CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

Author: cutestars

[END] Sewu Dino (1000 Hari) - based on true story by Simpleman UPDATE (#18, #24,

[Copy link]
Post time 25-3-2021 03:56 PM | Show all posts
cutestars replied at 24-3-2021 10:44 PM
Rumah seperti apa yang dimaksudkan pun Sri tidak tahu dan tidak mengerti sama sekali. Di luar rumah, ...

we want more...
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 25-3-2021 04:11 PM From the mobile phone | Show all posts
Sebentar anak2 I lagi diluarrr malam TT update dont worry xd
Reply

Use magic Report

Post time 25-3-2021 04:22 PM From the mobile phone | Show all posts
cutestars replied at 25-3-2021 04:11 PM
Sebentar anak2 I lagi diluarrr malam TT update dont worry xd

Looking forward to the sambungan..menarik cerita nya tt
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 25-3-2021 09:33 PM | Show all posts
Edited by cutestars at 25-3-2021 09:40 PM



******


Mbah Tamin berhenti tepat di belakang rumah. Aada sebuah pagar bambu dimana di dalamnya ada sebuah sumur. Disana ialah tempat untuk mandi  dan tempat untuk mengambil air untuk keperluan hidup selama tinggal disinilah termasuk untuk 'basuh sudo' (tubuh mati) Dela yang terbaring tak bergerak.

Hanya Sri yang berinisiatif bertanya tentang pelbagai hal, terutamanya ketika soal memandikan itu. Entah apa dan kenapa, Sri seakan tahu cara memandikannya pasti tidak akan sama seperti cara memandikan orang biasa. Mendengarkan hal itu daripada Sri membuat Mbah Tamin tersenyum seakan mempersingkat penjelasan beliau tentang ini semua.

"Ya. Cara memandikanya memang berbeza, ada tata caranya. Salah satunya, dengan bunga tujuh jenis." jelas Mbah Tamin. (iyo. cara ngedusine, pancen onok tata carane. salah sijine, kembang pitung rupo)

Mbah Tamin kemudian menunjukkan sebuah tempat khusus dimana, ada bunga dengan jenis yang berbeza-beza diletakkan di atas tempeh dengan cekatan. Mbah Tamin mengisi sebuah besen dengan air, mencampurinya dengan bebungaan itu dan membawanya ke kamar tempat Dela tertidur. Lalu, dia melihat ke arah Sri dan memanggilnya. Dini dan Erna hanya mengamati saja.

Sri diminta oleh Mbah Tamin untuk mengikat tangan dan kaki Dela. Sri hanya menuruti arahan Mbah Tamin walaupun sebenarnya dia bingung, kenapa Dela harus diikat? Setelah Sri menyelesaikan tugasnya, Mbah Tamin baru membuka keranda bambu kuning itu. Mbah Tamin mulai membasuh badan Dela. Sri ikut membantu dan disitu, Sri menemukan fakta lain yang mengejutkan.

Perut Dela membesar seperti mengandung.

Sri yang membasuhnya menatap Mbah Tamin dengan tatapan bingung dan terkejut, namun Mbah Tamin seperti memahami apa yang ingin Sri tanyaka. Setelah selesai dengan semua itu, keranda itu kembali ditutup dan kain yang mengikat Dela dilepas satu persatu.

Mbah Tamin melangkah pergi.

"Mbah!" panggil Sri, mengejar mbah Tamin. Di belakang Sri ada Dini dan Erna, yang tidak tahu apa yang baru Sri lihat.

"Nanti saya ceritakan kalau kamu sudah siap saja. Tugas kalian hanya untuk mengurus Dela," kata Mbah Tamin. (engkok tak ceritani nek awakmu wes siap. tugasmu kabeh, ngurus Dela)

******

Sudah tiga hari berlalu.

Sri, Dini dan Erna bergantian mengurus Dela dari mulai memandikannya hingga memberinya minuman. Gadis itu, lebih nampak seperti gadis yang tengah koma dibandingkan dengan keadaan gadis yang di santau entah oleh siapa dan bagaimana latar ceritanya, masih terlalu awal untuk tahu, fikir Sri.

