CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

Author: mohdmus

Ilmu tasauf dan tarikat [+ gabungan thread mohdmus]

[Copy link]
Post time 2-4-2010 07:01 PM | Show all posts
1376# Nazrulism


Cuba tengok mcmana Ulama mentafsir tentang kehendak dan kemampuan Allah berbanding kehendak dan kemampuan makhlukNya..

Pendapat Imam Malik - Qadhi 'Iyadh berkata: "Imam Malik pernah ditanya tentang kelompok Qadariyah, siapakah mereka itu? Beliau menjawab: 'Mereka itu adalah orang-orang yang mengatakan bahwa Allah itu tidak menciptakan maksiat'. Beliau ditanya pula tentang Qadariyah. Jawab beliau: 'Mereka adalah orang-orang yang berpendapat bahwa manusia itu mempunyai kemampuan. Apabila mereka mau, mereka dapat menjadi orang-orang taat atau menjadi orang-orang yang durhaka'.
baghal Post at 2-4-2010 09:35


Qandariah menetapkan kemampuan dan kehendak makhluk sehingga mereka menolak bahwa apa yang diperbuat manusia adalah karena kehendak dan keinginan Allah serta diciptakan olehNya. Menurut mereka, manusia memmiliki kebebasan atas perbuatannya cecara mutlak. Bahkan ada di antara mereka yang mengatakan bahwa Allah tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh manusia kecuali setelah terjadi. Mereka inipun sangat ekstrim dalam menetapkan kemampuan dan kehendak makhluk... puak-puak inilah yg dijelaskan oleh Imam Malik.

Pendapat Imam Syafi'e - Manusia tidaklah menciptakan amal perbuatannya sendiri. Amal perbuatan mereka adalah ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sesungguhnya takdir baik dan takdir buruk semuanya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Saya juga TIDAK mengatakan manusia menciptakan amal perbuatannya .. manusia cuma memilih amal perbuatan yang telah diciptakan oleh Allah s.w.t samada mengikut apa yang disyari'atkan atau ingkar !
  Ini yg dikatakan oleh Imam Abu Hanifah; "Semua perbuatan hamba, baik yang bergerak ataupun diam, merupakan usahanya, dan Allah yang menciptakannya. Semua perbuatan itu berdasarkan kehendak, pengetahuan, penetapan dan qadar Allah.  (note: usahanya = usaha manusia)

"Di antara kamu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat."  
[Ali Imran : 152]


"Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir "
[Al-Kahfi : 29]


Bila Imam Abu Hanifah berkata; "Semua perbuatan hamba, baik yang bergerak maupun yang diam, adalah betul-betul upaya mereka, dan Allah menciptakannya. Semua perbuatan itu berdasarkan kehendak, ilmu, penetapan, dan qadar Allah. Semua ketaatan adalah wajib berdasarkan perintah Allah, dan hal itu disukai, diridhai, diketahui dikehendaki, ditetapkan dan ditaqdirkan Allah. Sedangkan maksiat semuanya diketahui, ditetapkan, ditakdirkan dan dikehendaki oleh Allah,  tetapi Allah tidak menyukai dan tidak meridhai hal itu,bahkan Allah juga tidak memerintahkannya."

Isi pentingnya adalah;
1. Semua perbuatan hamba, baik yang bergerak maupun yang diam, adalah betul-betul upaya mereka.
2. Yang menciptakan Semua perbuatan itu berdasarkan kehendak, ilmu, penetapan, dan qadar Allah.
3. Semua ketaatan adalah wajib berdasarkan perintah Allah (patuh kepada perintah)
4. Sedangkan maksiat semuanya diketahui, ditetapkan, ditakdirkan dan dikehendaki oleh Allah,  tetapi Allah tidak menyukai dan tidak meridhai hal itu,bahkan Allah juga tidak memerintahkannya." (ingkar perintah)

Ini menerangkan bahawa segala2nya adalah ciptaan Allah.. manusia hanya memilih mana-mana ciptaan Allah berdasarkan upaya mereka samada ketaatan ataupun ingkar. Jelas disitu.. walaupun Allah menciptakan maksiat, tapi tidak diperintahkan untuk memilih/berbuat maksiat kerana Allah tidak menyukainya.

Mereka yang ekstrim (Jabariah) dalam menetapkan qadar dan menolak adanya kehendak dan kemampuan makhluk. Mereka berpendapat bahwa manusia sama sekali tidak mempunyai kemampuan dan keinginan, Mereka tidak membedakan antara perbuatan manusia yang terjadi dengan kemauannya dan perbuatan yang terjadi tanpa kemauannya. Tentu saja mereka ini keliru dan sesat, karena sudah jelas menurut agama, akal dan fitrah bahwa manusia dapat membedakan antara perbuatan yang dikehendaki dan perbuatan yang terpaksa.

Fahaman Jabariah dan fahaman baghal jelas  bertentangan dengan firman Allah;

"Dan berkatalah malaikat yang sentiasa ada bersama-samanya: Inilah (Kitab catitan iman dan amal) orang yang terletak dalam jagaanku, siap sedia (untuk dibicarakan). (Setelah tiap-tiap orang dibicarakan, Allah berfirman kepada kedua malaikat yang menjadi pembawa dan saksi itu): Humbankanlah oleh kamu berdua, ke dalam Neraka Jahannam tiap-tiap orang yang tetap degil dalam kekufurannya; -Yang sering menghalangi jenis kebajikan, yang melanggar hukum agama, lagi yang meragukan kebenaran, Yang menyembah benda yang lain bersama-sama Allah; maka humbankanlah oleh kamu berdua akan dia ke dalam azab seksa yang seberat-beratnya. (Semasa dia dihumbankan ke dalam Neraka Jahannam, dia mendakwa bahawa Syaitanlah yang menjadikan dia sesat; pada saat itu) Syaitan yang sentiasa menyertainya (di dunia dahulu) berkata: Wahai Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi sememangnya dia sendiri berada di dalam kesesatan yang jauh terpesong. Allah berfirman: Janganlah kamu berbalah lagi di hadapanKu, (tidak ada gunanya berbalah pada masa Aku membuat keputusan); padahal (kamu sedia mengetahui bahawa) Aku dahulu telah memberi amaran kepada kamu (akan menyeksa orang-orang yang bersalah). KeputusanKu itu tidak dapat diubah atau ditukar ganti dan Aku tidak sekali-kali berlaku zalim kepada hambaKu." (Qaf: 23-29)

Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa siksaan dariNya itu adalah karena kemahaadilanNya, dan sama sekali Dia tidak zhalim terhadap hamba-hambaNya. Sebab Allah telah memberikan peringatan dan ancaman kepada mereka, telah menjelaskan jalan kebenaran dan jalan kesesatan bagi manusia. Akan tetapi mereka memilih jalan kesesatan, maka mereka tidak akan mempunyai alasan dihadapan Allah untuk membantah keputusanNya.

"Rasul-rasul (yang Kami telah utuskan itu semuanya) pembawa khabar gembira (kepada orang-orang yang beriman) dan pembawa amaran (kepada orang-orang yang kafir dan yang berbuat maksiat), supaya tidak ada bagi manusia sesuatu hujah (atau sebarang alasan untuk berdalih pada hari kiamat kelak) terhadap Allah sesudah mengutuskan Rasul-rasul itu dan (ingatlah) Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana. (An-Nisa:165)

Jadi tiada lagi alasan untuk manusia untuk dibalas .. kerana telah diberikan amaran atas pilihan mereka sendiri.
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 2-4-2010 08:18 PM | Show all posts
1376# Nazrulism


Sebelum tulis saya nak gelak dulu... ingat saya rasa bersalah sangat ke ngan sumber google tu?


Pada suatu hari Al-Hallaj benar-benar dirangsang oleh api cinta Ilahiahnya dan ia kembali meneriakkan "Ana Al-Haq". Dan begitulah ia terus, sering tanpa henti. Gurunya, Syeikh Junaid dan teman-temannya seperti Syeikh Al-Syibli dan lain-lainnya menasihati Al-Hallaj agar menahan hati,baghal Post at 2-4-2010 10:00


Sedara boleh teruskan gelak dengan perangai berani bodoh dan pengecut tok sufi kamu tu

Guru dan teman menasihatkan halaj menahan hati.. tidak menyuarakan 'kebenaran'nya (ana Al-Haq) .. kelakar kann!


Fatwa itu kemudiannya enam kali dikirim kepada Syeikh Junaid, tetapi kembali tanpa tandatangannya. Khalifah, untuk ke tujuh kalinya mengirimkan Fatwa itu disertai permintaan khusus agar ia menjawab "ya" atau "tidak".


