|
Parasites may be present in food or in water and can be identified as causes of foodborne or waterborne illness in the United States. They range in size, from tiny single-celled organisms to worms visible to the naked eye. Their lifecycle may also vary. While some parasites use a permanent host, others go through a series of developmental phases using different animal or human hosts. The illnesses they can cause range from mild discomfort to debilitating illness and possibly death.
What are parasites?
Parasites are organisms that derive nourishment and protection from other living organisms known as hosts. They may be transmitted from animals to humans, from humans to humans, or from humans to animals. Several parasites have emerged as significant causes of foodborne and waterborne illness. These organisms live and reproduce within the tissues and organs of infected human and animal hosts, and are often excreted in feces.
How are they transmitted?
They may be transmitted from host to host through consumption of contaminated food and water, or by putting anything into your mouth that has touched the stool (feces) of an infected person or animal.
How do they vary?
Parasites are of different types and range in size from tiny, single-celled, microscopic organisms ( protozoa) to larger, multi-cellular worms ( helminths) that may be seen without a microscope. The size ranges from 1 to 2 μm (micrometers) to 2 meters long.
What are some common parasites?
Some common parasites are Giardia duodenalis, Cryptosporidium parvum, Cyclospora cayetanensis, Toxoplasma gondii, Trichinella spiralis, Taenia saginata (beef tapeworm), and Taenia solium (pork tapeworm).
|
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Kehadiran parasit pada ikan adalah sangat umum.
Lebih dari 50 spesies cacing parasit pada ikan dan kerang diketahui menyebabkan penyakit pada manusia. Kebanyakan hanya menyebabkan penyakit ringan sampai sedang, namun ada beberapa jenis yang potensial menimbulkan risiko kesehatan serius. Semua cacing parasit mempunyai siklus kehidupan yang rumit.
Mereka tidak menyebar langsung dari ikan ke ikan, tetapi dalam perkembangannya mereka harus melewati sejumlah inang perantara. Moluska dan krustasea laut sering terlibat sebagai inang perantara pertama, dan ikan laut sebagai inang perantara kedua, sedangkan parasit yang telah matang seksual ditemukan pada mamalia seperti lumba-lumba dan paus sebagai inang akhir, dimana cacing dewasa menyebabkan inflamasi serius pada dinding perut. Dalam siklus di berbagai inang tersebut, satu atau lebih tahapan bisa terjadi mereka hidup bebas (tanpa inang).
Infeksi pada manusia dapat menjadi bagian dari siklus hidup ini, atau mungkin merupakan jalur simpang yang menyebabkan terganggunya siklus hidup (lihat ilustrasi siklus hidup cacing Anisakis simplex). Siklus hidup Anisakis simplex. Sumber gambar: fao.org Jenis-jenis parasit pada ikan yang dapat menginfeksi terhadap manusia antara lain : Nematoda Cacing lingkar atau nematoda adalah parasit yang umum ditemukan pada ikan laut di seluruh dunia.
Nematoda Anisakis (A. simplex dan P. dicipiens), yang umumnya dikenal sebagai cacing herring dan cacing cod, telah intensif dipelajari. Mereka adalah cacing lingkar khas, dengan panjang 1-6 cm, dan jika cacing hidup tertelan oleh manusia, mereka dapat menembus ke dalam dinding saluran pencernaan dan menyebabkan peradangan akut ('penyakit cacing herring').
Larva Anisakisyang terdapat pada otot Ikan cakalang (K. pelamis). Sumber gambar: unhas.ac.id Mereka adalah cacing lingkar khas, dengan panjang 1-6 cm, dan jika cacing hidup tertelan oleh manusia, mereka dapat menembus ke dalam dinding saluran pencernaan dan menyebabkan peradangan akut ('penyakit cacing herring'). Manusia terinfeksi Anisakissp. bila memakan ikan mentah, atau diolah dengan penggaraman dan pengasapan tetapi kurang sempurna, serta pemasakan yang kurang matang. Efek yang timbul dapat berupa inlamasi, pendarahan dan pembengkakan pada usus. Satu nematoda yang terkenal dan umum di Asia adalah Angiostrongylus sp. (contoh Angiostrongylus cantonensis).
