Post time 29-10-2016 06:58 AMFrom the mobile phone|Show all posts
ipes2 replied at 29-10-2016 05:23 AM
eh bukankah indonesia ada hukuman bunuh? dan bukankah ini really bunuh dgn plan dan forethoughts (ie ...
Bunuh dengan plan mesti ada bukti...misalnya bukti dia dapat cyanide tu jauh hari, di tempat siapa...
Cyanide tu bukan macam gula boleh dijinjing kesana kemari, 5 gram cyanide tu mesti wadah...even forensic yang buat adegan ulang, masukkan 5 gram tu pun susah payah sampai berminit-minit
Sementara di cctv, hanya berapa saat je ada kejadian katanya tangannya masukkan sesuatu
Post time 29-10-2016 07:03 AMFrom the mobile phone|Show all posts
she replied at 28-10-2016 11:29 PM
Teringat satu kisah sama mcm ni dlu..macam truth prevail..macik tgk ms kt obersea dlu
Kisah somi ...
Tu lah, medical record si mirna tak pernah pulak diketahui
Lambung dia korosi (irritated) , tapi doktor kata itu bukan kerana cyanide, korosi tu dah berbulan-bulan ada...
Kabarnya juga, sejak siap kuliah di australia, si mirna ni ikut diet ape sehingga makan sekli je sehari
Post time 29-10-2016 07:22 AMFrom the mobile phone|Show all posts
pyropura replied at 29-10-2016 03:03 AM
Omputih ni bangsa yg pegang pd prinsip, kalau depa anggap hukuman mati tu salah, depa tetap stic ...
Pegang prinsip setiap nyawa itu berharga ehhh? Nyawa hard core criminal yg kesalahan yg dibuat tak terperi kejamnya itu berharga, tak wajar kita jatuhkan hukuman mati. Ironinya pejuang anti hukuman mati itu adalah puak yg sama yg menjunjung keputusan dlm roe v wade, yg mana pengguguran bayi yg tiada apa dosa itu adalah ok? Terpulang kpd si ibu, sama ada utk teruskan kandungan atau gugurkan, pemerintah tidak sewajarnya campurtangan? Bayi tiada apa dosa halal dibunuh? Tapi penjenayah kejam haram dibunuh? Prinsip my ass
Pasal 340 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) berbunyi “Barangsiapa dengan sengaja dan dengan direncanakan lebih dahulu menghilangkan nyawa orang lain, dihukum karena pembunuhan direncanakan (moord), dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun.”
DakwaanPasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana
Nama Jessica Kumala Wongso, lahir di Jakarta, 9 Oktober 1988 diketahui publik setelah seorang temannya, Wayan Mirna Salihin, tewas usai minum es kopi Vietnam di sebuah kafe di bilangan Jakarta Pusat. Jessica diketahui memesan dan membayar kopi yang diminum Mirna.
Jessica merupakan anak bungsu dari pasangan Imelda Wongso dan Winardi Wongso, pengusaha plastik asal Jakarta. Penasihat hukum Jessica yang juga sepupunya, Yudi Wibowo, mengatakan Jessica tumbuh sebagai anak pendiam dan manja. Kesukaannya bermain komputer dan menggambar. Karena itu, Jessica memilih kuliah jurusan desain grafis.
"Dia pendiam, polos gitu. Terbuka tapi pendiam. Dia cuma suka itu loh, main komputer sama ngedesain. Makanya lehernya sampai sakit, soalnya di depan komputer terus," ujar Yudi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa, 19 Januari 2016.
Kuliah di Australia
Alumnus Billyblue College Sidney ini menetap selama 7 tahun di Australia, yaitu sejak masuk kuliah pada 2008 hingga akhir 2015. Keluarga Jessica memiliki rumah di Negeri Kanguru tersebut sejak 2005, namun lebih dulu merantau ke negeri orang.
Karena tak kunjung mendapat pekerjaan tetap usai menempuh pendidikan sarjana, perempuan 27 tahun itu akhirnya memilih pulang ke Indonesia pada akhir 2015.
"Sebenarnya dia lagi cari-cari kerjaan. Kalau di Indonesia kan desain grafis banyak yang butuh. Dia punya rumah di sini (di Sunter Icon, Jakarta Utara). Dulu cuma ditunggui pembantu waktu masih pada di Australia," kata Yudi.
Selama menetap di Australia, anak pengusaha plastik itu jarang pulang ke Indonesia. Yudi mengaku hampir tak pernah bertemu Jessica sejak ia menjadi mahasiswa. Sementara itu kedua kakak Jessica, masing-masing laki-laki dan perempuan, saat ini sudah menikah dan berstatus warga negara Australia.
