|
Kisah-Kisah Alam Ghaib dan Ulama Sufi (Update 13-6-2012 00:04)
[Copy link]
|
|
Reply 117# FARISZONE
Siapa gambar pada avatar anda? anda sendiri atau serupa anda?
Saya juga suka nama Faris. Al Faris- Penunggang Kuda. |
|
|
|
|
|
|
|
NUR
Sebelum semua makhluk diciptakan Allah, Nur Muhammad lah yang pertama kali diciptakan. Di dalam hadis qudsi Allah swt berfirman kepada Nabi Muhammad saw: Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, Aku ingin dikenali, kemudian Aku ciptakan alam (makhluk) agar Aku boleh dikenali. Dengan merenungkan tanda-tanda alam dan ayat-ayat Al-Quran kaum muslimin boleh mendapatkan kilasan aspek Ke-Ilahian yang telah dituangkan di alam semesta yang oleh Al-Quran disebut sebagai wajah Allah (wajh-Allah).
Di dalam hadis qudsi tersebut di atas terdapat kalimat yang berbunyi:
''Kemudian Aku ciptakan alam (makhluk) ..... Ini masih berbentuk cahaya dan cahaya itu terbagi-bagi sebagaimana pendapat Ka'ab bin Akbar ra dalam kitab yang berjudul Madari: Yusu'ud (tangga-tangga kenaikan) yang di tulis oleh Syeh Nawawi pada halaman 2 s / d 3, yang terjemahannya kurang lebih sebagai berikut:
berkata Ka'ab bin Akbar ra:
Ketika Allah hendak menciptakan Maujudat / makhluk, menghamparkan bumi dan meninggikan langit. Allah menggenggam segenggam dari nurNya dan berfirman: Kun Muhammad, maka jadilah segenggam nur tadi menjadi sebuah tiang dari nur yang memancarkan cahaya sampai menembus hijab-hijab kegelapan. Lalu tiang itu bersujud dan berkata: Allahu Akbar. Allah berfirman kepada tiang nur itu: "Aku ciptakan kamu dan Aku beri nama kamu Muhammad. Darimu Ku awali semua makhluk, dan darimu Ku akhiri semua para utusan ".
Kemudian Allah membahagi empat bahagian.
Kemudian Allah ciptakan Lauhil Mahfud dari bahagian pertama. Lalu Qalam dari bahagian yang kedua.
Allah berfirman: kepada Qalam, "Tulislah!" Maka bergetarlah Qalam seribu tahun kedahsyatan kedahsyatan kitabullah.
Lalu Qalam berkata, "Apa yang harus aku tulis?"
Allah berfirman: "Tulislah Lailaaha Illallah Muhammadurrasulullah".
Maka Qalam menulis kalimat itu. Lalu Qalam diberi petunjuk tentang ilmu Allah yang berkaitan dengan makhluk, kemudian Qalam menulis, Anak cucu Adam dari sulbinya; siapa yang taat kepada Allah akan masuk syurga, siapa yang maksiat kepada Allah akan masuk neraka. Umat ​​Nuh; siapa yang taat kepada Allah masuk syurga ... Umat Ibrahim; siapa yang taat kepada Allah, masuk syurga, siapa maksiat ... Umat Musa; siapa yang taat kepada Allah masuk syurga, siapa maksiat kepada Allah .... Umat Isa; siapa yang taat kepada Allah masuk syurga, siapa maksiat kepada Allah ... Umat Muhammad; siapa yang taat kepada Allah masuk syurga, siapa maksiat kepada Allah .... ketika Qalam mau menulis kalimat berikutnya (masuk neraka) tiba-tiba ada seruan dari Yang Maha Tinggi: "Hai Qalam beradablah kamu ".
Maka pecahlah Qalam kerana kedahsyatan seruan itu, dan sobek hujungnya berbentuk garis lurus, dengan tangan kudrat maka jadilah adap. Qalam tidak boleh menulis kecuali pecah bergaris hujungnya. Lalu Allah berfirman: "Tulislah, umat berdosa, Allah Maha Pengampun," kemudian Allah menciptakan Arasy dari bahagian yang ke tiga.
