CARI Infonet

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

12
Return to list New
Author: thamrong

Existentialism

[Copy link]
 Author| Post time 23-6-2009 10:31 PM | Show all posts
Thanks folks ...its very exciting and illuminating.
Existentialists themselves contradict each other. Contohnya Sǿren memilih jalan agama ' Leap of Faith'. Friedrich Nietzsche melaungkan idea 'God is Dead' kerana kecewa dengan gereja yang gagal memberi sumbangan jatidiri manusia diwaktu itu.
'Leap of faith' terdapat dalam Islam. Jelas tertulis dalam surah Al bkarah" ALM. this is the; in it is guidance sure, without doubt,,,"

Rate

1

View Rating Log

Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 24-6-2009 04:03 PM | Show all posts
Post Last Edit by hamizao at 24-6-2009 16:11

18# petola

hehehh..take it as a lure to contribution je dahlah...Thanks for your contribution.
basically existentialists menolak kewujudan tuhan...
tapi ada gak existentialists yg percaya tuhan... hehe... religious existentialist..

The appearance that atheistic existentialism seems to be more dominant may largely be due to Sartre and other French existentialists who popularised it. They helped make the subject accessible to the masses and the fabric of society through injecting the idea into the arts , literature and culture.

The truth is ever since Kierkegaard, there have always been that which embraces the existence of God e.g. Marcel who was Catholic and Buber, a Jew who have developed the importance of the relationship  between the individual and God. They saw religion as the lived experience rather than a systemic philosophy of the Church or Bible, for example. They believe that the notion of faith and reason need not be reconciled. Both have their places and that reason should not be allowed to trump the individual/personal...free choice to believe and to have faith .....in the absence of final rational proof.
Reply

Use magic Report

Post time 24-6-2009 04:57 PM | Show all posts
Post Last Edit by hamizao at 24-6-2009 16:59

21# thamrong

Existentialists themselves contradict each other. Contohnya Sǿrenmemilih jalan agama ' Leap of Faith'. Friedrich Nietzsche melaungkanidea 'God is Dead' kerana kecewa dengan gereja yang gagal memberisumbangan jatidiri manusia diwaktu itu.


Biasalah, philosophers are like that............not everyone thinks alike.

Kierkegaard looked into his own lived life and affairs and concluded that life and it's meaning is a very personal thing. It is therefore subject to how the individual choose to live his life.

Nietzsche, though coming from a long line of clergy in the family...father was a pastor....lost faith in religion. He felt that people have been fed with too much falsehood by the Church. His focus then was to tear down this man-made falsehood, love the world for what it is and create a meaning that's sustaining and be happy. Hence the theme to much of his literary works - Destruction - Creation - Celebration. In a nutshell, the creation of values and meaning of life is the fundamental task of the individual....quite similar to Kierkegaard, I must say.

I must say, through it all, some themes are common amongst existentialists e.g. absurdity of life, man's responsibility, death, human emotions w.r.t life and existing and others. Why human existence....................'cause human is the one capable of questioning it.

Rate

1

View Rating Log

Reply

Use magic Report

Post time 24-6-2009 06:00 PM | Show all posts
tentu existentialists tak percaya tang hukum alam...
atau hukum dialektika sejarah...
sebab manusia yg cipta sejarah...

mungkinkah existentialism selari dgn teori chaos... yg alam ini tiada hukumnya...
the past was and the future is unpredictable..?
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 24-6-2009 06:44 PM | Show all posts
mungkinkah existentialism selari dgn teori chaos... yg alam ini tiada hukumnya...
the past was and the future is unpredictable..?

Yes, a break from the traditional philosophy of the earlier philosopher based on reasoning, logic and sense perception.....I think..
Reply

Use magic Report

Post time 24-6-2009 09:25 PM | Show all posts
Yes, a break from the traditional philosophy of the earlier philosopher based on reasoning, logic and sense perception.....I think..
thamrong Post at 24-6-2009 18:44


chaos... sepertimana kata ilya pregogine penerima hadiah nobel fizik...

