CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

Author: wongedandotcom2

INDONESIA - Defence, Military and Police Issues [Part 3]

 Close [Copy link]
Post time 7-10-2010 11:20 PM | Show all posts
Post Last Edit by semarmesem at 7-10-2010 23:22
Reply  kongker


kenapa ESBEYE tak pergi berjumpa bekas tuannya ya...
gede-bab Post at 7-10-2010 09:33


karena SBY orang Indonesia bukan orang mesia cik.....kalo orang msia sampai 1000 thn lagi masih boleh jaga istana fcuk ing ham palace
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 7-10-2010 11:57 PM | Show all posts
Reply 701# semarmesem

baru kembali stressnya blum ilang...
Reply

Use magic Report

Post time 8-10-2010 01:35 AM | Show all posts
karena SBY orang Indonesia bukan orang mesia cik.....kalo orang msia sampai 1000 thn lagi masih  ...
semarmesem Post at 7-10-2010 11:20 PM



    ehh dah kembali....... korang tengok masuk2 aje dah nak flame kasi panas...memang udah dasar indonesial , menyusahkan orang jek.. ko ni memang haram jadah la wak..kalu ngak mau stress jangan masuk sini nanti stress lagi dong..
Reply

Use magic Report

Post time 8-10-2010 03:31 AM | Show all posts
camo baru tuk pasukan garuda ......


advark Post at 6-10-2010 21:31




tak guna bagi uniform baru, bila perang indong pengecut lari naik teksi gak....



http://www.youtube.com/watch?v=qbFCYvA_OTw&feature=related


Reply

Use magic Report

Post time 8-10-2010 03:33 AM | Show all posts
yang ni hikayat indong terbirit versi Mulayu....



http://www.youtube.com/watch?v=sEyuB2g9fmc&feature=related


Reply

Use magic Report

Post time 8-10-2010 08:44 AM | Show all posts
karena SBY orang Indonesia bukan orang mesia cik.....kalo orang msia sampai 1000 thn lagi masih  ...
semarmesem Post at 7-10-2010 23:20

sebabnya indon tak dipelawa untuk jemputan berprestij seumpama
kawalan kehormatan di buckhingham itu, selain bukan negara komanwel,
adalah disebabkan mutu kawad yg tidak boleh dibanggakan,
manakala pakaian istiadat tentara indon pula hampir serupa dengan
pakaian badut sarkas kalaupun tak sama..
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 8-10-2010 09:25 AM | Show all posts
Reply  semarmesem

baru kembali stressnya blum ilang...
kongker Post at 7-10-2010 23:57


habis kena isa wkwkwkwkwk
Reply

Use magic Report

Post time 8-10-2010 09:28 AM | Show all posts
Post Last Edit by semarmesem at 8-10-2010 09:29
manakala pakaian istiadat tentara indon pula hampir serupa dengan
pakaian badut sarkas kalaupun tak sam



   lantas pakaian istiadat tentara msia yang pake trousers and sarong bagus ke?cuba tiru taleban ke? pake pants and night gown at the same time? siapa yg badut now wkwkwkwkwk
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 8-10-2010 09:31 AM | Show all posts
tak guna bagi uniform baru, bila perang indong pengecut lari naik teksi gak.... ...
pyropura Post at 8-10-2010 03:31


ada enjin sukhoi harga miring kah?
Reply

Use magic Report

Post time 8-10-2010 09:43 AM | Show all posts
lantas pakaian istiadat tentara msia yang pake trousers and sarong bagus ke?cuba tiru taleb ...
semarmesem Post at 8-10-2010 09:28


betul, ianya amat kemas dan bagus.
pakaian istiadat utama tentera malaysia sangat unik dan tersendiri,
berdasarkan pakaian kebangsaan baju melayu yang lengkap
bersongkok dan bersampin songket, dan amat segak.

ini diakui sendiri oleh ramai pembesar dan pemerhati luar
termasuk media asing.

tidak seperti pakaian ceremonial tentera indon yang maling
pemakaian daripada negara2 lain, dan langsung tidak ganteng
manakala mutu kawadnya amat menjengkelkan..
Reply

Use magic Report

Post time 8-10-2010 02:46 PM | Show all posts
habis kena isa wkwkwkwkwk
semarmesem Post at 8-10-2010 09:25


isa cocok buat yg ilang kawalan....wkwkwkkk
Reply

Use magic Report

Post time 8-10-2010 02:48 PM | Show all posts
Post Last Edit by kongker at 8-10-2010 14:49

Reply 710# d'zeck

bendera hnya dua jalur pun maling dr monaco........kah kah kah
Reply

Use magic Report

Post time 8-10-2010 09:10 PM | Show all posts
sebenarnya tujuan tentera indon dilatin jd badut adalag sebagai satu usaha bg meningkatkan taraf ekonomi tentera indon yg terhimpit oleh kemiskinan , jd mrk boleh buat 2 keje dlm satu masa , sambil jd askar boleh minta jd badut , lebihx2 lagi klu ada sarkas buat persembahan tepi kem , heheh
Reply

