|
INDONESIA - defence and military issues (PART IV-R.P.9]
[Copy link]
|
|
Post Last Edit by wongedandotcom2 at 1-7-2011 14:01
S. Korean firm named among final bidders for Indonesian sub project
SEOUL, July 1 (Yonhap) -- A South Korean shipbuilder has been picked among the final candidates to export submarines to Indonesia, officials here said Friday.
According to the Defense Acquisition Program Administration (DAPA), Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Co. will compete with a French company for the project.
"The project is worth about US$1 billion," an official with the DAPA said. "Companies from Germany and Russia were eliminated from the bidding."
Indonesia plans to acquire three Type 209 submarines, which were first developed by Germans in the early 1970s.
Indonesia expects to name a preferred bidder later this year. The DAPA official was optimistic about Daewoo's chances.
"If the deal is reached to export submarines to Indonesia, it will allow us to increase submarine exports to other Southeast Asian countries," the official added.
In May, the South's state-run Korea Aerospace Industries (KAI) agreed to export T-50 trainer jets to Indonesia.
Separately, an unidentified South Korean shipbuilder has been named a preferred bidder to export mine countermeasures ships to India, the DAPA said.
An official said the Indian project is worth about $500 million, and the contract is expected to be reached in August.
(END)
http://english.yonhapnews.co.kr/national/2011/07/01/43/0301000000AEN20110701001100315F.HTML
3 Submarines |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by wongedandotcom2 at 1-7-2011 14:02
Turkey, Indonesia close to sealing key submarine deal
30 June 2011, Thursday / EMRE SONCAN , ANKARA
Indonesia is expected to shake hands with Turkey soon on the production of two submarines, a Turkish Ministry of Defense official has told Today's Zaman.
Speaking on condition of anonymity in line with the ministry's policy, the source said bilateral talks were launched between the two allies when Indonesia made Turkey the offer because of “recent notable improvements in the Turkish shipbuilding industry as well as Turkey's constructive foreign policy approach.” Those talks, according to the official, have proven “very productive” and “the deal is very close.”
Once the expected deal between the two states is signed, Turkish defense firm Savunma Teknolojileri Mühendislik ve Ticaret A.Ş. (STM) will partner with German Howaldtswerke-Deutsche Werft GmbH (HDW) for the construction of two Type 209 submarines for Indonesian naval forces in the Gölcük shipyard in northwestern Turkey.
The Type 209 diesel-electric attack submarines are also used by Turkish Armed Forces (TSK) and can reach a speed of 11 knots (20 kilometers/hour) at the surface and up to 22.5 knots when submerged. They are armed with eight bow 533 millimeter torpedo tubes and 14 torpedoes. They can carry 38 staff onboard.
The official also expressed hope that Turkey could receive more and bigger defense orders from overseas as it continues to improve its production capacity. Presently, Turkey has one defense industry exports office in Washington, D.C., and plans to open three more offices in Belgium and Qatar as well as in either Azerbaijan or Turkmenistan.
http://www.todayszaman.com/news-249011-turkey-indonesia-close-to-sealing-key-submarine-deal.html
2 Submarines |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by bibir at 1-7-2011 22:51
ni la punca penyebab sehingga thread ni dah out of topic, cuba tengok sapa yg mula selak tepi kain orang lain ni?
bila org lain balas selak dia tau pula marah
--waduh2 kasihan..apa daya pemerintah mu TKI..kami warga MALAYSIA SEJAHTERA turut simpati... ...
kongker Post at 23-6-2011 18:39 |
|
|
|
|
|
|
|
DOD Strategic Language List
Bali and Madura also
Bonus, requirement buat calon lul ...
wongedandotcom2 Post at 1-7-2011 12:11
It is very sad that there is no bahasa malaysia in the list ...maybe uncle Sam think that malaysia (in the future) will be a part of Indonesia ... or maybe .. China or Singapore .. who knows ...
|
|
|
|
|
|
|
|
It is very sad that there is no bahasa malaysia in the list ...maybe uncle Sam think that ma ...