"Di situ terdapat semacam satu heraki. Aspek asasnya adalahketidakstabilan atau chaos, yang kemudian memaksa kita untukmenggabungkan aspek serba kemungkinan, juga `arrow of time’ ke dalam konsep tersebut; “Chaos,then, and not immutable, deterministic laws is really the basic law ofthe universe. Chaos is at the origin of the variety of physicalexperience. Today we have moved from determinism to determinations;from stability to instability and probability”, kata Prigogine.

Tentulahsebahagian orang akan melihatnya sebagai suatu ketewasan. Merekaperlukan kepastian sains tetapi kini diberitahu pula yang sains tidakmampu memberikan itu kepada mereka.

Prigogine melihat peraturan baru ini sebagai satu-satunya cara untuk menghindarkan pemecahan atau pengasingan (fragmentation).Lagipun tujuan utama kita ialah untuk mendapatkan suatu pandangan yangkonsisten terhadap alam, yang tidak mengasingkan pengalaman manusiadengan pengalaman sains. Jika kita terus berpegang pada konseptentuisme alam, yang mereduksi alam kepada suatu automaton, maka dimana pula letaknya hubungan kita manusia dengannya?...."

"...Oleh kerana tiada ramalan terhadap masa depan yang boleh dipastikankesahannya, maka visi terhadap masa depan, visi yang bersifat utopia,memainkan peranan penting dalam membentuk perlakuan dan tindakan kitapada masa kini.

Ketiadaan visi utopia ini tentulah meresahkan Ilya Prigogine. Katanya: "I am more afraid of the lack of utopias."


tulisan penuh saya ada di bawah ni...
http://petola1.blogspot.com/2006/06/german-lwn-equador-miroslav-klose-ilya.html
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 24-6-2009 09:33 PM | Show all posts
Post Last Edit by petola at 24-6-2009 21:34

saya teringat yg saya ada tulis pasal existentialism dlm blog tua saya. Ini dia:

Eksistentialisme Sarte

Eksistentialisme ialah suatu fahaman, jika menurut Jean Paul Sartre (gambar), bahawa kewujudan (eksistensi) manusia itu hadir mendahului zatnya (esensinya, naturenya, fitrahnya). Ini berseberangan dengan fahaman bahawa manusia adalah realisasi dari konsepsi tertentu yang berada dalam pengertian ilahi, iaitu manusia memiliki kudrat tertentu (human nature).

Jelasnya menurut Sartre pertama-tama manusia itu wujud/ada/hadir (exist) di dunia, menjumpai dirinya dan baru setelah itu mendefinisikan dirinya siapa. Jika manusia sebagai eksistensialis melihat bahawa dirinya itu belum ditentukan, hal itu adalah kerana pada permulaannya dia memang bukan apa-apa (nothing). Dia tidak akan menjadi apa-apa sampai tiba saatnya ketika ia menjadi apa yang ia tentukan sendiri.

Inilah prinsip pertama dari eksistensialisme: Manusia tidak lain tidak bukan adalah dia yang menentukan dirinya sendiri mahu jadi apa.

“Man is nothing else but what he purposes, he exists only in so far as he realises himself. He is therefore nothing else but the sum of his actions, nothing else but what his life is.”

Bagaimana dengan tuhan?

Bagi Sartre, tidak akan ada satu perubahan apapun jika kita masih menganggap bahawa Tuhan itu ada. Jika kita mahukan kembali norma-norma seperti kejujuran, kemajuan dan kemanusiaan, Tuhan harus dibuang jauh-jauh, sebagai sebuah hipotesis yang sudah usang dan yang akan mati dengan sendirinya. Jika Tuhan tidak ada, maka segala sesuatu akan diizinkan, katanya.

Bagi Sartre nilai humanisme pada era sebelumnya dianggap belum cukup radikal sebab masih mengandaikan adanya nilai-nilai yang ditentukan dari luar diri manusia itu sendiri: dari tuhan, dari Realiti Tertinggi, ataupun dari norma-norma buatan manusia yang disucikan.