Entah sudah keberapa kali juga, Sri mendengar Erna dan Dini berbicara tentang Dela. Berbicara tentang bau busuk yang keluar dari tubuhnya. Sampai ada ucapan yang tidak menyenangkan. Sri juga mendengar Erna dan Dini berbahas tentang pekerjaan mereka di tempat ini dan betapa misterinya lelaki tua yang bernama Tamin itu. Tapi apabila Sri bersama mereka berdua, Sri lebih memilih bungkam, enggan mengulas lebih lanjut.

Namun, di luar semua itu, sebenarnya Sri sama seperti Erna dan Dini. Sejujurnya, aroma busuk dari Dela benar-benar menganggunya. Selain itu, Sri merasakan kehidupannya disini sangat berat. Tidak ada orang lain dan jiran tetangga. Kiri dan kanan hanya dipenuhi dengan pohon liar, seakan mereka tinggal di dunia yang berbeza.

******

Pada suatu petang, Mbah Tamin memberitahu bahawa dia akan pergi meninggalkan rumah sebentar. Dia berpesan kepada Sri dan yang lainnya untuk tetap menjalankan tugas mereka dan tidak melupakan pantang-larang yang sudah diberitahu. Salah satunya untuk tidak lupa mengikat Dela saat membuka keranda itu.

Mbah Tamin juga tidak lupa berpesan untuk tidak membuka pintu sewaktu ketiadaannya pada malam ini. Siapa pun yang mengetuk dan bagaimanapun keadaannya, jangan membuka pintu sama sekali. Begitulah pesanan-pesanan Mbah Tamin sebelum dia pergi melangkah menembus pepohonan hutan.

Sri yang mendengarnya merasakan bulu romanya merinding mendengar setiap pesanan dari orang tua itu.

******

Hari sudah gelap.

Sri menutup pintu dan jendela, lalu pergi ke bilik yang mereka diami. Disana, dia melihat Dini sudah tidur dan disampingnya ada Erna yang tengah m mengaduh seakan menahan sakit.

"Kau kenapa, Er?" tanya Sri. (koen kenek opo, Er?)

"Sri, boleh tolong aku tak?" balas Erna. (Sri, aku oleh jaluk tulung?)

"Tolong? Mintak tolong apa?" Sri kehairanan melihat Erna. (tolong? jaluk tolong opo?)

"Malam ini giliran aku mandikan Dela. Boleh kau gantikan? Besok aku ganti giliran kau," pinta Erna. (engkok bengi wayahku ngadusi Dela. isok mok ganteni? mene, wayahmu tak ganten)

Mendengar hal itu, pada awalnys Sri keberatan. Namun bila dia melihat keadaan Erna, Sri pun setuju.

Setelah menerima permintaan Erna, Sri bersiap-siap mahu mengambil air. Tapi malangnya, dia lupa bahawa air di tempayan dapur sudah habis. Sri terpaksa membuka pintu rumah untuk menimba air dari perigi yang berada di luar rumah.

Awalnya, Sri ragu. Lama Sri berdiri tercegat di depan pintu rumah untuk menimbang keputusannya mengambil air di luar rumah. Lalu, Sri nekad dan  perlahan-perlahan dia membukanya lalu keluar.

Saat itu, ada perasaan yang sangat tidak sedap membuak-buak dalam diri Sri. Malam ini Sri dapat merasakan ianya lebih hening dari biasa. Tidak terdengar langsung suara binatang malam, seakan-akan membawa ketakutan Sri yang selama ini dia tahan melepas keluar dari dalam dirinya.

Sri melangkah keluar. Dia cepat-cepat pergi ke perigi, menimbanya, lalu dia ingin lekas-lekas pergi. Tapi...

Dari ekor mata Sri, jauh di salah satu pohon besar di samping pagar bambu kamar mandi, Sri melihat ada wajah yang sedang mengamatinya.

Saat Sri menatapnya, wajah itu menghilang!

Sri terkaku diam sebentat. Namun, dia gagahkan diri untuk menepikan rasa takut yang teramat dan dia tetap melanjutkan tujuannya ingin menimba air di perigi.

Sri berfikir dia harus pantas melakukan tugasnya. Sri segera menimba air dengan cepat. Tidak lupa matanya awas menatap sekeliling, seakan-akan dia sedang dikejar sesuatu. Setelah selesai, Sri berlari masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu. Perasaan lega langsung dirasakan oleh Sri. Kini, dia melangkah menuju bilik Dela.