Seorang 'ulama Besarrr' takut memberikan pendapat .. sampai 7 kali diminta oleh pemerintah ... Kelakar juga ulama besar kamu ni ?
(err.. betul ker.. hukuman yang ditandatangani oleh al-junaid hanya dilaksanakan selepas 11 tahun ?)


guru yang besar itu menulis pada surat jawabannya :

"Menurut hukum syariat, Al-Hallaj dapat dijatuhi hukuman mati; tetapi menurut ajaran-ajaran rahsia kebenaran, Tuhan adalah maha tahu!".


Dah terang 'menurut hukum syari'at' (tentunya syari'at yg dibawakan oleh Rasul s.a.w) ... halaj tak betoiii ...
tapi ada pula 'ajaran-ajaran rahsia kebenaran' yang entah dari mana ... kelakarlah si guru yang besar ni .. patutlah murid jadi gitu.

Sabda Rasulullah s.a.w:
"Tidak seorang pun dari umat ini yang mendengar tentangku, baik Yahudi atau Nashrani, kemudian tidak beriman kepadaku, melainkan akan dimasukkan ke neraka" [Hadits Shahih Riwayat Muslim I/93]

Dan sesiapa yang menentang (ajaran) Rasulullah sesudah terang nyata kepadanya kebenaran petunjuk (yang dibawanya) dan dia pula mengikut jalan yang lain dari jalan orang-orang yang beriman, Kami akan memberikannya kuasa untuk melakukan (kesesatan) yang dipilihnya dan (pada hari akhirat kelak) Kami akan memasukkannya ke dalam Neraka Jahannam dan Neraka Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.  
(  سورة النساء  , An-Nisa, Chapter #4, Verse #115)


[note: Rujuk juga ayat ini dalam bab Takdir ]


Diceritakan bahawa Al-Hallaj sebelum disalib, beliau bersembahyang (solat) dan berdoa dengan berkata :

"Mereka adalah hamba yang berhimpun, sangat dahaga untuk membunuh ku kerana agama Kau, dan untuk mendapatkan keredaan Kau, maka ampunkan mereka wahai Tuhan ku, dan memberi rahmat kepada mereka, kerana jika Kau membuka kepada mereka seperti Kau membuka kepada ku, mereka tidak akan melakukan seperti yang mereka sedang lakukan sekarang, dan jika Kau tutup pada ku seperti Kau tutup pada mereka, aku tidak akan menghadapi malapetaka ini, baiklah apa yang Kau lakukan dan baiklah apa yang Kau mahukan."



Ini paling kelakar... Macam cerita dan fahaman kristian tentang mengorbankan jesus sebagai rahmat dan pengampunan kepada manusia yang percaya jesus itu tuhan (Halaj = ana Al-Haq)


Kebetulan pulak... Halaj juga disalib!
Reply

Use magic Report

Post time 2-4-2010 10:16 PM | Show all posts
1381# Nazrulism

"Qandariah me.............................."


Restoran Qandariah Ayam madu ka maksud Kamu .....? kalo yg tu mai la....aku belaje nasi briyani dia besh owh.....kena plak ngan kurma kamben...fuhhh...mana ada dah cuma kalo ada darah tinggi lebih baik jgn nti sape nak layan aku beporem....tapi kalo Qadariah aku takleh nak belaje cuma nak cita cikit jer.....

Saya juga TIDAK mengatakan manusia menciptakan amal perbuatannya ..


yg nih kami setuju.....ertinya kamu dah beriman seperti mana kami ye....bagui ler kalo dah tobat syukur Alhamdulillah

Imam Abu Hanifah berkata; "Semua perbuatan hamba, baik yang bergerak maupun yang diam, adalah betul-betul upaya mereka, dan Allah menciptakannya. Semua perbuatan itu berdasarkan kehendak, ilmu, penetapan, dan qadar Allah. Semua ketaatan adalah wajib berdasarkan perintah Allah, dan hal itu disukai, diridhai, diketahui dikehendaki, ditetapkan dan ditaqdirkan Allah. Sedangkan maksiat semuanya diketahui, ditetapkan, ditakdirkan dan dikehendaki oleh Allah,  tetapi Allah tidak menyukai dan tidak meridhai hal itu,bahkan Allah juga tidak memerintahkannya."

Teman 'highlite'kan "adalah betul-betul upaya mereka, dan Allah menciptakannya." ertinya diberi usaha dan iktiar yang mana ianya tidak memberi bekas....paham (nazrulismyg ni aku).....itulah kepercayaan Ahli Sunnah yang dipopularkan oleh Imam Al Asy'ari....Imam Aku

ini sebahagian kata kata Beliau hayatilah dgn Iman, Islam dan Ihsan....

Imam Abu Hanifah di dlm Kitabnya Qalaid ‘Uqud Al-Aqyan : Seorang datang kepada Imam Abu Hanifah dan mendebat beliau tentang masalah qadar. Kata beliau “Tahukah kamu,bahwa orang yang melihat masalah matahari dengan matanya,semakin lama ia melihat, ia makin bingung”

Beliau berkata berkata lagi didlm kitabnya Al-Fiqh Al-Akbar “Allah telah mengetahui segala sesuatu sejak masa azali,sebelom segala sesuatu itu terwujud”.

Beliau juga berkata “Didunia dan akhirat tidaklah ada dan terjadi sesuatu kecuali berdasarkan kehendak Allah” (kitab Al-Fiqh Al-Akbar)

Firman Allah SWT dlm surah An Nisaa ayat 78 "qul kullun min 'indi allaahi famaali haaulaa-i alqawmi laa yakaaduuna yafqahuuna hadiitsaan" "Katakanlah : "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun ?".......
Reply

Use magic Report

Post time 3-4-2010 12:05 AM | Show all posts
1381# Nazrulism
Isi pentingnya adalah;
    1. Semua perbuatan hamba, baik yang bergerak maupun yang diam, adalah betul-betul upaya mereka.


Owhh...ya.... yang ni sape syarah? dari Imam Abu Hanifah ka? atau mike yang reka?takpun mike copy page dari laman wahabi?
Reply

Use magic Report

Post time 3-4-2010 12:25 AM | Show all posts
Post Last Edit by Nazrulism at 31-3-2010 17:25



Apa soalan kamu ?

Tak apa.. saya agak kamu tak faham dengan post aku kot..gitu?

haramnya bermusafir utk menziarahi
maqam/kubur unt ...
Nazrulism Post at 31-3-2010 17:10


Tiada yg larang ziarah kubur untuk ziarah,
Dilarang/haromm ziarah kubur untuk beribadat pada kubur itu.



memandangkan mike ni selalu menjual nama Imam Syafie dlm berhujah bab ziarah kubur ni!
jadi teman pun guna le jugak untuk mengkarate hujah mike tu

Bercakap mengenai Imam Syafi’e Rahimahullah, kita jangan lupa bahawa beliau itu memiliki dua asas pendapat: Satu dinamakan qaul qadim (lama) dan kedua qaul jadid (baru). Ini sangat penting, jangan diabaikan. Barangkali juga pada mulanya beliau berpendapat tidak sampai, tetapi pendapat itu berubah kemudian menjadi sebaliknya. Perkara ini dapat kita kesan daripada pengakuan az-Za’farani  katanya: “Saya pernah bertanya kepada Imam asy-Syafi’e mengenai bacaan al-Qur’an di kubur. Ternyata beliau itu (asy-Syafi’e) adalah membolehkannya.” Demikian juga kenyataan Imam An-Nawawi di dalam Syarah al-Muhazzab “Disunatkan bagi orang yang ziarah kubur itu membaca ayat-ayat al-Qur’an yang mudah-mudah baginya dan mendoakan mereka setelah membaca itu. Perkara ini adalah dinashkan oleh Imam asy-Syafi’e.” Lebih lanjut beliau menambah: “Jika mereka mengkhatamkannya, itu adalah lebih afdhal lagi.” Imam Ahmad bin Hanbal juga pada mulanya menolak pendapat ini kerana menganggap tidak ada nash, tetapi menerimanya kemudian setelah mendapati terdapat dasar mengenai-nya. asy-Sya’bi pula berkata: “Jika seorang daripada kaum Ansar meninggal dunia, mereka akan pulang dan pergi semula ke kuburnya untuk membaca al-Qur’an baginya.” Jadi, semua ini berlaku, dibuat oleh umat Islam dan ulama-ulama Islam serta tersebut di dalam kitab-kitab Islam.