“A man is no other than a series of undertakings that he is the sum, the organisation, the set of relations that constitute these undertakings.”

Jadi manusia bertanggungjawab atas segala sesuatu yang ia lakukan. “Action” (tindakan) adalah kata utama Sartre yang ditujukan pada kita semua guna memberi makna pada kemanusiaan. Action dan bukan quietism.

Konsepsi kedua Sartre ialah yang menyangkut martabat manusia itu sendiri – manusia bukan objek tetapi subjek. Sartre mahu membangun kerajaan manusia, yang punya nilai-nilai yang berbeza dari dunia material (materialisme), yang ditolaknya.

........................

Tentang existentialisme:

Umumnya terbahagi kepada dua. Pertama religious existentialism - masih percaya Tuhan.. pendokongnya seperti Kierkigaard dll. Walaupun ada orang kata bahawa jenis ini tidak mungkin wujud sebab ia bertentangan dengan konsep existentialisme itu sendiri, tetapi unsur-unsur agama itu masih tetap ada. Ada sebahagian memanggilnya neo-orthodoks... melihat existensi melalui perspektif agama.

Kedua ialah athiestic existentialism - tidak percaya adanya tuhan... pendokong utamanya Sartre.

Rate

1

View Rating Log

Reply

Use magic Report

Post time 2-7-2009 11:25 PM | Show all posts
27# petola

Inilah prinsip pertama dari eksistensialisme: Manusia tidak lain tidakbukan adalah dia yang menentukan dirinya sendiri mahu jadi apa.

“Man is nothing else but what he purposes, he exists only in so far ashe realises himself. He is therefore nothing else but the sum of hisactions, nothing else but what his life is.”

Bagaimana dengan tuhan?


Sy suka ni....as I have said earlier .....man has to find meaning and put value to his life....hence it is a personal issue....a first person perspective. I read somewhere that at some point we cannot get all the answers to our questions on our existence we need to believe whether God exist I recall an Aquinas quote, I think, "God made human for himself. So man is nothing if he doesn't find Him in his heart"....or something like that.....
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 6-7-2009 02:20 PM | Show all posts
tetiba rasa otak i nie penuh lumpur bersalut....

thanks petola, u tulis dlm bahasa pasar yg mudah utk dihadamkan
Reply

Use magic Report

Post time 6-7-2009 05:02 PM | Show all posts
i am reading the thread .. nice job Thamrong...i like the thread
Reply

Use magic Report

Post time 7-7-2009 03:25 PM | Show all posts
tetiba rasa otak i nie penuh lumpur bersalut....

thanks petola, u tulis dlm bahasa pasar yg mudah utk dihadamkan
my-alja Post at 6-7-2009 14:20


hehehe..

manusia itu merdeka, manusia itulah kemerdekaan.
menurut Sartre dalam usaha hendak mencari makna kewujudan diri, manusia bebas membuat pilihan dalam erti kata sebenarnya...

itulah falsafah eksistensialisme...
Reply

Use magic Report

Post time 7-7-2009 03:55 PM | Show all posts
Post Last Edit by petola at 7-7-2009 15:57

Tokoh-tokoh Eksistensialisme.

Soren Aabye Kiekeegaard
Inti pemikirannya adalah eksistensi manusia bukanlah sesuatu yang statik tetapi sentiasa bergerak dari suatu kemungkinan menuju suatu kenyataan, dari cita-cita menuju kenyataan hidup. Manusia harus ada keberanian untuk mewujudkan apa yang ia cita2kan atau apa yang ia anggap suatu kemungkinan.

Friedrich Nietzsche
Menurut Nietzshe manusia yang bereksistensi adalah manusia yang mempunyai keinginan untuk berkuasa (will to power), dan untuk berkuasa manusia harus menjadi manusia super (uebermensh) yang mempunyai minda majikan bukannya minda hamba. Katanya kemampuan ini hanya dapat dicapai dengan penderitaan kerana dengan menderita orang akan berfikir lebih aktif dan akan menemukan dirinya sendiri.