"Sejak dia berangkat ke Aussie, (saya) enggak pernah ketemu dia. Keluarganya itu, kakaknya dua orang di Aussie. Kakak-kakaknya kerja properti di sana. Ayah ibunya sama dia masih WNI. Ayahnya pensiunan, pengusaha plastik buat onderdil-onderdil sepeda," tutur Yudi.
Jessica, Mirna dan Arief
Yudi menjelaskan, berdasarkan keterangan Jessica, ia bertemu Mirna dan suaminya, Arief Sumarko, pertama kali usai pulang dari Australia pada 12 Desember 2015 di sebuah restoran. Saat itu Mirna menceritakan pernikahannya dengan Arief.
"Mereka ketemu seminggu setelah Jessica pulang ke Indonesia. Jessica pulang tanggal 5, berarti tanggal 12-an (Desember). Di situ dikenalkan sama suami Mirna," ucap Yudi.
Jessica sendiri mengenal Mirna ketika di Australia. Mereka belajar di universitas yang sama, tetapi beda jurusan. Yudi tak mengetahui Mirna mendalami ilmu pendidikan apa. Karena keduanya sama-sama berasal dari Indonesia, maka keduanya kerap berkomunikasi. Yudi menegaskan keduanya bukan teman SMA.
"Bukan, bukan (teman SMA). Mereka kenal di Australia kok karena sama-sama dari Indonesia. Dari situ berteman. Lalu Mirna pulang duluan ke Indonesia," kata Yudi.
1.Kelakuan yang mencurigakan spt memesan minuman ketika temannya belum sampai,membayar bil dahulu,meletakkan beg kertas di atas meja,pakaian yang dipakai hari kejadian hilang,
tidak panik ketika temannya rebah selepas minum,resah gelisah dan sebagainya.
2.Peguambela gagal menimbulkan prejudis
3.Hakim seakan memihak kepada pendakwa dan terkesan dengan tohmahan masyarakat mendakwa Jessica bersalah .
4.Banyak bukti mengatakan tindakan Jessica menunjukkan memang dia merancang pembunuhan .
5.Laporan kesihatan Jessica dari pihak Australia memang menunjukkan Jessica mempunyai masalah kesihatan mental
Namun tiada bukti sahih melalui gambar atau video membuktikan Jessica meletakkan racun dalam minuman.Hanya pergerakan mencurigakan dan pelik ia dikira bukti di Mhakamah Indonesia .
Adakah benar Jessica membunuh temannya,hanya dia dan Tuhan yg tahu ..................
"Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya Komisaris Musyafak mengatakan kandungan sianida dalam kopi Mirna terdeteksi sebagai hidrogen sianida. "Indikasi yang ditemukan dalam kopi Mirna adalah hidrogen sianida," ujar Musyafak, Selasa, 2 Februari 2016.
Musyafak mengatakan sampel dalam lambung Mirna positif ada sianida. "Kandungan dalam lambung juga ada sianida. Masalah kuantitasnya tidak perlu diperdebatkan," ujarnya."
[color=rgba(0, 0, 0, 0.901961)]The lawyer of murder defendant Jessica Kumala Wongso, Otto Hasibuan, questioned whether victim Wayan Mirna Salihin died of cyanide poisoning in light of information that the police did not conduct an autopsy on her body.
"Without an autopsy, we can't be sure that she died from cyanide," [color=rgba(0, 0, 0, 0.901960784313726)]Otto said after a hearing at the Central Jakarta District Court on Wednesday.
Police confirmed they found cyanide in Mirna’s stomach and in the coffee drank before her death.
Yudi has called for a second autopsy to be conducted in another hospital, after it was first completed in Kramat Jati Police Hospital on January 10.
“That means Mirna did not die because of the coffee. Two people drank the same coffee but Hani is alive and well,” he said.
Keluarga akhirnya mengizinkan polisi mengotopsi jenazah Wayan Mirna Salihin tadi malam, Sabtu, 9 Januari 2016. "Otopsi berlangsung hingga dinihari. Rasanya plong, saya," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti di Markas Polda Metro Jaya, Minggu, 10 Januari 2016.
Menurut Krishna, otopsi harus dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian Mirna. Keluarga awalnya merasa keberatan karena khawatir proses otopsi justru merusak jasad Mirna. "Setelah kami bicara dari hati ke hati dan menjelaskan bahwa proses otopsi hanya sebentar, pihak keluarga akhirnya mengizinkan," tuturnya.
Berdasarkan hasil otopsi, ditemukan tanda-tanda perdarahan di dalam lambung Mirna. "Perdarahan ini dapat disebabkan oleh adanya zat yang bersifat korosif," ujar Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polri Komisaris Besar Musyafak.
Musyafak mengatakan dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui jenis zat tersebut. Namun, yang jelas, zat itu mampu merusak jaringan mukosa sehingga membuat lambung mengalami perdarahan. "Setelah hasil pemeriksaan barang bukti kopi dan jaringan lambung dan hati Mirna, barulah bisa disimpulkan," ujarnya.