asy-Syafi’e sendiri dikatakan berdalil dengan ayat 39 daripada surah an-Najm

وَأَن لَّيْسَ لِلإِنسَانِ إِلاَّ مَا سَعَىٰ

Tafsirnya : “Dan bahawasanya bagi seorang manusia itu hanyalah apa yang diusahakannya.” Tetapi ulama-ulama yang lain juga memakai ayat yang sama ini untuk membuktikan bahawa bacaan al-Qur’an itu adalah sampai pahalanya kepada orang mati, iaitu dengan beberapa alasan, di antaranya: i) Bahawa ayat ini adalah khusus bagi kaum Nabi Ibrahim dan Nabi Musa ‘Alaihimassalam, sedangkan bagi umat Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah diberikan kelebihan akan memperolehi apa yang diusahakan-nya dan juga yang diusahakan oleh orang lain untuknya. ii) Yang dimaksudkan dengan “الإِنسَانِ ” (Seorang manusia) dalam ayat ini ialah orang kafir. Sedangkan bagi orang mukmin akan tetap mendapat apa yang diusahakannya dan juga yang diusahakan oleh orang lain untuknya. iii) Huruf “Lam” pada perkataan “lil-insan” di dalam ayat ini berfungsi atau bererti sebagai “على” sesuai dengan qiyas atau analogi pada doa-doa, sedekah, puasa, haji dan lain-lain. Lalu menurut pendapat ini, tidaklah ada bezanya di antara pemindahan pahala haji, sedekah, wakaf dan doa dengan bacaan al-Qur’an itu. Demikian menurut al-Hafiz Syamsuddin bin Abdul Wahid al-Maqdisi al-Hanbali. Al-Qurtubi telah menukil, bahawa asy-Syeikh ‘Izzuddin bin Abdussalam telah mengeluarkan fatwa bahawa pahala bacaan al-Qur’an itu tidak sampai kepada orang mati. Ketika dia telah meninggal dunia, sebahagian sahabatnya bermimpi bertemu dengannya. Mereka bertanya kepadanya: “Wahai ‘Izzuddin, Tuan telah berfatwa bahawa pahala bacaan al-Qur’an tidak sampai kepada orang yang telah meninggal dunia. Lalu bagaimanakah Tuan telah menyaksikan perkara itu?” ‘Izzuddin menjawab: “Saya mengatakan perkara itu ketika masih di dunia, tetapi sekarang saya sudah meninggalkannya. Saya telah menyaksikan adanya kemurahan Allah Ta’ala dalam perkara ini, yakni pahala itu memang sampai kepada orang yang telah meninggal dunia.” Terdapat hadis Nabi sallallahu alaihi wasallam riwayat Abu Daud:

اقراوا يس على موتاكم


Maksudnya: “Bacalah surah Yâsîn untuk si mati kamu.” Berkata al-Qurtubi mengenai hadis ini: “Ia adalah mencakupi bacaan ketika orang akan mati dan juga bacaan di kuburnya.” Selain sandaran daripada ayat al-Qur’an dan hadis, terdapat juga riwayat-riwayat daripada orang-orang salih mengenai hal ehwal orang-orang mati melalui mimpi-mimpi mereka yang bagus. Maksud saya dengan mimpi-mimpi yang bagus itu ialah yang boleh menjadi pengajaran kepada kita yang masih hidup ini.

Di antaranya pernah dinukil oleh al-Qadhi Abu Bakar bin Abdul Baqi Al-Ansari suatu riwayat daripada Salmah Bin ‘Ubaid yang menceritakan: Bahawa Hammad al-Makki pernah berkata: “Pada suatu malam, saya pernah pergi ke beberapa kuburan di Makkah. Lalu saya meletakkan kepala saya di atas suatu kubur sehingga saya tertidur. Setelah itu saya pun bermimpi melihat para penghuni kubur duduk berkeliling membuat bulatan, saya bertanya: “Apakah kiamat sudah tiba?” Mereka menjawab: “Tidak! Hanya sanya, ada seorang daripada saudara kami yang membaca surah al-Ikhlas dan memberikan pahalanya kepada kami.”

Ziarah kubur telahpun menjadi syari’at. Ia adalah sunnah Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam. Baginya ada adab atau peraturan tertentu, di antaranya ialah dengan memberi salam kepada ahli kubur oleh orang-orang yang berziarah, seperti :

السلام عليكم أهل الديار من المؤمنين والمسلمين وإنا إن شآء الله بكم لاحقون أنتم لنا فرط ونحن لكم تبع نسأل الله لنا ولكم العافية

“Selamat sejahtera atas kamu, wahai ahli kubur, daripada kalangan kaum mukmin dan muslim, kami Insyâ Allah akan menyusuli kamu. Kamu telahpun mendahuli kami, kami pula akan mengikut kamu. Kami mohon kepada Allah akan kesejahteraan untuk kami sendiri dan untuk kamu juga.” (Hadis Bukhari, Muslim dan lainnya).

orang mati itu mendengar dan menjawab salam daripada orang yang berziarah itu

hadis Abu Hurairah riwayat Ibnu Abi Ad-Dunya dan al-Baihaqi, bermaksud: “Jika seseorang melintasi kubur orang yang dikenalnya, lalu dia mengucapkan salam, nescaya penghuni kubur itu akan menjawab salamnya itu dan bahkan mengetahui kehadirannya. Jika orang yang tidak dikenalinya, lalu dia mengucapkan salam, nescaya penghuni kubur itu pun juga akan menjawab salamnya itu.”

Hadis lain, daripada Aisyah radhiallahu anha, Nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda, maksudnya: “Tidaklah seseorang itu ziarah kubur saudaranya dan duduk di sisinya, melainkan saudara yang telah meninggal itu akan menyambut dan menjawab salamnya sehingga dia berdiri.” Bagaimanapun, kita orang hidup tidaklah dapat mendengar suara jawapan daripada mereka itu, atau mengetahui bagaimana keadaan mereka. Namun begitu, tidaklah pula mustahil bagi orang-orang yang diberikan kelebihan oleh Allah, akan ada yang mendengarnya. Seperti al-Baihaqi pernah meriwayatkan daripada Abu Abdullah al-Hafiz, yang diterimanya daripada Abu ‘Ali Hamzah bin Muhammad al-‘Alawi, dia bercerita: “Ayahku pernah mengajak aku pergi ke Madinah untuk mengunjungi kubur para syuhada pada hari Jumaat, pada waktu di antara terbit fajar dengan terbit mata-hari. Aku berjalan di belakang ayah. Ketika sampai di kubur mereka, ayahku memberi salam dengan suara lantang:

سلـم عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدر


Ertinya: “Selamat sejahtera atas kamu, berkat kesabaran kamu. Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” Tiba-tiba terdengar jawapan berbunyi: “Keselamatan juga bagi kamu, wahai Abdullah.” Ayahku lalu menoleh kepadaku dan bertanya: “Apakah engkau yang menjawab tadi?” “Tidak!” jawabku. Kemudian ayahku menarik tanganku dan menempatkanku di sebelah kanannya. Dia lalu mengucapkan salam lagi kepada mereka, dan setiap salam yang diucapkannya itu dibalas, sehinggalah tiga kali diulangnya. Oleh itu, ayahku lalu sujud bersyukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala. (Dipetik cerita ini daripada kitab Syarh as-Shudur Bisyarhi Ahwal al-Mautâ wa-al-Qubûr)

.....to be continued.....next page....
Reply

Use magic Report

Post time 3-4-2010 12:31 AM | Show all posts
Post Last Edit by Nazrulism at 31-3-2010 17:25



Apa soalan kamu ?

Tak apa.. saya agak kamu tak faham dengan post aku kot..gitu?

haramnya bermusafir utk menziarahi
maqam/kubur unt ...
Nazrulism Post at 31-3-2010 17:10


haa'!! sambung balik....

Selain daripada orang hidup mendapat manfaat berupa pahala kerana ziarahnya itu,  orang mati juga mendapat manfaat yang sama.

Bukankah “Salam” tadi mendoakan kesejahteraan ke atas ahli kubur? Bahkan ianya melebihi lagi jika diiringi pula dengan bacaan ayat al-Qur’an, zikir, doa dan sedekah untuk mayat. Jika kita ambil perkhabaran daripada orang-orang salih, maka ahli kubur itu seakan-akan seperti kita yang hidup ini juga: berhajatkan pemedulian.

Cuba kita perhatikan nukilan ini: Menurut Abi ad-Dunya dan al-Baihaqi, bahawa al-Fathu bin Mauqif bin Khalid telah menceritakan daripada Sufyan bin ‘Ainah katanya: “Ketika ayahku meninggal dunia, aku adalah benar-benar sedih, sehingga aku mendatangi kuburnya pada setiap hari. Suatu hari aku lupa mendatangi-nya. Pada malamnya aku bermimpi, yang ayahku berkata kepadaku: “Anakku, apakah yang menyebabkan engkau tidak mendatangiku?” Aku berkata: “Apakah ayah mengetahui kedatangannku?” Ayahku menjawab: “Tidak engkau mendatangiku sekali melainkan aku mengetahui. Aku sungguh senang dengan kedatangan-mu dan bahkan orang-orang di sekelilingku juga merasa berbahagia dengan doa-doa yang engkau bacakan.” Perkara ini jelas menjadi isyarat, bahawa ziarah kubur dan berdoa untuk mayat itu adalah perkara besar dan mustahak, dan kerana itulah ia menjadi sunnah. Sebarang usaha untuk meringan-ringankannya atau menyebabkannya tidak dibuat orang, adalah suatu aniaya yang terang lagi jahat.

