Faiq ketika dimintai komentar soal ancaman senjata tajam yang dilakukan warga terhadap para anggota marinir tersebut.
Keempat korban tewas tersebut adalah Mistin (25), Sutam (40), Khotijah (25) yang sedang hamil, dan Rohman (21). Para korban dibawa ke Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang setelah dari RSUD Soedarsono Pasuruan. Warga Alas Tlogo merupakan salah satu pihak yang memperebutkan tanah seluas 539 hektar di 11 desa di dua kecamatan, Kecamatan Lekok dan Grati yang juga diklaim PT Rajawali Nusantara.
Berdasarkan informasi dari sejumlah warga Alas Tlogo dan Polres Pasuruan, peristiwa itu terjadi pukul 09.30. Mulanya sebuah traktor yang dikawal sepuluh oknum TNI menggarap lahan yang sudah ditanami ketela pohon oleh warga dan hendak diganti menjadi tebu. Para tentara membawa senjata laras panjang dan pistol.
Kemudian sekitar 50 warga Alas Tlogo mendatangi lokasi tanah yang mau dirombak itu. Menurut Kepala Desa Alas Tlogo Imam Sugnadi, warga hanya mau mengingatkan agar tanah yang sudah ditanami ketela pohon itu tidak dirombak atau digarap dulu karena proses hukum terhadap tanah belum selesai.
Melihat banyak warga mendatangi lokasi penggarapan lahan, oknum tentara itu gelisah, apalagi setelah puluhan warga meneriaki tentara. Tembakan peringatan sebanyak dua kali pun dikeluarkan, setelah itu tembakan diarahkan ke arah warga. Warga berlarian, sebagian terkena tembak dan terjatuh.
Kemudian para oknum tentara itu gelap mata. Mereka menembaki rumah warga. Beberapa ibu-ibu yang sedang memasak dan memotong ketela pohon di luar rumah ikut ditembaki. Seorang ibu bernama Mistin (25) yang sedang menggendong anaknya Khoirul (bocah berusia 4 tahun) ikut tertembak dan langsung meninggal, sedangkan anaknya yang juga terkena tembakan di dada kanan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Sjaiful Anwar di Malang.
Adapun yang terluka tembak sebanyak delapan orang, tiga di antaranya dirujuk ke RSSA karena lukanya parah yakni Khoirul (4), Rohman (23), dan Erwanto (18). Lima lainnya luka ringan, Tosan (30), Nasum (34), Rohman (29), Kampung Misdi (40), dan Satikun (47).
Melihat teman dan saudaranya ditembak, warga kemudian marah dan bergerak ke jalan utama penghubung Probolinggo-Pasuruan di Kecamatan Lekok yang berjarak dua kilometer dari desa mereka. Beberapa pohon yang ada di pinggir jalan kemudian ditebang warga. Ratusan warga kemudian menduduki jalan dan melarang kendaraan lewat.
-
Sengketa Lama
Berdasarkan data LBH Surabaya, konflik tanah antara warga desa Alas Tlogo dan juga beberapa desa sekitarnya dengan TNI AL berawal dari tahun 60-61. Ketika itu, lahan warga yang eks perkebunan Belanda diambil alih dengan dalih untuk kepentingan pemukiman tentara dan juga untuk latihan perang. Namun, dalam praktiknya, belakangan lahan-lahan itu juga disewakan kepada PT Rajawali.
Menurut Herlambang dari LBH Surabaya,yang dihubungi secara terpisah, pengambilalihan lahan oleh kalangan tentara di Indonesia berlangsung dalam tiga tahap. “Pertama, antara tahun 50-58 dengan menggunakan Peperda (Aturan Darurat Perang). Tahap kedua antara 58-64 dengan tameng nasionalisasi lahan-lahan perkebunan eks Belanda. Dan ketiga, antara 65 hingga 70-an dengan memanfaatkan isu PKI,” katanya kepada berpolitik.com.
Menyusul reformasi, terjadi proses re-claiming oleh warga Alas Tlogo dan sekitarnya terhadap tanah-tanah mereka yang sebelumnya dikuasai pihak TNI AL. Ketika itu, kata dia, terjadi kesepakatan bahwa pemukiman TNI AL (Prokimal) tak akan diutak-utik, namun lahan pertanian dikembalikan kepada warga untuk digarap.
Permasalahannya, sejak terjadi pergantian komandan tahun lalu, terjadi kebijakan yang berbeda. Aksi kekerasan terhadap petani kembali marak. Beberapa kali warga dilaporkan dibawa secara paksa ke markas Marinir. “Komandan yang baru sepertinya memang tidak mengerti tentang kasus tanah,”ujar Herlambang.
Diakui oleh Faiq, sengketa lahan ini sudah diproses di pengadilan dan warga berada dalam pihak yang kalah. Namun, keputusan pengadilan itu belumlah bersifat tetap. Kedatangan Marinir ke desa itu dalam rangka melakukan pengawalan untuk melakukan eksekusi terhadap keputusan pengadilan.”Ini aneh, kalau untuk eksekusi semestinya kan mereka meminta bantuan dari aparat kepolisian dan dilakukan oleh pihak pengadilan,” ujarnya.
Yang lebih pokok, kata Faiq, sebenarnya telah terjadi peruntukan lahan lantaran sebagian lahan pertanian yang diaku milik TNI ternyata dialihfungsikan sebagai lahan pertanian hotikultura oleh PT Rajawali. Perusahaan yang antara lain menanam tebu dan mangga ini mendapat konsesi pertanian dari pihak TNI AL. “Warga jelas bertanya-tanya, mengapa bukan mereka yang mendapatkan hak itu sebagai penduduk setempat dan juga pemilik awalnya sebelum diambil alih,” tandas Faiq |
|
|
|
|
|
|
|
hmmmmmmmmmmmmmpppphhhhhhh....i smell shit here! |
|
|
|
|
|
|
|
kucar kacir indon nie..xhairan la mentaliti dorang mcm ni..tp sumatera xda la pasal dorang xnak perang gan malaysia.. |
|
|
|
|
|
|
|
Bangganya aku sebagai anak indonesia, ternyata perlu 4 negara untuk menaklukan indonesia. Inggris pu ...
@hli Post at 1-9-2010 11:28 PM
tidak perlu 4 negara untuk manakluk negara hina itu.... cukup dengan kemiskinan dan rasuah negara kamu uda bole dijajah tanpa kamu sadari he he.... mungkin sedikit demi sedikit ekonomi negara indonesial sedang dijajah waktu ini !! |
|
|
|
|
|
|
|
aku mampu untuk gelak sahaja lah....
ha ha ha ha ha h . . . . . |
|
|
|
|
|
|
| |
|