Dari bahagian yang ke empat menjadi empat bahagian:
1. Bahagian pertama dijadikan akal
2. Bahagian kedua dijadikan ma'rifat (agar dapat mengetahui)
3. Bahagian ketiga dijadikan cahaya Arasy dan sinar penglihatan serta seluruh cahaya termasuk siang (matahari), sinar malam (bulan dan bintang). Semua cahaya ini berasal dari Nur Muhammad, Nur Muhammad adalah awal segala makhluk
4. Bahagian yang ke empat dititipkan di bawah arasy, sampai Allah menciptakan Adam. Kemudian Allah menitipkan bahagian itu (nur Muhammad) pada punggung Adam, bersujudlah para malaikat.
Kemudian Allah memasukkan Adam ke syurga, para Malaikat berbaris rapi di belakang Adam, menyaksikan nur tersebut.
Adam berkata: "Ya Allah kenapa para Malaikat berkumpul di belakangku?"
Allah berfirman: "Wahai Adam mereka melihat nur kekasihku Muhammad penutup para utusan yang Aku keluarkan (pancaran cahaya) dari punggung mu".
Adam berkata: "Ya Tuhan jadikan nur itu di depan saya, supaya saya boleh melihat dan berhadapan dengan malaikat ".
Maka Allah memindahkan nur itu pada dahi Nabi Adam, Malaikat berbaris di depan Adam. Adam berkata: "Ya Tuhan, jadikan Nur ini di tempat yang aku dapat melihat. Maka Allah jadikan Nur itu pada telunjuk Adam. Adam boleh melihat Nur itu bertambah bagus, megah dan Adam mendengar Nur itu bertasbih penuh keagungan, kemudian Nur itu pindah ke Hawa (isteri Adam), seperti matahari yang bersinar.
Kemudian ditentukan permulaan para utusan dari Nabi Sis as. Maka hilanglah Nur itu di wajah Hawa pindah ke Nabi Sis as. Lalu Adam mengambil sumpah Nabi Sis as. Bahwasanya: "Tidak akan menyimpan Nur itu kecuali dari yang suci ke yang suci, dari yang mulia ke yang mulia, sampai pada sulbi Abdullah bin Abdul Mutholib. Kemudian Allah mengeluarkannya ke dunia ini dan menjadikannya Raja para Utusan Rahmatan lil alamin dan seorang panutan yang memancarkan cahaya yang terang benderang.''
Demikian dikala Nabi Muhammad saw. Diturunkan ke dunia, beliau disinari cahaya yang terang benderang sehingga, cahaya matahari yang menyinarinya tidak boleh memberi bayangan, kerana cahaya Nur Muhammad lebih terang dari pada cahaya matahari, itu terjadi di sepanjang hidup sampai beliau wafat. Dan siapa generasi penerusnya setelah Rasulullah saw wafat?
Melihat dari sumpah Nabi Adam as. yang berbunyi ''tidak akan menyimpan Nur itu kecuali dari yang suci ke yang suci, dari yang mulia ke yang mulia''. Mengingat risalah yang di bawa oleh Rasulullah saw. Dan dilanjutkan para pewarisnya iaitu para sahabat, para wali yang suci, dan para tabiin serta para ulama '(yang disucikan dan yang dimuliakan oleh Allah swt.)
Jadi manusia yang dititipi Nur Muhammad, adalah orang-orang yang suci dan orang-orang yang dimuliakan oleh Allah swt. Adapun orang-orang yang mensucikan diri sehingga ia mencapai pada tingkat kesucian ruh mereka diberi petunjuk untuk menuju ke jalan yang sampai kepada ruhnya iaitu ruh Nur Muhammad, kerana ruh tercipta dari percikan Nur Muhammad dikala bersujud dan bertasbih kepada Allah selama ribuan tahun. |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 118# ariapersanta
sentiasa ada tugasan. online hanya melalui phone. saya bekerja sendiri. selalu berperjalanan. selalunya kesempatan waktu berehat mengizinkan saya online. |
|
|
|
|
|
|
|
Surah An Nur dari 34-38
Bismillahhirahmaanirrahim
34. Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang memberi penerangan, dan contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu sebelum kamu dan pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. 24:34)
35. Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus 1040, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya) 1041, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 24:35)
36. Bertasbih 1042 kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, (QS. 24:36)
37. laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat, dan membayarkan zakat. Mereka takut pada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (QS. 24:37)
38. (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (QS. 24:38) |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by InspekterZ at 31-5-2012 22:55
Hakikat Cahaya
Pada ayat pertama, komposisi atau komponen manusia diumpamakan dengan lubang yang tidak tembus dengan pelita dan kaca. Misykat adalah suatu lubang di dinding yang tidak tembus ke sebelahnya. Pelita sama dengan lampu, dan kaca adalah dinding yang menghimpun dan melingkupi pelita yang menerangi.