Karl Jaspers
Jaspers memandang falsafah bertujuan mengembalikan manusia kepada dirinya sendiri. Eksistensialismenya ditandai dengan pemikiran yang menggunakan semua pengetahuan objektif serta mengatasi pengetahuan objektif itu, sehingga manusia sedar akan dirinya sendiri. Ada dua fokus pemikiran Jasper, iaitu eksistensi dan transendensi.

Martin Heidegger
Inti pemikirannya ialah kewujudan manusia di antara kewujudan yang lain.. segala sesuatu yang berada di luar manusia selalu dikaitkan dengan manusia itu sendiri. Benda2 yang ada di luar manusia baru mempunyai makna apabila dikaitkan dengan manusia kerana itu benda2 yang berada di luar itu selalu digunakan manusia pada setiap tindakan dan tujuan mereka.

Jean Paul Sartre
Sartre menekankan pada kebebasan manusia. Manusia setelah diciptakan mempunyai kebebasan untuk menetukan dan mengatur dirinya. Konsep manusia yang bereksistensi adalah makhluk yang hidup dan wujud dengan sedar dan bebas bagi diri sendiri.

Rate

1

View Rating Log

Reply

Use magic Report

 Author| Post time 17-7-2009 11:41 AM | Show all posts
Existentialists assert that life is absurd. Sarte believes that the meaningless of life comes from human origins and its inception itself......wow that is interesting....are we living a life of 'beyond redemption' and no escape route? People are born with nothing ,with no purpose and hell 'condemned to be free'.
Option left is to commit suicide or create meaning through action to redeem himself. Well! Nietzsche advocates the creation of 'superhuman' free from the Christian religion's dogma because ' God is Dead'.
My take is, free will is well and very much alive..Allah tidak akan mengubah kehidupan sesaorng melainkan ia sendiri berusha mengubahkannya..So, indeed we have a choice here.We must strife to overcome things and nothingness through action, and that action must be directed at enhancing human freedom.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 31-7-2009 05:39 PM | Show all posts
Existentialism is not a branch of philosophical study. It evolution in itself is absurd and fragmented. It is tendency which caught the world by surprise and manifests itself in the novel s, poetry and writing after the two great wars and the declining church movement.  Traditional western philosophical   only centered on ‘universality’ that is to say it attempt define issues on general basis. Karl Marx works, outstanding it may seem, only addressing human problem on a collective basis, the class struggle.  Hegel, the German Romanticism, looks the issues of human historical progression as a general whole. Existentialist, after the failure of the religious institution to offer any salvation, looks at the individual human as a living being from a view point of subjectivity. Individual as a conscious being exist on this cruel world with unknown purposes and left alone without a roadmap to guide for his salvation. Perpetually lives in despair and anxiety.

Rate

1

View Rating Log

Reply

Use magic Report

Post time 2-3-2010 04:44 PM | Show all posts
well..i did learn somethnig about existentialism when i was doing my undergrad.. well basically more on the literature part.. Try to read Samuel Beckett's waiting for Godot and also Kafka's works...you will have clear vision of what it is
Reply

Use magic Report

Post time 5-3-2010 06:41 PM | Show all posts
Aku tak berapa faham tentang fahaman existentialism. Tapi Bagus bincang pasal konsep 'wujud' ni. Sbb Sifat 20 Allah yang pertama adalah 'Wujud'. Konsep Allah itu Wujud kalau nak di huraikan sehari semalam tak habis. Namun secara ringkasnya ia adalah satu konsep yang berkaitan dengan akidah iaitu Orang Islam perlu percaya dan beriman bahawa Tuhan itu Wujud atau Ada. Dan Tuhan itu Adalah Allah s.w.t. ia wujud dengan tiada awalnya dan tiada akhirnya. Tiada istilah 'wujud sejak bila' atau 'kenapa Dia wujud' atau 'bagaimana Dia boleh wujud' keatas dirinya.