Sri meletakkan airnya. Taburan bunga sudah dia lakukan. Kini, Sri membuka keranda mambu kuning itu dan mulai membasuh tubuh Erna dengan tuala kecil. Pandangan Sri tertuju pada perut besarnya, yang kata Erna, dihamili oleh Mbah Tamin. Namun, Sri tidak percaya dan dia selalu menyangkal ucapan Erna itu.

Sri terus memandikan Dela hingga sampai ke tanganya yang penuh luka bernanah. Saat itu, Sri tiba-tiba terdiam.

Dia lupa.

Dia belum mengikat tangan dan kaki Dela!

Saat Sri baru menyadarinya, dia pun menatap Sri. Matanya melotot terbuka sambil tersenyum menyeringai menatap Sri.


Rate

1

View Rating Log

Reply

Use magic Report

 Author| Post time 25-3-2021 09:35 PM | Show all posts
TT dan hapdet..pening pulak tiba-tiba part TT edit yang ambil air perigi tu.

Tambah pening bila mata dela terbukak tu. Puaka siakkk cerita ni. dah la husband tak ada dkt rumah..tacoddddd
Reply

Use magic Report

Post time 25-3-2021 09:39 PM From the mobile phone | Show all posts
cutestars replied at 25-3-2021 09:33 PM
Mbah Tamin berhenti tepat di belakang rumah. Aada sebuah pagar bambu dimana di dalamnya ada sebuah s ...

Oh my goshhhhh what will happen? Sri lupa nk ikat tgn kaki dia. Saya pon jadi ikut berdebar..tq tt update =D
Reply

Use magic Report

Follow Us
 Author| Post time 25-3-2021 09:42 PM | Show all posts
lilac85 replied at 25-3-2021 09:39 PM
Oh my goshhhhh what will happen? Sri lupa nk ikat tgn kaki dia. Saya pon jadi ikut berdebar..tq tt ...

dela terjaga terbukak mata dia..yihhh..tacod eh. Sri ni ikat la dulu tangan tu
Reply

Use magic Report

Post time 25-3-2021 09:52 PM From the mobile phone | Show all posts
cutestars replied at 25-3-2021 09:42 PM
dela terjaga terbukak mata dia..yihhh..tacod eh. Sri ni ikat la dulu tangan tu


Takkshabarr. Sambung lagi tt
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 26-3-2021 12:08 AM From the mobile phone | Show all posts
Meremang la bulu roma TT edit part selanjutnya..husband TT ckp esok siang je sambung edit..takut TT terbawak2 kang. Ni pun TT pening sikit. Sabar ya. Besok TT belanja dua bab
Reply

Use magic Report

Post time 26-3-2021 11:09 AM | Show all posts
Tak sabar la sis, saya ikut berdebar baca cerita
Reply

Use magic Report

Post time 26-3-2021 11:18 AM | Show all posts
ini kalau dibikin filem pasti seru

TT kalau ada update buh la kat title page berapa
Reply

Use magic Report

Post time 26-3-2021 01:37 PM | Show all posts
sampai part dela menyeringai tu, berdenyut kepala. nasib bersambung
Reply

Use magic Report

Post time 26-3-2021 03:35 PM | Show all posts
cutestars replied at 25-3-2021 09:33 PM
******

Mbah Tamin berhenti tepat di belakang rumah. Aada sebuah pagar bambu dimana di dalamny ...

Tq tQ..
xsabau weh tgu...
Reply

Use magic Report

Post time 26-3-2021 03:40 PM | Show all posts
Tq Sis. I follow
Reply

Use magic Report

Post time 26-3-2021 09:43 PM From the mobile phone | Show all posts
i tak boleh sabar n google dah settle baca sampai habis memang panjang. but still nak tunggu tt habiskan cerita coz x faham
Reply

Use magic Report

Post time 26-3-2021 09:46 PM From the mobile phone | Show all posts
Best citer ni... meremang bulu roma membacanya... lg2 part "buka mata" tu
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 26-3-2021 11:18 PM From the mobile phone | Show all posts
Tt sinarilah hidup kami mlm minggu ni
Reply