F15SG Post at 2-7-2011 09:22 PM
no need for bahasa malaysia as defense language.... we don't have terrorist activities in malaysia or not to the extend lke indon are facing... its a good move for US to train their personnel in Indon language.. they really need it a lot.. |
|
|
|
|
|
|
|
wah... jancuk indon makin keras kepala.....awas loe.... |
|
|
|
|
|
|
|
It is very sad that there is no bahasa malaysia in the list ...maybe uncle Sam think that ma ...
F15SG Post at 2-7-2011 21:22
not a big deal...however dont you think it is best time to promote Singlish as another language of the world or S'pore don't have native language??? hmmmmm...i wonder! |
|
|
|
|
|
|
|
not a big deal...however dont you think it is best time to promote Singlish as another language ...
Canaletto Post at 5-7-2011 05:32 PM
most of the singaporean like F15s never learn history mah..... they forget that their great2 grand2 parents came from china so call boat ppl laa.. a kiasu will always remain kiasu... thats how they have been brought up.. they always underestimate other people ...u can read from their remarks maa...
that small island aah if one time got hit by tsunami like japan... huh one whole nation sure abis la... |
|
|
|
|
|
|
|
Uji Coba “Peacock” UAV Di Lanud Sulaiman
Peacock merupakan pesawat tanpa awak buatan PT. Aviator Teknologi Indonesia yang mampu menjalankan misi autonomous dan way point following dalam radius 5 km dengan baik.
Hal ini dikatakan Presiden Director PT. Aviator Teknologi Indonesia, Rinda Syafrinda disela-sela demo terbang pesawat tanpa awak bertempat di shelter Runway Pangkalan TNI AU Sulaiman, Bandung. Rabu (6/7)
Ditambahkannya, pesawat jenis back pack dengan nama peacock ini merupakan pesawat terbang tanpa awak hasil rancang putra-putri dalam negeri sehingga permasalahan kesinambungan pengembangan teknologi dan layanan purna jual tidak akan menjadi kendala di masa yang akan datang. “Selain itu, kerahasiaan misi dan teknologi terjamin,” kata Rinda.
Hadir pada kesempatan tersebut Komandan Lanud Sulaiman Kolonel Pnb Elianto Susetio, S.IP, Wadan Korpaskhasau Kolonel Psk Harvin Ondeh, Aslog dan Aspers Makorpaskhasau, para pejabat dislitbangau, dan para pejabat dari Mabesau
|
|
|
|
|
|
|
|
Panser Anoa 6x6 Produksi PT. Pindad Unjuk Performance Pada Pembukaan BRIDEX 2011
Bandar Seri Begawan, DMC - Panser Anoa 6x6 produkdi PT. Pindad menunjunkan performance terbaiknya saat turut ambil bagian meramaikan acara Brunei International Defence Exhibition & Conference (BRIDEX) 2011. Unjuk kebolehan ini disaksikan secara langsung oleh Sultan Brunei Darussalam Hasanah Bolkiah usai membuka secara resmi BRIDEX 2011, Rabu (6/6) di Jerudong Park, Brunei Darussalam..
Selain Sultan Brunei Darussalam, disaksikan pula oleh sejumlah Delegasi VIP dari negara – negara peeserta BRIDEX 2011 termasuk Indonesia. Delegasi Indonesia sendiri antara lain Wamenhan RI Sjafrie Sjamsoeddin, Sekjen Kemhan RI Marsdya TNI Eris Heryanto, S.IP, MA, Dirjen Pothan Kemhan RI Pos M Hutabarat, Ph.D dan Dir Tekind Ditjen Pothan Kemhan RI Brigjen TNI Ir. Agus Suyarso.
Selain Panser Anoa 6x6, pada event BRIDEX 2011 kali ini PT. Pindad juga menampilkan Mobile Shooting Galery (Lapangan Tembak Bergerak). Produk baru dari PT. Pindad tersebut mendapatkan peninjau secara langsung dan menarik perhatian Sultan Brunei Darussalam.