Jika terdapat pendapat yang melarangnya atau tidak menggalak-kannya, maka tidak syak lagi pendapat itu datangnya daripada orang-orang ganjil. Berkata ulama:

من تتبع شواذ العلماء ضل


“Barang siapa mengikut /mencari-cari pemikiran ulama’ yang ganjil dia sesat”. Kata ulama lagi:

من حمل الشاذ حمل شرا كبيرا


“Barangsiapa membawa perkara ganjil, maka dia telah membawa kejahatan besar”.

mike ni termasuk dlm senarai...org2 ganjil...
sape cakap xbeleh beribadat kat kubur?berdoa pada ahli kubur tu bukan ke ibadat jgk?'memberi salam pada ahli kubur tu bukan ke ibadat jgk?kan ke tu sunnah Rasulullah?Rasulullah buat ape?yg xbuat mike je'...sebab mike tu sombong,xpun mike xkut nak p'kubur kut?takut antu yek?
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 3-4-2010 12:52 AM | Show all posts
Maaf lambat reply...

Janganlah kau seksa diriku yang lemah
Sedangkan kau sedar semua ini
Bukanlah satu permintaanku

Makin puja, makin cinta menusuk kalbumu
Dalam naik turun nafas menjun ...
baghal Post at 1-4-2010 11:40


takper humaira faham..baghal sibuk kot..
indah sunnguh kalam ini..nk try balas juga..sebagai perkongsian maksud bersama mencari mahabah Nya

Kufikirkan hari perhimpunan dan Kiamat,
Juga tertanamnya pipiku dibawah pusara,
Sendirian, tanpa teman, setelah mulia dan jaya,
Tubuhku tergadai dengan tanah liat,
Kerenungkan panjang dan lebarnya hisab,
Namun harapanku kepada Engkau,
Wahai Tuhanku,Wahai Penciptaku,
Engkau ampuni kesalahanku.
Reply

Use magic Report

Post time 3-4-2010 12:17 PM | Show all posts
Post Last Edit by Nazrulism at 3-4-2010 13:08
1381# Nazrulism



Restoran Qandariah Ayam madu ka maksud Kamu .....? kalo yg tu mai la....aku belaje nasi briyani dia besh owh.....kena plak ngan kurma kamben...fuhhh...mana ada dah c ...
salikin Post at 2-4-2010 22:16


Samalah tu.. Qandariah ker, Qadariyah .. Jenis yang gantung ayat Qur'an buat azimat sebagai usaha mereka.

[macam mana pun .. aku mengaku, silap taip (tertambah 'n')]



Teman 'highlite'kan "adalah betul-betul upaya mereka, dan Allah menciptakannya." ertinya diberi usaha dan iktiar yang mana ianya tidak memberi bekas....paham


Eloklah kamu dah tulis begini.. kawan-kawan kamu tu tak faham-faham tentang kebebasan memilih, usaha dan ikhtiar manusia.

Dan sesiapa yang menentang (ajaran) Rasulullah sesudah terang nyata kepadanya kebenaran petunjuk (yang dibawanya) dan dia pula mengikut jalan yang lain dari jalan orang-orang yang beriman, Kami akan memberikannya kuasa untuk melakukan (kesesatan) yang dipilihnya dan (pada hari akhirat kelak) Kami akan memasukkannya ke dalam Neraka Jahannam dan Neraka Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.  
(  سورة النساء  , An-Nisa, Chapter #4, Verse #115)
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 3-4-2010 12:43 PM | Show all posts
#1385 fathan.
Di antaranya pernah dinukil oleh al-Qadhi Abu Bakar bin Abdul Baqi Al-Ansari suatu riwayat daripada Salmah Bin ‘Ubaid yang menceritakan: Bahawa Hammad al-Makki pernah berkata: “Pada suatu malam, saya pernah pergi ke beberapa kuburan di Makkah. Lalu saya meletakkan kepala saya di atas suatu kubur sehingga saya tertidur. Setelah itu saya pun bermimpi melihat para penghuni kubur duduk berkeliling membuat bulatan, saya bertanya: “Apakah kiamat sudah tiba?” Mereka menjawab: “Tidak! Hanya sanya, ada seorang daripada saudara kami yang membaca surah al-Ikhlas dan memberikan pahalanya kepada kami.”

Syeikh ‘Izzuddin bin Abdussalam telah mengeluarkan fatwa bahawa pahala bacaan al-Qur’an itu tidak sampai kepada orang mati. Ketika dia telah meninggal dunia, sebahagian sahabatnya bermimpi bertemu dengannya. Mereka bertanya kepadanya: “Wahai ‘Izzuddin, Tuan telah berfatwa bahawa pahala bacaan al-Qur’an tidak sampai kepada orang yang telah meninggal dunia. Lalu bagaimanakah Tuan telah menyaksikan perkara itu?” ‘Izzuddin menjawab: “Saya mengatakan perkara itu ketika masih di dunia, tetapi sekarang saya sudah meninggalkannya.

Pada malamnya aku bermimpi, yang ayahku berkata kepadaku: “Anakku, apakah yang menyebabkan engkau tidak mendatangiku?” Aku berkata: “Apakah ayah mengetahui kedatangannku?” Ayahku menjawab: “Tidak engkau mendatangiku sekali melainkan aku mengetahui.


Ternyata kamu berpegang kepada Akidah bersumberkan mimpi-mimpi manusia!
Jadi tak perlu berhujah dari sumber mimpi.. kerana aku tak percaya pada mimpi2 begitu

“Barang siapa mengikut /mencari-cari pemikiran ulama’ yang ganjil dia sesat”. Kata ulama lagi:

من حمل الشاذ حمل شرا كبيرا


“Barangsiapa membawa perkara ganjil, maka dia telah membawa kejahatan besar”.

Aku setuju dengan ucapan ulama begitu.
- mengikut pemikiran 'ulama' yang ganjil.. dia sesat.!
Pemikiran yang ganjil dari Al-Qur'an dan Sunnah Nabi s.a.w.

-membawa perkara ganjil.. dia telah membawa kejahatan besar!
Membawa perkara2 baru berdasarkan mimpi mereka yang bertentangan dengan Al-Qur'an dan Sunnah.
Reply

Use magic Report

Post time 3-4-2010 12:50 PM | Show all posts
1381# Nazrulism


Owhh...ya.... yang ni sape syarah? dari Imam Abu Hanifah ka? atau mike yang reka?takpun mike copy page dari laman wahabi?
fathan Post at 3-4-2010 00:05


kata-kata Imam Abu Hanifah pun kamu copkan wahabi! Sedangkan  Imam Abu Hanifah hidup lebih awal dari individu yang kaum sufi copkan dengan gelaran wahabi.

Kalau kamu nak anggapkan kefahaman aku pada kata-kata Imam Abu Hanifah sebagai syarah kepada kamu pun ok..
Reply

Use magic Report

Post time 3-4-2010 02:15 PM | Show all posts
1381# Nazrulism
Qandariah menetapkan kemampuan dan kehendak makhluk sehingga mereka menolak bahwa apa yang diperbuat manusia adalah karena kehendak dan keinginan Allah serta diciptakan olehNya. Menurut mereka, manusia memmiliki kebebasan atas perbuatannya cecara mutlak. Bahkan ada di antara mereka yang mengatakan bahwa Allah tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh manusia kecuali setelah terjadi. Mereka inipun sangat ekstrim dalam menetapkan kemampuan dan kehendak makhluk... puak-puak inilah yg dijelaskan oleh Imam Malik bukan seperti yg dijelaskan oleh pemilik restoran Nasi Kandar "QANDARIAH" yg terkenal dengan "ayat kurmanya"....


manusia cuma memilih amal perbuatan yang telah diciptakan oleh Allah s.w.t samada mengikut apa yang disyari'atkan atau ingkar !


Cuba tunjuk, perenggan mana Imam Abu Hanifah cakap mcm tu?

"..Aku dahulu telah memberi amaran kepada kamu (akan menyeksa orang-orang yang bersalah). KeputusanKu itu tidak dapat diubah atau ditukar ganti dan Aku tidak sekali-kali berlaku zalim kepada hambaKu"
Reply

Use magic Report

Post time 3-4-2010 02:55 PM | Show all posts
1382# Nazrulism
Sedara boleh teruskan gelak dengan perangai berani bodoh dan pengecut tok sufi kamu tu

Guru dan teman menasihatkan halaj menahan hati.. tidak menyuarakan 'kebenaran'nya (ana Al-Haq) .. kelakar kann!