Use magic Report

Post time 27-3-2021 01:14 AM From the mobile phone | Show all posts
lilac85 replied at 26-3-2021 11:18 PM
Tt sinarilah hidup kami mlm minggu ni

Setujuuuu.. jgn ditinggal kami dgn part bukak mata itu sajokkk hahahaaaa
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 27-3-2021 09:23 AM | Show all posts
Edited by cutestars at 27-3-2021 10:27 AM

Terkejut, Sri perlahan mengundurkan diri. Namun Dela seraya mencekik leher Sri kuat-kuat.  Mulut Dela terngaga, menunjukkan gigi hitamnya yang membusuk.

Terjadi pergelutan hebat antara Sri dan Dela. Sri hanya berusaha melepaskan cekikan Dela yang kuat sekali, membuatnya hampir meregang nyawa.

"Siapa kamu, nak?" tanya Dela. Suaranya berat dan seolah-olah menyerupai seorang wanita tua. (sopo koen ndok?)

"Dimana ini, nak?" tanya Dela lagi. Mana mungkin seorang gadis masih muda memiliki suara seperti nenek-nenek! (nang ndi iki ndok)

Sri masih mencuba melepaskan cengkaman kuat itu. Namun Dela terus menyeringai, air liurnya menitis, matanya putih, dia tersenyum menyeringai.

"JAWAB KALAU DITANYA!" bentak Dela. (jawab nek di takoni ndok!)

"SIAPA ANDA?" suara itu bertanya lagi dengan nada yang keras. Cengkaman di leher Sri mulai membuatkan nafasnya sesak. (sinten njenengan?)

Dela tertawa semakin keras membuatkan Sri menangis ketakutan.

"Ada apa ini, Sri?" Tiba-tiba, Erna masuk ke bilik Dela kerana kekecohan itu. Apa yang Erna lihat membuatkan dia bingung. KIni, Erna melihat Dela terbangun dari peti matinya. Bukankah anak itu koma? (ada opo iki, Sri?)

"Kenapa Dela... Kenapa Dela..." " tanya Erna kebingungan. Dela menyeringai melihat Erna sebelum akhirnya melepaskan cekikan itu. (kok Dela...kok Dela...)

Dia melompat ke atas ranjang, merangkak kemudian seakan tertawa kegirangan, Dela berteriak, "TERNYATA ANAK KELAHIRAN KELIWON SEMUA." (cah kliwon kabeh)

Dela masih tertawa. Sri beransur mundur sementara Erna masih bingung dan terkejut melihat wajah Dela yang amat mengerikan itu.

Dela terus melihat Sri dan Erna bergantian. "Percuma! Seribu hari lagi, budak ini akan segera habis!" (percuma, sewu dinone arek iki bakal entek)

"Kalian hanya jadi korban untuk anak ini!" Dela tertawa terus-menerus, sebelum Sri melompat dan mencengkam lengan dan tubuh Dela. Dia membasahkan Dela dengan air bunga itu. Dela berteriak kesakitan. (koen kabeh mek dadi tumbal gawe cah iki)

"Kau ni kenapa!!! Cepat! Ambilkan tali hitam itu!" teriak Sri pada Erna, Erna yang sempat kebingungan. Erna bergegas mengambil tali itu, Sri mengikatnya tepat di leher Dela. (koen lapo!! jupukno tali ireng iku!)

"Sri, ada apa ini, Sri?" Erna ikut menahan tubuh Dela yang meronta. (Sri, ada opo iki, Sri?)

Sebelum akhirnya Dela menjadi tenang, dan dia kemudian tertidur kembali. Sri baru mengikat tali itu dengan betul lalu dia mengangkat Dela kembali ke ranjangnya, menutupnya dengan keranda bambu kuning.

******

Wajah Erna dan Sri masih tidak percaya atas apa yang baru saja terjadi.

Erna mulai menangis. "Aku ingin pulang..." (aku kepingin muleh...)

Sri tidak mampu menjawab apa-apa. Dia sedar bahawa sekarang  dia juga ingin pulang, hanya saja bila bukan kerana sudah terikat dan pasti ada risiko yang sudah menunggu bila mereka pulang. Lantas, apa yang disembunyikan oleh si Mbah Tamin dari mereka semua?