BRIDEX 2011 diselenggakan oleh Kementerian Pertahanan Brunei Darussalam untuk yang ketiga kalinya dalam rangka memperingati ulang tahun emas Angkatan Bersenjata Kerajaan Brunei. BRIDEX 2011 berlangsung tanggal 6 sampai dengan 9 Juli 2011.
Sementara itu, dalam rangka mempromosikan produk – produk industri pertahanan dalam negeri kepada negara – negara di kawasan ASEAN pada khususnya dan internasional pada umumnya, Indonesia melalui Kementerian Pertahanan RI bersama dengan Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP) mengikuti ajang BRIDEX 2011.
Keikutsertaan Indonesia dalam ajang pameran industri pertahanana berskala internasional di Brunei tersebut, dengan membuka satu Pavilium Industri Pertahanan Indonesia yang menyajikan beberapa miniatur dari produk - produk industri pertahanan dari dalam negeri baik BUMN maupun swasta nasional antara lain PT. Pindad, PT. PAL, PT. Dirgantara Indonesia, PT. Dahana, PT. Len dan PT. Palindo Marine , PT.Sritex dan PT. Famatex. (BDI/SR)
Promosikan Produk Industri Pertahanan Dalam Negeri, Kemhan RI Ikuti BRIDEX 2011 di Brunei Darussalam
Bandar Seri Begawan, Dalam rangka mempromosikan produk – produk industri pertahanan dalam negeri kepada negara – negara di kawasan ASEAN pada khususnya dan internasional pada umumnya, Indonesia melalui Kementerian Pertahanan RI bersama dengan Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP) mengikuti ajang Brunei Darussalam Internasional Defence Exhibition & Coference (BRIDEX) 2011 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.
BRIDEX 2011 diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Brunei Darussalam untuk yang ketiga kalinya dalam rangka memperingati ulang tahun emas Angkatan Bersenjata Kerajaan Brunei Darussalam. BRIDEX 2011 berlangsung selama empat hari dibuka tanggal 6 sampai dengan 9 Juli 2011.
Keikutsertaan Indonesia dalam ajang pameran industri pertahanan berskala internasional di Brunei Darussalam tersebut, yaitu dengan membuka satu Pavilium Industri Pertahanan Indonesia yang menyajikan beberapa miniatur dari produk - produk industri pertahanan dari dalam negeri baik BUMN maupun swasta nasional antara lain PT. Pindad, PT. PAL, PT. Dirgantara Indonesia, PT. Dahana, PT. LEN dan PT. Palindo Marine , PT.Sritex dan PT. Famatex.
Direktur Teknik Industri Pertahanan Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Dirtekind Ditjen Pothan) Kemhan RI Brigjen TNI Agus Suyarso, Selasa (5/7) sehari sebelum pembukaan BRIDEX 2011 di Brunei Darussalam mengatakan, melalui keikutsertaan Kemhan RI bersama dengan BUMNIP dalam BRIDEX 2011 kali ini, diharapkan Indonesia dapat mempromosikan produk – produk industri pertahanan baik yang Alutsista maupun yang non Alutsista kepada negara – negara lain khususnya di kawasan regional ASEAN.
Dijelaskan Dirtekind, bahwa dalam event yang penting ini Kemhan berusaha untuk menampilkan yang terbaik untuk menunjukan bahwa Indonesia sudah mulai bangkit untuk mampu dan mandiri dalam memenuhi kebutu*an peralatan pertahanan.
PT. Pindad misalnya menampilkan Panser Anoa 6x6, Mobile Shooting Galery dan berbagai varian senjata untuk perorangan, PT. PAL menampilkan kapal jenis Landing Platform Dock (LPD), PT. Dirgantara Indonesia menampilkan pesawat CN 235 dan pesawat maritim patrol CN 235 dan sejumlah perusahaan industri pertahanan dalam negeri lainnya yang menampilkan produknya masing - masing.
Menurut Dirtekin, beberapa negara seperti Philipina dan Brunei Darussalam selaku tuan rumah menyatakan ketertarikannya untuk membeli sejumlah produk pertahanan buatan Indonesia. Brunei Darussalam telah menyatakan tertarik untuk membeli Panser Anoa 6x6 dan Mobile Shooting Galery produksi PT. Pindad.