Perumpamaan ketiga komponen ini adalah perumpamaan dari manusia yang beriman, yang pada dirinya, terdapat jasadnya, hatinya dan cahaya yang ada di dalam hati. Jasad diumpamakan dengan misykat, hati diumpamakan dengan kaca dan cahaya diumpamakan dengan pelita yang ada dalam kaca.
“Allah cahaya langit dan bumi”
Bermaksud; Dia adalah pemberi petunjuk (cahaya) kepada langit dan bumi; di mana tiada petunjuk di langit dan di bumi tanpa cahaya-Nya. Selanjutnya Allah mengumpamakan petunjuk-Nya sebagai petunjuk bagi orang mukmin. Hidayah ditamsilkan dengan perumpamaan-perumpamaan, kebesaran dan kemuliaan hidayah-Nya menjadi jelas.
Jadi, misykat adalah jasad orang mukmin yang melingkupi hatinya, kaca ialah hati orang mukmin yang melingkupi cahaya hati yang merupakan petunjuk dari penunjuk bagi orang mukmin itu sendiri, sehingga dia mampu melihat hakikat segala sesuatu yang berjalan di atas hidayah dari Tuhannya dengan cahaya tersebut. Ini adalah Tahap Pertama dalam perumpamaan.
Tahap perumpamaan kedua ialah kaca yang melingkupi pelita atau hati yang melingkupi cahaya dan kebenderangan cahaya yang sangat cemerlang diumpamakan dengan bintang yang menerangi, di mana bintang itu diserupakan dengan mutiara, yang sangat cemerlang .
Tentang kaca dan semua pelitanya atau tentang hati dan cahayanya, seluruhnya diumpamakan dengan bintang yang mutiara (al-Kaukub ad-Durriy) sehingga pelita itu mampu bersinar. Demikian pula kacanya, ia bersinar dengan cemerlang dan putih bersih.
Perumpamaan Tahap Ketiga ialah pelita ada dalam kaca, dari mana dan dengan apa kaca itu dinyalakan? Dari mana cahaya itu didapati? Bagaimana kecahayaan (nuraniyah) mampu berlangsung? Dengan ungkapan lain, cahaya itu ada di dalam hati, dari mana hati itu memperoleh nuraniah? Bentuk pertolongan bagaimana yang yang diberikan kepada hati atau yang diperolehinya hingga ia bernuraniah? Apa yang menimbulkan cahaya rohani tersebut?
Allah SWT berfirman yang dinyalakan, maksudnya yang dinyalakan adalah pelita yang ada dalam kaca atau cahaya yang ada dalam hati orang mukmin dinyalakan, “dengan minyak yang dari pohon yang banyak berkatnya atau yang banyak manfaatnya. Iaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur dan tidak pula di sebelah baratnya”. Sedangkan Zaitun ialah syariat Allah.
Menurut Ibnu Kasir, kejernihan, sinar atau nuraniah yang ada dalam diri seorang mukmin diumpamakan seperti dinding kaca yang jernih lagi murni seperti permata, sedangkan al-Qurán dan syariát diumpamakan seperti minyak jernih, baik, bercahaya dan seimbang tanpa ada sedikit pun noda.
Perumpamaan terhadap keempat pohon yang penuh berkah merupakan sumber dari cahaya hati, adalah syariat Allah yang penuh manfaat, yang merupakan sumber dari cahaya kalbu. Dari situlah kalbu mengambil cahaya. Berapa kadar besar minyaknya? Allah befirman:
“Yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api”
Minyak itu dinyatakan jernih dan bercahaya, kata an-Nasafi, kilaunya hampir-hampir bersinar tanpa ada api atau tanpa dinyalakan api. Kadar besar nuraniah syariat yang memberi cahaya pada hati? Dan betapa besar cahaya hati yang diperoleh dari pancaran cahaya syariat?