Kebenaran adalah suci dari kesesatan...jahil adalah punca kesesatan..

Menyerah bulat2 kesucian kebenaran kepada org jahil, samalah erti mengotori kebenaran itu..

Adalah lebih baik di simpan, dan berilah apabila hatinya benar2 bersih dari syirik ke'aku'an..

Pendekata, beruk tetap beruk...bagi bunga dia makan!

Seorang 'ulama Besarrr' takut memberikan pendapat .. sampai 7 kali diminta oleh pemerintah ... Kelakar juga ulama besar kamu ni ?

Dan lebih kelakar lagi kenapa Perdana Menteri Iraq masa tu beria-ria sampai 7 kali mintak kelulusan Imam Junaid, bukankah ulama fuqahanya dah jatuh fatwa kufur...siapa Imam Junaid ni? Dahsyat sangat ka beliau?...kelakar betuiiii...

Dah terang 'menurut hukum syari'at' (tentunya syari'at yg dibawakan oleh Rasul s.a.w) ... halaj tak betoiii  ...
tapi ada pula 'ajaran-ajaran rahsia kebenaran' yang entah dari mana ... kelakarlah si guru yang besar ni .. patutlah murid jadi gitu.

Dan hukuman telah dijatuhkan oleh seorang Ulama Sufi terkenal masa tu, Imam Junaid yg sangat mengambil berat soal hukum syarak (dah tentulah yg di bawa oleh Rasulullah SAW) bahawa Hallaj menyalahi hukum syarak, membuktikan aliran sufi juga taat akan perintah Allah dan Rasul..

Dan yg kelakarnya , guru besar ini yg mengetahui 'rahsia kebenaran' tidak pulak dijatuhkan hukuman mati oleh pembesar masa tu, bahkan dia pernah jadi guru Hallaj malahan pemerintah masa tu(mahkamah tinggi pun tak di layan) mahu Imam Junaid yg jatuhkan hukuman...kelakar betuiiii...

xkelakar ka???hmy3:

Dan sesiapa yang menentang (ajaran) Rasulullah sesudah terang nyata kepadanya kebenaran petunjuk (yang dibawanya) dan dia pula mengikut jalan yang lain dari jalan orang-orang yang beriman, Kami akan memberikannya kuasa untuk melakukan (kesesatan) yang dipilihnya dan (pada hari akhirat kelak) Kami akan memasukkannya ke dalam Neraka Jahannam dan Neraka Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.  
(  سورة النساء  , An-Nisa, Chapter #4, Verse #115)


Sesuai dgn maksud Nabi SAW:

قال عمر يا رسول الله أرأيت ما نعمل فيه أمر مبتدع أو مبتدأ أو فيما فرغ منه ؟ فقال فيما قد فرغ منه يا ابن الخطاب وكل ميسر أما من كان من أهل السعادة فإنه يعمل للسعادة وأما من كان من أهل الشقاء فإنه يعمل للشقاء


Maksudnya: “Berkata Umar: Wahai Rasulullah, apakah yang kita lakukan (amalan makhluk) ini perkara yang baharu atau telah pun telah ditetapkan oleh Allah? Jwab Nabi s.a.w: Telah ditetapkan wahai Ibn al-Khattab dan setiap orang itu dimudahkan baginya (berdasarkan takdir yang telah ditetapkan), maka sesiapa yang ditetapkan menjadi ahli saadah (syurga) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya kepada syurga adapun mereka yang ditetapkan sebagai ahli syaqawah (neraka) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya ke neraka”. [al-Tarmizi, Ahmad-sahih-].

Ini paling kelakar... Macam cerita dan fahaman kristian tentang mengorbankan jesus sebagai rahmat dan pengampunan kepada manusia yang percaya jesus itu tuhan (Halaj = ana Al-Haq)


Memang pun... cuba bayangkan, dah tak sabar nak bertemu Allah, seronok sangat..sempat mendoakan kebaikkan untuk puak yg menghukumnya..memang bersih betui hati Hallaj nih, aku respek betuii..dan lagi buat lawak tu..ada ka tokoh qadariah dan muktazilah yg baik mcm tu...? Mana ada, depa buat lawak kelakar boleh la...

Sekilas..


Pandangan Orang Sufi terhadap ANAL HAQQ

Memang, banyak di antara ulama yang tidak bisa menerima ajaran tasawuf yang diajarkan oleh Al Hallaj ini, tetapi tidak sedikit pula para ulama yang sependapat dan membelanya.
Kebanyakan Ulama fiqih mengkafirkannya. Dengan alasan bahwasanya mengatakan bahwa diri manusia bersatu dengan Tuhan adalah syirik yang amat besar. Oleh karena itu Ibn At-Taymiyah, Ibn Al-Qayyim, Ibn An-Nadim dan lain-lain berpendapat bahwa hukuman mati yang ditimpakan kepada Al Halaj memang patut diterimanya.

Tetapi, ulama-ulama fiqih yang lain seperti Ibnu Syuraih seorang ulama yang sangat terkemuka dari mazhab Malik, memberikan komentar: "Ilmuku tidak mendalam tentang dirinya, karena itu saya tidak bisa berkata apa-apa".
Pembela-pembela Al Hallaj menjernihkan ajarannya dari apa yang dituduhkan orang kepadanya.

Al Hujwiri mengatakan, Al Hallaj sepanjang hidupnya memakai jubah ketakwaan, senantiasa menegakkan shalat dan berzikir memuji Tuhan dan puasa terus menerus serta menyampaikan ujaran-ujaran yang tinggi dan bagus tentang tauhid. Tetapi ahli-ahli ilmu kalam menolaknya atas dasar bahwa kata-katanya bernafaskan pantheisme, namun apa yang dituduhkan itu cuma terletak pada ungkapan bukan pada maknanya.

Imam Al Ghazali ketika ditanyai bagaimana pendapatnya tentang perkataan "ANAL HAQQ". Beliau menjawab," Perkataan demikian yang keluar dari mulutnya adalah karena sangat cintanya kepada Allah. Apabila cinta sudah demikian mendalamnya, tidak ada lagi rasa berpisah antara diri seseorang dengan seseorang yang dicintainya".

Sehingga beliau, Rumi dan Fariduddin Al-Attar memberinya julukan "Syahidul Haq" (seorang syahid yang benar).
Pada hari ketika Al Hallaj akan dibicara, para sufi waktu itupun banyak yang berbeda pendapat tentang hukuman mati yang dijatuhkan kepadanya. Diantara mereka ada sufi yang bisa memahami perasaan Al Hallaj sebagai seorang sufi. Namun ada juga sufi lain yang berpendapat bahwa Al-Hallaj memang pantas mendapat hukuman itu.

Ada tiga kelompok besar dari kalangan Ulama, baik fuqaha’ maupun Sufi terhadap pandangan-pandangan Al-Hallaj. Mereka ada yang langsung kontra dan mengkafirkan . ada pula yang secara moderat tidak berkomentar; dan ada yang langsung menerima dan mendukungnya.

Dari kalangan Mutakallimin yang mengkafirkan: Al-Jubba’i, al-Qazwiny, Nashiruddin ath-Thusy dan pengukutnya, Al-Baqillany, Ibnu Kamal, al-Qaaly, Dari kalangan Sufi antara lain, Amr al-Makky dan kalangan Salaf, diantaranya juga para Sufi mutakhir,

Ahmad ar-Rifai’y dan Abdul Karim al-Jily, keduanya tidak berkomentar.

Mereka yang mendukung pandangan Al-Hallaj, dari kalangan Fuqaha’ antara lain: At-Tusytary, Al-Amily, Ad-Dilnajawy, Ibnu Maqil, an-Nabulisy, Al-Maqdisy, Al-Yafi’y, Asy-Sya’rany dan Al-Bahtimy. Dari kalangan Mutakallimin, Ibnu Khafif, Al-Ghazaly dan Ar-Razy.Dari kalangan Filosuf pendukungnya adalah Ibnu Thufail. Sedangkan dari kalangan Sufi antara lain as-Suhrawardy al-Maqtul, Ibnu Atha’ As-Sulamy dan Al-Kalabadzy.
Kelompok yang tidak berkomentar, dari kalangan Fuqaha’ antara lain: Ibnu Bahlul, Ibnu Suraij, Ibnu Hajar dan As-Suyuthy.Dari kalangan Sufi antara lain, Al-Hushry, Al-Hujwiry, Abu Sa’id al-Harawy, Al-Jilany, Al-Baqly, Al-Aththar, Ibnu Araby, Jalaluddin ar-Ruumy, Ahmad Ar-Rifa’y, dan Al-Jiily.