Untuk itu, pada kesempatan BRIDEX ini, Panser Anoa 6x6 dan Mobile Shooting Galery produksi PT. Pindad mendapatkan kesempatan diujicoba untuk memastikan apakah performance-nya sesuai dengan kebutu*an dari Angkatan Bersenjata Brunei Darussalam.
Selain Panser Anoa 6x6 dan Mobile Shooting Galery, dalam event BRIDEX kali ini Indonesia juga mencoba secara khusus menawarkan kepada Brunai Darussalam beberapa produk pertahanan Alutsista lainnya seperti pesawat maritim patrol CN2 35 buatan PT. Dirgantara Indonesia dan juga produk pertahanan Non Alutsista misalnya pakaian untuk prajurit, helm, dan rompi anti peluru.
“Brunai sudah beli pesawat CN 235, kita mencoba tawarkan lagi untuk maritime patrolnya CN 235 mau beli baru atau mau retrovit menjadi maritime patrol”, jelas Dirtekin Ditjen Pothan Kemhan.
Menurut Dirtekind Kemhan berharap selain secara konsisten dipergunakan di dalam negeri, produk – produk pertahanan Indonesia juga dapat dipergunakan oleh negara-negara di kawasan ASEAN.
Dirtekind menyatakan optimis bahwa hal itu akan dapat tercapai karena disamping telah ada kesepatakan diantara negara - negara ASEAN tentang kolaborasi industri pertahanan, juga karena produk industri pertahanan Indonesia berkualitas dan banyak dibutu*kan oleh pasukan. (BDI/SR) |
|
|
|
|
|
|
|
ATM tempah 32 kereta perisai daripada Pindad
Rabu, 06 Julai 2011:
KANGAR: Aset Angkatan Tentera Malaysia (ATM) bakal dikuatkan dengan pembelian 32 unit kenderaan pengangkut tempur pelbagai guna (APC) 6x6 Pindad daripada Perusahaan Industri Angkatan Darat PT (Pindad) Indonesia.
Pengarah Pindad, Adik A Soedarsono berkata, tempahan pembelian kenderaan APC itu dilakukan dua tahun lalu dan pembelian berkenaan dijangka mendapat persetujuan penuh hujung bulan depan.
Menurutnya, hampir 30 unit APC sudah siap dipasang dan hanya menunggu persetujuan daripada kerajaan Malaysia.
“Kenderaan perisai itu bakal digunakan tentera pengaman Malaysia bagi melaksanakan tugasan pengaman Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB).
“Ia sesuai dengan kebolehannya sebagai pengangkutan yang boleh digunakan di pelbagai keadaan bentuk muka bumi dan jalan,” katanya.
Beliau berkata demikian ketika menerima kunjungan rombongan Raja Muda Perlis, Tuanku Syed Faizuddin Putra Jamalullail ke PT Pindad dalam rangka lawatan kerja empat hari baginda ke Bandung, Indonesia, yang turut disertai wakil media Malaysia. Turut serta dalam lawatan itu Setiausaha Kerajaan Perlis, Datuk Azizan Hamid dan Naib Canselor Prof Datuk Dr Kamarudin Hussin. Difahamkan, kedua-dua negara sudah mencapai persetujuan membeli kenderaan berkenaan, namun mengalami sedikit masalah teknikal berhubung penjualan enjin APC berkenaan yang diimport sepenuhnya daripada Renault.
Rombongan yang turut disertai wakil kedutaan Malaysia di Jakarta termasuk Penolong Atase Pertahanan Malaysia di Indonesia, Mejar Shamsuri Misran dan Pengarah Jabatan Penuntut Malaysia di Jakarta, Datuk Paduka Dr Junaidi Abu Bakar itu juga dibawa melawat bahagian lain perusahaan berkenaan termasuk kilang senjata api dan bahan letupan bagi tujuan ketenteraan dan komersial.
