Bocah Perempuan Yaman Unggah Video Tolak Pernikahan Dini
ANA'A, KOMPAS.com — Nada al-Ahdal, seorang bocah perempuan berusia 11 tahun asal Yaman, melarikan diri dari kediamannya karena dipaksa menikah oleh orangtuanya.
Bocah perempuan asal Yaman, Nada al-Ahdal (11) kabur karena menolak dinikahkan.
You Tube/Daily Mail
Dalam pelarian yang dibantu pamannya, Nada kemudian mengunggah video ke situs YouTube. Dalam video yang direkam dalam mobil dan tertanggal 8 Juli itu Nada menceritakan pengalamannya.
"Ayo, nikahkan saya dan saya akan bunuh diri," ancam gadis itu dalam video.
"Apakah mereka tak punya kasih sayang lagi? Saya lebih baik mati (daripada menikah)," sambung Nada.
"Ini bukan kesalahan anak-anak. Ini tak hanya terjadi pada saya, tetapi pada semua anak-anak," sambung dia.
"Beberapa anak memutuskan terjun ke laut, dan mereka sekarang sudah mati. Mereka membunuh mimpi kami, mereka membunuh semua yang ada di dalam diri kami. Tak ada yang tersisa. Ini adalah kejahatan," sambung Nada.
Video itu berakhir dengan satu kalimat tegas dari Nada.
"Saya muak dengan kalian. Kalian menghancurkan mimpi saya," Nada menegaskan.
Nada selama ini dibesarkan pamannya, Abdel Salam al-Ahdal, sejak dia berusia tiga tahun.
Namun, saat seorang pria Yaman yang bekerja di Arab Saudi datang dan ingin menikahi Nada, kedua orangtuanya langsung menyetujui permintaan itu.
Dalam wawancara dengan harian National Yemen, Nada menuduh ibunya merencanakan pernikahan itu demi mendapatkan uang.
"Tetapi, saya bukan barang untuk dijual," ujarnya.
"Saya ini manusia dan saya lebih baik mati jika saya menikah dalam usia saya sekarang," dia menegaskan.
Nada memiliki seorang kakak perempuan berusia 18 tahun yang sudah ditunangkan beberapa kali.
Kedua orangtua Nada menerima semua lamaran dan menerima sebagian uang muka untuk "membeli" sang pengantin perempuan.
Mereka kemudian menunda pernikahan hingga sang calon suami memiliki cukup uang untuk menebus sang calon istri sebelum masa pertunangan berakhir.
Tak hanya Nada yang ketakutan dengan rencana pernikahan ini. Sang paman, Abdel Salam al-Ahdal, juga merasa panik.
"Saat saya mendengar ada pria melamar, saya panik. Nada belum genap 11 tahun. Usia dia tepatnya 10 tahun 3 bulan. Saya tak mengizinkan dia dipaksa menikah dan menghancurkan mimpinya, apalagi bibinya dipaksa menikah pada usia 13 tahun dan setelah itu dia tewas bakar diri," ujar Abdel Salam.
"Saya akan lakukan apa pun untuk mencegah pernikahan ini. Saya menemui pria itu dan mengatakan Nada tidak cocok untuknya," tambah Abdel Salam.
"Dia tak mengenakan kerudung dan dia meminta untuk tetap tidak mengenakan kerudung. Lalu saya katakan, Nada suka bernyanyi dan dia meminta tetap bisa bernyanyi setelah bertunangan," ujar sang paman.
Kaburnya Nada bersama pamannya membuat kedua orangtua Nada marah dan mendesak agar Nada dikembalikan ke kediamannya.
Namun, saat Nada kembali, orangtuanya kembali akan menikahkannya dan Nada kembali kabur.
Saat sang paman menemukan Nada kembali, dia melaporkan masalah itu kepada pemerintah dan Nada diperkenankan tinggal bersama pamannya itu. Saat itulah Nada mengunggah video ini.
Praktik menikahkan bocah perempuan seperti Nada marak terjadi di Yaman dan menarik perhatian organisasi HAM internasional yang mendesak Pemerintah Yaman menerbitkan undang-undang perlindungan anak-anak.
Kemiskinan yang mencengkeram rakyat Yaman membuat praktik ini terus subur. Keluarga miskin kerap tak bisa menolak lamaran yang dibarengi uang tunai ratusan dollar AS.
Lebih dari seperempat dari 24 juta penduduk Yaman menikah di bawah usia 15 tahun. Demikian data dari Kementerian Sosial Yaman.