Allah berfirman: “Cahaya di atas cahaya”
Ini adalah perumpamaan tahap kelima. Cahaya yang diumpamakan kebenaran itu, kata an-Nasafi, seperti yang bersatu yang berlapis-lapis yang mana di dalamnya terjadi interaksi antara (cahaya) misykat, pelita dan minyak. Sehingga tidak ada satupun yang tinggal untuk memperkuat benderangnya cahaya, dengan pelita yang ada di dalam tempat yang sempit menyerupai lubang yang tidak tembus, di mana ia mampu menghimpun dan memadukan seluruh cahaya. Hal ini berbeda seandainya di tempat yang luas, maka sinar cahayanya akan tersebar dan meliputi seluruh alam. Sedangkan (dinding) kaca memantulkan dan menambah penerangan, demikian juga dengan minyak dan kebenderangannya.
Menurut Ibnu Kasir’As-Saddi yang pernah berkata tentang firman Allah tersebut, cahaya di atas cahaya adalah cahaya api dan cahaya minyak bila bersatu akan memancarkan sinar, dan yang satu tidak akan memancarkan cahaya yang lain. Demikian pula cahaya al-Qurán dan cahaya iman bersatu padu.
“Allah membimbing kepada cahaya-Nya kepada siapa yang dia kehendaki dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Maksudnya Allah membimbing seorang hamba kepada Cahaya Nya sehingga Kolbu mereka diliputi oleh CahayaNya kemudian Cahaya itu dipantulkan oleh Kolbu sehingga (seolah-olah) tubuhnya bercahaya.
Ayat berikutnya :
“Di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya.”
Jika masjid dalam diri kita (kolbu) dimuliakan dan selalu kita kumandangkan Nama Nya, maka insya Allah Cahaya di atas Cahaya akan terpancar dari dalam kolbu kita. |
|
|
|
|
|
|
|
Sebarang persoalan atau musykil, diharap rujuk pada guru secara empat mata, penerangan ini mungkin tidak lengkap tanpa rujukan dari guru. Diharap bagi mereka yang sedang cuba memahami, akan saling melengkapi.
Mudah mudahan Allah beri petunjuk. |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by InspekterZ at 31-5-2012 23:13
Sepuluh surah utama, jika kita sering membaca surah-surah tersebut insya Allah kita akan terhindar dari kesulitan-kesulitan yang besar semasa hidup atau selepas mati.
1- Surah Al Fatihah dapat memadam kemurkaan Allah SWT.
2- Surah Yasin dapat menghilangkan rasa dahaga atau kehausan pada hari Kiamat.
3- Surah Dukhan dapat membantu kita ketika menghadapi ujian Allah SWT pada hari kiamat.
4- Surah Al Waqiah dapat melindungi kita daripada ditimpa kesusahan atau fakir.
5- Surah Al Mulk dapat meringankan azab di dalam kubur.
6- Surah Al Kauthar dapat menjauhkan dari segala perselisihan.
7- Surah Al Kafirun dapat menghalang kita daripada menjadi kafir ketika menghadapi kematian.
8- Surah Al Ikhlas dapat melindungi kita dari munafiq.
9- Surah Al Falq dapat menghapuskan perasaan iri dengki.
10- Surah An Nas dapat melindungi kita dari was-was(bisikan syaitan) |
|
|
|
|
|
|
|
Dialog Imam Abu Hanifah Dengan Ilmuwan Kafir Tentang Ketuhanan.
Imam Abu Hanifah pernah bercerita : Ada seorang ilmuwan besar, Atheis dari kalangan bangsa Rom, tapi ia orang kafir. Ulama-ulama Islam membiarkan saja, kecuali seorang, yaitu Hammad guru Abu Hanifah, oleh karena itu dia segan bila bertemu dengannya.