Tuanku Syed Faizuddin bertitah, lawatan itu bersejarah kerana berpeluang melihat sendiri pengeluaran persenjataan PT Pindad yang bertaraf dunia.
Katanya, syarikat itu contoh utama memangkin perkembangan industri pertahanan di rantau ini terutama di Malaysia dan Indonesia.
“Kita juga ingin melihat peluang kerjasama bagi memperkembangkan industri persenjataan antara kedua-dua negara termasuk perkongsian teknologi di peringkat serantau dan global.
“Lawatan sebegini diharap dapat memperluaskan lagi peluang memasuki pasaran serantau daripada segi pengiktirafan sebagai pengeluar persenjataan,” katanya.
http://www.hmetro.com.my/myMetro ... /Article/index_html |
|
|
|
|
|
|
|
PTDI dan Airbus Military Makin Mesra Incar Pasar Asia Pasifik
Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) bersama PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) memperbaharui komitmen kerjasama dengan Airbus Military (CASA). Kerjasama strategis ini diharapkan mentransformasi industri dirgantara Indonesia supaya mampu berkompetisi di kawasan Asia Pasifik.
Kesepakatan kerjasama itu dilakukan di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (6/7/2011).
Kesepakatan itu ditandatangani oleh Direktur Utama PTDI Budi Santoso, Direktur Utama PPA Boyke W. Mukijat dan CEO Airbus Military Domingo Ureña Raso, disaksikan oleh Menteri BUMN Mustafa Abubakar.
"Dalam tiga dekade lalu, CASA (saat ini Airbus Military) telah bekerjasama dengan Nurtanio (sekarang PTDI) untuk meluncurkan pesawat baru di kala itu, CN235 yang kemudian sukses menjadi pemimpin pasar di kategorinya," kata Mustafa.
Kesepakatan dengan Airbus Military hari ini akan membantu PTDI merevitalisasi industri dirgantara, dengan cara pengembangan dan pemutakhiran produk serta dibukanya pasar-pasar baru bersama mitra strategis tersebut.
Budi menyatakan, pilihan terbaik untuk penguatan kerjasama dengan pihak Airbus Military adalah melalui strategic collaboration, karena sangat sesuai dengan rencana restrukturisasi dan revitalisasi yang saat ini dilakukan di PTDI.
Sementara Boyke menambahkan, PPA telah menunjukkan komitmennya dalam restrukturisasi dan revitalisasi PTDI dengan membantu pendanaan untuk penyelesaian kontrak PTDI dalam 2 Tahap sejak akhir tahun 2010 lalu, yaitu tahap pertama sebesar Rp 236 miliar serta tahap kedua sebesar Rp 89 miliar.
Selain itu, PPA juga telah mengkaji penyelamatan PTDI dengan pemberian pinjaman dana restrukturisasi dan revitalisasi sebesar Rp 675 miliar untuk mengatasi defisit cash flow PTDI di tahun 2011.
"Hubungan dirgantara antara Spanyol dengan Airbus Military-nya dan Indonesia dengan PT DI telah terjalin lama dan menguntungkan bagi kedua pihak. Hubungan ini mempunyai prospek masa depan yang positif," ungka Domingo.
Akan tetapi, kata Domingo, industri dirgantara global saat ini semakin kompetitif, sehingga setiap pemain di industri ini harus terus memperbaharui dan mengembangkan diri. Airbus Military berniat mendukung PTDI supaya terus mempertahankan perannya di panggung dunia.
Kerjasama PTDI dengan Airbus Military (dahulu CASA Spanyol) sudah berlangsung sejak perusahaan pelat merah berdiri di tahun 1976. Setelah PTDI berhasil memproduksi C212 di bawah lisensi Spanyol, pada tahun 1979 PTDI melaksanakan rancang bangun dan produksi bersama pesawat CN-235.
Sampai saat ini, sudah lebih dari 260 pesawat CN-235 dioperasikan di seluruh dunia. CN-235 terbang perdana tahun 1983 dan masuk pasar tahun 1986. Ke depan, pesawat jenis tersebut masih memiliki prospek pasar yang sangat cerah.