Use magic Report

Post time 8-10-2010 10:07 PM | Show all posts
sebenarnya tujuan tentera indon dilatin jd badut adalag sebagai satu usaha bg meningkatkan taraf eko ...
hyazinth79 Post at 8-10-2010 21:10


did you look yourself in the mirror when you woke up this morning?you are the badut wkwkwkwkwk
Reply

Use magic Report

Post time 8-10-2010 10:08 PM | Show all posts
isa cocok buat yg ilang kawalan....wkwkwkkk
kongker Post at 8-10-2010 14:46



   isa asu  wkwkwkwk
Reply

Use magic Report

Post time 8-10-2010 10:37 PM | Show all posts
Pindad akan Produksi Panser Kanon


hursday, 07 October 2010
JAKARTA(SINDO) – PT Pindad akan memproduksi panser yang dipersenjatai dengan kanon 90 mm atau Panser Tarantula.Pembangunan panser tersebut bekerja sama dengan Pemerintah Korea Selatan dan Prancis.

Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan rencana tersebut merupakan bagian penguatan industri pertahanan dalam negeri yang telah dicanangkan pemerintah. “Jika sebelumnya PT Pindad sudah bisa membangun Panser Anoa, nantinya akan dibangun juga Panser Tarantula yang dilengkapi dengan misil,”ujarnya seusai sidang pertama Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, kemarin.

Sidang tersebut juga diikuti Panglima TNI Laksamana TNIAgus Suhartono,Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Menteri Riset dan Teknologi Suharna Suryapranata Seperti diketahui, PT Pindad telah berhasil memproduksi Panser APS-2 6x6 (Anoa) yang dipersenjatai dengan senapan mesin. Bahkan tahun 2008,Kementerian Pertahanan telah memesan 150 Panser Anoa kepada PT Pindad untuk memperkuat TNI AD dan digunakan pasukan TNI untuk misi perdamaian di Lebanon.

Purnomo melanjutkan, pemerintah sangat mendukung upaya industri pertahanan dalam negeri untuk mengembangkan kemampuan produksinya.Karena saat ini, lanjut Purnomo, pemerintah sedang berusaha melakukan revitalisasi industri pertahanan nasional untuk meningkatkan kemandirian, sistem persenjataan, serta perlengkapan dan peralatan pertahanan.

Selain upaya produksi Panser Tarantula oleh PT Pindad, lanjut Purnomo, untuk memperkuat industri pertahanan dalam negeri TNI AD juga sedang memesan produksi non-alutsista (alat utama sistem senjata) berupa payung terjun statis dari Tulung Agung untuk memperkuat divisi lintas udara. “Pembeliannya melalui pinjaman dalam negeri dan merupakan usaha kita untuk terus menggunakan produksi dalam negeri,”ujarnya.

Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu juga menyebutkan bahwa KKIP membahas pula rencana pembuatan undang-undang (RUU) revitalisasi industri strategis pertahanan keamanan nasional. Pendanaan terhadap komite ini akan masuk dalam undang-undang tersebut. “RUU ini belum final karena masih diproses, masih akan diajukan ke sekretariat negara dan diharmonisasi untuk diajukan dengan ampres. Itu pun harus masuk dulu ke prolegnas (DPR),”ujarnya.

Sementara itu,Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin menambahkan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010–2014, total kebutu*an dana untuk perawatan dan pengadaan alutsista mencapai Rp150 triliun. Namun dana yang dialokasikan sekitar Rp100 triliun. “Ada kekurangan sekitar Rp50 triliun untuk digunakan lima tahun,”ujarnya.

Untuk menutupi kekurangan tersebut, lanjut Sjafrie, harus ada dasar hukum agar Kementerian Keuangan memiliki pijakan dalam mencari sumber pembiayaan alternatif. “Dari 50 triliun tersebut sudah diadakan pemilahan, untuk 2011 ditentukan 11 triliun. Nah inilah yang harus dicarikan legalitasnya agar Kemenkeu mempunyai dasar mencarikan anggaran. Legalitasnya dalam bentuk peraturan presiden.

Tapi itu porsinya Kemenkeu. Mereka yang mencari alternatif,” katanya. Namun dia menegaskan pendanaan pengadaan alutsista bertumpu pada pendanaan dalam negeri. “Presiden minta supaya setiap pengadaan alutsista itu tak selalu menggunakan kredit ekspor,”ujarnya. Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar menambahkan, dalam proses revitalisasi ini, subkontrak-subkontrak dihindari, kecuali untuk produk komponen yang spesifik.