Cacing dewasa ditemukan di paru-paru tikus dan inang perantara menengahnya adalah siput, udang air tawar dan kepiting tanah. Parasit ini telah terbukti menyebabkan meningitis pada manusia. Dalam siklus hidup Angiostrongylus sp., nematoda jantan dan betina yang matang seksual menghasilkan telur yang keluar bersama feses atau menetas dalam usus. A. cantonensis mencapai kematangan di paru-paru dan A. costaricensis mencapai kematangan dalam usus. Larva bermigrasi di tempat-tempat lembab dan dapat menyerang invertebrata, seperti gastropoda. Mamalia mungkin mengalami infektif larva melalui konsumsi invertebrata yang terinfeksi atau sayuran yang dimasak tidak sempurna. Pada mamalia, larva menembus usus dan bermigrasi di viscera (jeroan).
A. cantonensis bermigrasi melalui ruang subarachnoid dan berkembang sebelum bermigrasi ke paru-paru. Pada manusia, larva tidak bermigrasi di luar otak. A. cantonensis bermigrasi di jeroan, otot dan kulit sebelum kembali ke usus tikus. Cestoda Hanya beberapa Cestoda atau cacing pita pada manusia yang diketahui ditularkan oleh ikan. Namun, cacing pita yang dikenal luas pada ikan, Diphyllobothrium latum, adalah parasit yang umum menginfeksi manusia dan panjangnya bisa mencapai 10 m atau lebih didalam usus manusia. Parasit ini menjadikan mikro krustasea sebagai inang perantara pertama dan ikan air tawar diperlukan sebagai inang perantara kedua.
Spesies terkait (D. pacificum) ditularkan oleh ikan laut dan biasanya terjadi di daerah pesisir Peru, Chili dan Jepang di mana ikan mentah adalah umum dihidangkan (ceviche, sushi dan lain-lain). Cacing pita ikan yang sebarannya luas, Diphyllobothrium sp., mencapai kematangan seksual pada saluran usus mamalia. Telur akan keluar bersama tinja dan berkembang dalam air dan menetas menjadi larva yang berenang bebas. Jika dikonsumsi oleh copepoda atau inang krustasea lainnya yang cocok, larva kemudian dapat menjadi infektif bagi ikan yang mengkonsumsi krustasea yang terinfeksi tersebut. Larva ini kemudian berkembang menjadi bentuk yang dapat menginfeksi ke ikan lainnya, di mana mereka tidak berkembang lebih lanjut, ataupun pada mamalia, di mana mereka dapat mencapai kematangan seksual.
Trematoda Beberapa cacing Trematoda adalah sangat umum, khususnya di Asia. Oleh karena itu, diperkirakan Clonorchis sinensis (cacing hati) menginfeksi lebih dari 20 juta orang di Asia. Di China Selatan clonorchiasis pada manusia dapat melampaui 40 % di beberapa daerah. Inang perantaranya adalah siput dan ikan air tawar, sementara anjing, kucing, hewan liar dan manusia adalah inang akhir, di mana cacing hidup dan berkembang di saluran empedu dalam hati. Masalah utama dalam penularannya adalah kontaminasi dari siput yang hidup di perairan yang dicemari oleh kotoran manusia yang dipenuhi telur. Trematoda cacing hati ini mencapai kematangan seksual di hati manusia dan mamalia lainnya. Telur memasuki usus dalam empedu, berada bersama kotoran inang dan jika kemudian termakan oleh moluska, dapat menetas.
Larva menembus jaringan melalui tahap berbeda secara morfologis yang dengan cara reproduksi aseksual menghasilkan larva yang berenang bebas. Larva Clonorchis sinensis dapat menginfeksi hanya spesies ikan, sedangkan Opisthorchis sinensis dapat menginfeksi baik ikan atau moluska sebagai inang. Dalam inang ini larva menjadi infektif bagi mamalia yang mengkonsumsi mentah atau setengah matang inang perantara yang terinfeksi. Pengendalian penyakit parasit Semua parasit dimungkinkan ditularkan kepada manusia dengan mengkonsumsi produk ikan mentah atau tanpa dimasak. Pada prinsipnya masalah ini dapat ditangani pada 3 langkah yang dianjurkan oleh WHO, yaitu: Menghindari penangkapan ikan yang terinfeksi oleh nematoda dengan pemilihan fishing ground tertentu, spesies tertentu, atau kelompok umur tertentu; Sortasi dan pembuangan ikan yang terinfeksi, atau pembuangan nematoda dari daging ikan; dan Penerapan teknik untuk membunuh nematoda di dalam daging ikan (b dan c hanya diterapkan di industri perikanan komersial).