Pada suatu hari, manusia berkumpul di masjid, orang kafir itu naik mimbar dan mahu mengadakan tukar fikiran dengan sesiapa saja, dia hendak menyerang ulama-ulama Islam. Di antara saf-saf masjid bangunlah seorang laki-laki muda, dialah Abu Hanifah dan ketika sudah berada dekat depan mimbar, dia berkata: “Inilah saya, hendak bertukar fikiran dengan tuan“. Mata Abu Hanifah berusaha untuk menguasai suasana, namun dia tetap merendahkan diri kerana usia mudanya. Setelah itu dia berkata: “Katakan pendapat tuan!“. Ilmuwan kafir itu heran akan keberanian Abu Hanifah, lalu bertanya:
Atheis : Pada tahun berapakah Rabbmu dilahirkan?
Abu Hanifah : Allah berfirman: “Dia (Allah) tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan”
Atheis : Masuk akalkah bila dikatakan bahawa Allah ada pertama yang tiada apa-apa sebelum-Nya?, Pada tahun berapa Dia ada?
Abu Hanifah : Dia berada sebelum adanya sesuatu.
Atheis : Kami mohon diberikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan!
Abu Hanifah : Tahukah tuan tentang perhitungan?
Atheis : Ya.
Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka satu?
Atheis : Tidak ada angka (kosong).
Abu Hanifah : Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa tuan heran kalau sebelum Allah Yang Maha satu yang hakiki tidak ada yang mendahuluiNya ?
Atheis : Dimanakah Rabbmu berada sekarang?, sesuatu yang ada, pasti ada tempatnya.
Abu Hanifah : Tahukah tuan bagaimana bentuk susu?, apakah di dalam susu itu keju?
Atheis : Ya, sudah tentu.
Abu Hanifah : Tolong perlihatkan kepadaku di bahagian mana tempatnya keju itu sekarang?
Atheis : Tak ada tempat yang khusus. Keju itu menyeluruh meliputi dan bercampur dengan susu diseluruh bahagian.
Abu Hanifah : Kalau keju makhluk itu tidak ada tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak tuan meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah Ta’ala?, Dia tidak bertempat dan tidak ditempatkan!
Atheis : Tunjukkan kepada kami zat Rabbmu, apakah ia benda padat seperti besi, atau benda cair seperti air, atau menguap seperti gas?
Abu Hanifah : Pernahkan tuan mendampingi orang sakit yang akan meninggal?
Atheis : Ya, pernah.
Abu Hanifah : bermula ia berbicara dengan tuan dan menggerak-gerakan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam tak bergerak, apa yang menimbulkan perubahan itu?
Atheis : Karena rohnya telah meninggalkan tubuhnya.
Abu Hanifah : Apakah waktu keluarnya roh itu tuan masih ada disana?
Atheis : Ya, masih ada.
Abu Hanifah : Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu benda padat seperti besi, atau cair seperti air atau menguap seperti gas?
Atheis : Entahlah, kami tidak tahu.
Abu Hanifah : Kalau tuan tidak mengetahui bagaimana zat maupun bentuk roh yang hanya sebuah makhluk, bagaimana tuan boleh memaksaku untuk mengutarakan zat Allah Ta’ala?!!
Atheis : Ke arah manakah Allah sekarang menghadapkan wajahnya? Sebab segala sesuatu pasti mempunyai arah?
Abu Hanifah : Jika tuan menyalakan lampu di dalam gelap malam, ke arah manakah sinar lampu itu menghadap?
Atheis : Sinarnya menghadap ke seluruh arah dan penjuru.
Abu Hanifah : Kalau demikian halnya dengan lampu yang cuma buatan itu, bagaimana dengan Allah Ta’ala Pencipta langit dan bumi, sebab Dia nur cahaya langit dan bumi.
Atheis : Kalau ada orang masuk ke syurga itu ada awalnya, kenapa tidak ada akhirnya? Kenapa di syurga kekal selamanya?
Abu Hanifah : Perhitungan angka pun ada awalnya tetapi tidak ada akhirnya.
Atheis : Bagaimana kita boleh makan dan minum di syurga tanpa buang air kecil dan besar?
Abu Hanifah : Tuan sudah mempraktikkannya ketika tuan ada di perut ibu tuan. Hidup dan makan minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar disana. Kita melakukan dua hajat tersebut setelah keluar beberapa saat ke dunia.
