View: 39740|Reply: 10
|
Selaput Dara Bukan Ukuran Keperawanan.
[Copy link]
|
|
Diceritakan oleh Prof Dr Junizaf, SpOG(K), pernah ada lelaki memeriksakan isteri yang baru beberapa hari dinikahi karena di malam pertama mereka tidak setitis darah pun keluar dari vagina. la merasa tertipu dan mengira keperawanan sang isteri sudah hilang sebelum ia menikahinya.
Melalui pemeriksaan, uroginekolog dari FKUI RSCM ini justru mendapati yang sebaliknya. "Selaput dara wanita sangat liat sehingga belum berhasil ditembus di malam pertama mereka," tuturnya. Dan setelah mendapat penjelasan yang benar, lelaki itu pun memahami kekeliruannya dan mengurungkan niat menceraikan isteri barunya itu.
Ketidaktahuan soal keperawanan dan organ reproduksi tak hanya terjadi pada lelaki. Banyak wanita juga masih memiliki pengetahuan yang sangat minimum. Tak heran, redaksi kerap menerima pertanyaan, "Apa berhubungan seks sekali saja, keperawanan boleh hilang?", "Bolehkah hamil kalau hubungan intim hanya satu kali?", "Apakah memasukkan jari ke vagina akan merusak selaput dara?", "Mengapa tidak keluar darah waktu pertama kali berhubungan?" Dan ada banyak pertanyaan serupa.
Boleh robek tanpa seks
Memang tidak mudah menilai keperawanan karena banyak hal yang dapat ikut memengaruhi. Ditegaskan oleh Dr Budi ML, SpOG, dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Jatisampurna, virginiti tak boleh diukur dari robeknya selaput dara. Tak boleh juga dilihat secara kasat mata melalui ciri-ciri fisik seperti payudara turun atau pinggul yang mengendur.
"Keperawanan harus dilihat dan diperiksa melalui test medic yang dilakukan oleh dokter pakar. Tidak boleh dilihat dari fisik saja," ucapnya kepada GHS.
Memang masih terus beredar mitos di kalangan remaja maupun orang dewasa bahawa wanita yang sudah tidak perawan dapat diketahui dari tanda-tanda fisiknya, seperti punggung turun, payudara mengendur, atau cara berjalan yang tidak lagi lurus.
Menurut Dr Budi, mitos tersebut sebenarnya keliru, tetapi karena terlanjur diyakini oleh sebagian masyarakat, seolah-olah benar. Begitu juga dengan mitos keperawanan yang diukur dari perdarahan yang timbul akibat pecahnya selaput dara.
"Selama ini masyarakat berpendapat bahwa keperawanan seseorang akan hilang ketika berhubungan seksual, yang menyebabkan pecahnya selaput dara. Padahal, selaput dara kondisinya berbeda antara satu wanita dengan lainnya," ujarnya.
Ada selaput dara yang tipis sehingga lebih mudah robek atau pecah. Ada pula selaput dara yang sangat kuat atau liat sehingga tidak mudah pecah. Yang perlu difahami juga, pecahnya selaput dara tidak harus melalui hubungan seksual saja.
"Aktiviti olahraga seperti senaman, benturan karena jatuh, dan lainnya juga akan menyebabkan selaput dara sobek," tuturnya. Penggunaan tampon saat menstruasi juga dapat menyebabkan selaput dara robek.
Elastisitasnya berbeda
Jenis selaput dara juga beragam. Jika selaput dara kaya akan pembuluh darah, otomatik ketika pecah akan terjadi perdarahan cukup banyak. "Sebaliknya, jika selaput dara tersebut tidak memiliki pembuluh darah, otomatik ketika pecah juga tidak berdarah," ucap Dr Budi.