Tindakan pengendalian sangat penting untuk produk ikan, terutama ikan yang dimakan mentah atau tidak dimasak (matjes-herring, pengasinan ringan dan pengasapan dingin, ceviche, sashimi, sushi dll). Oleh karena itu banyak peraturan kesehatan nasional, misalnya The German ordinance on health requirements for fish and shellfish (German Fish Ordinance 1988), berisi aturan khusus untuk penanganan dan pengolahan ikan jenis ini dalam rangka memastikan bahwa semua nematoda telah dibunuh. Berdasarkan penelitian terkoordinasi di Belanda, Jerman dan Denmark, kriteria berikut diberlakukan untuk pengolahan yang aman, yaitu: Pengasinan: pengolahan yang aman didasarkan pada tingkat NaCl dalam cairan jaringan. Bila jumlah asam asetat yang digunakan minimum (2,5-3,0 % dalam cairan jaringan), diketahui bahwa waktu kelangsungan hidup nematoda di berbagai level NaCl maksimum sebagai berikut: NaCl 4-5 % dalam cairan jaringan, maksimum waktu hidup 17 minggu; NaCl 6-7 %, maksimum waktu hidup 10-12 minggu; dan NaCl 8-9 %, maksimum waktu hidup 5-6 minggu. Oleh karena itu, maksimum jangka waktu hidup harus menjadi waktu dari minimum holding sebelum produk akhir dijual. Pemanasan: semua nematoda mati ketika dipanaskan 55°C selama 1 menit. Ini berarti bahwa pengasapan panas, pasteurisasi, pemasakan dalam saus dan produk ikan dengan pemanasan ringan lainnya adalah aman. Karena itu, kebiasaan memasak di rumah tangga mungkin pada batas yang aman. Pembekuan: pendinginan sampai -20°C dan mempertahankan suhu ini selama minimal 24 jam akan membunuh semua nematoda. Dari uraian di atas, menunjukkan bahwa sejumlah produk ikan tidak aman. Hal ini berlaku untuk produk pengasinan ringan (< 5-6 % NaCl dalam fase air) seperti matjes-herring, ikan asap dingin, kaviar asin ringan, ceviche dan beberapa produk tradisional lokal lainnya. Pembekuan dengan periode singkat dari bahan baku atau produk akhir harus dimasukkan dalam proses pengolahan sebagai alat kontrol parasit.
|
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
SAYA ialah seorang penggemar kucing. Saya mempunyai 10 ekor kucing di rumah, kebanyakannya kucing kampung. Untuk pengetahuan doktor, saya sedang mengandung anak pertama dalam empat bulan. Saya tidak mengalami apa-apa alahan atau masalah perubatan semasa hamil. Kawan baik saya ada memberitahu akan masalah yang mungkin timbul kepada bayi dalam kandungan jika kita membela kucing. Mohon penjelasan daripada doktor?
Penggemar kucing, Selangor.
JAWAPAN:
Haiwan jinak seperti kucing sememangnya kerap dijadikan haiwan peliharaan di rumah. Tetapi sekiranya anda sedang hamil, mungkin anda perlu mengehadkan masa bersama dengan haiwan peliharaan khususnya dari segi pengendalian najis kucing. Membela kucing boleh memberikan kesan negatif kepada kehamilan. Keadaan ini berkait rapat dengan sejenis parasit iaitu protozoa yang dikenali sebagai toxoplasma gondii yang membiak di dalam usus kucing dan didapati di dalam najisnya dan juga dalam tanah.
Parasit ini menyebabkan sejenis jangkitan yang sering ditemui iaitu toksoplasmosis yang tidak membahayakan orang dewasa tetapi boleh menyebabkan masalah kesihatan serius kepada bayi dalam kandungan. Ini boleh mendatangkan ancaman jangkitan toksoplasma yang boleh memberi kesan kepada anak dalam kandungan. Ramai wanita dijangkiti oleh parasit toksoplasma tetapi tidak menyedari hakikat ini kerana parasit ini tidak memberikan tanda yang ketara.
Isu yang paling dikhuatiri ialah apabila jangkitan parasit itu dialami buat kali pertama ketika mengandung. Ramai ibu yang sedang hamil tidak mengetahui bahaya parasit berkenaan kerana ia tidak mendatangkan petanda luar biasa seperti sesak nafas atau demam tinggi.