Atheis : Bagaimana kebaikan syurga akan bertambah dan tidak akan habis-habisnya jika dinafkahkan?
Abu Hanifah : Allah juga menciptakan sesuatu di dunia, yang bila dinafkahkan malah bertambah banyak, seperti ilmu. Semakin diberikan (disebarkan) ilmu kita semakin berkembang (bertambah) dan tidak berkurang.
“Ya! kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, apa yang sedang Allah kerjakan sekarang?” tanya Atheis. “Tuan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dari atas mimbar, sedangkan saya menjawabnya dari atas lantai. Maka untuk menjawab pertanyaan tuan, saya mohon tuan turun dari atas mimbar dan saya akan menjawabnya di tempat tuan“, pinta Abu Hanifah. Ilmuwan kafir itu turun dari mimbarnya, dan Abu Hanifah naik di atas. “Baiklah, sekarang saya akan menjawab pertanyaan tuan. Tuan bertanya apa pekerjaan Allah sekarang?“. Ilmuwan kafir mengangguk. “Ada pekerjaan-Nya yang dijelaskan dan ada pula yang tidak dijelaskan. Pekerjaan-Nya sekarang ialah bahawa apabila di atas mimbar sedang berdiri seorang kafir yang tidak berhak seperti tuan, Dia akan menurunkannya seperti sekarang, sedangkan apabila ada seorang mukmin di lantai yang berhak, dengan segera itu pula Dia akan mengangkatnya ke atas mimbar, demikian pekerjaan Allah setiap waktu“. Para hadirin puas dengan jawapan yang diberikan oleh Abu Hanifah dan begitu pula dengan orang kafir itu. |
|
|
|
|
|
|
|
Kisah Nabi Musa a.s Dan Wanita Penzina
Pada suatu senja yang lengang, terlihat seorang wanita berjalan . Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahawa ia berada dalam duka cita yang mencengkam. Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa hias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah bergejolak dalam hidupnya. Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s. Diketuknya pintu pelan- pelan sambil mengucapkan salam.
Maka terdengarlah ucapan dari dalam “Silakan masuk“.
Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus menunduk. Air matanya berderai tatkala ia Berkata, “Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya agar Allah berkenan mengampuni dosa keji saya.“
“Apakah dosamu wahai wanita?” tanya Nabi Musa a.s. terkejut.
“Saya takut mengatakannya.“jawab wanita cantik itu. “Katakanlah jangan ragu-ragu!” desak Nabi Musa.
Maka perempuan itu pun terpatah kata bercerita, “Saya… telah berzina.“
Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak. Perempuan itu meneruskan, “Dari perzinaan itu saya pun…terlanjur hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya… cekik lehernya sampai… mati” ucap wanita itu seraya menangis semahunya. Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia mengherdik, “Perempuan jahat, pergi kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku kerana perbuatanmu. Pergi!“… teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik.
Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah keluar. Dia terantuk-antuk keluar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tidak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tidak tahu mau dibawa kemana lagi langkah kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya. Ia tidak tahu bahawa sepeninggalannya, Malaikat Jibril telah turun mendatangi Nabi Musa.
Jibril lalu bertanya, “Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya?
Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?” Nabi Musa terperanjat. “Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?” Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril. “Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang nista itu?“
“Ada!” jawab Jibril dengan tegas. “Dosa apakah itu?” tanya Musa a.s.
“Orang yang meninggalkan solat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina.“
Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Nabi Musa memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut. Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahawa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Bererti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya.
Sedang orang yang bertaubat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahawa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya.