Jadi, perdarahan pada saat hubungan seksual tidak boleh dijadikan tolok ukur menilai keperawanan seorang wanita. Justru perdarahan boleh saja terjadi karena pengencangan atau ketegangan pada vagina, yang sering disebut kelainan vaginismus, pada saat hubungan seksual. Keadaan ini menandakan si wanita tidak bisa menikmati hubungan intim, malah ia akan merasa sakit dan tersiksa.
Bila kedua pasangan dapat menikmati hubungan seksual dengan baik sehingga tidak menimbulkan ketegangan pada vagina, kemungkinan terjadi perdarahan sangat kecil, malah mungkin sama sekali tidak terjadi. Itu artinya, tambah Dr Budi, tak hanya suami yang menikmati hubungan seksual tersebut, tetapi isteri juga boleh menikmatinya.
Selaput dara, lanjutnya, berupa lipatan mukosa tipis yang mengelilingi jalan masuk vagina. Terdapat beberapa bentuk dan berbeza pada tiap wanita, serta memiliki elastisitas yang berlainan pula.
Itu sebabnya tidak semua wanita mengeluarkan darah pada saat hubungan seksual pertama. Ada yang baru keluar setelah beberapa kali berhubungan, bahkan ada yang tidak keluar darah sama sekali.
"Jangan hairan jika ada wanita yang telah berulang kali melakukan hubungan seksual, namun sama sekali tidak pernah keluar darah," tutur dokter spesialis kebidanan dan kandungan ini. |
|
|
|
|
|
|
|
Beza Negara, Beza Konsep Keperawanan
Istilah virgin berasal dari bahasa Latin virgo atau gadis, perawan. Istilah ini juga punya kaitan erat dengan istilah virga, yang artinya baru, ranting muda atau cabang yang tidak berbentuk.
Keperawanan, istilah ini terdengar begitu terus terang, vulgar. Bila seseorang bertanya atau menyebut “Anda perawan atau tidak” tentu pernyataan atau pertanyaan itu akan mengganggu Anda. Namun, lupakan saja soal ini.
Mari kita lihat beberapa pandangan soal keperawanan. Di beberapa belahan dunia lain, konsep keperawanan memiliki arti masing-masing.
- Ada kebudayaan yang menganggap seorang wanita yang belum menikah tetaplah perawan meski dia adalah seorang pelacur. Hanya lewat pernikahan sajalah dia kehilangan keperawanan. Meski selama bertahun-tahun seorang perempuan menjadi pelacur, saat menikah dia diperlakukan sebagai perawan, berpakaian putih, dan menampilkan dirinya di hadapan suaminya dengan begitu lugu dan murni. Dialah yang akan mencuri keperawanannya.
- Di bagian dunia lain, seorang wanita yang sudah menikah tanpa anak adalah seorang perawan. Keperawanan hilang hanya saat anak pertamanya lahir lewat saluran vagina. Keperawanan tidak hilang karena hubungan seks melainkan dengan menjadi ibu. Jadi setiap wanita tidak beranak, meski sering berhubungan seks, tetaplah perawan.
- Di antara orang-orang yang takut dengan mitos darah pada malam pertama, darah memiliki cerita panjang yang cukup negatif konotasinya. Seorang laki-laki akan menikahi seorang perempuan hanya setelah selaput daranya pecah lewat hubungan seks dengan seorang asing yang tugasnya memang demikian. Pekerjaan orang asing ini dianggap sulit, dan laki-laki yang melakukannya akan dianggap pemberani karena dia menerima bahaya berulangkali saat melakukan kontak dengan darah.
- Seorang wanita yang diperawani oleh seorang walinya membuktikan pada suaminya bahwa dia lebih murni dan lebih perawan daripada sebelumnya. Karenanya melakukan hubungan seks dengannya tidaklah membahayakan.
- Seorang wanita di kalangan dunia Barat akan tetap dianggap perawan sampai dia melakukan hubungan seksual, oral ataupun anal dengan lelaki. Dan hal itu masih kita pegang sampai sekarang. Bahkan juga di dunia Timur.