[size=1.25em]When asked why a conclusive autopsy had not been conducted on the victim, Rappler Indonesia journalist Natashya Gutierrez told the ABC that it was common in the predominantly Muslim country not to conduct autopsies.
[size=1.667em]"However for a murder trial this big, the defence was truly pushing for that autopsy, [but] the prosecution decided against it.
[size=1.25em]"So basically everything the prosecution said the judge repeated, and in the end decided that the premeditated murder was 'sadistic' and thus convicted Wongso to 20 years in prison."
TRIBUN-TIMUR.COM- Versi majelis hakim, ada empat keanehan Jessica Kumala Wongso yang kemarin divonis 20 tahun penjara.
Keanehan atau kejanggalan itu ditunjukkan atau dilakukan Jessica saat ia mengajak temannya, Wayan Mirna Salihin, untuk bertemu di Kafe Olivier, Jakarta Pusat.
Anggota majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Binsar Gultom, pun membeberkan keanehan itu dalam sidang vonis yang berlangsung Kamis (27/10/2016).
Inilah keanehan atau keheran hakim yang kemudian menjadi pertimbangan mereka menjatuhkan hukuman 20 tahun penjara kepada Jessica, terdakwa kasus pembunuhan Mirna.
1. Hadiah sabun cuci tangan
Binsar Gultom mengaku heran kenapa terdakwa Jessica KumalaWongso memberikan hadian sabun cuci tangan kepada sahabatnya, termasuk korban Wayan Mirna.
"Hingga dengan sengaja membeli tiga buah sabun pencuci tangan yang dibungkus dengan paper bag,
yang menurut majelis hakim sabun cuci tangan sangat tidak wajar menjadi hadiah sesama pertemanan mahasiswa yang semuanya menurut majelis hanya menutupi terdakwa saat memasukan racun sianida," kata hakim Binsar saat membacakan amar putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (27/10/2016).
2. Jessica datang lebih dulu ke Cafe Olivier
Menurut hakim anggota Binsar Gultom, jika ada niatan baik mestinya terdakwa tidak perlu bersusah payah harus lebih dahulu datang lebih dulu ke Cafe Olivier, dengan hanya memesan satu gelas Vietname Ice Coffe (VIC) untuk korban Mirna saja.
Hakim Binsar Gultom juga mempertanyakan alasan Jessica memesan kopi untuk Mirna terlalu cepat, padahal yang bersangkutan belum sampai di lokai.
3. Jessica pesan kopi terlalu cepat
Hakim Binsar Gultom juga mempertanyakan alasan Jessica memesan kopi untuk Mirna terlalu cepat, padahal yang bersangkutan belum sampai di lokai.
4. Makanan dipesan sebelum tamu datang
Majelis menilai, jika agenda pertemuan adalah makan malam, maka biasanya makanan dan minuman dipesan setelah seluruh tamunya datang.
"Berdasarkan fakta tersebut telah terjadi skenario terdakwa untuk mengelabuhi dan mensiasati agar tidak diketahui pengunjung Cafe Olivier siapa sesungguhnya pelaku pembunuhan Mirna," kata Hakim Binsar.
"Majelis hakim melihat peristiwa ini menggunakan nalar dan hati nurani yang mendalam, bahwa sesungguhnya tidak ada orang lain yang memasukan racun sianida ke kopi Mirna selain terdakwa sendiri," tambahnya.
Post time 29-10-2016 09:23 AMFrom the mobile phone|Show all posts
zulka replied at 28-10-2016 03:53 PM
negara barat mana ader hukuman bunuh..
Di US ada hukuman mati spt lethal injection,
Electrocution in Alabama, Arkansas, Florida, Kentucky, South Carolina, Tennessee and Virginia.
Gas inhalation in Arizona and California.
Hanging in Washington.
Firing squad in Utah.
Post time 29-10-2016 10:37 AMFrom the mobile phone|Show all posts
kes ni masok tv dr thn lepas lagi...mkin2 nak jatuh hukum tv indon iklan pun kalau dpt x nak siarkan sbb rating kot..tu yg mak aku a-z tahu jln cta ni..bapak si mirna ni mmg la tersangat kaya..kalau d msia kisah jenayah mcm ni keluar berita 5 saat jah..x sempat nak hadam..tu pun kalau keluar..
Post time 29-10-2016 10:37 AMFrom the mobile phone|Show all posts
kes ni masok tv dr thn lepas lagi...mkin2 nak jatuh hukum tv indon iklan pun kalau dpt x nak siarkan sbb rating kot..tu yg mak aku a-z tahu jln cta ni..bapak si mirna ni mmg la tersangat kaya..kalau d msia kisah jenayah mcm ni keluar berita 5 saat jah..x sempat nak hadam..tu pun kalau keluar..