Sri menceritakan semuanya kepada Erna. Sri mengaku dia lalai dalam menjalankan tugasnya kerana panik apabila sedar dia membasuh Dela tanpa mengikat tali di kaki dan tanganya terlebih dulu.

Namun gara-gara itu Sri lantas menyedari. Santau jenis apa yang mampu memasukkan iblis sekuat itu ke dalam tubuh seorang gadis muda hanya untuk menghabisi nyawanya? Sri jadi ingat cerita bapak. Santau bukanlah hal baru disini, namun, untuk melaksanakan santau seperti itu ia memerlukan kebencian yang melebihi akal. Jika ianya benar, kebencian semacam apa yang bisa dan setega ini dilakukan oleh orang hanya untuk mengambil nyawa dari anak yang tidak tahu apa-apa.

Namun di balik semua itu, santau ini adalah kali pertama yang Sri lihat seumur hidupnya. Seperti ada teka-teki, seakan ada yang ditutupi, tapi pasti ada jawapannya. Pasti ada jalan keluarnya, namun apa, Sri tidak tahu apapun dari keluarga ini dan kenapa anak ini sebegitu berharganya.

Sampai, Sri teringat.

"Seribu harinya..." kata Sri lirih. Dia melirik menatap Erna. Tiba-tiba, dalam kepala Sri muncul satu kemungkinan. Apa ini ada kena-mengenanya? (sewu dinone...)

"Er, jangan cakap dengan aku yang kau pun lahir di hari Jumaat Kliwon," tanya Sri untuk membetulkan apa yang ada di kepalanya. (Er, ojok ngomong awakmu lahir jumat kliwon)

Erna yang mendengarnya, terkejut. "Kamu juga!?" (awakmu pisan?)

Sri merasa ngeri mendengarkan jawapan dari Erna. Sekarang dia tahu sesuatu yang aneh bakal terjadi dan ianya ada kaitan dengan semua ini. Namun, ada satu lagi yang harus dia cari kebenaranya. Jika betul, pertanyaannya sudah lengkap. Walau apa pun jawapan di balik semua yang terjadi, ada suatu firasat dalam diri Sri yang terdetik tidak hanya Dela yang hidup di hujung maut, tapi, mereka bertiga juga sudah pun terjerat kerana berada dalam satu garis kelahiran yang sama.

Sejahat itu keluarga ini, untuk harga nyawa mereka semua! Lalu, terdengar suara orang mengetuk pintu. Erna pun sama mendengarkan itu, dia langsung berdiri.

"Mbah Tamin pulang Sri. Jom kita tanya orang tua anjing itu. Dia harus menjelaskan semuanya ada apa dengan anak gila ini!" (Mbah Tamin muleh Sri. ayo takon mbah asu iku, pokoke kudu di jelasno onok opo ambeh cah gendeng iki)

Erna pergi ke arah pintu. Saat itu, Sri baru teringat pesan Mbah Tamin. Dia langsung bergegas bersiap menghentikan Erna. Sri lari mengejar Erna. Untungnya, dia masih sempat mencengkam lengan Erna, memberi isyarat untuk tidak membuka pintu. Mereka terdiam di depan pintu rumah.

Suara ketukan itu terdengar lagi. Setiap ketukannya terdiri dari tiga ketukan. Semakin lama ketukannya semakin cepat, semakin cepat, semakin cepat.

Sampai, tidak ada ketukan lagi. Sepi.

Erna dan Sri saling berpandangan, bingun. Keheningan menenggelamkan mereka di dalam rumah itu. Sebelum, sesuatu menggabrak pintu dengan keras hingga membuatmereka tersentak.


Rate

1

View Rating Log

Reply

Use magic Report

 Author| Post time 27-3-2021 09:24 AM | Show all posts
lilac85 replied at 26-3-2021 11:18 PM
Tt sinarilah hidup kami mlm minggu ni

Dah hapdet...sorry semalam penat gila hahaha pukul 8 TT dah tidur hahahaa ponek acik. Takpe hari minggu ni TT habiskan je la. Tu dah ada bab lain
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

22-12-2024 03:29 PM GMT+8 , Processed in 0.078284 second(s), 32 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list