Jika definisi keperawanan kedengarannya membingungkan dan absurd bagi kita dengan cerita ini, maka istilah yang kita gunakan untuk menamai keperawanan akan mengundang senyum masam. Kita mungkin akan bertanya dalam hati, apa artinya mempertanyakan keperawanan seorang wanita.
Dalam sebuah polling menyebutkan bahawa 56 persen anak-anak gadis usia sekolah menengah di Amerika sudah melakukan hubungan seksual. Bahkan lebih dari itu, banyak pasangan yang sudah hidup serumah sebelum pernikahan resmi dijalankan.
Namun demikian, tetap saja banyak pasangan yang menginginkan perkawinan monogami, meski keperawanan bukan lagi sesuatu yang mutlak harus dipertahankan. Satu hal yang pantas diingat adalah bahawa selama berabad-abad konsep keperawanan sebagai sebuah idealisme kemurnian wanita memiliki perbezaan dari satu tempat dengan yang lainnya. Lalu apa artinya perawan? Silakan merenungkannya! |
|
|
|
|
|
|
|
Mitos dan Fakta Selaput Dara
DI beberapa budaya dan masyarakat di berbagai belahan dunia ini, selaput dara atau hymen merupakan simbol keperawanan yang dipersyaratkan bagi perempuan yang belum menikah.
Oleh karenanya, selaput dara seringkali menjadi topik pembicaraan yang hangat dan menimbulkan pro-kontra. Sayangnya, pembicaraan mengenai selaput dara dan keperawanan ini seringkali tidak disertai dengan pemahaman yang benar karena masih sangat terpaku pada mitos-mitos.
Berikut adalah beberapa mitos mengenai selaput dara :
Mitos: setiap perempuan dilahirkan dengan memiliki selaput dara.
Fakta: ternyata tidak. Tidak semua perempuan lahir dengan selaput dara pada vaginanya. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa bayi perempuan lahir tanpa selaput dara.
Mitos: selaput dara bentuknya sama pada setiap perempuan, seperti selaput tipis tanpa lubang.
Fakta: salah besar. Seperti juga manusia memiliki wajah yang berbeda, demikian juga selaput dara. Selaput dara memiliki lubang atau pori yang bentuknya bervariasi. Lubang pada selaput dara dapat bertambah lebar setelah seorang perempuan mengalami menstruasi yang pertama kali.
Mitos: Pembedahan pemulihan selaput dara sangat diperlukan bagi perempuan yang akan menikah tetapi selaput daranya sudah tidak utuh lagi.
Faktaembedahan pemulihan selaput dara memang selalu menimbulkan pro dan kontra. Sebetulnya apabila semua orang sudah memiliki pemahaman tentang selaput dara seperti yang dijelaskan di atas, pembedahan sama sekali tidak diperlukan.
Keperawanan seseorang tidak dapat ditentukan oleh adanya perdarahan pada malam pengantin. pembedahan selaput dara termasuk pembedahan yang sangat sederhana. jadi kalau yang diperlukan hanya selaput dara yang "utuh" dan akan mengeluarkan darah, siapa saja (perempuan tentunya) akan menjalani pembedahan itu sehingga kembali menjadi "perawan". Dalam hal ini tentunya terjadi "penipuan" terhadap laki-laki yang menjadi suaminya. |
|
|
|
|
|
|
|
Oo..Ternyata Selaput Dara Bervariasi
SETIAP manusia memang dilahirkan berbeda. Perbedaan itu tampak nyata dan mudah ditemukan dari banyak hal, mulai dari jenis kelamin, wajah, hingga hal-hal yang tersembunyi sekalipun.
Berbicara mengenai perbedaan dari hal tersembunyi, organ reproduksi adalah salah satu di antaranya. Lelaki dan wanita jelas berbeda baik dari bentuk dan fungsi organ reproduksinya. Pada wanita, perbedaan itu pun masih dapat dilihat hingga ke salah satu bagian luar dari organ genital yakni selaput dara.