Wujud bermaksud ada. Ada tidak bermaksud pekara yang dapat di lihat sahaja. Kita akui dalam diri kita ada nyawa. Ia wujud dalam diri kita. Namun di mana nyawa kita terletak? adakah di kepala? adakah di jantung? tiada seorang pun manusia ketahui dimana nyawanya itu wujud dalam dirinya. Jika jantung yang berdegup bukan nyawa kita. Darah merah yang mengalir bukan nyawa kita juga. Otak tempat kita berfikir bukan tempat terletakknya nyawa kita juga. Ada pesakit yang otaknya mati namun nyawanya masih lagi ada. Namun!! kita pecaya nyawa itu wujud.

Corak kita berfikir berdasarkan pengalaman dan persekitaran. Kita berfikir berlandaskan perjalanan masa dan waktu. Sebab itu kita jadi jumud dan beku. Masa menyebabkan semua pekara ada awal dan akhir. Pemikiran berlandaskan masa menjadikan konsep wujud menjadi makna yang cetek. Dalam konsep masa. wujud perlu ada awal dan akhir. perlu ada proses. perlu ada perjalanan waktu. namun sedar kah kita bahawa masa itu juga adalah ciptaan Tuhan. Jika masa itu hanya lah hamba Tuhan. Betapa lemah Tuhan itu jika ia dikuasai oleh hambanya sendiri.

Jadi Allah tidak berada dalam masa. Tidak dikuasai oleh masa. Allah yang menguasai masa. Allah yang memerintahkannya supaya jadi seperti sekarang atau apa sahaja kehendaknya. Jadi jika berada dalam luar penguasaan waktu. Maka sudah tiada istilah awal dan akhir. tiada sudah istilah muda atau tua. tiada sudah istilah jauh atau dekat. lama atau baru.

Kenapa manusia perlu wujud. Kenapa Allah ciptakan Manusia? Lemahkah Allah itu sampai ia perlukan manusia. Tidak! Allah ciptakan manusia bukan kerana kelemahannya tetapi kerana kehebatannya. Dia ciptakan manusia untuk menunjukkan kehebatannya. Seperti mana manusia2 hebat menghasilkan sesuatu ciptaan.

Tapi kalau begitu hebat Allah. kenapa ada manusia yang ingkar perintahnya... Ketahui lah betapa sekarang manusia cuba membuat AI (Artificial Intelligence) tetapi sampai sekarang tidak berjaya. Betapa Allah sudahpun menunjukkan kehebatanNya dengan membuat makhluk-makhlukNya berfikir dengan sendiri.

Namun kerana anugerah itu. Ada manusia menjadi sesat. sesat kerana berfikir dengan sendiri.

Rate

1

View Rating Log

Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 5-3-2010 09:49 PM | Show all posts
kalau dilihat drp perspektif agama, atau Islam khususnya, apa silapnya eksistentialisme ya...

ada sapa2 nak jawab?
Reply

Use magic Report

Post time 6-3-2010 09:44 AM | Show all posts
manusia bebas takmo jawap

tapi kat akhirat mulut kene zip..anggota lain yang jawap
Reply

Use magic Report

Post time 6-3-2010 04:45 PM | Show all posts
... how would you live in a chaos void, emptiness, et al? You don't.

Unless you make sense of your existence by giving it meaning. Then make sure your absolute autonomy and freedom are detached from connection to others.  In essence, refused to have any imposition of what you are.

Trouble is, you are doing something real and that realistic activities might not be something nice to others, is it because of the detachment???

I tend to equate responsibility with accountability.  However it doesn't really matter that you cannot alter your behavior on the basis of consequences that you cannot know, because you are not accountable for your behavior anyway.

A responsible person is a conscientious person, which means someone who is trying to do the right thing. Now, in Existentialism there is no "right" thing, so what can "conscientious" possibly mean? 揂ll is permitted?
Reply

Use magic Report

Post time 6-3-2010 06:08 PM | Show all posts
i made a choice therefore  i am
Reply

Use magic Report

12
Return to list New
You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT


Forum Hot Topic

 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

18-5-2024 05:53 PM GMT+8 , Processed in 0.075811 second(s), 51 queries .

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list