Subkontrak-subkontrak yang tidak sehat dan berimplikasi pada penggelembungan anggaran tidak boleh ada lagi.Langkah ini untuk membuat industri pertahanan menjadi lebih kompetitif. “Yang akan menjadi perhatian ke depan akan dikoreksi secara radikal, tidak boleh ada lagi subkontak.Kita lebih memilih dengan mengambangkan joint operation,”tegasnya. (pasti liberti)

http://www.seputar-indonesia.com ... ent/view/355900/34/
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 8-10-2010 10:48 PM | Show all posts
Indonesia: Against any one power's dominance
Lynn Lee
The Straits Times
Publication Date : 08-10-2010

Unlike some of its neighbours, Indonesia is not fretting over China's recent display of muscle in the region.

Instead, it has issued a series of unequivocal statements - to say that any dispute must be solved peacefully, and that regional dynamics must remain collegial. It has also indicated that it does not want any one power, whether the United States or China, to be dominant in the region.

Indonesian officials have put forth these views both publicly and behind closed doors. Observers have also read between the lines - recently, when President Susilo Bambang Yudhoyono gave the US-Asean summit in New York a miss, analysts at home speculated that this was his way of showing he did not agree with either China or the US setting the agenda in resolving the ongoing sovereignty dispute in the South China Sea.

Public comments made by other top Indonesian officials have left no doubt that Asean's largest member is committed to keeping a balance of power in the region.

Last month, foreign minister Marty Natalegawa, while at an event hosted by a Washington think-tank, said that Indonesia desired 'a dynamic equilibrium' in the Asia-Pacific - one that is marked by 'an absence of a preponderant power'.

A week later, in the run-up to the US-Asean summit, after China had signalled to the US to stay out of the matter, Dr Natalegawa told Bloomberg: "We are aware of China's position on this matter, but at the same time, the... issues on the South China Sea need resolution."

Indonesia was, in fact, among the first countries to call China out on its claims to the South China Sea. In July, it sent a letter to United Nations Secretary-General Ban Ki Moon, in which it said China's claim 'clearly lacks international legal basis' and risked upsetting the UN Convention on the Law of the Sea.

As Institute of Southeast Asian Studies researcher Michael Richardson wrote in August, Indonesia's statements were significant for several reasons. "It is not a claimant in the South China Sea, has worked for years to reconcile the conflicting positions there, and can thus put its views to the UN as a neutral and wellinformed intermediary," he said.

Centre for Strategic and International Studies senior fellow Jusuf Wanandi said that while Indonesia was aware that China was becoming a significant economic power, it hoped the country "would not be full of hubris and over-confidence".

"We want a leader from the region with finesse," he told The Straits Times.

But analysts said China's behaviour would not push Indonesia towards the US. University of Indonesia lecturer Syamsul Hadi said: "While Indonesia does not like how China is being aggressive in the South China Sea or over its disputed islands with Japan, this is not going to make it swing all the way to the US."

Indonesia, he added, also had to consider its own bilateral ties with both China and the US. It has grown closer to both powers in recent years, with rising demand for its resources and its need for foreign investment inflows.

Dr Syamsul said Indonesia is very clear that it wants the Asean bloc to be the driving force for cooperation in the region.

Stanford University professor Donald Emmerson said he believed that Indonesia, which takes over the rotating chairmanship of Asean next year, would encourage the Asean countries and China to formalise and implement a code of conduct on territorial sea disputes signed in 2002.

But the expert on Southeast Asia added: "That will not be easy, however, so long as China insists on dealing only with those South-east Asian states that have actually made claims, and in doing so, only in separate, bilateral conversations."
Reply

Use magic Report

Post time 8-10-2010 11:27 PM | Show all posts
isa asu  wkwkwkwk
semarmesem Post at 8-10-2010 22:08


isa monaco...wkwkwkkk...
Reply

Use magic Report

Post time 9-10-2010 12:54 AM | Show all posts
Post Last Edit by kongker at 9-10-2010 01:54

Reply 717# semarmesem

against any one..wkwkkk..kuat skali fantasinya..benar2 negara dua jalur..saat duel sekecil RMS aja sejuta alasan...
Reply

Use magic Report

Post time 9-10-2010 09:52 AM | Show all posts
Post Last Edit by semarmesem at 9-10-2010 10:00
Reply  semarmesem

against any one..wkwkkk..kuat skali fantasinya..benar2 negara dua jalur.. ...
kongker Post at 9-10-2010 00:54


loe kagak ngerti bahasa tuan loe sendiri wkwkwk en bae de wey, the straits time adalah media Singapore
makanya, kebodohan jangan di pelihara....
how much for a sukhoi engine? nanti ada komisyen
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT


Forum Hot Topic

 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

24-1-2025 02:33 PM GMT+8 , Processed in 0.271827 second(s), 29 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list