Dan sebelum terlupa, pengusaha Restoran Qandariah tentulah di pihak Ibn Taimiyyah...
Reply

Use magic Report

Post time 4-4-2010 12:22 AM | Show all posts
1382# Nazrulism

Sedara boleh teruskan gelak dengan perangai berani bodoh dan pengecut tok sufi kamu tu


Imam Nawawi mengatakan kepada seorang yang bercerita kepadanya ;
Aku telah datang dari Imam Abu Hanifah, beliau mengatakan : “Engkau telah datang dari penduduk bumi yang sangat ahli ibadah. Daripada sinilah kita dapat mengetahui bahawa para Imam Mujtahid dan ulama yang ‘amilin mereka itu sebenarnya adalah orang-orang sufi” (Hasyiyah Ibn Abidin m/s 395-396)


Imam Abu Hanifah radiyaLlahu ‘anhu (wafat 150 H) :
Seorang ahli fikir Hanafi, Al Hasfaki radiyaLlahu ‘anhu penulis kitab al Durr al Mukhtar telah mengutip; Bahawa Abu Ali Ad Daqqaq radiyaLlahu ‘anhu berkata : Saya telah mengambil thariqat ini dari Abu Al Qasim An Nasr Abadi radiyaLLahu ‘anhu , beliau berkata ; saya mengambilnya dari As Syibili dari As Saqathi dari Ma’ruf Al Kharkhi, dari Daud ath Tho’i dan beliau mengambil ilmu sekaligus thariqat dari Imam Abu Hanifah radiyaLlahu ‘anhu. Setiap dari mereka memuji dan mengakui keutamaan Imam Abu Hanifah radiyaLlahu ‘anhu. Kemudian Imam Al Hasfaki
berpendapat :

    “Sungguh aneh sekali..! Bukankah para pembesar ulama itu sebagai teladanmu? Apakah mereka diragukan pengakuan kebanggaannya ? Sedang mereka adalah para Imam Thariqat ini sekaligus Tokoh syari’ah (feqah) dan Thariqat (tasawwuf), dan tokoh yang datang setelahnya dalam perkara ini adalah para pengikutnya, dan setiap orang yang bertolak belakang dengan apa yang mereka pegang itu ditolak dan dianggap bid’ah.

Imam Malik radiyaLlahu ‘anhu (wafat 179H)

Imam Malik berkata : “Barangsiapa yang memahami feqah tanpa bertasawwuf maka fasiq, dan barangsiapa yang bertasawwuf tanpa memahami feqah maka zindiq, dan barangsiapa yang telah menghimpun antara keduanya bererti ia telah merealisasikan kebenaran. (Hasyiyah Allamah al Adawi, Sheikh Ali al Adawi jilid 3 m/s 195)

Reply

Use magic Report

Post time 4-4-2010 12:59 AM | Show all posts
Imam Ahmad bin Hanbal (wafat 241H)

Pada awalnya sebelum Imam Ahmad bersuhbah (bersahabat) kepada orang sufi berkata kepada puteranya :
“Wahai puteraku berpeganglah kepada Hadith, jauhilah mereka yang menamakan dirinya sufi, kerana boleh salah satu daripada mereka itu seorang yang bodoh terhadap hukum-hukum agama.” Namun ketika beliau terlah bersuhbah (bersahabat) dengan Abu Hamzah al Baghdadi As Sufi dan mengetahui keadaan mereka, beliau berkata kepada puteranya : “Wahai puteraku, engkau harus bermujalasah (duduk bersama-sama) dengan salikin (kaum sufi), kerana mereka telah menambahkan ilmu, muraqqabah, takut kepada Allah, zuhud dan ketinggian semangat kita” (Kasyful Khafa’, Imam al Ajluni, jld 1, m/s 341)

Ibnu Taimiyyah juga memuji tasawwuf lihat perkataannya (tetapi adakah nazrul yang taksub dan taqlid pada Ibnu Taimiyyah menukilkan kalamnya ini?) :
“Orang-orang berselisih mengenai tareqat mereka, ada yang mencela kaum sufi dan tasawwuf, lalu mereka berkata : mereka (kaum sufi) adalah ahli bid’ah dan keluar dari sunnah. Ada juga pandangan yang baik dalam hal ini yang dikutip daripada segolongan Imam atau ulama dan diikuti oleh beberapa ahli feqah dan ilmu kalam. Ada juga sebahagian orang yang berlebihan dalam menganggap mereka sebagai makhluk yang paling mulia setelah para nabi. Dua pihak pertama dan terakhir itu tercela” Beliau menambahkan : Yang benar, “mereka adalah orang yang berjuang atau berijtihad untuk mentaati ALlah sebagaimana orang-orang yang berijtihad dalam mentaati Allah.” Di antara mereka ada yang termasuk dalam sabiqin dan muqorrobin, Ada juga yang hemat (ashabul yamin) dan ada juga yang menzalimi dirinya serta melanggar perintah (berbuat maksiat kepada) Tuhannya. Ia juga berkata : Adapun para salikin (kaum sufi) yang lurus seperti halnya Fudhail bin Iyadh, Ibrahim bin Adham, Abu Sulaiman ad Darani, Ma’ruf bin al Karkhi, Siri As Saqathi, Junaid bin Muhammad Al Baghdadi dan para pendahulu (mutaqaddimin) lainnnya dan seumpama Syed Syeikh Abdul Qadir al Jailani, Syeikh Hammad dan Sheikh Bayan daripada Ulama kebelakangan (mutaakhirin). (Majmu Fatawa Ibn Taymiyya)
Reply

Use magic Report

Post time 4-4-2010 09:45 PM | Show all posts
  
Kebenaran adalah suci dari kesesatan...jahil adalah punca kesesatan..

Menyerah bulat2 kesucian kebenaran kepada org jahil, samalah erti mengotori kebenaran itu..

Adalah lebih baik di simpan, dan berilah apabila hatinya benar2 bersih dari syirik ke'aku'an..

Pendekata, beruk tetap beruk...bagi bunga dia makan!
baghal Post at 3-4-2010 14:55


'Kebenaran' pada Halaj tidak bererti suci dari kesesatan - kerana itu sesama orang sufi pun menghukumnya sesat.

Menerima bulat2 sebagai kesucian 'kebenaran' daripada orang jahil, samalah ertinya menajiskannya.

Hanya yang munafik menyembunyikan/simpan kesyirikan.

Hanya beruk yang sanggup menerima bunga dari beruk.. kerana beruk tak kenal bunga atau sampah!


Dan lebih kelakar lagi kenapa Perdana Menteri Iraq masa tu beria-ria sampai 7 kali mintak kelulusan Imam Junaid, bukankah ulama fuqahanya dah jatuh fatwa kufur...siapa Imam Junaid ni? Dahsyat sangat ka beliau?...kelakar betuiiii...


Memang kelakar.. kerana nak menyelamatkan tengkuk sendiri, menyalahkan apa yang dia sendiri ajarkan kepada muridnya.
Adapun pemerintah meminta  (ikut cerita tu) kelulusan 'ulama besar sufi' kerana penghulu kaum sufi dan kaum sufi mendakwa aqidah mereka tidak menyeleweng dari aqidah Islam.
   Bila aqidah Halaj dari kaum  sufi dikenalpasti/terbukti sesat oleh para Ulama.. Al-Junaid hanya ada 2 pilihan;
1. Menafikan pegangan Halaj adalah pegangan sufi.. Halaj seorang yg di hukum.
2. Membenarkan pegangan Halaj adalah pegangan sufi.. Semua kaum sufi akan dihukum.

   Sebab itu selepas 7 kali didesak.. baru boleh bagi jawapan..


Dan hukuman telah dijatuhkan oleh seorang Ulama Sufi terkenal masa tu, Imam Junaid yg sangat mengambil berat soal hukum syarak (dah tentulah yg di bawa oleh Rasulullah SAW) bahawa Hallaj menyalahi hukum syarak, membuktikan aliran sufi juga taat akan perintah Allah dan Rasul..


Keputusan selepas didesak sebanyak 7 kali... itupun hanya keputusan untuk menyelamatkan tengkuk sendiri.

Dan yg kelakarnya , guru besar ini yg mengetahui 'rahsia kebenaran' tidak pulak dijatuhkan hukuman mati oleh pembesar masa tu, bahkan dia pernah jadi guru Hallaj malahan pemerintah masa tu(mahkamah tinggi pun tak di layan) mahu Imam Junaid yg jatuhkan hukuman...kelakar betuiiii...