Dalam kesempatan tersebut, juga ditandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara PTDI, PT Nusantara Turbin dan Propulsi (anak perusahaan PTDI) dan PPA.
Tujuan MoU tersebut adalah untuk penggabungan salah satu unit usaha PTDI yang bergerak dalam bidang perawatan dan pemeliharaan pesawat udara dengan NTP yang selama ini bergerak di bisnis Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) Aircraft Engines dan Industrial Turbines. |
|
|
|
|
|
|
|
ATM tempah 32 kereta perisai daripada Pindad
rifa Post at 6-7-2011 21:32
sori, artikal ni kurang tepat kerana ATM tidak mengesahkan pembelian ini lagi. till than this news is considered hearsay. |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 655# Canaletto
Wednesday, July 06, 2011
Malaysia 'Masih' Minati Anoa
JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan, Malaysia menyatakan minatnya untuk membeli panser Anoa 6x6 dari Indonesia. “Tadi disinggung soal rencana Malaysia untuk membeli panser 6x6. Ini akan terus dilanjutkan. Tapi semua tergantung pihak Malaysia.
Kalau komitmen panglima Malaysia, dia ingin terus berupaya membeli dari kita,” kata Agus usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menerima kunjungan kehormatan panglima baru Angkatan Tentera Malaysia (ATM) Jenderal Tan Sri Datuk Sri Zulkifli Mohd Zein, di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (5/7).
Agus menambahkan, dalam pertemuan hari ini kedua negara sepakat meningkatkan hubungan baik dan keamanan bersama. “Hubungan yang ada ini harus dipertahankan dan ditingkatkan. Itu harus menjadi komitmen. Jadi, komitmennya untuk meningkatkan hubungan kedua negara,” ujarnya.
Agus juga enggan menjelaskan program yang akan dilakukan angkatan bersenjata kedua negara kedepannya. “Kalau program detailnya pasti ada di lingkungan TNI. Tapi, tadi, hubungan kerja sama yang ada selama ini, seperti pertukaran perwira, pelatihan bersama, itu senantiasa harus ditingkatkan,” katanya. |
|
|
|
|
|
|
|
Komisi VI Menyetujui Penyertaan Modal Pada BUMN Industri Pertahanan
JAKARTA - Komisi VI akhirnya menyetujui permintaan Menteri BUMN dan Menko Perekonomian untuk memperoleh dana Penyertaan Modal Negara (PMN). PMN ini akan diberikan pada BUMN yang dianggap strategis.
Berdasarkan rapat dengar pendapat antara Komisi VI bersama Menteri BUMN dan Menko Perekonomian Senin (4/7) disepakati bahwa ada empat perusahaan plat merah yang diprioritaskan memperoleh dana PMN, yakni BUMN Industri Pertahanan seperti : PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia dan PT Pindad. Serta BUMN maskapai Merpati.
Sementara untuk perusahaan Plat merah lain yang dikatakan juga membutu*kan suntikan dana akan dikaji lebih lanjut dalam panitia Kerja (Panja) PMN dan restrukturisasi Komisi VI DPR RI.
Menteri BUMN Mustafa Abubakar menegaskan, upaya menyehatkan BUMN dilakukan dengan berbagai cara, termasuk PMN. Dana segar yang siap mengalir ke BUMN strategis sebagai dukungan penyehatan sebesar Rp7,79 triliun dari postur APBN.
Dari total dana tersebut, aliran dana yang langsung dari APBN sebesar Rp2,94 triliun yang diberikan kepada PT Dirgantara Indonesia (DI), PT Pindad, dan LKBN Antara. Selain itu, dana APBN yang dialirkan melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sebesar Rp4,85 triliun diberikan kepada PT PAL, IKI, PT Dok Koja, PT Bahari, PT PPA dan Perikanan Nusantara. Untuk PMN yang belum direkomendasikan dan masih sebatas usulan sebesar Rp2,1 triliun. |
|
|
|
|
|
|
| |
|