Sebaliknya, ibu yang dijangkiti akan mendapat demam serta selesema biasa, kelenjar limfa membengkak, sakit otot, kekejangan dan sakit sendi. Gejala sebegini selalu dianggap 'keadaan biasa' oleh ibu hamil dan doktor yang merawatnya. Proses penyebaran boleh berlaku berpunca daripada najis haiwan peliharaan yang menyebabkan toksoplasmosis atau dalam dunia perubatan digelar jangkitan yang disebabkan oleh parasit toksoplasma yang menyerang jaringan saraf manusia.
Menjangkiti bayiSeorang wanita yang dijangkiti sama ada sebelum atau semasa hamil, boleh menjangkiti bayi yang dikandung. Toksoplasmosis kongenital adalah satu masalah perubatan yang mana bayi dalam kandungan dijangkiti melalui uri (plasenta). Jika seorang wanita menerima pendedahan pertama kepada toksoplasmosis ketika mengandung, bayi akan berisiko tinggi. Risiko bayi termasuk mati dalam kandungan, buta mata dan kecacatan otak termasuk 'retardasi mental'.
Jangkitan paling biasa diperolehi menerusi sentuhan dengan kucing serta najis mereka. Toksoplasma juga boleh dijangkiti apabila wanita mengendalikan daging mentah atau separuh masak.
PeringatanSebagai peringatan kepada wanita khususnya yang sedang hamil dan berusaha untuk hamil, anda perlu mengehadkan masa bersama haiwan atau pengurusan najis haiwan itu. Pengurusan najis haiwan ini boleh dilakukan oleh suami atau orang lain. Dengan cara ini moga anda dapat mengelak risiko jangkitan kali pertama ketika hamil. Lebih utama ia dapat mengurangkan risiko bayi menghidapi toksoplasmosis kongenital.
Jika doktor mengesyaki yang ibu mempunyai jangkitan toksoplasmosis aktif, ujian darah boleh dilakukan untuk mengesan kehadiran antibodi yang mengesahkan jangkitan ini. Jika ibu disahkan mendapat jangkitan, ujian lanjutan seperti amniosintesis dan ujian imbasan ultrabunyi akan dilakukan ke atas bayi dalam kandungan. Ibu akan diberi ubat khusus jika bayi disyaki telah dijangkiti, agar gejala yang akan dialami oleh bayi apabila lahir dapat dikurangkan.
RawatanRawatan ini diteruskan ke atas bayi selepas dilahirkan. Sebaliknya, jika bayi dalam kandungan belum dijangkiti, ibu akan diberi ubat antibiotik khusus supaya risiko jangkitan kepada bayi dapat dikurangkan sehingga 50 peratus. Bayi-bayi yang baru dilahirkan oleh ibu-ibu yang mendapat jangkitan toksoplasmosis haruslah diuji agar tidak mempunyai sebarang gejala semasa dilahirkan dan terus diberi rawatan.
Langkah-langkah pencegahan seperti berikut dapat mengurangkan insiden ia berlaku. Antaranya dengan membasuh tangan sebelum mengendalikan makanan, mengelakkan pemakanan daging mentah atau tidak sempurna dimasak, membasuh dengan teliti buah-buahan dan sayur-sayuran yang tidak perlu dimasak sebelum dimakan, menggunakan sarung tangan semasa berkebun atau semasa mengendalikan tanah dan akhir sekali elakkan daripada menyentuh najis kucing.
Elakkanlah membela kucing semasa hamil sekiranya langkah ini sukar dilakukan.
|
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Nah aku sedekah ..
pi main jauh2!
|
|
|
|
|
|
|
|
hurm..nice info baru tahu.
but GAM u know something,ada satu parasite ni lebih teruk,makan duit orang dan buat ramai punya poket rabak. |
|
|
|
|
|
|
|
nak teka nak teka parasit tu
|
|
|
|
|
|
|
|
cer teka..
kaki kau ke tu??aum sgt posing jgn umpan anak ikan na
|
|
|
|
|
|
|
|
alaaa...
laaaahhhhhhh...
ngape lah p buka masa makn mee goreng..
baidewai, yg kat ikan tu ada nampak, x tau pula itu cacing, hwaaa...
iols suka men tarik2 buang benang ituew.. |
|
|
|
|
|
|
|
eh itu urat saraf dia yg kita selalu tarik tarik tuh...bukan cacingnye lah!!ikan muscles dia selalu gerak kiri kanan etc (tak gerak nanti dia tenggelam la), so, uraf saraf ie nerves nye kena besar dan panjang
|
|
|
|
|
|
|
| |
|