Malah dalam satu hadis Nabi s.a.w. berkata “Siapa yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja, maka ia kafir terang-terangan” (H.R. Atthabarani)
Dalam hadis Nabi s.a.w. disebutkan : “Orang yang meninggalkan sholat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Quran, membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka’bah. Dalam hadis yang lain disebutkan bahawa orang yang meninggalkan sholat sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa dalam neraka selama satu huqub. Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari di akhirat perbandingannya adalah seribu tahun di dunia.“
Al-Ghazzali berkata: “Jika ada orang berkata, bahawa ia telah mencapai satu tingkat disisi Allah s.w.t. hingga ia tidak wajib sembahyang, maka tidak ragu dibunuh orang itu, dan membunuh orang yang seperti itu lebih afdal daripada membunuh 100 orang kafir.“
Ahmad bin Hanbal berkata: “Tidak sah menikah dengan wanita yang meninggalkan sembahyang, tetapi dalam mazhab kami: menikah dengan wanita kitabiyah dzimmiyah lebih baik daripada menikah dengan wanita yang meninggalkan sembahyang.“
Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita penzina, mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan timbul niat untuk melaksanakan kewajiban sholat dengan istiqomah. |
|
|
|
|
|
|
|
Allah SWT Menolak 1 dari 3 Doa Rasulullah SAW.
‘Amir bin Said dari bapanya berkata bahwa : “Satu hari Rasulullah S.A.W telah datang dari daerah berbukit. Apabila Rasulullah S.A.W sampai di masjid Bani Mu’awiyah lalu beliau masuk ke dalam masjid dan menunaikan solat dua rakaat. Maka kami pun turut solat bersama dengan Rasulullah S.A.W.
Kemudian Rasulullah S.A.W berdoa dengan doa yang agak panjang kepada Allah SWT Setelah selesai beliau berdoa maka Rasulullah SAW pun berpaling kepada kami lalu bersabda yang bermaksud : “Aku telah bermohon kepada Allah SWT tiga perkara, dalam tiga perkara itu cuma dia memperkenankan dua perkara saja dan satu lagi ditolak.
1. Aku telah bermohon kepada Allah S.W.T supaya ia tidak membinasakan umatku dengan musim susah yang berpanjangan. Permohonanku ini diperkenankan oleh Allah S.W.T.
2. Aku telah bermohon kepada Allah S.W.T supaya umatku ini jangan dibinasakan dengan bencana tenggelam (seperti banjir besar yang telah melanda umat Nabi Nuh s.a). Permohonanku ini telah diperkenankan oleh Allah S.W.T.
3. Aku telah bermohon kepada Allah S.W.T supaya umatku tidak dibinasakan kerana pergaduhan sesama mereka (peperangan, pergaduhan antara sesama Islam). Tetapi permohonanku telah tidak diperkenankan (telah ditolak).
Jelas sekali perkara yang paling kita takuti telah terzahir. Hari ini umat islam masih berperang sesama sendiri. Semua ini ada sebab musababnya. Manusia berperang kerana hal berselisih pendapat dalam mencari kekuasaan. Dalam hal ugama tidak usah kita nyatakan lagi (syiah dan sunni). Perbedaan pendapat dan sering bertelagah sesama sendiri.
Mohon agar Allah selamatkan kita dari kebinasaan itu. Allahhuakbar Allahhuakbar Allahhuakbar |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by InspekterZ at 4-6-2012 23:27
Bekerja Tanpa Mengharap Balasan.
Cerita ini cukup popular di dunia sufistik. Dalam sebuah perjalanan ke beberapa daerah, seorang khalifah sebuah negeri melihat seorang petani tua sedang menyirami tanaman anggur di kebunnya. Sang khalifah kemudian menghampiri si petani dan menegur, "Tahukah saudara, bahawa jenis anggur yang saudara tanam adalah jenis anggur yang khas serta tidak akan berbuah sebelum usia di atas 6 tahun". Si petani menjawab, "Benar paduka. Jenis anggur ini memang lama berbuahnya, bahkan boleh sampai 7 tahun baru berbuah ". "Dan kau tetap tanam?", Tanya khalifah heran. "Ya paduka, kerana jenis ini adalah jenis anggur terbaik", jawab si petani.
Khalifah kemudian turun dari kuda menghampiri petani sambil menepuk bahunya dan berkata, "Temanku, Maha Besar Allah. Semoga Allah menganugerahimu usia panjang. Karena bagaimanapun, boleh jadi lusa kita tak pernah lagi bertemu. Jadi, apa sebenarnya yang membuat saudara tetap menanam anggur yang belum tentu saudara nikmati? ".