Rasanya, masih sangat kental dalam budaya masyarakat kita bahwa selaput dara adalah salah satu penanda keperawanan atau virginiti seorang wanita. Yang patut disayangkan, kesalahan serta kurangnya informasi tepat mengenai bagian organ genital wanita ini masih sering terjadi dan kerap kali merugikan posisi para Kaum Hawa.
Salah satu informasi yang sering keliru atau bahkan tak banyak orang tahu adalah bentuk selaput dara wanita yang tidak seragam atau sama bentuknya. Dengan mengetahui fakta bahwa bentuk selaput dara bervariasi diharapkan dapat mengubah persepsi serta meluruskan anggapan yang salah tentang organ kewanitaan ini.
Seperti dituturkan pakar Obstetrik Ginekologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Suryono Slamet Iman Santoso, SpOG, selaput dara wanita memang berlainan dan memiliki lubang atau pori yang bentuknya bervariasi. Derajat kelembutan dan fleksibilitas selaput yang juga disebut "hymen" ini pun berbeda-beda.
"Selaput dara ini mempunyai banyak bentuk, mulai dari bentuk annular, ada yang bersepta-septa dan ada juga yang cibriformis atau berlubang-lubang. Karena bentuknya selaput, pendarahan pada bagian ini biasanya sedikit. Nah, inilah yang biasa suka mengeluarkan darah saat melakukan seks pertama. Tapi belum tentu semua wanita akan begitu," ungkap dr Suryono dalam talkshow "Seksualitas di Indonesia : Tabu atau Perlu?" di Jakarta, Kamis (10/7) lalu .
Dokter yang juga menjabat Ketua Perkumpulan Obstetrik Ginekologi Indonesia (POGI) ini menjelaskan, bila seorang wanita memiliki bentuk selaput annular yang wujudnya sangat tipis, maka kemungkinan besar ia tidak akan mengalami pendarahan sama sekali pada saat hubungan seks pertamakali. Dengan fakta ini pula, sebagian dari mitos tentang darah keperawanan sebenarnya dapat diluruskan.
Selain jenis yang tipis dan berlubang, ada pula wanita yang bagian selaputnya tidak memiliki lubang sama sekali atau juga disebut "impervorate hymen". Jenis ini adalah suatu kelainan genetika dan seorang wanita biasanya akan kesulitan saat memasuki masa datang haid.
"Ini adalah kelainan kongenital atau bawaan sejak lahir. Akibatnya seorang wanita tidak datang haid dalam jangka waktu lama, padahal ia sebenarnya haid tapi darahnya tertahan di dalam vagina dan boleh menimbulkan barah. Angka kejadiannya di Indonesia cukup banyak ," ungkap dr Suryono.
Setelah seorang perempuan mengalami haid yang pertama kali, lubang pada selaput dara dapat bertambah lebar. Namun yang pasti, setelah robek atau terkoyak selaput dara tidak dapat dikembalikan menjadi utuh seperti semula.
Dr Suryono menekankan meskipun ada dokter ahli yang mengaku dapat memulihan atau memperbaiki selaput dara, hal itu sebenarnya dilakukan demi memulihkan trauma mental dan psikologis pasien saja.
"Karena sangat tipis dan tidak ada pembuluh darahnya, selaput dara tidak boleh direpair. Jadi tak boleh dikembalikan lagi menjadi perawan," ujarnya.
Kalaupun dilakukan tindakan pembedahan, kata Dr Suryono, tentu selaput daranya tidak diperbaiki. Dokter biasanya hanya melakukan tindakan seperlunya hanya untuk meyakinkan dan mengembalikan kepercayaan diri pasien.
"Sebetulnya bila semua orang sudah memiliki pemahaman tentang selaput dara, pembedahan memang sama sekali tidak diperlukan," katanya..
Tipe Hymen berdasarkan bentuk :
Annular hymen; selaput melingkari lubang vagina.