Yang ini.. kamu pulak yg nak buat kelakar.. dalam cerita kamu tu, 'guru besar' dah nafikan 'kebenaran' si halaj dengan mengatakan "sesat dari segi syari'at dan wajar dibunuh". Jadi bagaimana para ulama hendak menghukum perkara yang disembunyikan dalam hati al-junaid.. mereka tidak mengetahui perkara2 ghaib.

Maksudnya: “Berkata Umar: Wahai Rasulullah, apakah yang kita lakukan (amalan makhluk) ini perkara yang baharu atau telah pun telah ditetapkan oleh Allah? Jwab Nabi s.a.w: Telah ditetapkan wahai Ibn al-Khattab dan setiap orang itu dimudahkan baginya (berdasarkan takdir yang telah ditetapkan), maka sesiapa yang ditetapkan menjadi ahli saadah (syurga) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya kepada syurga adapun mereka yang ditetapkan sebagai ahli syaqawah (neraka) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya ke neraka”. [al-Tarmizi, Ahmad-sahih-].


Jangan lupa ayat An-Nisa:115 dan juga ayat ini;
Syura :  30
Dan apa jua yang menimpa kamu dari sesuatu kesusahan (atau bala bencana), maka ia adalah disebabkan apa yang kamu lakukan (dari perbuatan-perbuatan yang salah dan berdosa) dan (dalam pada itu) Allah memaafkan sebahagian besar dari dosa-dosa kamu.

Benar.. semuanya telah ditetapkan, manusia memilih perbuatan2 yang telah ditetapkan samada taat atau ingkar.
Al-Insan :2-3;
"Sesungguhnya Kami telah aturkan cara mencipta manusia bermulanya dari air mani yang bercampur (dari pati benih lelaki dan perempuan), serta Kami tetap mengujinya (dengan kewajipan-kewajipan); oleh itu maka Kami jadikan dia berkeadaan mendengar dan melihat. sesungguhnya Kami telah menunjukkan kepadanya (melalui akal dan Rasul) akan jalan-jalan (yang benar dan yang salah; maka terserahlah kepadanya) samada dia bersyukur (dengan beriman dan taat), ataupun dia berlaku kufur (dengan mengingkari kebenaran atau menderhaka).


Ini paling kelakar... Macam cerita dan fahaman kristian tentang mengorbankan jesus sebagai rahmat dan pengampunan kepada manusia yang percaya jesus itu tuhan (Halaj = ana Al-Haq)

Memang pun... cuba bayangkan, dah tak sabar nak bertemu Allah, seronok sangat..sempat mendoakan kebaikkan untuk puak yg menghukumnya..


Dah kamu kata.. Memang pun!.. kamu dah mengaku sama macam fahaman kristian tentang mengorbankan jesus. tak payah kamu minta aku bayangkan bagaimana sesatnya mengakui aqidah Halaj ni.
Reply

Use magic Report

Post time 4-4-2010 10:33 PM | Show all posts
“Wahai puteraku berpeganglah kepada Hadith, jauhilah mereka yang menamakan dirinya sufi, kerana boleh salah satu daripada mereka itu seorang yang bodoh terhadap hukum-hukum agama.” Namun ketika beliau terlah bersuhbah (bersahabat) dengan Abu Hamzah al Baghdadi As Sufi dan mengetahui keadaan mereka, beliau berkata kepada puteranya : “Wahai puteraku, engkau harus bermujalasah (duduk bersama-sama) dengan salikin (kaum sufi), kerana mereka telah menambahkan ilmu, muraqqabah, takut kepada Allah, zuhud dan ketinggian semangat kita” (Kasyful Khafa’, Imam al Ajluni, jld 1, m/s 341)

salikin Post at 4-4-2010 00:59


samalah macam kes yang menimpa Syeikh Izzuddin.. selepas beliau mati pun masih ada yang nak memfitnah beliau seperti posting kawan se sufi kamu.


Syeikh ‘Izzuddin bin Abdussalam telah mengeluarkan fatwa bahawa pahala bacaan al-Qur’an itu tidak sampai kepada orang mati. Ketika dia telah meninggal dunia, sebahagian sahabatnya bermimpi bertemu dengannya. Mereka bertanya kepadanya: “Wahai ‘Izzuddin, Tuan telah berfatwa bahawa pahala bacaan al-Qur’an tidak sampai kepada orang yang telah meninggal dunia. Lalu bagaimanakah Tuan telah menyaksikan perkara itu?” ‘Izzuddin menjawab: “Saya mengatakan perkara itu ketika masih di dunia, tetapi sekarang saya sudah meninggalkannya.


Imam Abu Hanifah radiyaLlahu ‘anhu (wafat 150 H) :
Seorang ahli fikir Hanafi, Al Hasfaki radiyaLlahu ‘anhu penulis kitab al Durr al Mukhtar telah mengutip; Bahawa Abu Ali Ad Daqqaq radiyaLlahu ‘anhu berkata : Saya telah mengambil thariqat ini dari Abu Al Qasim An Nasr Abadi radiyaLLahu ‘anhu , beliau berkata ; saya mengambilnya dari As Syibili dari As Saqathi dari Ma’ruf Al Kharkhi, dari Daud ath Tho’i dan beliau mengambil ilmu sekaligus thariqat dari Imam Abu Hanifah radiyaLlahu ‘anhu.


Biasalah.. untuk menunjukkan apa yang mereka bawa itu seolah2 benar, mereka menyandarkan kepada Imam Abu Hanifah sepertimana Ma'ruf Al Kharki yang membawakan 'menyediakan makanan, menyalakan lampu dan lain2 ketika maulid ditempatkan bersama2 para anbia diakhirat yang entah dari mana dia tahu tentang itu. Tapi bila disandarkan thariqatnya diambil dari Imam Abu Hanifah.. maka orang ramai akan menyangka itulah yg diajarkan oleh Imam Abu Hanifah.
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 4-4-2010 11:07 PM | Show all posts
Ada tiga kelompok besar dari kalangan Ulama, baik fuqaha’ maupun Sufi terhadap pandangan-pandangan Al-Hallaj. Mereka ada yang langsung kontra dan mengkafirkan . ada pula yang secara moderat tidak berkomentar; dan ada yang langsung menerima dan mendukungnya.


1. kitab At Thawasiin, tulisan Al Hallaj hal.130:

Maha suci (Allah) yang Nasut (unsur/sifat kemanusiaan)-Nya telah menampakkan
rahasia cahaya Lahut (unsur/sifat ketuhanan)-Nya yang menembus
Lalu Tampaklah Dia dengan jelas pada (diri) makhluk-Nya
dalam bentuk seorang yang sedang makan dan sedang minum
Hingga (sangat jelas) Dia terlihat oleh makhluk-Nya
seperti (jelasnya) pandangan alis mata dengan alis mata.

2. kitab Al Washaaya, tulisan Ibnu ‘Arabi (hal.27)

Aku adalah yang mencintai dan yang mencintai adalah aku
kami adalah dua ruh yang bertempat di dalam satu jasad
Maka jika kamu melihatku (berarti) kamu melihat Dia
Dan jika kamu melihat Dia (berarti) kamu melihat kami

3. Dalam kitab Al Futuhat Al Makkiyah - Ibnu Arabi:

Hamba adalah tuhan dan tuhan adalah hamba
duhai gerangan, siapakah yang diberi tugas (melaksanakan syariat)?
Jika kau katakan: hamba, maka dia adalah tuhan
Atau kau katakan: tuhan, maka mana mungkin tuhan diberi tugas?!

Dan dalam kitabnya yang lain Fushushul Hikam (hal.192) dia merepek: “Sesungguhnya orang-orang yang menyembah anak sapi, tidak lain yang mereka sembah kecuali Allah”.

4. Ibnu Al Faridh, tokoh besar sufi yang menganut paham wihdatul wujud dan meyakini bahwa seorang hamba bisa menjadi Tuhan, bahkan yang lebih kotor lagi, dia menggambarkan sifat-sifat Tuhannya seperti sifat-sifat wanita, sampai-sampai dia menganggap bahwa Tuhannya telah menampakkan diri di hadapan Nabi Adam shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam bentuk Hawa (istri Nabi Adam ‘alaihis salam)?! Untuk lebih jelas silakan merujuk pada kitab Hadzihi Hiya Ash Shufiyyah (hal. 24-33), tulisan Syaikh Abdurrahman al Wakil yang menukil ucapan-ucapan kufur Ibnu Al Faridh ini.