Girl's online plea highlights plight of Yemen's child bridesBy Abubakr al-ShamahiSanaaNada's uncle took her in after she ran away
[size=1.077em]In a three-minute video posted online, Nada al-Ahdal, a slight and pretty 11-year-old girl, has caught the attention of millions in her home country, Yemen, and abroad, as she tells her story.
[size=1.077em]Sitting in a car, she speaks to the camera eloquently and forcefully, and tells of an alleged attempt by her parents to forcibly marry her to an older man.
[size=1.077em]"Does it satisfy you for me to be married? Does this satisfy you?... Mum, accept this: I don't want you. You killed my dreams, all of them."
[size=1.077em]The video went viral, first in Arabic, and then in a version that was translated into English, and clocked over seven million views in three days.
[size=1.077em]However, since it first emerged, a number of sides, including Nada's parents, have disputed the child's story.
[size=1.077em]The case has thrown a spotlight on the contentious issue of the forced marriage of children in Yemen, where it is a socially accepted custom in some areas.
[size=1.077em]Some Yemeni social media users reacted negatively to the video itself, feeling that it was wrong to expose Nada's parents to public criticism, as it was not in keeping with Yemeni traditions.
[size=1.077em]"I swear this is shameful. How can you bash the girls of Yemen like this… You've embarrassed us… This is the start of her going astray," was the reaction of one Yemeni Facebook user.
[size=1.077em]Nada is now in the custody of the Yemeni Women's Union, a women's rights NGO.
[size=1em]Nada al-Ahdal says she ran away from home to avoid marriage
[size=1.077em]Ramzia al-Eryani, the head of the organisation, maintains that Nada's story is genuine, and not uncommon.
[size=1.077em]"This is not the first time this has happened, there have been far worse cases. Only last week we had two cases that were much worse," she said.
[size=1.231em]Prevalent
[size=1.077em]The issue of child marriage in Yemen began to hit the international headlines with the case of Nujood Ali, who was nine years old when, in 2008, she escaped her two-month marriage and went to court seeking a divorce.
[size=1.077em]She was granted one, and went on to win international awards, as well as publishing a book, I am Nujood, Age 10 and Divorced.
[size=1.077em]In 2009, there were attempts by Yemeni parliamentarians and civil society groups to get a law passed restricting marriage to those who are 18 years and over.
[size=1.077em]However, this failed after opposition from hardline conservative MPs, and a fatwa from Abdulmajeed al-Zindani, a prominent cleric.
[size=1.231em]Nada is saying she has a choice - she doesn't want to be with her mother under these circumstances”
Abdulsalam al-AhdalNada's uncle
[size=1.077em]The official marriage age remains 15, a law set in 1994, although the law is vague and not widely implemented.
[size=1.077em]Despite the national and international attention, child marriage remains prevalent in Yemen.
[size=1.077em]The International Center for Research on Women records in a studythat 48.9% of Yemeni females were married before the age of 18.
[size=1.077em]According to the Gender Development Research and Studies Centre at Sanaa University, up to 65% of marriages between 2010 and 2012 involved children, rising to 70% in rural areas.
[size=1.077em]In the Yemeni headquarters of Save the Children, a villa in the suburbs of Sanaa, Alaa al-Eryani, who works on the ground in Yemen for the international NGO, says there is a discrepancy between people living in rural and urban areas in their reaction to Nada's case, and child marriage in general.
[size=1.077em]"If you go to a small village, they would tell you that she's crazy for running away from her parents, if you go to these villages, eight-year-olds are being married… Here in the city, where people are generally more educated and aware, they would tell you that it shouldn't happen."
[size=1.077em]Ms al-Eryani remains optimistic that Nada's case will cause some change.
[size=1.077em]"I hope it was a wake-up call for some people," she says.
[size=1.231em]'Strong and brave'
[size=1.077em]Meanwhile, Nada's uncle, Abdulsalam al-Ahdal, who took her in, says the majority of the family, and wider society, have given him and Nada their support.
[size=1.077em]He says any negative reactions to Nada are the result of what he describes as a misuse of religion to justify child marriage.
[size=1.077em]"There wasn't a problem. The whole family knows she is strong and brave, and that this is a decision that she has taken for her future."
[size=1.077em]He also says that Nada is adamant that she will not return to her parents.
[size=1.077em]"Nada is saying that she has a choice - she doesn't want to be with her mother under these circumstances. If they force her, she will run away again, or she says she will commit suicide."
[size=1.077em]Nonetheless, Nada, clearly not fazed by the events of the past few weeks, appears to be regaining the dreams she once had.
[size=1.077em]"I want to be a singer," she exclaims excitedly, as her uncle watches on, "I want to be a star!"