Septate hymen; selaput yang ditandai dengan beberapa lubang yang terbuka.
Cibriform hymen; selaput ini juga ditandai beberapa lubang yang terbuka, tapi lebih kecil clan jumlahnya lebih banyak.
Introitus : Pada perempuan yang sangat berpengalaman dalam berhubungan seksual, boleh saja lubang selaputnya membesar. Namun masih menyisakan jaringan selaput dara. |
|
|
|
|
|
|
|
Darah Perawan, Seberapa Penting?
DALAM berbagai agama seperti Islam, Kristen, Hindu dan Yahudi telah berkembang keyakinan bahwa hilangnya keperawanan sebelum pernikahan adalah hal yang sangat memalukan. Bahkan dalam ajaran Kristen, keyakinan akan keperawanan Bunda Maria (Ibu Jesus) adalah fondasi kuat dalam menempatkan keperawanan sebagai hal penting dalam kehidupan. Secara tradisional, dalam perayaan pernikahan di Barat, cadar serta gaun putih juga dijadikan sebagai sebuah simbol keperawanan seorang pengantin.
Istilah keperawanan memang telah digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tak pernah berhubungan seksual. Keberadan selaput dara yang utuh seringkali dijadikan bukti fisik dari keperawanan. Lebih jauh lagi, masayarakat di negara berkembang yang persepsi serta pengetahuan seksualnya rendah, keyakinan akan keperawanan ditandai dengan keluarnya darah pada saat malam pertama. Darah inilah yang dikenal dengan istilah "Darah Perawan".
Akan tetapi, seperti dipaparkan Profesor Wimpie Pangkahila Sp.And, pakar Andrologi dan Seksologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali, darah perawan itu sebenarnya hanya mitos belaka "Wanita yang tidak terangsang untuk ngeseks atau sedang berada dalam tekanan psikogenik (kejiwaan dan genetika), akan mengalami pendarahan ketika ia memaksakan hubungan seks," ungkapnya dalam sebuah makalah tentang kesehatan seksual.
"Namun begitu, wanita yang benar-benar terangsang hasratnya dan terbebas dari beban psikologis tidak akan mengalami pendarahan meski ia melakukan hubungan seks untuk pertam kalinya. Oleh sebab itu, sangat jelas dan tidak diragukan lagi bahwa istilah darah perawan hanyalah mitos belaka," jelasnya.
Sayangnya, lanjut Prof. Wimpie, mitos soal darah perawan seringkali menimbulkan masalah yang merugikan wanita. Tak jarang para suami yang berani menceraikan sang isteri jika ia tidak melihat darah perawan pada saat malam pertama.
Di sebuah negara seperti Turki, ada dokter yang bersedia melakukan uji keperawanan atas permintaan pasien, meskipun hal ini ditentang oleh Asosiasi Kedoketaran di sana. Uji keperawanan sebenarnya tidak berarti sama sekali karena selaput dara yang robek atau rusak bukan berarti seorang wanita pernah melakukan hubungan seks.
Hal itu, menurut Wimpie, dapat disebabkan penggunaan tampon (sumbat kapas sebesar jari) atau kebiasaan masturbasi memakai alat yang dimasukkan pada vagina. Di lain pihak, ada pula para wanita yang organ intimnya tidak memiliki selaput dara dengan peratusan kurang dari 0.03 persen (Jenry et al 1987).
Sebaliknya, keutuhan selaput dara pun tidak serta merta menunjukkan seorang wanita tak pernah melakukan hubungan seks. Faktanya, selaput dara tidak harus selalu robek setelah berhubungan intim. Hasil pengujian selaput dara pada 1.000 remaja puteri yang pernah melakukan seks lewat vagina menunjukkan kebanyakan selaput tampak kacau, tidak menentu, dan mengumpul di bagian pinggir vagina. Jarang terjadi selaput dara terbelah secara komplet atau benar-benar sobek.