"Paduka, memang benar adanya. Mungkin saya tak akan menikmati hasil tanaman ini. Boleh jadi saat tanaman ini berbuah saya sudah meninggal. Namun kematian saya tidak bererti berakhirnya kehidupan dunia ini. Anak cucu saya, jiran dan teman-teman saya, di antara mereka pasti ada yang masih hidup. Kelak merekalah yang akan menikmati hasilnya ". Demikian penjelasan petani kepada sang khalifah.
Sang khalifah terharu. "Maha Besar Allah. Kau berhati mulia. Kau melakukan sesuatu tidak untuk diri kamu sendiri. Kau bekerja tanpa mengharap untuk diri sendiri. Teman, kelak jika tanaman ini berbuah dan kita masih hidup, bawakan saya sebakul hasil tanamanmu, sebagai saksi persahabatan kita ini ". Begitu khalifah menutup perjumpaannya dengan si petani tua itu dan pergi meneruskan perjalanan.
Kononnya, beberapa tahun kemudian, tanaman anggur itu berbuah. Petani itu kemudian menyiapkan sebakul anggur untuk sang khalifah, sebagaimana permintaannya dulu. Diceritakan oleh para ahli hikmah, khalifah sangat menghargai ketulusan jiwa petani itu. Ia sangat mengagumi kedermawanan dan perbuatannya yang tanpa mengharap balasan. Setelah memindahkan anggur ke dalam bekas yang diperbuat dari emas, beliau memerintahkan kepada menterinya untuk mengisi bakul itu dengan emas permata dan memberikannya kepada si petani, sebagai ganjaran atas kebaikannya yang memberi inspirasi bagi sebuah teladan yang patut ditiru.
Sementara itu, cerita ini tersebar ke seluruh negeri. Bahkan beredar cerita bahawa khalifah sangat menyukai jenis anggur yang dihadiahkan kepadanya, hingga berani membayar harga yang mahal.
Seorang petani lain, yang kebetulan mendengar cerita itu, langsung menyiapkan sebakul anggur jenis yang sama untuk dihadiahkan kepada khalifah. Dan sudah tentu, dengan harapan ia akan mendapatkan seperti apa yang telah didapati petani tua itu. Sayang ia tidak mendapatkan apa yang diharapkan. Khalifah memahami kekecewaan si petani dan berkata, "Petani tua itu bekerja tanpa mengharap balasan untuk dirinya. Kedatangannya kemari juga tanpa harapan apapun. Ia menghadiahkan anggur itu kepada saya. Kamu berbeda. Kamu kesini dengan harapan. Kamu berdagang dengan saya. Itulah letak perbezaannya. Namun demikian, saya tetap hargai lebih apa yang kau bawa. Janganlah mengharap ganjaran yang sama dengan petani tua itu. Kamu belum, mempunyai jiwa dan semangat bekerja tanpa balasan ". |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 122# InspekterZ
maaf bertanya ya syiekh , posting2 ni sumbernya kuliah guru atau ada kitabnya , sebab baru pertama kali saya mendengar riwayat versi ini |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 132# ariapersanta
terlalu banyak buku buku lama dan buku buku yang menceritakan perihal alam kesufian. didalam web juga ada banyak.
tapi saya cuba himpunkan agar jadi bacaan forumer disini khususnya agar mereka semakin tertarik dengan ilmu ketuhanan.
saya akan posting satu kisah yang akan buat umum faham mengapa cerita para sufi ini dijadikan bahan pengajian para guru. |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 132# ariapersanta
maaf, saya bukan syeikh.
saya berketurunan syed al attas. |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 134# InspekterZ
jadi boleh panggil Tuan Habib la ni hehehe |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 133# InspekterZ
silakan tuan, saya hargai usaha2 tuan menyebarkan cerita2 kesufian ni....
nak lagi, boleh???? |
|
|
|
|
|
|
|
check in. errr tak da cte baru lagi,
hehehehe |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 136# edoraixora
Boleh. harap bersabar. segala kesulitan amat dikesali. |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 137# ariapersanta
sebentar ya. sedang mengarang. cerita selanjutnya lebih menyeramkan.
selamat membaca. |
|
|
|
|
|
|
|
Tak pe tuan Habib saya suka cerita seram2 ni |
|
|
|
|
|
|
| |
|