5. At Tilmisani, seorang tokoh besar Tasawuf, ketika dikatakan padanya bahwa kitab rujukan mereka Fushushul Hikam bertentangan dengan Al Quran, dia malah menjawab, “Seluruh isi Al Quran adalah kesyirikan, dan sesungguhnya Tauhid hanya ada pada ucapan kami”. Maka dikatakan lagi kepadanya, “Kalau kalian mengatakan bahwa seluruh yang ada (di alam semesta) adalah satu (esa), mengapa seorang istri halal untuk disetubuhi, sedangkan saudara wanita haram (disetubuhi)?” Maka dia menjawab, “Menurut kami semuanya (istri dan saudara wanita) halal (untuk disetubuhi), akan tetapi orang-orang yang terhalang dari penyaksian keesaan seluruh alam, mengatakan bahwa saudara wanita haram (disetubuhi), maka kami pun ikut-ikut mengatakan haram”. (Dinukil oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, lihat Majmu’ul Fatawa 13/186)

6. Abu Yazid Al Busthami, yang pernah berkata: Aku heran terhadap orang yang telah mengenal Allah, mengapa dia tetap beribadah kepada-Nya?! (Dinukil oleh Abu Nu’aim Al Ashbahani dalam kitabnya Hilyatul Auliya’, 10/37). Dia juga berkata, “Sungguh aku telah menghimpun amalan ibadah seluruh penghuni tujuh langit dan tujuh bumi, kemudian aku masukkan ke dalam bantal dan aku letakkan di bawah pipiku” (Hilyatul Auliya’ 10/35-36).

7. Asy Sya’rani, seorang tokoh besar Tashawuf yang telah menulis sebuah kitab yang berjudul Ath Thabaqat Al Kubra, yang memuat biografi tokoh-tokoh ahli Tasawuf dan kisah-kisah (kotor) yang dianggap oleh orang-orang ahli Tasawuf sebagai tanda kewalian. Di antaranya kisah seorang wali (?) yang bernama Ibrahim Al ‘Uryan, orang ini bila naik mimbar dan berceramah selalu dalam keadaan telanjang bulat!? (lihat At Thabaqat Al Kubra 2/124)

8. Syaikh Al Wuhaisyi yang bertempat tinggal di rumah pelacuran, yang mana setiap ada orang yang selesai berbuat zina, dan hendak meninggalkan tempat tersebut, dia berkata kepadanya: “Tunggulah sebentar hingga aku selesai memberikan syafaat untukmu sebelum engkau meninggalkan tempat ini!?” Dan di antara kisah tentang orang ini: bahwa setiap kali ada seorang pemuka agama setempat sedang menunggang keledai, dia memerintahkannya untuk segera turun, lalu berkata kepadanya: Peganglah kepala keledaimu (baghal), agar aku dapat melampiaskan birahiku padanya!? (lihat At Thabaqat Al Kubra 2/129-130)

Jadi aku tak heran dengan penyokong-penyokong fahaman Halaj kerana mereka juga berfahaman seperti Halaj.
Reply

Use magic Report

Post time 5-4-2010 10:43 PM | Show all posts
1. kitab At Thawasiin, tulisan Al Hallaj hal.130:

Maha suci (Allah) yang Nasut (unsur/sifat kemanusiaan)-Nya telah menampakkan
rahasia cahaya Lahut (unsur/sifat ketuhanan)-Nya yang menembus
L ...
Nazrulism Post at 4-4-2010 23:07




Nampaknya bau wahabi Tuan makin kuat, makin jelas...jangan la dok kata tok sufi dayus, Tuan pun malu (takut?) nak mengaku wahabi (konco2 muktazilah dan qadariah dan mujasimah)..semua ayat Tuan kat atas hanya berlegar dlm page wahabi (bukti ianya fitnah rekaan wahabi ).

Saya ada jumpa dlm tu pasal Imam Ghazali, saya tolong Tuan masukkan..


Kelima,  Abu Hamid Al Ghazali, seorang yang termasuk tokoh-tokoh ahli tasawuf yang paling besar dan tenar, di dalam kitabnya   Ihya
Reply

Use magic Report

Post time 6-4-2010 01:59 AM | Show all posts
salam buat akhi yang berada di forum ini,

humaira nk bertanya sikit pada yang alim(mengetahui) bab wahdatul wujud & wahdatul syuhud apa perbezaan antara 2 perkara ini??tolong jawap dengan baik supaya tak timbul kekeliruan yer..yang berbelit belit macam ular..saya da malas nk layan ular dalam forum ni..

sekian
humaira
Reply

Use magic Report

Post time 6-4-2010 10:29 AM | Show all posts
Nampaknya bau wahabi Tuan makin kuat, makin jelas...jangan la dok kata tok sufi dayus, Tuan pun malu (takut?) nak mengaku wahabi (konco2 muktazilah dan qadariah dan mujasimah)..semua ayat Tuan kat atas hanya berlegar dlm page wahabi (bukti ianya fitnah rekaan wahabi ).

Saya ada jumpa dlm tu pasal Imam Ghazali, saya tolong Tuan masukkan..

baghal Post at 5-4-2010 22:43


Ada bau? ... Yang penting itu adalah bukti-bukti yang tok-tok sufi adalah berfahaman seperti Halaj.. cumanya mereka sembunyikan dari pengetahuan umum (hanya boleh cerita pada yg sekepercayaan sahaja).


Al Ghazali juga berkata, ?Pandangan terhadap tauhid jenis pertama, yaitu pandangan tauhid yang murni, dengan pandangan ini, Anda pasti akan dikenalkan bahwa Dialah yang bersyukur dan disyukuri, dan Dialah yang mencintai dan dicintai, ini adalah pandangan orang yang meyakini bahwa tidaklah ada di alam semesta ini melainkan Dia (Allah ?Azza wa Jalla ).? (Ibid 4/83).


Dia yg bersyukur dan disyukuri - Tuhan yg bersyukur kepada Tuhan sendiri ?
Dia yg mencintai dan dicintai - Tuhan yg mencintai Tuhan sendiri?

Fahaman yang telah mencabut kekuasaan Allah untuk mencipta dari TIADA kepada ADA akan semua makhluk.. manusia, haiwan, benda2. Satu fahaman seolah2 Allah itu hanya mampu menjelma kepada semua makhluk2 itu - dengan meyakini tidaklah ada di alam semesta ini melainkan Dia.

Tingkatan yang ketiga: Mempersaksikan makna tersebut dengan jalan Al Kasyf (penyingkapan tabir) melalui perantaraan cahaya Al Haq (Allah ?Azza wa Jalla ) dan ini adalah tingkatan Al Muqarrabin, yaitu dengan seseorang melihat banyaknya makhluk (di alam semesta), akan tetapi dia melihat semuanya bersumber dari Zat Yang Maha Tunggal lagi Maha Perkasa,


Fahaman yang beranggapan bahawa semua makhluk berasal dari Zat Tuhan .. BUKAN sesuatu yg diciptakan berasingan oleh Yang Maha Mencipta.

.... Syukur kepada Tuhan, Al-Ghazali telah kembali kepada pegangan salaf diakhir2 hayat beliau dengan mempelajari hadith2 riwayat Bukhari dan Muslim seperti mana di riwayatkan oleh murid beliau sendiri.


Nampaknya Tuan dah takdak hujah tentang qada' dan qadar..kesian pulak saya tengok, asyik buat lawak sorang2, gelak sorang2...


Ini jer hujah tuan untuk menutup2 (buat2 tak nampak) posting aku tentang Qada' dan Qadar ?
Kalau kamu nampak aku gelak.. itu maknanya aku gelakkan hujah dan fahaman kamu serta gelakkan orang yg boleh kamu perbodohkan dengan syair-syair kamu tu !

manusia cuma memilih amal perbuatan yang telah diciptakan oleh Allah s.w.t samada mengikut apa yang disyari'atkan atau ingkar !

Cuba tunjuk, perenggan mana Imam Abu Hanifah cakap mcm tu?


Saya tak cakap pun itu kata-kata Imam Abu Hanifah
Ini yg dikatakan oleh Imam Abu Hanifah;
"Semua perbuatan hamba, baik yang bergerak ataupun diam, merupakan usahanya, dan Allah yang menciptakannya. Semua perbuatan itu berdasarkan kehendak, pengetahuan, penetapan dan qadar Allah.

(note: usahanya = usaha manusia)

Dan ini apa yg difirmankan Allah s.w.t tentang usaha manusia dan pilihannya;

Dan sesiapa yang menentang (ajaran) Rasulullah sesudah terang nyata kepadanya kebenaran petunjuk (yang dibawanya) dan dia pula mengikut jalan yang lain dari jalan orang-orang yang beriman, Kami akan memberikannya kuasa untuk melakukan (kesesatan) yang dipilihnya dan (pada hari akhirat kelak) Kami akan memasukkannya ke dalam Neraka Jahannam dan Neraka Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. "
(  سورة النساء  , An-Nisa, Chapter #4, Verse #115)
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

21-9-2024 08:02 AM GMT+8 , Processed in 0.075660 second(s), 31 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list