Lebih jauh, status selaput dara juga tidak berkaitan dengan perilaku seksual. Utuhnya selaput dara tidak berarti bahwa wanita tidak pernah melakukan aktiviti seks. Seorang wanita mungkin saja pernah melakukan berbagai jenis aktiviti seks termasuk oral, kecuali seks dengan penetrasi. Pada kes ini, tentu saja selaput dara masih akan tetap utuh.
Pada situasi yang tak jelas ini para dokter dituntut menjelaskan hal yang sesungguhnya tentang keperawanan dan selaput dara ini. Sayang, ada beberapa dokter yang justru melakukan praktik memperbaiki atau meniru selaput dara. Pada tahun 1960, praktik yang disebut hymenoplasty berkembang di Jepun untuk membantu banyak gadis yang sudah sering melakukan hubungan seks. Meski para dokter yang mempraktikkan hymenoplasty ini beralasan bahwa etika rekonstruksi selaput dara ini boleh dibandingkan dengan bedah plastik, pendapat ini tidaklah ilmiah.
Tindakan bedah plastik dilakukan pada bagian tubuh seperti wajah atau payudara dan tidak terkait dengan mitos. Para dokter diharapkan mempunyai tanggungjawab moral guna menghapus mitos yang menyesatkan dan tak bermanfaat. Dengan begitu, tindakan peniruan selaput dara atau hymenoplasty pada gadis yang sudah tidak perawan hanyalah akan menjadi upaya memelihara, mengabadikan mitos tentang selaput dara dan keperawanan. |
|
|
|
|
|
|
|
kalu thread tulis panjang2 gini...tak banyak lak yg datang komen |
|
|
|
|
|
|
|
kalu thread tulis panjang2 gini...tak banyak lak yg datang komen
hunt_fear Post at 6-7-2010 02:18
tak tau nak komen ape...bace jer |
|
|
|
|
|
|
|
ak blm kahwin, x thu nak komen apa |
|
|
|
|
|
|
|
Assalamualaikum,
Kengkawan, saya ada terbaca artikel ni dekat facebook siang tadi. Semua sangat tak puas hati termasuk kawan-kawan lelaki. Yang perempuan lagilah terasa hati. Maklumlah, pipi kami gadis melayu ni manalah merah sangat. Kalau nak merah pun masa kena penampar jelah kot? hueh hueh hueh...! Sila gelak dengan suara sengau. Asal muka tak merah je di cop tak ada dara.
Sesiapa rajin boleh lah baca artikel ni. Saya saje copy paste dari facebook. Malas nak edit. Bukti yang saya tak reka cerita. Hahahaha.... teringat pulak masa kecil suka baca Majalah Ujang, Pokcik Din selalu gelak macam ni, "har har har.. har har harun.." bengong.
Berbalik kepada topik asal, ini mengisahkan petua untuk lelaki di luar sana yang berminat nak cari calon isteri yang masih dara. Dari muka, kaki, tangan semua la tubuh badan. Ish gatal nak nak tilik-tilik. Mengarut betul. Dari petua ni, okay sah-sah lah dari raut wajah saya ni ni tak termasuk dalam golongan dara. Hari jalan tengah panas, muka dah kusam. Kaki pulak tak tau la merah ke tak. Hari jalan dengan tumit tinggi dari tingkat 5 ke kelas macam lipas kudung. Kecewa....
Okay inilah artikel yang digembar-gemburkan tu,
SOURCE
Mengenali raut wajah seseorang gadis itu tidak mempunyai dara lagi atau ia masih suci adalah terlalu mudah dengan hanya sekali pandang sahaja berbanding penelitian secara jarak dekat, umpamanya pada tapak tangan. Penelitian secara terbuka kepada raut wajah biasanya boleh dilihat dengan hanya melalui pandangan pertama sewaktu berkenalan, atau pada rakan anda sering bertemu.
