Kisah Seorang Nenek Kepada Cucunya
Seorang gadis kecil berlari menghampiri Neneknya yang tak lagi bisa berjalan kini Matanya bias menatap selembar selimut Yang entah menemani neneknya menjemput maut Nenek terbangun dari ranjangnya Lalu mulailah ia bercerita 揥aktu aku masih bergulat dalam sebuah organisasi Di simpang jalan aku tertusuk kecilnya duri Tak ada kesempatan untuk interupsi Karena kesabaran kusulap jadi provokasi Kau tahu, Cucuku... Jalanku bukanlah jalanmu Langkahku jangan lagi kau tiru Da抴ah hanya kujadikan sebuah kata benda Lantas lekang karena niat bukan untuk si Mpunya Tak ada kesempatan untuk interupsi Karena aku terlalu sering kena injeksi Sampai aku harus puas berteman dengan dispersi Diam saja aku tergadai harga diri Kau tahu, Cucuku... Jalanku bukanlah jalanmu Langkahku jangan lagi kau tiru Firman Allah pernah kubungkus dengan kemunafikan Lalu hilang bagai buih di tengah lautan Baru sadar Dia beri aku hentakan Hingga aku bisa ambil itu pelajaran Waktu aku masih bergulat dalam sebuah organisasi Yang menamakan dirinya kesatuan aksi Tak ada kesempatan untuk interupsi Karena iman terlalu sering fluktuasi Dan hatiku seringkali apriori Orang pernah menamakan diriku organisator Yang lihai sekali bermain cara dikatator Tapi saat itu aku benar-benar puas Setiap ada episode yang buat imanku panas Kau tahu, Cucuku... Jalanku bukanlah jalanmu Langkahku jangan lagi kau tiru Satu menit lagi aku menghadap si Mpunya Mempertanggungjawabkan nila setitik rusak susu sebelanga Mulailah kata istigfar tiga kali kau eja Biar Gusti Allah lebar-lebar membuka pintu taubat-Nya |