Ramai gadis atau wanita yang tidak mengetahui rahsia tentang kejelitaan mereka terletak pada pipi. Pipi yang lembut, tidak berjerawat serta sentiasa berseri akan memperlihatkan kejelitaan si gadis itu. Sudah tentu semua gadis menginginkan pipi mereka tidak berjerawat, gebu, kemerah-merahan dan menampilkan keayuan kerana kelembutan pipinya.
Akan tetapi harus diingatkan. Tidak semua gadis beranggapan kecantikan itu hanya pada raut wajahnya yang kelihatan berseri kerana berjerawat. Kehilangan dara juga boleb menyebabkan raut wajah seseorang gadis itu kelihatan tidak berseri. Namun begitu kadang kala kita dapat lihat ada isteri orang yang terserlah kejelitaannya pada wajah yang manis dan cantik sehinggakan kaum lelaki lupa dan tidak pasti samada wanita yang mereka lihat itu isteri orang atau masih gadis.
Adalah tidak mustahil jika ramai yang berkata, isteri orang atau janda adalah lebih jelita berbanding anak gadis atau mereka yang belum berkahwin. Itulah hikmahnya bentuk pipi yang menampilkan kejelitaan itu ada bukti yang menyatakan seseorang gadis itu masih suci atau tidak. Perkara ini tidak ramai yang mengetahui bahawa gadis yang cantik adalah gadis yang masih suci. Jelasnya tidak terkecuali kaum ibu atau isteri orang lebih cantik dari seorang gadis.
Untuk mengenali seseorang gadis itu masih dara atau isteri orang, atau janda melalui pipinya ialah dengan meneliti secara sambil lalu kepada bentuk pipinya seperti berikut: Pertama: Jika pipi gadis itu licin, gebu dan kemerah-merahan serta tidak langsung memakai peralatan solek seperti pemerah pipi, bedak atau cecair pelembab muka, bermakna gadis itu masih suci. Gadis yang masih suci selalunya tidak berminat untuk bermake-up. (yang ni saya setuju kot sebab saya pakai talkum baby je keluar bilik) Terdapat juga gadis yang masih suci suka bermake-up, tetapi cara mereka bermake-up tidak terlalu menonjolkan imej mereka seperti seorang yang benar-benar untuk memikat lelaki.
Pada raut pipi gadis yang masih dara, kelihatan merah apabila disentuh lelaki yang bukan muhrim. Terkadang raut wajah mereka menjadi merah ketika berbual-bual dengan lelaki yang tidak dikenali atau baru berkenalan. Gadis yang tiada dara biasanya tidak terlalu sukar untuk menyesuaikan diri mereka untuk tujuan berkenalan dengan lelaki samada yang baru dikenali atau sudah biasa.
Pipi gadis yang sudah biasa dicium kelihatan tidak merah kerana ianya sudah menjadi kebiasaan dan tiada sensitif terhadap ciuman yang mereka terima daripada sesiapa pun. Pipi yang merah apabila dicium, bermakna gadis itu tidak pernah dicium oleh lelaki sebelumnya melainkan yang muhrim, seperti abang, ayah atau datuk lelaki mereka.
Kelihatan beberapa garis melintang pada pipi kiri dan kanan seseorang gadis yang sudah melakukan hubungan seks. Jika kita lihat sesetengah gadis yang mempunyai lesung pipit, lesung pipitnya kelihatan melekuk jauh ke dalam dan terserlah kejelitaan gadis itu. Tetapi jika gadis itu sudah melakukan hubungan seks, lekukan lesung pipitnya tidaklah terlalu dalam dan di sisi lekukan lesung pipitnya terdapat garis yang seakan mengekori pipinya. Garis ini menunjukkan sigadis sudah bersuami atau sudah biasa melakukan hubungan seks.
Cam mane pendapat korang????
http://azzaazman.blogspot.com |
|
|
|
|
|
|
|
ouhh... thanks ~ |
|
|
|
|
|
|
| |
|